BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.2 Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini terdapat kerangka konseptual yang akan membantu penulis dalam menyelesaiakan penelitian ini, yang terdiri atas:
1. Input, yaitu data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu terdiri dari : a. Data primer
1) Jarak dari front penambangan ke crusher 3.
2) Jumlah jalur
3) Jarak antara alat angkut 4) Kecepatan HD 785 5) Cycle time HD 785 6) Geometri jalan angkut b. Data sekunder
1) Spesifikasi HD 785 2) Peta kemajuan tambang 3) Data produksi HD 785
2. Proses, yaitu teknik pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini yang terdiri atas:
e. Produksi HD 785 f. Geometri jalan angkut 1) lebar jalan
2) jari-jari dan superelevasi
3) kemiringan jalan produksi dan grade resistance
3. Out put, yaitu hasil yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu :
Menentukan produktivitas alat angkut serta geometri jalan angkut yang real dan geometri jalan yang ideal sesuai dengan spesifikasi alat angkut pada PT Semen Padang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.7 dibawah ini. geometri jalan angkut yang real dari front tambang ke crusher 3 untuk saat ini?
3. Berapakah geometri jalan angkut yang front tambang ke crusher 3.
2. Menghitung/
menganalisis geometri jalan angkut yang geometri jalan angkut yang ideal dari front tambang ke crusher 3. jalan yang real dan geometri jalan yang ideal sesuai dengan spesifikasi alat angkut pada PT Semen Padang.
Input Proses Output
Analisa
Data Primer : 1. Jarak dari front
penambangan ke crusher 3.
43
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian yang bersifat terapan, yaitu penelitian yang hati-hati, sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk keperluan tertentu.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada jalan angkut dari front penambangan ke crusher 3 pada penambangan Batugamping Bukit Karang Putih Kelurahan Indarung Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang Provinsi Sumatera Barat.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelian mulai dari bulan Desember 2016 sampai Januari 2017. Untuk lebih jelasnya perhatikan lampiran C.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka variabel penelitian adalah lebar jalan, jari-jari dan superelevasi, kemiringan jalan produksi dan grade resistance.
3.4 Data, Jenis Data dan Sumber Data 3.4.1 Data
Data yang di butuhkan pada penelitian ini adalah:
1. Data primer.
a. Jarak penambangan dari front penambangan ke crusher 3 b. Jumlah jalur.
c. Jarak antara alat angkut.
d. Kecepatan dump truck komatsu type HD 785 e. Cycle time dump truck komatsu type HD 785 f. Geometri jalan angkut
2. Data sekunder:
a. Spesifikasi dump truck komatsu type HD 785 b. Peta kemajuan tambang
c. Data produktivitas dump truck komatsu type HD 785
3.4.2 Jenis Data
Jenis data yang akan dikumpulkan berupa :
1. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dengan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan
2. Data Sekunder, yaitu merupakan data penunjang yang digunakan dalam perhitungan dan pengolahan data, diperoleh dari data-data yang sudah ada di PT Semen Padang Sumatera Barat, buku atau studi kepustakaan dan beberapa literatur yang mendukung penelitian ini
3.4.3 Sumber Data
Sumber data yang peneliti dapatkan berasal dari pengamatan langsung di PT Semen Padang Sumatera Barat dan studi kepustakaan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Studi pustaka, yaitu mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan membaca buku literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian sehingga dapat digunakan sebagai landasan dalam pemecahan masalah.
2. Studi lapangan, yaitu mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan.
3.6 Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut:
1. Produktivitas Alat Angkut Dump Truck Komatsu Type HD 785. (mengacu persamaan (1) halaman 6).
2. Geometri jalan angkut.
a. Lebar jalan
1) Lebar jalan pada kondisi lurus.
(mengacu persamaan (8) halaman 16).
2) Lebar jalan pada tikungan.
(mengacu persamaan (9) halaman 18).
b. Jari-jari dan superelevasi
(mengacu persamaan (10) halaman 19).
c. Kemiringan jalan produksi dan grade resistance (mengacu persamaan (12) halaman 22).
