II. TINJAUAN PUSTAKA
3.2. Kerangka Pemikiran Konsepsional
Rumahtangga petani sayuran dalam mengelola usahatani sering
menghadapi masalah risiko, khususnya risiko produksi dan risiko harga produk.
Dengan adanya risiko produksi dan risiko harga produk akan mempengaruhi
petani sayuran berkaitan dengan perilaku rumahtangga dalam pengambilan
keputusan produksi, konsumsi dan alokasi tenaga kerja. Kerangka pemikiran
konsepsional tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.
Berdasarkan pada kerangka pemikiran teori, beberapa faktor yang diduga
mempengaruhi risiko produksi sayuran diantaranya adalah penggunaan input
seperti lahan, benih, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja. Selain penggunaan
input, risiko produksi musim tertentu juga dipengaruhi oleh risiko produksi
musim sebelumnya. Risiko produksi musim sebelumnya mempunyai pengaruh
positif terhadap risiko produksi musim tertentu. Sedangkan pengaruh penggunaan
input terhadap risiko produksi dapat bersifat sebagai risk reducing factors maupun
risk inducing factors. Penggunaan input yang diduga sebagai risk reducing factors
diantaranya adalah obat-obatan dan tenaga kerja. Obat-obatan dan tenaga kerja
pada waktu yang tepat diduga mampu mempertahankan kestabilan produksi
sehingga akan mengurangi variasi atau kesenjangan produksi. Sedangkan
penggunaan input lainnya seperti pupuk, benih dan lahan diduga sebagai risk
inducing factors, yaitu faktor yang menyebabkan adanya variasi atau kesenjangan
produksi.
Selanjutnya risiko produksi dan risiko harga produk dapat mempengaruhi
penggunaan input produksi. Dengan adanya risiko produksi dan risiko harga
produk maka penggunaan input diduga akan mengalami penurunan. Selain risiko
produksi dan risiko harga produk, penggunaan input diduga dipengaruhi juga oleh
harga masing-masing input dan ekspektasi harga output. Harga input akan
memberikan pengaruh negatif terhadap penggunaan input. Sedangkan ekspektasi
Gambar 6. Kerangka Analisis Perilaku Ekonomi Rumahtangga Petani Sayuran pada Kondisi Risiko Produksi dan Risiko Harga Produk
Pendapatan On Farm Kegiatan Off Farm Kegiatan Non Farm Pendapatan rumahtangga Konsumsi Pangan Konsumsi Non Pangan -Pendidikan -Kesehatan Kegiatan On Farm ( Produksi) Penggunaan Input:
lahan, benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja
-Investasi -Tabungan Pendapatan Off Farm Pendapatan Non Farm Pengeluaran rumahtangga Risiko Produksi dan Harga
Perilaku Rumahtangga Petani
Keputusan Produksi Keputusan Konsumsi Keputusan Tenaga kerja
Dalam pengembangan model, diantara penggunaan input juga dapat saling
mempengaruhi satu sama lain.
Pengambilan keputusan produksi mencakup keputusan dalam
mengalokasikan penggunaan input dan produksi yang dihasilkan. Pada kegiatan
produksi usahatani (on farm), risiko produksi dan risiko harga produk akan
mempengaruhi produksi usahatani yang dihasilkan rumahtangga petani. Dengan
adanya risiko produksi dan risiko harga produk maka produktivitas sayuran yang
dihasilkan diduga akan mengalami penurunan. Namun demikian produktivitas
selain dipengaruhi oleh risiko produksi dan risiko harga produk, juga dipengaruhi
oleh harga input dan ekspektasi harga produk. Harga input akan memberikan
pengaruh negatif terhadap produktivitas, sedangkan ekspektasi harga output akan
memberikan pengaruh positif. Dalam pengembangan model, produktivitas juga
dipengaruhi oleh penggunaan input usahatani, yang mana penggunaan input akan
memberikan pengaruh positif terhadap produktivitas.
Selanjutnya pada pengambilan keputusan alokasi tenaga kerja mencakup
keputusan untuk mengalokasikan tenaga kerja rumahtangga petani sayuran pada
berbagai kegiatan. Terdapat tiga kegiatan yang dilakukan tenaga kerja
rumahtangga petani sayuran yaitu kegiatan on farm, off farm dan non farm.
Kegiatan on farm merupakan kegiatan yang dilakukan oleh rumahtangga dalam
mengelola usahatani. Sedangkan kegiatan off farm merupakan kegiatan yang
dilakukan rumahtangga petani di luar usahataninya sendiri atau yang dilakukan
pada usahatani petani lain, seperti berburuh tani. Dan kegiatan non farm
merupakan kegiatan yang dilakukan rumahtangga petani di luar pertanian seperti
Adanya alokasi tenaga kerja rumahtangga pada ketiga kegiatan tersebut
dapat menimbulkan adanya keterkaitan antar rumahtangga khususnya untuk
kegiatan on farm. Keterkaitan antar rumahtangga terjadi bila rumahtangga petani
menghadapi kekurangan tenaga kerja pada kegiatan on farm. Kekurangan tenaga
kerja tersebut dapat disebabkan curahan tenaga kerja rumahtangga tidak
mencukupi kebutuhan pada kegiatan on farm, karena tercurahkan untuk kegiatan
lainnya, sehingga rumahtangga petani harus menyewa tenaga kerja luar keluarga.
