• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan antar variabel sebelum dan sesudah akuisisi pada PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk periode 2010-2016. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan yang dianalisis melalui rasio keuangan dan metode EVA. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas dan rasio pasar. Dalam penelitian ini kinerja keuangan sebelum akuisisi dilihat dari rasio dengan indikator rasio yang digunakan yaitu Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net

Profit Margin, Return on Equity dan, Earning per share. Metode rasio

tersebut memiliki kelemahan yaitu mengabaikan biaya modal pada perusahaan yang dapat menyebabkan sulit untuk mengetahui apakah perusahaan telah menghasilkan nilai tambah atau tidak. Informasi nilai tambah dapat berguna bagi investor yaitu untuk mengetahui apakah tingkat pengembalian modal yang diharapkan lebih besar dari modal yang diinvestasikan. Peneliti menggunakan metode lain yaitu EVA, untuk

melengkapi kelemahan tersebut, yaitu agar dapat diketahui apakah perusahaan menghasilkan nilai tambah bagi investor. Selanjutnya untuk kinerja keuangan sesudah akuisisi dilihat juga dari metode rasio dan metode EVA. Kemudian setelah didapat hasil kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi dengan metode rasio dan EVA, dilakukan uji beda untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara kinerja keuangan sebelum akuisisi dan sesudah akuisisi.

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dijabarkan di atas, maka dapat diketahui kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk.

Gambar II.1

Kerangka Konseptual Penelitian

D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, serta kerangka konseptual di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya atau kemampuan dalam membayar utang jangka pendeknya. Rasio ini sering digunakan untuk

Kinerja keuangan sebelum akuisisi dilihat dari:

1. Rasio Likuiditas Current Ratio 2. Rasio Solvabilitas

Debt to Equity Ratio 3. Rasio Profitabilitas

Net Profit Margin Return on Equity 4. Rasio Pasar

Earning per share 5. Metode EVA

Kinerja keuangan sesudah akuisisi dilihat dari:

1. Rasio Likuiditas Current Ratio 2. Rasio Solvabilitas

Debt to Equity Ratio 3. Rasio Profitabilitas

Net Profit Margin Return on Equity 4. Rasio Pasar

Earning per share 5. Metode EVA

Dibandingkan (Uji Beda)

mengetahui apakah kondisi perusahaan likuid atau tidak. Informasi tersebut penting bagi pihak luar perusahaan, seperti kreditor dan investor. Melalui rasio likuiditas, pihak luar perusahaan dapat menilai kemampuan perusahaan membayar kewajibannya, misalnya bagi kreditor hal ini menjadi jaminan untuk memberikan pinjaman selanjutnya. Ukuran yang digunakan untuk menilai rasio likuiditas adalah current ratio.

Rasio lancar (current ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar yang tersedia (Hery, 2015:178). Semakin besar nilai rasio artinya perusahaan semakin lancar dalam memenuhi kewajibannya. Sebaliknya jika nilai rasio lancar rendah maka dapat dikatakan bahwa perusahaan kekurangan modal untuk membayar utangnya.

Kharisma (2009) dalam penelitiannya pada perusahaan pengakuisisi yang terdaftar di BEI periode 2006-2009 menemukan perbedaan yang signifikan sedangkan Novaliza dan Djajanti (2013) yang meneliti kinerja perusahaan publik yang melakukan merger dan akuisisi tahun 2005-2007 tidak menemukan adanya perbedaan rasio yang signifikan antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.

Setelah terjadinya akuisisi, perusahaan mengharapkan agar kebutuhan modal kerjanya terpenuhi, khususnya dalam hal kemampuan membayar utang atau kewajiban jangka pendeknya.

H1: Current Ratio berbeda antara sebelum dan sesudah akuisisi pada PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk.

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu perusahaan dikatakan solvable, apabila perusahaan memiliki aktiva atau kekayaan yang cukup untuk memenuhi kewajibannya, dan dikatakan insovable apabila perusahaan tidak memiliki cukup kekayaan untuk memenuhi kewajibannya yaitu membayar utang. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio.

Rasio utang terhadap modal atau Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang terhadap modal (Hery, 2015:198). Semakin kecil nilai rasio artinya semakin baik perusahaan dalam mengelola struktur modalnya.