3.7 Analisa Data
Setelah melalui tahap dalam pengumpulan data dan pengolahan data maka dilakukan analisa data dari pengelohan data yang didapat.
3.8 Kerangka Metodologi
Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian seperti diagram alir penelitian di bawah ini
Evaluasi Geometri Jalan Angkut Terhadap Produktivitas Dump Truck Komatsu Type HD 785 Pada Kegiatan Penambangan Batu Gamping Di Bukit Karang Putih PT. Semen Padang Sumatera Barat.
Identifikasi Masalah
1. saat curah hujan tinggi adanya air yang menggenangi jalan tambang.
2. adanya geometri jalan yang terlalu kecil.
3. tidak adanya saluran penirisan pada jalan tambang.
4. tidak adanya tanggul disepanjang jalan angkut 5. waktu tunggu excavator terlalu lama.
6. tidak tercapainya target produksi.
Tujuan
1. Menghitung/menganalisis produktivitas alat angkut HD 785 yang bekerja dari front penambangan ke crusher 3.
2. Menghitung/menganalisis geometri jalan angkut yang real dari front penambangan ke crusher 3 untuk saat ini.
3. Menghitung/mengalisis geometri jalan angkut yang ideal dari front penambngan ke crusher 3.
Hasil Sebagai Bahan Evaluasi Perusahaan.
Analisa data
1 Produktivitas dump truck Komatsu type HD 785 dalam ton/shift kerja.
2 Membandingkan geometri jalan angkut yang real dan ideal.
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian Data primer
1. Jarak dari front penambangan ke crusher 3.
2. Jumlah jalur.
3. Jarak antara alat angkut.
4. Kecepatan dump truck HD 785.
5. Cycle time dump truck HD 785.
6. Geometri jalan angkut.
Pengumpulan data
Pengolahan data
1. Produktivitas dump truck komatsu type HD 785 (dengan persamaan Yanto Indonesianto)
2. Geometri jalan angkut (dengan persamaan Yanto Indonesianto) a. Lebar jalan
b. Jari-jari tikungan c. superelevasi d. grade
Data sekunder 1. Spesifikasi dump
truck HD 785.
2. Peta kemajuan tambang.
3. Data produksi dump truck HD 785.
48
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Dalam bab ini disajikan hasil penelitian, yaitu secara berurutan tentang deskripsi data, pengolahan data, dan pembahasan.
4.1. Pengumpulan Data
Untuk melakukan pengolahan data, tentunya perlu terlebih dahulu dikumpulkan data-data yang berhubungan dengan tujuan penelitian, data yang dikumpulkan tersebut terdiri dari data primer dan data sekunder, berikut adalah data-data yang dikumpulkan:
4.1.1. Jarak Dari Front Penambangan Ke Crusher 3
Pada penambangan batugamping di kuari bukit karang putih alat angkut yang digunakan adalah dump truck komatsu type HD 785. Dump truck tersebut membawa batugamping dari front penambangan ke crusher 3. Jarak dari front ke crusher 3 adalah 450 meter. Dengan kecepatan rata-rata dump truck 30 km/jam.
4.1.2. Waktu Edar (Cycle Time)
Keadaan jalan angkut yang kurang mendukung menyebabkan alat angkut tidak dapat melaju dengan kecepatan optimal sehingga waktu edar tinggi. Hasil pengamatan menunjukan bahwa rata-rata waktu edar alat angkut dalam tiap tripnya adalah 692,4 detik. Untuk lebih jelasnya perhatikan lampiran D.
4.2. Pengolahan Data
Pada pengolahan data, ada beberapa topik yang akan dibahas, pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus-rumus beserta langkah-langkah tahapan pengolahan data.
4.2.1. Produktivitas Alat Angkut Dump Truck Komatsu Type HD 785
Untuk mengetahui produksi pershift dump truck HD 785 dapat dihitung menggunakan rumus di bawah ini.
P = q x 3600 x E Cm
(Sumber :Yanto Indonesianto, 2005) Dimana:
E = 80%
q1 = 17 m3 K = 95%
n = 3
q = 17 m3 x 0,95 x 3 = 48,45 m3 Ctm = 692,4 detik
P = q x 3600 x E Cm
P = (48,45 m3) x 3600 x 0,80 692,4 detik
= 201,525 (m3/jam) x Berat Jenis.
