• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan literatur kepustakaan, disusun diagram pohon tentang berbagai kemungkinan faktor yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI eksklusif (Gambar 6). Menurut Delp et al. ( Hardinsyah, 1996) berdasarkan diagram pohon maka dapat dibangun kerangka operasional pemikiran, dalam hal ini kerangka pemikiran mengenai pengaruh konseling gizi terhadap pemberian ASI eksklusif pada ibu keluarga miskin (Gambar 7).

ASI eksklusif dianjurkan diberikan selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI sebagai makanan terbaik bagi bayi ternyata belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal oleh ibu. Kondisi ini bisa dilihat dari masih rendahnya pemberian ASI khususnya ASI eksklusif berdasarkan data SDKI tahun 2003. Berdasarkan Visi Indonesia Sehat 2010, pada tahun 2010 seharusnya pemberian ASI eksklusif mencapai 80%, tetapi berdasarkan SDKI pada tahun 2003 baru 55% ibu-ibu yang memberikan ASI secara eksklusif.

Keberhasilan menyusui, menghentikan menyusui dan gagal menyusui bayinya secara eksklusif oleh ibu sangat tergantung keputusan ibu yang merupakan gambaran perilaku ibu dalam praktek menyusui. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan ibu untuk memberikan ASI. Faktor yang diduga berkaitan dengan perilaku ibu dalam memberikan atau tidak memberikan ASI meliputi kesehatan bayi, kesehatan ibu, produksi ASI, sikap ibu terhadap ASI, pengetahuan ibu tentang ASI dan kesempatan memberikan ASI.

Kesehatan ibu dan kesehatan bayi akan mempengaruhi perilaku pemberian ASI eksklusif. Bayi yang sakit akan enggan menyusu, sehingga bayi menjadi rewel karena tidak terpenuhi kebutuhan makannya. Tidak semua ibu dapat memberikan ASI kepada anaknya yang disebabkan ibu tidak mampu menghasilkan ASI yang cukup atau sama sekali tidak mampu memproduksi ASI. Selain itu bisa juga dikarenakan kondisi kesehatan ibu yang menyebabkan ASI tidak boleh diberikan kepada anaknya. Ibu yang menderita sakit kuning,

demam tinggi, buah dada membengkak dan bernanah (abses) menyebabkan anak tidak boleh diberi ASI (Oswari 1986).

Produksi ASI dipengaruhi konsumsi gizi, status gizi ibu, kesehatan ibu, kondisi bayi dan kekhawatiran ibu. Ibu yang terlalu khawatir akan mempengaruhi proses pemberian dan pengeluaran ASI. Tidak adanya motivasi, kekhawatiran ibu yang berlebihan akan menghambat pembentukan ASI. Kekhawatiran ibu umumnya terjadi karena kurangnya informasi dan dukungan yang baik

Sikap ibu terhadap ASI dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, kebiasaan khususnya kebiasaan memberikan makanan atau minuman prelaktal, keberadaan motivator dan keberadaan pengasuh. Pendidikan ibu akan mempengaruhi pengetahuan gizi ibu tentang ASI karena dengan pendidikan yang cukup akan mempengaruhi pemahaman ibu terhadap suatu informasi. Keberhasilan, berhenti lebih awal dan kegagalan menyusui menurut EbrahinG.J. (1979) merupakan gambaran sikap ibu terhadap penyusuan yang dipengaruhi nilai-nilai yang berlaku pada masyarakat, pengalaman masa kanak- kanak, hubungan dalam keluarga, dan menyusui yang berhasil dalam kehamilan terdahulu. Alasan ibu menghentikan pemberian ASI menurut Haider et al

(2002) adalah bahwa makanan prelaktal perlu diberikan pada tiga hari pertama karena ASI belum keluar.

Ibu merupakan penentu keputusan dalam memberikan ASI eksklusif atau tidak terhadap bayinya, oleh karena itu perlu pendekatan kepada ibu agar ibu memutuskan untuk memberikan ASI secara eksklusif. Konseling gizi merupakan pendekatan individual yang dapat digunakan dan merupakan intervensi yang efektif terutama yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan praktek atau tindakan yang berhubungan dengan gizi. Konseling gizi merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu. Makna bantuan disini yaitu sebagai upaya untuk memberikan informasi dan mendorong ibu serta memotivasi untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, serta membantu memecahkan masalah yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif.

