• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Kerangka Teoritis

Kerangka pemikiran secara teoritis pada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu konsep analisis stakeholders dan konsep multiplier effect. Penjelasan kedua konsep tersebut akan dijelaskan pada sub bab berikut.

3.1.1 Konsep Analisis Stakeholders

Analisis stakeholders digunakan untuk mengidentifikasi dan memetakan aktor terkait pengaruh dan kepentingan dalam pengelolaan dan pemanfaatan. Langkah langkah dalam melakukan analisis stakeholders :

1. Identifikasi aktor 2. Membuat tabel aktor

3. Menganalisis pengaruh dan kepentingan 4. Membuat aktor grid

Setelah diketahui nilai dari tingkat kepentingan dan pengaruh yang dimiliki masing-masing aktor, maka dapat dipetakan ke dalam matriks aktor grid pada gambar1.

Tinggi

Pengaruh

Rendah Tinggi

Kepentingan

Gambar 1 Matriks aktor grid

Kuadran I (aktor) merupakan aktor yang berpengaruh tapi rendah kepentingan dalam tujuan dan hasil kebijakan. Kuadran II (pemain) merupakan aktor yang memiliki derajat pengaruh dan kepentingan yang tinggi untuk mensukseskan kegiatan. Kuadran

A Aktor B Pemain C Penonton D Subjek

III (penonton) merupakan kelompok aktor memiliki pengaruh dan kepentingan yang rendah. Kuadran IV (subjek) menunjukan kelompok aktor yang memiliki kepentingan yang tinggi terhadap kegiatan denga pengaruh yang rendah. (Suhana 2008).

3.1.2 Konsep Analisis Multiplier Effect

Pelayanan jasa lingkungan memberikan pengaruh tidak hanya terhadap sektor ekonomi yang langsung terkait dengan industri pariwisata, tetapi juga industri yang tidak langsung terkait dengan industri pariwisata. Analisis dampak ekonomi terkait dengan elemen-elemen penghasilan, penjualan dan tenaga kerja di daerah kawasan pembangunan jasa lingkungan. Analisis dampak ekonomi menelusuri aliran uang dari pengeluaran pengunjung terhadap kegiatan unit usaha (Cooper et al 1998) :

1. Unit usaha dan pemangku kepentingan usaha selaku penerima pengeluaran wisatawan atau pengguna jasa lingkungan;

2. Unit usaha lainnya selaku pemasok (supplier) barang dan jasa kepada usaha pariwisata atau pedagang;

3. Rumah tangga selaku penerima penghasilan dari pekerjaan di bidang pariwisata atau jasa lingkungan dan industri penunjangnya.

Nilai multiplier ekonomi merupakan nilai yang menunjukan sejauh mana pengeluaran pengunjung akan menstimulasi pengeluaran lebih lanjut, sehingga pada akhirnya meningkatkan aktivitas ekonomi di tingkat lokal. Menurut terminologi, terdapat tiga efek multiplier, yaitu efek langsung (direct effect), efek tidak langsung (indirect effect), dan efek lanjutan (induced effect). Ketiga efek ini digunakan untuk mengestimasi dampak ekonomi di tingkat lokal.

Konsep multiplier dapat dilihat dari jenis dampak secara langsung, tidak langsung dan dampak lanjutan yang mempengaruhi akibat dari tambahan pengeluaran pengunjung ke dalam ekonomi lokal atau ekonomi nasional. Di bawah ini merupakan metode untuk menghitung nilai pengganda dari pengeluaran wisatawan (Marine Ecotourism for Atlantic Area 2001) :

1. Lokal pendapatan Keynesian

Multiplier dimana nilai yang dihasilkan dari pengeluaran digandakan untuk mengetahui penambahan dan pengurangan pendapatan lokal. Keynesian merupakan metode terbaik untuk merefleksikan keseluruhan dampak dari pengeluaran.

2. Rasio pendapatan multiplier yakni nilai yang diperoleh dari peningkatan dan penurunan pendapatan langsung ekonomi lokal yang digandakan untuk memperoleh hasil peningkatan dan penurunan total pendapatan lokal.