= 201,525 (m3/jam) x 2,387 (m3)
= 481,040 (ton/jam) x 9 (jam/shift)
= 4.329,925 (ton/shift)
4.2.2 Geometri Jalan Angkut
Geometri jalan angkut yang diamati meliputi lebar jalan, jari-jari tikungan, superelevasi serta jarak pandang dan jarak henti.
1. Lebar Jalan Angkut
Jalan angkut tambang batugamping kuari bukit karang putih merupakan jalan angkut dua jalur yang menghubungkan front penambangan dengan unit peremuk. Lebar jalan angkut ialah antara 14,1 meter – 16,1 meter.
2. Superelevasi
Pada tikungan diperlukan suatu besaran yang dinamakan ‘superelevasi’
yang gunanya untuk melawan gaya sentrifugal yang arahnya menuju keluar jalan.
Sebelum menghitung superelevasi dari jalan maka terlebih dahulu di ketahui kecepatan rencana kendaraan atau peralatan angkut yang akan digunakan adalah 25 km/jam, Gravitasi bumi 9,8 meter/detik, radius tikungan yang real yaitu 11,8 meter. Maka dapat dihitung kemiringan jalan pada tikungan (superelevasi) dengan cara sebagi berikut:
e =
V2
gR
e =
25=
= 1,4meter2km/jam 9,8msx 11,8 m
173,6 m/s 9,8msx 11,8 m
Jadi berdasarkan perhitungan di atas maka di dapatkan superelevasi dari tikungan jalan yang real adalah 1,4 meter.
3. Kemiringan jalan (grade)
Dalam pembuatan jalan harus memperhatikan kemiringan jalan, Karena akan berpengaruh terhadap kecepatan dump truck dan produksi. Untuk mengetahui grade jalan dapat dihitung menggunakan rumus:
Grade = Δh x 100%
Δx
Grade segmen 1 = Δh x 100%
Δx
= 25 x 100%
250
= 10%
Grade segmen 2 = Δh x 100%
Δx
= 6,4 x 100%
200
= 3,2 %
Tabel 4.1.
Kondisi jalan secara umum segmen Elevasi
(mdpl)
Beda elev (m)
Jarak (m)
Grade (%)
Lebar rata-rata
(m)
1 273,7
2 298,7 25 250 10 16,1
2 298,7
3 292,3 6,4 200 3,2 14,1
Berdasarkan tabel di atas mengenai data geometri jalan yang real di PT Semen Padang, selanjutnya dapat disimpulkan untuk melakukan perbaikan jalan karena belum memenuhi standar minimum dari alat angkut tersebut.
52
ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA
5. 1. Produktivitas Alat Angkut Dump Truck Komatsu Type HD 785 Hasil Observasi Sebelum Perbaikan Geometri Jalan angkut.
Produksi dump truck pershift dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
P = q x 3600 x E Cm keterangan:
E = 80%
q1 = 17 m3 K = 95%
n = 3
q = 17 m3 x 0,95 x 3 = 48,45 m3 Ctm = 692,4 detik
P = q x 3600 x E Cm
P = (48,45 m3) x 3600 x 0,80 692,4 detik
P = 201,525 (m3/jam) x Berat Jenis P = 201,525 (m3/jam) x 2,387 m3 P = 481,040 (ton/jam) x 9 jam/shift P = 4.329,925 (ton/shift)
5.2. Geometri Jalan Angkut Yang Ideal 5.2.1. Lebar Jalan Angkut
Berdasarkan landasan teori yang ada maka, lebar jalan angkut itu terbagi atas dua bagian yaitu:
1. Lebar Jalan Angkut Lurus
Berdasarkan spesifikasi alat angkut (lampiran d) yang akan digunakan pada kegiatan operasi produksi di PT. Semen Padang adalah Dump Truck Komatsu Type HD - 785, yang mempunyai ukuran lebar 6,4 meter, jumlah jalur yang akan digunakan adalah 2 jalur, maka lebar jalan angkut minimum pada jalan lurus dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
L min = n.Wt + (n+1)(1/2.Wt)
= 2 x 6,4 + (2 + 1) (0,5 x 6,4)
= 22,4 meter.
