• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.8 Kerangka Konseptual

Struktur modal menjadi hal yang sangat penting bagi eksistensi suatu

perusahaan. Sawir (2004: 2) menyatakan bahwa struktur modal merupakan

komposisi pendanaan parmanen perusahaan, yaitu bauran pendanaan jangka

panjang perusahaan. Agar perusahaan dapat tumbuh dan berkembang,

membutuhkan pendanaan yang tepat sehingga kebijakan pendanaan menjadi

perhatian serius manajemen perusahaan.

Rasio yang digunakan untuk mengukur struktur modal adalah rasio

leverage. Fakhrudin (2008: 109) menyatakan bahwa leverage merupakan jumlah utang yang digunakan untuk membiayai atau membeli aset-aset perusahaan.

Perusahaan yang memiliki utang lebih besar dari total aktiva dikatakan sebagai

perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi. Dalam penelitian ini, struktur

Menurut Sugiono dan Untung (2008: 64) Debt to Assets Ratio merupakan

perbandingan antara total hutang dan total aktiva. Para kreditur menginginkan

debt ratio yang rendah karena semakin tinggi rasio ini maka semakin besar risiko

para kreditur.

Struktur modal perusahaan dapat dipengaruhi berbagai faktor diantaranya

Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Risiko Bisnis, Time Interest Earned, dan

Pertumbuhan Aktiva.

Ukuran perusahaan menunjukkan besar atau kecilnya skala perusahaan

yang dapat dilihat dari besarnya jumlah ekuitas, pendapatan, dan aktiva seperti

dikemukakan oleh Riyanto (2008:313) yang menyatakan bahwa besar kecilnya

perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjualan, atau nilai aktiva.

Untuk melakukan pengukuran terhadap ukuran perusahaan Jogiyanto

(2007: 282) mengemukakan bahwa Ukuran aktiva digunakan untuk mengukur

besarnya perusahaan, ukuran aktiva tersebut diukur sebagai logaritma dari total

aktiva. Semakin besar ukuran perusahaan mencerminkan besarnya jumlah aktiva

yang dimiliki perusahaan sehingga perusahaan dengan skala besar lebih mudah

mendapat akses pendanaan dari sumber eksternal karena dinilai layak oleh

kreditur.

Riyanto, (2010: 297) menyatakan bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi struktur modal adalah Struktur Aktiva. Apabila aktiva perusahaan

cocok digunakan untuk dijadikan agunan kredit perusahaan tersebut cenderung

mencerminkan besarnya jumlah aktiva yang dapat dijadikan sebagai jaminan oleh

perusahaan untuk memperoleh pendanaan melalui hutang.

Selanjutnya faktor profitabilitas dapat mempengaruhi struktur modal.

Profitabilitas diukur dengan Return on Assets yaitu kemampuan perusahaan

menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki. Menurut

Sartono dalam (Rohaeti, 2003: 29) menyatakan bahwa profitabilitas adalah

kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan,

total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian, nilai jika Return on Assets

tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola aset secara efisien

sehingga menghasilkan laba. Dengan tingginya laba yang diperoleh perusahaan,

maka perusahaan cenderung memiliki hutang yang relatif rendah karena sumber

pendanaan internal cukup untuk membiayai operasional perusahaan.

Faktor selanjutnya adalah Risiko Bisnis. Risiko bisnis merupakan yaitu

resiko yang berkaitan dengan operating income suatu perusahaan yaitu

ketidakpastian pendapatan dan pengeluaran perusahaan. Resiko bisnis merupakan

kombinasi dari: Sales risk: yaitu ketidakpastian penjualan perusahaan dan

operating risk yaitu ketidakpastian operating income yang disebabkan karena ketidakpastian fixed cost operasional. Risiko bisnis diukur dengan persentase

perubahan EBIT yang disebabkan oleh karena persentase perubahan penjualan

Operating leverage menurut Hanafi (2004: 329) bisa diartikan sebagai seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional. Sehingga

semakin besar rasio operating leverage yang diukur dari Degree of Operating

yang tinggi (relatif terhadap biaya variabel) dikatakan menggunakan operating

leverage yang tinggi.