Hal tersebut menunjukkan pada kegiatan on farm dapat terjadi substitusi antara
tenaga kerja rumahtangga petani dengan tenaga kerja luar keluarga. Artinya bila
terjadi peningkatan penggunaan tenaga kerja rumahtangga petani pada kegiatan on
farm maka penggunaan tenaga kerja luar keluarga akan mengalami penurunan,
demikian pula sebaliknya. Selain berdasarkan sumbernya, tenaga kerja
rmahtangga petani dibedakan berdasarkan gender yaitu tenaga kerja pria dan
tenaga kerja wanita.
Risiko produksi maupun risiko harga produk akan mempengaruhi alokasi
tenaga kerja rumahtangga petani pada kegiatan on farm, off farm dan non farm.
Adanya risiko produksi dan risiko harga produk diduga akan menurunkan
penggunaan tenaga kerja pada kegiatan on farm. Sebaliknya dengan adanya risiko
produksi dan risiko harga produk, penggunaan tenaga kerja pada kegiatan off farm
dan non farm diduga akan mengalami peningkatan. Hal tersebut menunjukkan
dengan adanya risiko produksi dan risiko harga produk diduga akan menggeser
curahan waktu tenaga kerja rumahtangga petani dari kegiatan on farm menjadi
Dalam pengembangan model, curahan waktu tenaga kerja rumahtangga
petani diantara ketiga kegiatan tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh risiko
produksi dan risiko harga produk tetapi faktor lain seperti upah, ekspektasi harga
output, karakteristik rumahtangga (jumlah angkatan kerja) dan curahan waktu
pada kegiatan lainnya. Upah pada masing-masing kegiatan diduga akan
berpengaruh positif terhadap curahan waktu tenaga kerja rumahtangga pada
masing-masing kegiatan. Sedangkan ekspektasi harga output diduga akan
meningkatkan curahan waktu tenaga kerja rumahtangga petani pada kegiatan on
farm tetapi akan menurunkan curahan waktu tenaga kerja rumahtangga petani
pada kegiatan off farm dan non farm. Selanjutnya curahan waktu tenaga kerja
rumahtangga petani diantara ketiga kegiatan dapat saling mempengaruhi satu
sama lain, artinya curahan waktu tenaga kerja rumahtangga petani untuk kegiatan
on farm akan mempengaruhi curahan waktunya pada kegiatan off farm dan non
farm, demikian pula sebaliknya curahan waktu pada kegiatan off farm dan non
farm akan mempengaruhi kegiatan on farm.
Selain mempengaruhi keputusan produksi dan alokasi tenaga kerja, risiko
produksi dan risiko harga produk juga mempengaruhi perilaku rumahtangga
petani dalam mengambil keputusan konsumsi. Pengambilan keputusan konsumsi
rumahtangga petani menyangkut keputusan konsumsi untuk kebutuhan pangan,
non pangan, pendidikan, kesehatan, tabungan dan investasi usahatani. Semua
konsumsi yang dilakukan rumahtangga petani tersebut merupakan pengeluaran
rumahtangga petani. Adanya risiko produksi dan risiko harga produk diduga dapat
menyebabkan pengeluaran rumahtangga untuk konsumsi pangan, non pangan,
ini terjadi karena pengeluaran rumahtangga sangat tergantung dengan pendapatan
yang diperoleh rumahtangga petani. Hubungan antara pengeluaran dengan
pendapatan rumahtangga menunjukkan adanya keterkaitan antara pengambilan
keputusan produksi dan konsumsi melalui tingkat pendapatan. Artinya pendapatan
yang diperoleh rumahtangga petani akan digunakan untuk membiayai pengeluaran
rumahtangga. Jika adanya risiko produksi dan risiko harga produk menyebabkan
pendapatan menurun maka akan berpengaruh terhadap penurunan pengeluaran
rumahtangga petani.
Pengeluaran untuk masing-masing konsumsi rumahtangga juga
dipengaruhi oleh karakteritik rumahtangga (jumlah anggota rumahtangga, jumlah
anak sekolah dan pendidikan anggota keluarga), pendapatan rumahtangga dan
pengeluaran konsumsi lainnya. Diantara pengeluaran rumahtangga tersebut dapat
saling mempengaruhi satu sama lain dan mempunyai pengaruh negatif.
Terkait dengan pendapatan rumahtangga petani terdiri dari pendapatan on
farm, off farm dan non farm. Output pada kegiatan on farm pada umumnya dijual
ke pasar sehingga diperoleh pendapatan usahatani (on farm). Sementara itu
kegiatan lain yang dilakukan rumahtangga petani, yaitu kegiatan off farm dan non
farm, akan memberikan pendapatan off farm dan non farm. Ketiga kegiatan
tersebut akan memberikan kontribusi pada total pendapatan rumahtangga petani.
Total pendapatan rumahtangga petani akan digunakan untuk membiayai