Gambar 5.1. Bentuk Penampang dari lebar jalan lurus
2. Lebar Jalan Angkut Pada Belokan
Untuk menghitung lebar jalan angkut pada belokan tentu pertama sekali kita mengetahui besaran angka dari spesifikasi alat yang akan digunakan. Dimana berdasarkan spesifikasi alat (lampiran d) yang digunakan lebar juntai roda depan, belakang (fa dan Fb), dan sudut penyimpang dari roda dump truck yang akan digunakan. maka pertama sekali kita harus menghitung nilai dan besaran dari juntai roda depan, belakang (Fa dan Fb), dan sudut penyimpangan roda tersebut.
Untuk menghitung (Fa dan Fb) begitu juga dengan sudut penyimpang roda, kita harus mengetahui terlebih dahulu Jarak poros roda depan dengan bagaian depan truck (Ad) dan Jarak poros roda belakang dengan bagaian depan belakang (Ab), Turning radius, Jarak antar AS roda depan dan AS roda belakang dump truck (Wb) Berdasarkan spesifikasi alat dump truck yang akan digunakan maka dapat diketehui nilai dari:
a. Jarak antar AS roda depan dan AS roda belakang truck (Wb) = 4,950 m b. Jarak poros roda depan dengan bagian depan truck (Ad) = 1,295 m c. Jarak poros roda belakang dengan bagian belakang truck (Ab) = 1,710 m
d. Jarak antara jejak roda (U) = 2,850 m
e. Turning radius = 10,8 m
Untuk lebih jelasnya perhatikan lampiran D.
Setelah diketahui hal di atas kita dapat menghitung sudut penyimpangan roda ( sin β), lebar juntai roda depan, belakang (fa dan Fb) yaitu:
a. Sin β = Wb / Turning radius
β = Sin -1 (4,950 m / 10,8 m)
= Sin -1 0,45
= 26,80. b. Fa = Ad x Sin β
= 1,295 x sin 26,80
= 1,295 x 0,45
= 0,58 meter.
c. Fb = Ab x Sin β
= 1,710 x 0,45
= 0,76 meter.
Berdasarkan referensi dan rumus yang akan digunakan terlebih dahulu harus mengetahui ukuran dari jarak antara dua truck yang akan bersimpangan (C), dan jarak sisi luar truck ketepi jalan (Z), maka untuk mengetahui nilai C dan Z terlebih dahulu harus mengetahui nilai dari jarak antara jejak roda (U) = 2,850 meter, lebar juntai roda depan (Fa) = 0,58 meter, lebar juntai roda belakang (Fb) = 0,76 meter.
Maka C dan Z dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
d. C – Z = (U + Fa + Fb) /2
= (2,850 + 0,58 + 0,76 ) /2
= 2,095 m
Untuk menghitung ukuran dari lebar jalan angkut pada jalan tikungan maka di ketahui lebar jejak roda (U) 2,850 meter, lebar juntai roda depan (Fa)
0,58 m, lebar juntai belakang (Fb) 0,76 m, lebar bagian tepi jalan dan lebar antara kendaraan 2,095 m. Maka dapat dihitung lebar jalan pada belokan sebagai berikut:
W min = 2(U + Fa + Fb + Z) + C
= 2 (2,850 + 0,58 + 0,76 + 2,095) /2
= 16, 842 meter.
Jadi berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka didapatkan lebar jalan minimum pada jalan lurus adalah 22,4 meter dan lebar jalan minimum pada tikungan adalah 16,842 meter.
Gambar 5.2. lebar jalan pada tikungan 5.2.2 Jari Jari Tikungan
Tujuan jari-jari tikungan adalah untuk mengimbangi gaya sentrifugal yang di akibatkan karena kendaran melalui tikungan sehingga tidak stabil, sebelum menghitung besaran dari jari-jari tikungan berdasarkan spesifikasi alat (lampiran d) yang digunakan maka diketahui jarak poros roda depan dan belakang (Wb) = 4,950 meter, dan sudut penyimpangan roda depan sebesar (Sinβ) = 300 truck sehingga jari-jari pada tikungan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
R = Wb sin β
R = 4,950 = = 9,9 meter sin 26,8
4,950 0,5
Jadi berdasarkan perhitungan diatas maka diketahui jari-jari tikungan pada jalan angkut adalah 9,9 meter.
