• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Pemikiran Konseptual 1. Studi Kelayakan Bisnis

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 1. Studi Kelayakan Bisnis

Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan industri di mana perusahaan berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka (Umar, 2007). Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan (Kasmir, 2003). Sementara itu, menurut Umar (2007), studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru. Sedangkan Subagyo (2007) menyebutkan studi kelayakan bila diletakkan pada objek pendirian sebuah usaha baru disebut studi kelayakan proyek. Jika objeknya adalah pengembangan usaha-berarti usaha sudah berjalan, namun direncanakan ada pengembangan-studi kelayakannya disebut studi kelayakan bisnis.

Secara umum, tujuan penyusunan studi kelayakan adalah mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut :

1) Apakah produk yang akan ditawarkan marketable atau tidak?

2) Dari sisi produksi, apakah secara teknis dapat dilakukan dan sustainable? 3) Dari sudut pandang manajemen, apakah bisnis tersebut efektif dan efisien? 4) Ditinjau dari sisi hukum, apakah termasuk usaha yang legal atau ilegal? 5) Dari sisi keuangan, apakah bisnis tersebut profitable atau tidak?

Jika jawabannya adalah marketable, sustainable, efektif dan efisien, legal dan provitable, berarti bisnis tersebut layak (layak untuk dibiayai/diberikan kredit/didirikan/dan atau disetujui izinnya) (Subagyo, 2007).

Menurut Husnan dan Suwarsono (1994), tahap-tahap untuk melakukan investasi usaha adalah sebagai berikut :

1) Identifikasi

Pengamatan dilakukan terhadap lingkungan untuk memperkirakan kesempatan dan ancaman dari usaha tersebut.

2) Perumusan

Tahap perumusan merupakan tahap untuk menerjemahkan kesempatan investasi ke dalam suatu rencana proyek yang konkrit, dengan faktor-faktor yang penting dijelaskan secara garis besar.

3) Penilaian

Penilaian dilakuakan dengan menganalisa dan menilai aspek pasar, teknik, manajemen, dan finansial.

4) Pemilihan

Pemilihan dilakukan dengan mengingat segala keterbatasan dan tujuan yang akan dicapai

5) Implementasi

Implementasi yaitu menyelesaikan proyek tersebut dengan tetap berpegang pada anggaran.

3.1.2. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis

Dalam menganalisa suat proyek yang efektif harus mempertimbangkan aspek-aspek yang saling berkaitan secara bersama-sama menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu dan mempertimbangkan seluruh aspek tersebut pada setiap tahap dalam perencanaan proyek dan siklus pelaksanaannya (Gittinger, 1986). Aspek-aspek tersebut antara lain :

1) Aspek pasar dan pemasaran

Aspek pasar dan pemasaran merupakan aspek yang paling utama dan pertama dilakukan dalam pengkajian usulan proyek investasi, alasannya adalah tidak akan mungkin suatu proyek didirikan dan dioperasikan jika tidak ada pasar yang siap menerima produk perusahaan tersebut (Suratman, 2002). Proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pemasaran, pengembangan strategi

22 pemasaran, perencanaan program pemasaran, dan pengelolaan usaha pemasaran (Kotler, 1997).

2) Aspek teknis dan teknologi

Kajian aspek teknis dan teknologi menitikberatkan pada penilaian atas kelayakan proyek dari sisi teknis dan teknologi. Penilaian meliputi penentuan lokasi proyek, penentuan model bangunan proyek, pemilihan mesin, peralatan lainnya, teknologi yang diterapkan, dan lay out serta penentuan skala operasi (Suratman, 2002).

3) Aspek manajemen

Untuk menyusun studi kelayakan, menjalankan proyek, dan mengoperasikan bisnis diperlukan manajemen. Proses pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki organisasi atau perusahaan tidak akan optimal apabila prinsip-prinsip manajemen tidak diterapkan secara konsisten. Pada setiap kegiatan, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian harus dijalankan secara berkesinambungan (Subagyo, 2007). Aspek manajemen perlu dikaji agar proyek yang didirikan dan dioperasikan nantinya dapat berjalan dengan lancar (Suratman, 2007).