Gambar 6 Diagram pohon berbagai kemungkinan yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI eksklusif

Kesehatan Bayi Kesehatan Ibu Pengetahuan Gizi Kesempatan Memberikan ASI Sikap Gizi Produksi ASI Berat Lahir Konsumsi Umur Kehamilan Konsumsi Posisi Menyusui Kekhawatiran ibu Kesehatan Ibu Status Gizi Ibu Genetik Ibu Kondisi Bayi Konsumsi Sanitasi Makanan Sanitasi Lingkungan Cara Melahirkan Perawatan Post Partum Pengetahuan Gizi Pengalaman Masa Kebiasaan Prelaktal Status Kerja

Pelayanan Penitipan Bayi

Bibir Sumbing

Pengetahuan Gizi Status ekonomi Besar keluarga

Dukungan keluarga Tingkat percaya diri

Sanitasi Lingkungan Keberadaan Air Bersih Praktek Pengolahan makanan Pengetahuan Gizi & Kes

Perilaku Pemberian ASI Eksklusif

Kurang gizi masa hamil

Pengetahuan Pengalaman masa lalu

Konsumsi

Perawatan Post Partum Konsumsi

Kesehatan Ras

Kesehatan bayi Psikologi Bayi Pengetahuan Gizi & kes. Status Ekonomi Besar keluarga

Pengetahuan Gizi & kes.

Besar keluarga Status ekonomi

Gizi & Kesehatan ibu Besar keluarga Pengetahuan Status Ekonomi Dukungan Akses Pelayanan Pendidikan Akses Terhadap Media Pengalaman Akses terhadap Lasyanan Jumlah anak Trauma Keberadaan Motivator Budaya Kekhawatiran ibu Status Kerja Akses Pelayanan

Pengalaman Masa Lalu

Pendidikan

Akses terhadap Media

Akses Layanan Post partum Jumlah Anak Trauma Status Ekonomi Regulasi Kesempatan Materi Iklan Ketersediaan Media Pengetahuan Status Ekonomi Dukungan Pendidikan Kesempatan Pendidikan Status Ekonomi Keberadaan Pengasuh Akses Pelayanan

32 ASI Eksklusif Konseling Gizi Pengetahuan Gizi Sikap Gizi Praktek Gizi : - Pemberian Kolostrum - Pemberian Prelaktal - Frekuensi Menyusui - Durasi Menyusui Karakteristik Ibu : - Pendapatan - Pendidikan - Pengetahuan ASI eksklusif

- Sikap terhadap ASI eksklusif

- Praktek yang mendukung ASI eksklusif

Konsumsi Ibu

Status Gizi Ibu

Konsumsi MP-ASI

Status Gizi Bayi

Kesehatan Bayi

Definisi Operasional

Konseling gizi adalah suatu proses kegiatan komunikasi interpersonal antara konselor dan klien (ibu) untuk memberikan informasi berupa pengetahuan gizi, serta memberikan motivasi dan saran dalam memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.

Konseling laktasi adalah bagaimana melakukan tiap keterampilan dalam proses menyusui yang dapat disesuaikan menurut kondisi setempat.

ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sebagai sumber makanan tanpa cairan atau makanan lainnya kecuali obat-obatan, suplemen vitamin dan mineral yang diberikan karena alasan medis sampai bayi berusia 6 bulan.

Berusia 6 bulan adalah usia bayi yang dihitung dari sejak lahir sampai memasuki minggu ketiga bulan keenam.

Keluarga Miskin adalah keluarga yang dinyatakan miskin berdasarkan kepemilikan kartu miskin dan atau yang dinyatakan miskin berdasarkan pernyataan perangkat desa (kader dan ketua rukun warga) karena status ekonominya lebih rendah dibandingkan lingkungan sekitar.