5.2.3 Kemiringan Jalan Pada Tikungan (Superelevasi)
Pada tikungan diperlukan suatu besaran yang dinamakan ‘superelevasi’
yang gunanya untuk melawan gaya sentrifugal yang arahnya menuju keluar jalan.
Sebelum menghitung superelevasi dari jalan maka terlebih dahulu di ketahui kecepatan rencana kendaraan atau peralatan angkut yang akan digunakan adalah 30 km/jam, Gravitasi bumi 9,8 meter/detik, radius tikungan sesuai spesifikasi alat yaitu 9,9 meter. Maka dapat dihitung kemiringan jalan pada tikungan (superelevasi) dengan cara sebagi berikut:
e
= V2
gR
e
= 25 == 1,7 meter
2km/jam 9,8msx 9,9 m
173,6 m/s 9,8msx 9,9 m
Jadi berdasarkan perhitungan di atas maka di dapatkan superelevasi dari tikungan jalan yang akan digunakan adalah 1,7 meter.
5.2.4 Kemiringan Jalan Angkut (Grade)
Dalam pembuatan jalan maka harus memperhatikan kemiringan dari jalan yang akan dibuat dan digunakan pada kegiatan produksi. Dalam perhitungan
kemiringan ini ada dua segment jalan yang memiliki ketinggian yang berbeda (tidak landai), maka harus menghitung kemiringan pada segment-segment tersebut agar mengetahui besar dari kemiringan per-segment tersebut, (tidak memiliki kemiringan lebih dari 15 %).
1. Segment satu
Gambar 5.3
Penampang jalan produksi pada segment satu PT. Semen Padang.
Pada bagian satu dalam pengukuran memiliki ketinggian (∆h) = 25 meter, dan panjang (∆x) = 250 meter, maka dapat dihitung kemiringan (grade) jalan tersebut yaitu:
Grade = ∆h∆xX100%
Grade = 25025X100%
= 10 %.
25 m
250 m
2. Segment dua
Gambar 5.4
Penampang jalan produksi pada segment dua PT. Semen Padang.
Pada bagian dua dalam pengukuran, memiliki ketinggian (∆h) = 6,4 meter, dan panjang (∆x) = 200 meter, maka dapat dihitung kemiringan (grade) jalan tersebut yaitu:
Grade = ∆h∆xX100 %
Grade = 2006,4X100 % = 3,2 %
6,4 m
200 m
5.3 Perbandingan Geometri Jalan Sebelum dan Sesudah Dilakukan Evaluasi.
Tabel 5.1. Tabel Rekapitulasi Perbandingan Geometri Jalan Sebelum dan Sesudah Evaluasi.
No. Geometri jalan angkut Real Ideal
1 Lebar jalan lurus (segmen 1) 16,1 meter 22,4 meter 2 Lebar jalan tikungan (segmen 2) 14,1 meter 18, 58 meter 3 Jari-jari tikungan (segmen 2) 11,8 meter 9,9 meter 4 Superelevasi kemiringan jalan pada
tikungan (segmen 2)
1,4 meter 1,7 meter
5 Grade %
a. (segmen 1)
b. (segmen 2)