Esterlina dan Firdausi (2017) yang meneliti perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi tahun 2010-2011 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia serta Kharisma (2009) dalam penelitiannya pada perusahaan pengakuisisi menemukan perbedaan yang signifikan sedangkan Novaliza dan Djajanti (2013) yang meneliti kinerja perusahaan publik yang melakukan merger dan akuisisi tahun 2005-2007 tidak menemukan perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.

Setelah terjadinya akuisisi, perusahaan berharap agar dapat meminimalisir penggunaan utang dalam kegiatan usahanya.

H2: Debt to Equity Ratio berbeda antara sebelum dan sesudah akuisisi pada PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk. 3. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan besarnya laba yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola serta memanfaatkan seluruh dana yang dimiliki untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Setelah terjadinya akuisisi, yang diharapkan oleh perusahaan adalah terjadinya peningkatan profitabilitas yang lebih baik dari sebelum akuisisi. Adanya peningkatan profitabilitas tersebut memberikan kepercayaan bagi investor untuk menanamkan modalnya. Dalam penelitian ini ukuran yang digunakan adalah net profit margin dan

return on equity.

Margin laba bersih (Net Profit Margin) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba bersih atas penjualan bersih (Hery, 2015:235). Semakin besar nilai rasio artinya semakin besar laba bersih yang diperoleh perusahaan.

Esterlina dan Firdausi (2017) menemukan adanya perbedaan yang signifikan hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Novaliza dan Djajanti (2013) yang tidak menemukan perbedaan signifikan antara

sebelum dan sesudah merger dan akuisisi dengan periode satu tahun sebelum dan empat tahun sesudah.

H3a: Net Profit Margin berbeda antara sebelum dan sesudah akuisisi

pada PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk.

Hasil pengembalian atas ekuitas merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih (Hery, 2015:230). Semakin besar nilai rasio maka semakin efektif perusahaan. Esterlina dan Firdausi (2017) menemukan perbedaan signifikan hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Kharisma (2009) serta Novaliza dan Djajanti (2013) yang tidak menemukan perbedaan signifikan antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.

H3b: Return on Equity berbeda antara sebelum dan sesudah akuisisi

pada PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk. 4. Rasio Pasar

Rasio pasar merupakan rasio yang mengukur nilai pasar terhadap nilai buku. Rasio ini penting bagi investor dalam membuat keputusan untuk menanamkan modal, yaitu untuk mengetahui potensi keuntungan yang diperoleh. Dalam penelitian ini ukuran yang digunakan adalah earning

per share.

Earning per share (EPS) adalah rasio yang menunjukkan seberapa

besar keuntungan bersih yang diperoleh investor atas per lembar saham yang beredar selama suatu periode, dan merupakan indikator laba yang

diperhatikan oleh para investor (Martono, 2016). Semakin besar nilai rasio maka semakin besar keuntungan yang diterima pemegang saham.

Kharisma (2009) menemukan adanya perbedaan signifikan sedangkan Fitriasari (2016) tidak menemukan perbedaan antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.

Setelah akuisisi, perusahaan mengharapkan peningkatan nilai EPS karena dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya.

H4 : Earning per share berbeda antara sebelum dan sesudah akuisisi

pada PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk. 5. Economic Value Added (EVA)

Konsep Economic Value Added atau EVA dapat melengkapi analisis rasio keuangan karena dapat mengukur kinerja secara tepat dengan memperhatikan sepenuhnya kepentingan dan harapan penyedia dana (kreditur dan pemegang saham) (Gulo dan Ermawati, 2011).

H5: Economic Value Added berbeda antara sebelum dan sesudah

akuisisi pada PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk. 6. Kinerja Keuangan

Perusahaan yang melakukan akuisisi pada umumnya bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Setelah terjadinya akuisisi perusahaan mengharapkan terbentuknya sinergi yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan lebih baik daripada sebelum akuisisi. Adanya peningkatan kinerja perusahaan juga dapat mempengaruhi nilai perusahaan bagi para investor atau pemegang saham.

H6: Kinerja keuangan berbeda antara sebelum dan sesudah akuisisi pada PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk.

49

BAB III

Dokumen terkait