• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Pokja Situ Pengasinan

Keberhasilan pelaksanaan pengelolaan situ disebabkan adanya rasa kepemilikan, komunikasi, dan keterbukaan antar pengurus. Hal ini merupakan modal dasar untuk tetap menjaga situ dengan baik. Rasa kepemilikan terhadap situ terus ditanamkan oleh pengurus kepada warga agar pengelolaan berbasis masyarakat terus berlanjut. Selain itu, kinerja kelembagaan dapat dilihat dari dampak ekologi atau dampak lingkungan dan pelaksanaan aturan yang diambil berdasarkan sebaran persepsi pengunjung dan pengurus Pokja.

Tabel 18 Sebaran persepsi pengurus Pokja terhadap pertemuan rutin di Situ Pengasinan

Pertemuan Jumlah (orang) Persentase (%)

Pertemuan sangat rutin 10 100

Pertemuan cukup rutin 0 0

Tidak ada pertemuan 0 0

Jumlah 10 100

Aturan pertemuan rutin dilaksakan setiap awal bulan. Hal ini merupakan aturan yang pasti dan tidak bisa ditawar. Berdasarkan keterangan pengurus Pokja, dalam forum ini semua anggota dapat mengemukakan pendapatnya dengan bebas. Pertemuan rutin diadakan setiap malam minggu bertempat di salah satu rumah masyarakat. Berdasarkan wawancara dari beberapa responden, pertemuan rutin bulanan sebelumnya dibuat berbeda dengan mengadakan family gathering di Taman Wisata Matahari. Hal ini dilakukan untuk mempererat hubungan kekeluargaan antar individu sekaligus melakukan liburan bersama keluarga. Tabel 19 Sebaran persepsi pengurus Pokja terhadap pengawasan terhadap aturan

di Situ Pengasinan

Pengawasan aturan Jumlah (orang) Persentase (%)

Pengawasan aturan sangat baik 10 100

Pengawasan aturan cukup baik 0 0

Pengawasan aturan tidak baik 0 0

Jumlah 10 100

Sumber : Data primer 2013 (diolah)

Persepsi pengurus Pokja terhadap pengawasan aturan 100% pengurus Pokja mengatakan sangat tinggi. Pokja sebagai usaha bersama di dalamnya terdapat permasalahan uang masyarakat yang diinvestasikan, sehingga ketika terjadi penyimpangan harus segera diluruskan dan diselesaikan dengan baik. Untuk menangani masalah keuangan, maka dibentuklah Badan Pengawas Keuangan (BPK) yang bertugas memeriksa perputaran keuangan Pokja. Hal ini menunjukan keseriusan Pokja dalam hal pengawasan keuangan. Selain memperhatikan masalah keuangan, Pokja juga memiliki seksi keseharian yang bertugas untuk memantau agenda wisata di Situ Pengasinan setiap harinya.

Tabel 20 Sebaran persepsi pengurus Pokja terhadap laporan tahunan

Menyiapkan laporan Jumlah (orang) Persentase (%)

Laporan rutin disiapkan 10 100

Laporan tidak rutin disiapkan 0 0

Tidak ada laporan 0 0

Jumlah 10 100

Sumber : Data primer 2013 (diolah)

Sebanyak 100% pengurus Pokja mengatakan bahwa selau ada laporan yang dibuat oleh pengurus Pokja setiap tahunnya. Laporan pertanggungjawaban dibuat oleh Pokja secara tertulis setiap tahun dan dibagikan kepada seluruh pengurus dan

anggota. Laporan yang dibagikan berupa laporan pertanggung jawaban keuangan Pokja dan setiap tahun pengurus Pokja berkewajiban memberikan laporan rekapitulasi perputaran keuangan Pokja.

Berdasarkan keterangan dari Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata, diharuskan setiap Pokja menyerahkan laporan pertanggungjawaban setiap tahun berupa laporan agenda dan pengembangan situ kepada instansi penanggung jawab terdekat (kelurahan), akan tetapi pada kenyataannya laporan pertanggungjawaban ke kelurahan tidak pernah dilakukan. Hal ini dikarenakan kelurahan tidak terlalu berpengaruh terhadap pengelolaan secara teknis Situ Pengasinan, sehingga pihak kelurahan hanya sekedar tahu bahwa di Situ Pengasinan ada pengelolaan dan pemanfaatan situ berbasis masyarakat. Pihak kelurahan sendiri tidak menjadikan ini masalah yang besar, dengan catatan pengelola Situ Pengasinan dapat bertanggung jawab dengan apa yang menjadi program kegiatannya. Dinas Pariwisata juga tidak menjadikan masalah yang besar dengan tidak rutinnya pengelola Situ Pengasinan memberikan laporan. Berdasarkan keterangan, bagian terpenting dari Pokja adalah komunikasi antar dinas dan pihak pengelola terjalin. Tabel 21 Sebaran persepsi pengurus Pokja terhadap perencanaan ke depan di