15%
12,5%
10%
3,2%
5.4. Produktivitas Alat Angkut Dump Truck Komatsu Type HD 785 Hasil Observasi Setelah Perbaikan Geometri Jalan angkut.
Produksi dump truck pershift dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
P = q x 3600 x E Cm
keterangan:
E = 80%
q1 = 17 m3 K = 95%
n = 3
q = 17 m3 x 0,95 x 3 = 48,45 m3 Ctm = 647,5 detik
P = q x 3600 x E Cm
P = (48,45 m3) x 3600 x 0,80 647,5 detik
P = 215,499 (m3/jam) x Berat Jenis P = 215,499 (m3/jam) x 2,387 m3 P = 514,397 (ton/jam) x 9 jam/shift P = 4.629,578 (ton/shift)
62
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Produktivitas dump truck Komatsu type HD 785 sebelum perbaikan geometri jalan angkut yang berproduksi dari front penambangan ke crusher 3 yaitu sebesar 4.329,364 (ton/shift)
2. Produktivitas dump truck Komatsu type HD 785 sesudah perbaikan geometri jalan angkut yang berproduksi dari front penambangan ke crusher 3 yaitu sebesar 4.629,578 (ton/shift)
3. Geometri jalan angkut (real) dari front penambangan ke crusher 3 pada PT.
Semen Padang yaitu:
a. jalan lurus 16,1 meter.
b. jalan tikungan 14,1 meter.
c. Jari-jari tikungan 11,8 meter.
d. Superelevasi 1,4 meter.
e. Kemiringan jalan segmen 1 sebesar 15% dan segmen 2 sebesar 12,5%.
4. Geometri jalan angkut (ideal) dari front penambangan ke crusher 3 pada PT.
Semen Padang yaitu:
a. Jalan lurus 22,4 meter.
b. Jalan tikungan 18,58 meter.
c. Jari-jari tikungan 9,9 meter.
d. Superelevasi 1,7 meter.
e. Kemiringan jalan segmen 1 sebesar 10% dan segmen 2 sebesar 3,2%.
6.2. Saran
Adapun saran dari hasil penelitian untuk PT. Semen Padang yaitu:
a. Diharapkan untuk memperbaiki lebar jalan lurus, agar tidak ada yang menunggu ketika dump truck berpapasan sehingga produksi meningkat.
b. Membuat saluran air, agar ketika terjadi hujan lebat tidak ada air yang menggenangi jalan dan mengungari terjadi kecelakaan kerja pada dump truck.
Ady Winarko, dkk, 2014, Evaluasi teknis geometri jalan angkut overburden untuk mencapai target produksi 240.000 BCM/bulan di site project mas lahat PT. Ulima Nitra sumatera selatan, Universitas Sriwijaya, Palembang.
Akhmad Rifandy, dkk, 2016, Kajian teknis geometri jalan hauling pada PT.
Guruh Putra Bersama site desa gunung sari kecamatan tabang kabupaten kutai kartanegara, universitas kutai kartanegara, Kalimantan timur.
Aldiyansyah, dkk, 2016, Analisis geometri jalan di tambang utara pada PT.
IFISHDECO kecamatan tinanggea kabupaten konawe selatan provinsi Sulawesi tenggara, Universitas Muslim Indonesia, Makassar Anonim, 2016, Data-data, Laporan dan Arsip PT Semen Padang.
Ardyan Febrianto, dkk, 2016, Kajian teknis produksi alat gali-muat dan alat angkut pada pengupasan overburden di tambang batubara PT.
Rian Pratama Mandiri kabupaten tanah laut provinsi Kalimantan selatan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Yogyakarta.
Efigenia Maia Alves Almeida, 2012, Kajian teknis alat gali muat dan alat angkut dalam upaya memenuhi sasaran produksi pengupasan lapisan tanah penutup pada penambangan batubara di PT. Yustika Utama Energi Kalimantan Timur, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Yogyakarta.
Fernanda Yuliandy, 2016, Kajian teknis produktifitas alat muat dan alat angkut batubara pada penambangan batubara di PT. Bukit Asam site MTBU Tanjung Enim Sumatera Selatan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Yogyakarta.
Genta Dwi Pramana, dkk, 2016, Kajian teknis produksi alat gali-muat dan alat angkut untuk memenuhi target produksi pengupasan overburden penambangan batubara PT. Citra Tobindo Sukses Perkasa kabupaten sarolangun provinsi jambi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Yogyakarta.
Komatsu Ltd.1984, “ Pengantar Alat Berat” , PT. United Tractors, Jakarta
Partanto Prodjosumarto. 1996, Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik Pertambangan, ITB, Bandung.
Riko, Ervil dkk. 2016. Buku Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi STTIND Padang, Padang.