3.2 Kerangka Operasional

Situ Pengasinan merupakan salah satu situ di Depok yang pernah mengalami penurunan fungsi dan kualitas. Hal ini disebabkan oleh faktor manusia dan faktor alam. Faktor alam yang menyebabkan turunnya kualitas dan kuantitas situ seperti sedimentasi, penurunan kualitas pinggiran situ, dan faktor alam lainnya. Kondisi ini semakin memburuk dengan adanya kegiatan manusia, seperti pembuangan limbah rumah tangga atau limbah pabrik. Penyebabnya adalah masyarakat menganggap situ sebagai tempat pembuangan yang mudah dan murah. Selain itu, terjadi pula penyusutan situ akibat alih fungsi lahan menjadi tempat tinggal. Sempadan atau badan situ dimanfaatkan melebihi aturan batas sempadan, yaitu 50 m dari tepi situ. Ketiadaan sempadan situ yang berubah menjadi daerah pemukiman warga merupakan hal yang biasa terjadi pada situ di Jabodetabek.

Berdasarkan kondisi tersebut, pemerintah kota Depok membentuk lembaga Pokja yang bertugas untuk merencanakan, mengevaluasi, merehabilitasi, konservasi, menertibkan, mengamankan, memelihara, dan memberdayakan situ agar dapat memberikan manfaat. Pokja Situ Pengasinan merupakan Pokja yang berhasil merehabilitasi situ dan mengembalikan fungsi serta mempertahankan area sempadannya menjadi daerah konservasi dan dapat memberdayakan masyarakat sekitar untuk berpartisipasi dalam pengelolaan Pokja. Pokja situ dikelola dengan baik sehingga peluang usaha dan kegiatan pariwisata yang memberikan nilai tambah dari segi ekonomi dan ekologis semakin terbuka.

Adanya kegiatan pariwisata memberikan dampak ekonomi pada masyarakat, baik berupa dampak langsung, tidak langsung, maupun lanjutan. Dampak ekonomi langsung adalah dampak ekonomi yang langsung dirasakan oleh masyarakat sebagai pelaku usaha. Dampak ekonomi tidak langsung dilihat dari pengeluaran unit usaha di dalam kawasan wisata dan pendapatan kerja di masing masing unit usaha dan dampak lanjutan adalah dampak yang dilihat dari pengeluaran tenaga kerja di dalam kawasan wisata. Dengan menggunakan metode multiplier effect, maka kita dapat mengetahui seberapa

besar dampak ekonomi yang terjadi akibat adanya kegiatan pariwisata terhadap masyarakat lokal. Keberadaan pariwisata yang berjalan baik tidak terlepas dar i pengelolaan Pokja yang baik. Hasil dari pengelolaan yang baik ini adalah padunya gerak kelembagaan Pokja Situ Pengasinan berdasarakan proses, kualitas kelembagaan, kinerja kelembagaan, serta melihat aktor yang memiliki kepentingan dan pengaruh, sehingga tercipta sebuah sistem pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan dapat menjadi masukan atau rekomendasi untuk kinerja Pokja ke depannya.

Gambar 2. Skema Kerangka Operasional

Penurunan Kualitas Penurunan Kuantitas Permasalahan Situ Pengasinan: 1. Sedimentasi 2. Penurunan kualitas air 3. Penyempitan KELEMBAGAAN POKJA Pemerintah Masyarakat Analisis Kelembagaan 1. 1. Proses (analisis deskriptif) 2.Kualitas Kelembagaan (analisis deskriptif) 3.Kinerja Kelembagaan (analisis deskriptif) Analisis Aktor (Analisis Stakeholder) Multiplier effect (keynesian income , ratio local income tipe I, ratio local income tipe II,)

SISTEM PENGELOLAAN SDA SECARA KEBERLANJUTAN

R E K O M E N D A S I

KEGIATAN PARIWISATA

Dokumen terkait