Situ Pengasinan

Perencanaan ke depan Jumlah (orang) Persentase (%)

Sangat terencana 0 0

Cukup terencana 10 100

Tidak terencana 0 0

Jumlah 10 100

Sumber : Data primer 2013 (diolah)

Berdasarkan tabel 21, terlihat bahwa 100% pengurus Pokja mengatakan pengelolaan Situ Pengasinan cukup terencana. Perencanaan pengembangan situ sebagai kawasan wisata air yang lengkap sudah direncanakan baik jangka panjang lima tahun atau sepuluh tahun, dan sebagian besar sudah terlaksana, namun karena keterbatasan keuangan dari manajemen masing-masing personal dan keterbatasan lainnya, perencanaan ke depan masih dikatakan belum maksimal. Perencanaan pengembangan wisata Situ Pengasinan telah tertulis dalam laporan pertanggungjawaban Pokja Situ Pengasinan setiap tahunnya.

Tabel 22 Sebaran persepsi pengurus Pokja terhadap penyelesaian masalah konflik

Pemecahan konflik Jumlah (orang) Persentase (%)

Konflik terselesaikan sangat baik 10 100

Konflik terselesaikan dengan baik 0 0

Konflik tidak dapat terselesaikan 0 0

Jumlah 10 100

Sumber : Data primer 2013 (diolah)

Dari data di atas, 100% pengurus Pokja mengatakan konflik yang terjadi dapat terselesaikan dengan sangat baik. Berdasarkan hasil wawancara, responden mengatakan sebenarnya tidak ada konflik yang dianggap serius atau berat. Konflik yang ada hanya sebatas perbedaan pendapat saja. Dijelaskan oleh salah satu responden, kunci berjalannya Pokja ini adalah komunikasi dan keterbukaan. Tidak ada yang ditutup-tutupi agar timbulnya kepercayaan di antara sesama pengurus. Selain itu, jika terjadi suatu masalah selurus elemen yang terlibat dalam pengelolaan Situ Pengasinan selalu mengomunikasikan dengan baik. Hal ini bertujuan agar setiap masalah yang ada dapat terselesaikan dengan baik.

Tabel 23 Sebaran persepsi pengurus Pokja terhadap menghadapi perubahan di Situ Pengasinan

Menghadapi perubahan di alam

organisasi Jumlah (orang) Persentase (%)

Sangat mudah menyesuaikan 0 0

Mudah menyesuaikan 10 100

Sulit menyesuaikan 0 0

Jumlah 10 100

Sumber : Data primer 2013 (diolah)

Kelembagaan Pokja baru saja mengalami perubahan struktur kepengurusan karena adanya regenerasi pengurus. Adanya regenerasi kepengurusan ini memberikan pengaruh terhadap sistem pengelolaan yang ada di Situ Pengasinan. Dari hasil sebaran persepsi, 100% pengurus Pokja mengatakan cukup mudah menyesuaikan diri dengan struktur yang baru, meskipun tetap ada pertanyaan, hal-hal kecil yang mengganjal, dan sebagainya. Musyawarah menjadi hal-hal yang sangat perlu dilakukan untuk mencapai suatu keputusan yang akan diimplementasikan dalam tataran di lapangan. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi perpecahan di antara pengurus Pokja. Masalah keuangan menjadi masalah yang sensitif, sehingga transparansi dana harus jelas dan setiap anggota memiliki hak berbicara dan menyalurkan ide-idenya dalam pengembangan Situ Pengasinan.

Keberhasilan kinerja Pokja, tidak terlepas dari kontrol komunitas atau individu yang menjembatani antara masyarakat dan pemerintah. Keberadaan komunitas-komunitas lingkungan yang ada di masyarakat dapat mengintervensi kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan prinsip ekologi, sehingga kesinergisan antara ketiganya merupakan faktor kunci dari keberhasilan Pokja dalam mengelola sumber daya situ.

Dokumen terkait