Wahyu Aryando, dkk, 2016, Kajian teknis produktivitas alat gali muat dan alat angkut pada pengupasan tanah penutup batubara di Banko Barat pit 1 PT. Bukit Asam (persero) tbk UPTE, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Yogyakarta.
Yanto Indonesianto, 2005, Pemindahan Tanah Mekanis, UPN “Veteran”
Yogyakarta.
Zulkifli Sayuti, dkk, 2013, Kajian teknis geometri jalan angkut tambang dan rencana pembuatan saluran penirisan di tepi jalan angkut tambang (studi kasus: pit seam 11 selatan PT. Kitadin TDM Kalimantar Timur), Universitas Hasanuddin, Makassar.
663300 Em 663400 Em 663500 Em 663600 Em 663700 Em 663800 Em 663900 Em 664000 Em 664100 Em 664200 Em 664300 Em 664400 Em 664500 Em 664600 Em 664700 Em 664800 Em 664900 Em
BERDASARKAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN OPERASI PRODUKSI BATUKAPUR
PETA SITUASI JALAN TAMBANG
Segmen 1 Segmen
2
TARGET PRODUKSI PT. SEMEN PADANG
C-1
Pada penambangan batu gamping quarry bukit Karang Putih PT. Semen Padang terdapat beberapa alat berat yang beroperasi untuk
mendukung aktivitas penambangan dengan spesifikasi sebagai berikut.
C.1. Alat - Alat Muat
1. Excavator Backhoe Ex – 3500
Jenis : Backhoe
Type : EX – 3500
Merk : Hitachi
Kapasitas mangkuk : 17 m3
Daya : 1760 HP
Berat : 215.000 kg
Panjang Track : 7.400 mm
Jarak Jangkauan Maksimal : 14.070 mm Jarak Jangkauan Minimal : 9.400 mm
Jarak Antara Track : 7,40 m
Lebar Track : 1000 mm
Tinggi Hingga Kabin : 8,115 mm
Panjang Tanpa Kabin : 10.700 mm
2.
Excavator Backhoe Ex – 2500Jenis : Backhoe
Type : EX –2500
Merk : Hitachi
C-2
Berat : 177.00 kg
Panjang Track : 7.400 mm
Jarak Jangkauan Maksimal : 14.070 mm Jarak Jangkauan Minimal : 9.260 mm Jarak Antara Track : 5,70 m
Lebar Track : 800 mm
Tinggi Hingga Kabin : 6,115 mm
Panjang Tanpa Kabin : 8.700 mm
C.2. Alat – Alat Angkut
1. Dump Truck Caterpillar Type 777 – D
Tenaga penggerak : 920 HP
Kapasitas Munjung : 62,3 m 3
Berat kosong : 80.000 kg
Kecepatan tertinggi ( isi ) : 70 km / jam
Panjang tong : 10,79 m
Tinggi pemuatan : 4,77 m
Tinggi penumpahan : 10,27 m
Panjang bak : 7, 92 m
Model mesin : 3508 ( EUI )
Kapasitas tangki bahan bakar : 1000 liter
Jumlah silinder : 12
Jarak antara roda : 4,77 m
Lebar : 6,463 m
C-3
Kapasitas Munjung : 53 m 3
Berat kosong : 60.400 kg
Kecepatan tertinggi ( isi ) : 60 km / jam
Panjang ton : 10,10 m
Tinggi pemuatan : 4,14 m
Tinggi penumpahan : 9,42 m
Panjang bak : 6, 86 m
Model mesin : SA. 12 V. 140
Kapasitas tangki bahan bakar : 1240 liter
Jumlah silinder : 12
Jarak antara roda : 4,95 m
Lebar : 6,463 m
C.3. Spesifikasi Alat Bor
1. Furukawa HCR 1500-ED II
Merk : Furukawa
Type : Furukawa HCR 1500-ED II
Diameter Bit : 6,4 Inch
Diameter rod : 4 inch
Transport length : 9,8 m
Total weght : 16.3800 Kg
Transming speed : 1,6 – 4,8 km / h
Gradebility : 50 0 C
Rad oscilation : 10 0 C 15 0 C
Grown : Clearence 400 mm
Panjang ( menara turun ) : 3,2 m