Pengetahuan gizi ibu adalah wawasan pengertian atau pemahaman ibu yang berhubungan dengan ASI eksklusif, yang dinyatakan dengan skor dari setiap jawaban pertanyaan yang meliputi pengertian ASI eksklusif, waktu pemberian ASI, durasi pemberian ASI eksklusif, manfaat ASI eksklusif, pengertian kolostrum, manfaat pemberian kolostrum, makanan prelaktal, konsumsi ibu dan perawatan payudara. Sikap ibu yang mendukung pemberian ASI eksklusif adalah kecenderungan

perilaku ibu yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif, yang dinyatakan dengan nilai skor dari setiap jawaban pertanyaan meliputi meliputi ASI segera diberikan setelah bayi dilahirkan, kolostrum segera diberikan pada bayi, bayi tidak perlu diberi makanan prelaktal, bayi hanya diberikan ASI saja sampai usia 6 bulan, iklan tidak mempengaruhi ibu untuk memberikan bayi

makanan selain ASI, ibu perlu mengkonsumsi makanan 4 sehat untuk produksi ASI, ibu perlu makan lebih banyak dari biasanya, ibu perlu merawat payudara untuk kelancaran menyusui, ibu harus dalam keadaan situasi yang tenang ketika menyusui dan ibu perlu istirahat agar produksi ASI lancar.

Praktek ibu yang mendukung pemberian ASI eksklusif adalah tindakan ibu yang berhubungan dengan pencapaian pemberian ASI eksklusif, yang dinyatakan dengan nilai skor dari setiap jawaban pertanyaan meliputi praktek bayi segera disusui setelah dilahirkan, bayi diberi kolostrum, bayi tidak diberi makanan prelaktal, bayi disusui sekehendak bayi dan semau bayi, tidak memberikan MP-ASI sebelum bayi berusia 6 bulan, ibu menyusui dalam keadaan tenang dan ibu merawat payudara. Praktek ibu yang mendukung pemberian ASI eksklusif sebelum dilakukan konseling gizi merupakan jawaban atas praktek ibu pada anak sebelumnya.

Durasi pemberian ASI adalah lamanya ibu memberikan ASI kepada bayinya per kali pemberian

Durasi pemberian ASI per hari adalah lamanya ibu memberikan ASI kepada bayinya dalam satu hari

Durasi pemberian ASI selama konseling gizi adalah lamanya ibu memberikan ASI kepada bayinya selama intervensi berlangsung. Akumulasi lamanya ibu memberikan ASI selama konseling gizi menjadi variabel yang dimasukkan dalam pengolahan data secara statistik

Frekuensi pemberian ASI adalah jumlah pemberian ASI per hari pada bayi Frekuensi pemberian ASI selama intervensi adalah jumlah pemberian ASI

kepada bayi selama konseling gizi. Akumulasi jumlah ibu memberikan ASI selama konseling gizi menjadi variabel yang dimasukkan dalam pengolahan data secara statistik

Pemberian Makanan prelaktal adalah pemberian makanan atau minuman kepada bayi seperti madu, pisang, air kopi, air gula dan lain-lain yang diberikan sebelum ASI keluar pada awal kehidupan bayi

Pemberian MP-ASI dini adalah pemberian makanan pada bayi selain ASI sebelum bayi berusia 6 bulan.

Status gizi ibu adalah keadaan tubuh ibu yang diukur secara antropometri dengan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).

Berat lahir adalah ukuran berat bayi dalam satuan gram yang diukur dalam kurun waktu 48 jam setelah dilahirkan.

Kesehatan bayi adalah ada tidaknya gangguan fisik dan psiologis yang dialami bayi sehingga dapat mempengaruhi proses menyusu.

Konsumsi zat gizi adalah jenis dan jumlah zat gizi yang dikonsumsi berdasarkan recall 1x24 jam setiap bulannya selama intervensi berlangsung.

Besar keluarga adalah jumlah individu yang tinggal/menetap bersama dalam satu rumah dan hidup dari penghasilan keluarga

Pendapatan rumah tangga adalah semua hasil yang diterima seluruh anggota keluarga dari hasil bekerja yang dinyatakan dalam rupiah per bulan. Dalam penelitian ini didekati dengan jumlah pengeluaran pangan dan non pangan per kapita per bulan.

METODE

Dokumen terkait