• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran digunakan untuk memudahkan peneliti untuk

menganalisa masalah yang dihadapi, serta untuk membuat sebuah

penyelesaian.

Dalam penelitian ini akan menguji pengaruh Nilai Bahan Baku,

Nilai Bahan Bakar, dan Jumlah Tenaga Kerja Terhadap Output Industri

Tekstil di Indonesia. variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini

adalah Output Industri Tekstil di Indonesia periode 1983 – 2012. Sedangkan untuk variabel dependen (bebas), diantaranya adalah sebagai

berikut; Nilai Bahan Baku, Nilai Bahan Bakar, dan Jumlah Tenaga Kerja

pada tahun 1983–2012.

Menurut Mulyadi (2004;15), bahan baku adalah bahan yang

membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam

perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian

impor atau dari pengolahan sendiri. Dalam penjelasannya biaya yang

dikeluarkan untuk mendapatkan bahan baku, disebut dengan nilai bahan

baku. Bahan baku yang digunakan dari awal proses produksi hingga

menjadi output adalah bahan baku langsung (direct metal).

Bahan baku utama tekstil adalah serat tekstil dan belum dapat

digantikan sepenuhnya oleh bahan baku non kapas

Indonesia disebabkan oleh biaya produksi yang tinggi

(Wibowo,2012:44).

Salah satu faktor yang menyebabkan biaya bahan baku utama

tekstil tinggi adalah karena langkanya sumber daya alam domestik pada

bahan baku utama tekstil, yakni kapas. Kapas yang ada di Indonesia

masih impor dari beberapa negara, seperti China, India, dan Tanzania,

dan tingginya harga kapas dunia mengakibatkan penurunan jumlah

produksi tekstil (Hermawan,2011:388).

Diperkuat kembali oleh penelitian yang dilakukan Pradana, bahwa

Skala hasil produksi sangat menentukan tingkat efisiensi hasil produksi.

Pada intinya, efisiensi suatu hasil produksi ditentukan oleh pebandingan

antara tingkat input yang digunakan terhadap output hasil produksi yang

dihasilkan, dalam penelitian yang dilakukan oleh Wibowo input yang

digunakan adalah jumlah tenaga kerja, jumlah dan biaya (nilai) bahan

baku, sumber permodalan, dan mesin produksi. Dalam hasil

penelitiannya, untuk mengukur efisiensi selain terjadi hubungan positif

dari semua variabel terhadap industri konveksi produk tekstil, juga

melihat koefisien yang dihasilkan. Apabila nilai koefisien 0 <β <1 maka

dapat dikatakan penggunaan input terhadap output efisien. Namun,

tingkat efisiensi pada produksi industri di Indonesia pada beberapa

perusahaan masih dikatakan kurang efisien karena penggunaan input

yang minim disebabkan biaya produksi tinggi dan menyebabkan

Bahan bakar adalah material dengan suatu jenis energi yang bisa

diubah menjadi energi berguna lainnya.bahan bakar dapat terbakar

dengan sendirinya karena kalor dari sumber kalor yang dihasilkan dari

proses pembakaran (Wulan,2010:5). Nilai satuan yang digunakan untuk

mendapatkan bahan bakar pada intinya adalah nilai bahan bakar.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sultan menjelaskan

tingginya tingkat nilai bahan bakar terhadap industri manufaktur

menyebabkan jumlah produksi industri manufaktur khususnya furniture

berkurang, lalu hasil yang dilakukan penelitian oleh Sultan pada variabel

Nilai Solar, Nilai bensin, dan Nilai pelumas,diantaranya adalah Nilai

Solar, dan Nilai Bensin berpengaruh positif terhadap hasil produksi

manufaktur, dan Nilai bahan bakar pelumas berpengaruh negatif

terhadap hasil produksi industri manufaktur. Sehingga kesimpulan secara

keseluruhan dapat dikatakan nilai beberapa jenis bahan bakar yang tinggi

akan berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil produksi

manufaktur. Namun, hanya pada industri besar menengah, apabila hasil

penelitian tersebut diaplikasikan dalam industri kecil karena nilai bahan

baku atau biaya bahan baku yang tinggi akan dapat terjadi penurunan

hasil produksi (Sultan,2005:25).

Seluruh Jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja jika ada

permintaan kerja atau pada intinya hal tersebut dapat dikatakan sebagai

yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan)

yang digunakan per satuan waktu. Definisi kerja ini ini mengandung cara

atau metode pengukuran. Walaupun dalam teori dapat dilakukan, namun

dalam kenyataannya dalam praktek sangat sukar untuk dilakukan, hal

tersebut dikarenakan sumber daya masukan yang dipergunakan umunya

dari banyak macam dan dalam proporsi yang berbeda

(Payaman,1985:30).

Keahlian tenaga kerja pada industri tekstil di Indonesia sangat

minim, sehingga menyebabkan tidak efisiensinya alokasi input. Menurut

Stigler, dalam hasil penelitiannya, jumlah tenaga kerja berpengaruh

positif dan signifikan terhadap hasil produksi output, namun ketersediaan

tenaga kerja ahli juga dapat mempengaruhi kualitas hasil produksi output

industri. Dalam kesimpulan hasil penelitiannya rasio yang digunakan

antara modal terhadap input tenaga kerja, dimana perbandingan antara

modal terhadap alokasi tenaga kerja, untuk input lain atau dapat dikatan

transfer dari tenaga kerja terhadap teknologi. Teknologi Industri sangat

membutuhkan tenaga kerja ahli untuk dapat meningkatkan kualitas

output sekaligus, mengalokasikan biaya produksi bagi tenaga dan mesin,

sehingga tercipta efisiensi input (Stigler,2014:7).

Pada perumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,

Tekstil dan Produksi Tekstil di Indonesia, bahwa ketersediaan bahan

baku, fluktuasi bahan bakar, dan ketersediaan tenaga kerja ahli di

Indonesia. selanjutnya sehingga secara matematis dalam fungsi produksi

Cobb Douglas dapat dituliskan sebagai berikut;

OUT=f(NBBk, NBBkim, NBB, JTK)

Keterangan:

OUT = Output Industri Tekstil NBBk = Nilai Bahan Baku Domestik NBBkim = Nilai Bahan Baku Impor

NBB = Nilai Bahan Bakar

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Gambar 2. Masalah

-Sumber daya alam domestik langka, mengakibatkan impor bahan baku - Biaya produksi tinggi

- Penurunan jumlah produksi

- Kurangnya efisiensi input untuk menghasilkan output maksimal

Identifikasi Masalah

- Indonesia masih mengimpor kapas sebagai bahan baku utama tekstil - Tingginya harga bahan bakar sebagai input industri tekstil

- Kurangnya Ketersediaan tenaga kerja ahli dalam industri tekstil

Grand Theory

Nilai Bahan Baku

Bahan Baku Mulyadi (1986)

Nilai Bahan Bakar

Bahan Bakar (Wulan, 2010)

Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga Kerja (Payaman, 1985;30)

Variabel

- Nilai bahan Baku - Nilai Bahan Bakar - Jumlah Tenaga Kerja

Jurnal

Rudi Wibowo (2012) Sultan (2010)

Adebayo Stigler (2014)

( + ) ( + ) ( + ) ( + ) Gambar 2.2 Paradigma Penelitian

Nilai Bahan Baku

Nilai Bahan Bakar

Jumlah Tenaga Kerja

Dokumen terkait