C-4
Tinggi ( menara naik ) : 14,7m
Tinggi : 5,6 m
Sumber tenaga : Mesin diesel
Model sumber tenaga : 12 V 110 TA
Daya : 150 Hp
Jumlah jack : 3 buah
Diameter jack : 110 mm
Kapasitas kompressor : 780 cfm, 350 psi
Model kompressor : HJ 5 F
System track : Type Exavator
Panjang track : 5,5 m
2. SANDVIK DP1100
Merk : Sandvik
Type : Sandvik DP1100
Pabrik : Tanfore Finlandia
Diameter Bit : 5,5 Inch
Diameter rod : 3,0 inch
Transport length : 9,8 m
Total weght : 14.300 Kg
Transming speed : 1,8 – 3,5 km / h
Gradebility : 40 0 C
Rad oscilation : 10 0 C 15 0 C
Grown : Clearence 400 mm
Bom swing : 30 0
Bom lift : 15 – 14
Bom Extension : 1,5 mm
C-5
Hydraulic oil : 14 liter
Compressor : 27 liter
Engine : 5,5 liter
Gear box : 1,7 liter
Feed fear : 2,7 liter
Winch : 0,75
Temperatur compressor : max 80 0 C Temperatur mesin : 95 0 C Temperatur hydraulic : max 80 0 C Tekanan udara mesin : max 2 bar
Fine separator : DC 1000 H
Primary cycline : PE 80 H
Suctian Head : PE 80 S
Hydraulic motor : 150 milimeter
Separator capasity : 99,90 %
No
Total 4175 6987 701 565 5627 1110 1368 20770
Jadi cycle time Dump Truck adalah 692,4 Sumber : Pengamatan langsung dilapangan
Cycle Time Dump Truck Hasil Observasi Sesudah Perbaikan jalan
No Waktu
30 180 170 25 20 210 50 684
Total 4175 6987 701 565 5627 1368 20770
Rata-rata 139,2 232,9 23,4 18,8 187,6 45,6 647,5
Jadi cycle time Dump Truck adalah 647,5 Sumber : Pengamatan langsung dilapangan
Produksi perjam dumptruck dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
P = q x 3600 x E Cm
(Sumber :Indonesianto, 2005)
Keterangan :
P = Produksi dump truckper jam (m3/jam) q = Kapasitas produksi per siklus (m3) E = Efisiensi kerja alat
Cm= Waktu siklus (detik)
Kapasitas produksi persiklus dump truck dihitung dengan rumus:
q = q1 x K x n
(Sumber :Indonesianto, 2005) Keterangan :
q = Kapasitas perduksi persiklus (m3) q1 = Kapasitas bucket monjong (m3)
n = Jumlah siklus yang diperlukan untuk mengisi dump truck K = Faktor bucket
GAMBAR 1. KONDISI JALAN LURUS (GRADE 10%, JARAK 250 METER)
GAMBAR 2. KONDISI JALAN TIKUNGAN (GRADE 3,2%, JARAK 200 METER)
GAMBAR 4. PROSES DUMP TRUCK KETIKA MENUNGGU ANTRIAN DUMPING
GAMBAR 6. PENGUKURAN DILAPANGAN UNTUK LEBAR JALAN LURUS
Perhitungan konversi kemiringan jalan angkut (grade) segmen 1 dari satuan derajat ke satuan persen.
54◦ = %
= 360°54°X100 %
=5400
360
=540
36
= 15%.
Perhitungan konversi kemiringan jalan angkut (grade) segmen 2 dari satuan derajat ke satuan persen.
45◦ = %
= 360°45°X100 %
=4500
360
=450
36
= 12,5%.
Nama : Salman Putra
Npm : 1210024427049
Program Studi : Teknik Pertambangan Jurusan : Teknik Pertambangan
Tempat penelitian : Quarry Bukit Karang Putih PT.Semen Padang , Nagari ngalau, kecamatan Indarung, Kota Padang, Provinsi
Tempat penelitian : Quarry Bukit Karang Putih PT.Semen Padang , Nagari ngalau, kecamatan Indarung, Kota Padang, Provinsi