4) Aspek finansial

Tujuan menganalisis aspek finansial dari suatu studi kelayakn proyek bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus (Umar, 2007). Untuk dapat menentukan apakah suatu proyek investasi dapat dikatakan layak diperlukan teknik-teknik kriteria penilaian investasi yang didasarkan pada estimasi aliran kas proyek yang bersangkutan (Suratman, 2007). Pada umumnya ada beberapa metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian aliran kas dari suatu investasi, yaitu metode Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit/Cost (Net B/C), Break Event Point (BEP), Payback Period (PBP), analisis sensitivitas.

5) Aspek sosial, ekonomi dan lingkungan

Aspek sosial, ekonomi dan lingkungan mengkaji tentang dampak proyek terhadap kehidupan masyarakat setempat baik dari sisi sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dari sisi ekonomi apakah keberadaan proyek dapat merubah atau justru mengurangi income per capita penduduk setempat. Dari sisi sosial apakah dengan adanya proyek tersebut wilayah setempat menjadi semakin ramai, lalu lintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lain sebagainya (Suratman, 2002). Sementara itu analisis mengenai dampak lingkungan harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya proyek-proyek industri (Umar, 2007).

6) Aspek hukum

Usaha dapat dikatakan legal jika telah mendapatkan izin usaha dari pemerintah daerah setempat melalui instansi/lembaga/departemen/dinas terkait. Namun, analis dan investor perlu memerhatikan sumber legal dari kelompok masyarakat (Subagyo, 2007).

3.1.3.Teori Biaya dan Manfaat

Dalam menganalisa suatu proyek, analisa harus disertai dengan definisi biaya dan manfaat. Biaya diartikan sebagai salah satu yang mengurangi suatu tujuan, sedangkan manfaat adalah segala sesuatu yang membantu terlaksananya suatu tujuan (Gittinger, 1986). Biaya dapat juga didefinisikan sebagai pengeluaran atau korbanan yang dapat menimbulkan pengurangan terhadap manfaat yang diterima. Biaya dapat dibedakan sebagai berikut :

1) Biaya modal merupakan dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat jangka panjang, seperti tanah , bangunan, pabrik, dan mesin.

2) Biaya operasional atau modal kerja merupakan kebutuhan dana yang diperlukan pada saat proyek mulai dilaksanakan, seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.

24 Manfaat dapat diartikan sebagai suatu yang dapat menimbulkan kontribusi terhadap suatu proyek. Manfaat proyek dapat dibedakan menjadi :

1) Manfaat langsung yaitu manfaat yang secara langsung dapat diukur dan dirasakan sebagai akibat dari investasi seperti peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja.

2) Manfaat tidak langsung yaitu manfaat yang secara nyata diperoleh dengan tidak langsung dari proyek dan bukan merupakan tujuan utama proyek, seperti rekreasi.

Kriteria yang biasa digunakan sebagai dasar persetujuan atau penolakan suatu proyek yang dilaksanakan adalah kriteria investasi. Dasar penilaian investasi adalah perbandingan antara jumlah nilai yang diterima sebagai manfaat dari investasi tersebut dengan manfaat dalam situasi tanpa proyek. Nilai perbedaannya adalah berupa tambahan manfaat bersih yang akan muncul dari investasi dengan adanya proyek (Gittinger, 1986).

3.1.4. Analisis Kelayakan Investasi

Kriteria investasi digunakan untuk mengukur manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan dari suatu proyek. Dalam mengukur manfaat suatu proyek dapat digunakan dua cara. Yang pertama dengan menggunakan perhitungan berdiskonto, yaitu suatu teknik yang dapat “menurunkan” manfaat yang diperoleh pada masa yang akan datang dan arus biaya menjadi nilai biaya pada masa sekarang dan yang kedua menggunakan perhitungan tidak berdiskonto. Perbedaan dua cara ini terletak pada konsep Time Value of Money yang digunakan pada model perhitungan berdiskonto. Model perhitungan tidak berdiskonto memiliki kelemahan umum dibandingkan perhitungan berdiskonto yaitu ukuran tersebut belum mempertimbangkan secara lengkap mengenai lamanya arus manfaat yang diterima (Gittinger, 1986).