Dengan kata lain, Degree of Operating Leverage (DOL) untuk perusahaan

tersebut tinggi. Perubahan penjualan yang kecil akan mengakibatkan perubahan

pendapatan yang tinggi (lebih sensitive). Jika perusahaan mempunyai degree of

operating leverage (DOL) yang tinggi, tingkat penjualan yang tinggi akan menghasilkan pendapatan yang tinggi. Tetapi sebaliknya, jika tingkat penjualan

turun secara signifikan, perusahaan tersebut akan mengalami kerugian. Dengan

demikian, jika rasio Degree of Operational Leverage tinggi maka kemungkinan

pendanaan perusahaan melalui hutang relatif rendah.

Selanjutnya Time Interest Earned merupakan perbandingan antara laba

bersih sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga dan merupakan rasio yang

mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga utang jangka

panjang. Sawir (2008:14) mengatakan bahwa: Rasio ini juga disebut dengan rasio

penutupan (coverage ratio), yang mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban

bunga tahunan dengan laba operasi (EBIT) dan mengukur sejauh mana laba

operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dari pemenuhan kewajiban

membayar bunga pinjaman.

Pertumbuhan Aktiva menurut Bhaduri (2002: 200) menyatakan bahwa

pertumbuhan adalah perubahan (peningkatan atau penurunan) total aktiva yang

dimiliki oleh perusahaan. Pertumbuhan aktiva dihitung sebagai persentase

perubahan total aktiva pada tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya.

dimiliki perusahaan sehingga perusahaan dengan pertumbuhan aktiva yang tinggi

menunjukkan meningkatnya kemampuan perusahaan dalam membiayai aktivanya

sehingga akan lebih mudah dalam memperoleh pendanaan karena memiliki

sejumlah aktiva yang cukup untuk menjamin pendanaan tersebut.

Riyanto (2010:297) menyatakan bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi struktur modal adalah pertumbuhan perusahaan.

Perusahaan-perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan lebih cepat, akan

membutuhkan dana dari sumber extern yang lebih besar sehingga jika

pertumbuhan aktiva perusahaan meningkat, maka akan meningkatkan kebutuhan

perusahaan terhadap pendanaan melalui hutang. Riyanto, (2010:297)

menyatakan bahwa profitabilitas perusahaan dengan tingkat pengembalian yang

tinggi atas investasi, menggunakan hutang yang relatif kecil. Laba ditahannya

yang tinggi sudah memadai membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan.

Dengan demikian, jika perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi

maka akan cenderung menggunakan hutang yang relatif lebih kecil dibanding

perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang rendah.

Pada Gambar 2.1 Kerangka Konseptual dapat dijelaskan bahwa

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal yang terdiri dari Ukuran

Perusahaan (X1), Profitabilitas (X2), Risiko Bisnis (X3), Time Interest Earned

(X4), dan Pertumbuhan Aktiva (X5) merupakan variabel independen yang diduga

dapat mempengaruhi struktur modal sebagai variabel dependen (Y). Dengan

demikian, peningkatan maupun penurunan yang terjadi pada variabel independen

pertumbuhan perusahaan) akan menyebabkan peningkatan atau penurunan pada

variabel dependen (struktur modal). Kerangka konseptual penelitian digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.9 Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka, penelitian terdahulu dan kerangka

konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ukuran Perusahaan (Size) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Struktur Modal (DAR) pada perusahaan Property, Realestate, dan Konstruksi

di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.

2. Profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Struktur

Modal (DAR) pada perusahaan Property, Realestate, dan Konstruksi di Bursa

Efek Indonesia Periode 2010-2013.

Ukuran Perusahaan (X1) Profitabilitas (X2) Risiko Bisnis (X3) Time Interest Earned

(X4)

Pertumbuhan Aktiva (X5)

Struktur Modal (Y)

3. Risiko Bisnis berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Struktur Modal

(DAR) pada perusahaan Property, Realestate, dan Konstruksi di Bursa Efek

Indonesia Periode 2010-2013.

4. Time Interest Earned berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur

Modal (DAR) pada perusahaan Property, Realestate, dan Konstruksi di

Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.

5. Pertumbuhan Aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur

Modal (DAR) pada perusahaan Property, Realestate, dan Konstruksi di Bursa

Efek Indonesia Periode 2010-2013.

6. Ukuran Perusahaan (Size), Profitabilitas (ROA), Risiko Bisnis (Degree of

Operational Leverage), Time Interest Earned, dan Pertumbuhan Aktiva secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur Modal

(Debt to Assers Ratio) pada perusahaan Property, Realestate, dan Konstruksi

BAB I PENDAHULUAN

Dokumen terkait