Konsep Time Value of Money menyatakan bahwa nilai sekarang (present value) adalah lebih baik daripada nilai yang sama pada masa yang akan datang (future value) yang disebabkan dua hal, yaitu: 1) time preference (sejumlah sumber yang tersedia untuk dinikmati pada saat ini lebih disenangi dibandingkan jumlah yang sama yang tersedia di masa yang akan datang), 2) Produktifitas atau efisiensi modal (modal yang dimiliki saat ini memiliki peluang untuk

mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang melalui kegiatan yang produktif) yang berlaku baik secara perorangan maupun bagi masyarakat secara keseluruhan (Kadariah et al., 2001).

Kedua unsur tersebut berhubungan secara timbal balik di dalam pasar modal untuk menentukan tingkat harga modal yaitu tingkat suku bunga, sehingga dengan tingkat suku bunga dapat dimungkinkan untuk membandingkan arus biaya dan manfaat yang penyebarannya dalam waktu yang tidak merata. Untuk tujuan itu, tingkat suku bunga ditentukan melalui proses “discounting” (Kadariah et al.,2001).

3.1.5. Analisis Finansial

Analisis finansial adalah suatu analisis yang membandingkan antara biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu proyek akan menguntungkan selama umur proyek (Husnan dan Suwarsono, 1994). Analisis finansial terdiri dari : 1) Net Present Value (NPV) atau Nilai Bersih Sekarang.

Dasar pemikiran untuk metode NPV cukup sederhana. Nilai NPV sebesar nol menunjukkan bahwa arus kas proyek tersebut pasti memadai untuk membayar kembali modal yang diinvestasikan dan untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang diminta atas modal tersebut. Jika sebuah proyek memiliki nilai NPV yang positif, maka proyek tersebut menghasilkan kas yang lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk melayani utangnya dan untuk memberikan pengembalian yang diminta kepada para pemegang saham, dan kelebihan kas ini akan dikumpulkan untuk dibayarkan kembali hanya untuk para pemegang saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2006)

2) Internal Rate of Return (IRR) atau Tingkat Pengembalian Internal.

Tingkat pengembalian internal merupakan kriteria keputusan penganggaran modal yang mencerminkan tingkat pengembalian yang didapat suatu proyek. Secara matematis merupakan tingkat disonto kas yang menyamakan nilai sekarang dari pemasukannya dengan nilai sekarang dari pengeluarannya (Keown et al, 2005)

3) Net Benefit/Cost (Net B/C) atau Rasio Keuntungan/Biaya sama dengan Profitability Index (PI) atau Indeks Keuntungan.

26 Indeks profitabilitas merupakan suatu kriteria keputusan penganggaran modal yang digambarkan sebagai rasio nilai sekarang arus kas bebas masa depan terhadap pengeluaran awal (Keown et al, 2005)

4) Payback Period atau Pengembalian Investasi

Periode pengembalian kembali dinyatakan sebagai ekspektasi jumlah tahun yang dibutuhkan untuk memperoleh kembali investasi awal (Brigham dan Houston, 2006)

3.1.6. Analisis Sensitivitas

Analisis senstivitas dilakukan untuk meneliti kembali analisa kelayakan proyek yang telah dilakukan, tujuannya yaitu untuk melihat pengaruh yang akan terjadi apabila keadaan berubah. Hal ini merupakan suatu cara untuk menarik perhatian pada masalah utama proyek yaitu proyek selalu menghadapi ketidakpastian yang dapat terjadi pada suatu keadaan yang telah diramalkan (Gittinger, 1986).

Pada proyek di bidang pertanian terdapat empat masalah utama yang mengakibatkan proyek sensitif terhadap perubahan, yaitu:

1) Perubahan harga jual

2) Keterlambatan pelaksanaan proyek 3) Kenaikan biaya

4) Perubahan volume produksi

Dokumen terkait