• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Pikir

Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) merupakan bagian dari kontrak kerja antara Menteri Pertanian dengan Presiden selama tahun 2009-2014 dengan tujuan untuk meningkatkan keanekaragaman pangan sesuai dengan karakteristik daerah. Kontrak kerja ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan berbasis Sumber Daya Lokal, dan ditindak lanjuti oleh Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 43 Tahun 2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan berbasis sumber daya lokal. Salah satu implementasi program P2KP diwujudkan melalui kegiatan pemberdayaan kelompok wanita tani yaitu optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan.

Pemanfaatan lahan pekarangan merupakan kegiatan pertanian dikelola di lahan pekarangan rumah, dan hasil produk pertanian diharapkan dapat menjamin ketersediaan bahan pangan yang beranekaragam secara terus-menerus, guna pemenuhan gizi keluarga, menambah pendapatan, serta menjaga kelestarian lingkungan. Pemanfaatan lahan pekarangan dapat dilaksanakan secara terus- menerus (berkelanjutan) apabila ada kesadaran, keinginan, keputusan dari anggota kelompok wanita tani untuk memanfaatkan lahan pekarangan.

Kegiatan keberlanjutan pemanfaatan lahan pekarangan yang dianalisis merupakan kegiatan pasca program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) pada Tahun 2011 di Kabupaten Bogor. Kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan yang berkelanjutan merujuk pada konsep pengambilan keputusan inovasi. Menurut Rogers (2003) proses pengambilan keputusan suatu inovasi terdiri dari lima tahap yaitu: (1) suatu proses yang dilakukan oleh seorang individu mulai dari memperoleh pengetahuan awal dari suatu inovasi, (2) membentuk sikap terhadap inovasi, (3) membuat keputusan untuk mengadopsi atau menolak, (4) melaksanakan inovasi, dan (5) mengkonfirmasi keputusan dalam suatu inovasi. Berdasarkan konsep Rogers (2003) tersebut pada penelitian ini dibatasi pada satu tahap yaitu tahap konfirmasi.

Keberlanjutan pemanfaatan lahan pekarangan didasari pada tahapan konfirmasi, yang merupakan suatu tindakan/perilaku dari anggota kelompok wanita dalam memberikan penegasan terhadap keputusan yang diambil, meliputi: (a) tidak melanjutkan kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan, (b) melanjutkan akan tetapi kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan kurang dari ketika adanya program P2KP, (c) melanjutkan dan kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan sama dengan ketika adanya program P2KP, (d) melanjutkan dan kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan lebih besar dibandingkan ketika ada program P2KP (perluasan).

Konfirmasi keputusan anggota kelompok wanita tani dalam keberlanjutan pemanfaatan lahan pekarangan juga diduga dilatar belakangi oleh berbagai peubah. Penelitian ini ingin membuktikan pengaruh dari peran ketua kelompok wanita tani terhadap keberlanjutan pemanfaatan lahan pekarangan. Peran ketua kelompok wanita tani merupakan perilaku dari ketua kelompok untuk membantu anggota

kelompok wanita tani mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mendorong upaya perubahan pada anggota kelompok.

Ketua kelompok wanita tani baik yang dipilih berdasarkan musyawarah dan mufakat bersama anggota kelompok maupun yang ditunjuk oleh pihak-pihak yang berwenang seperti penyuluh dan tokoh masyarakat, memiliki peranan untuk menggerakkan anggotanya agar mau melaksanakan kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan. Peran ketua kelompok wanita tani adalah: (a) untuk memotivasi anggota kelompok wanita tani (motivator), (b) memberikan informasi, (c) mengalokasi sumber daya, (d) membantu dalam memecahkan masalah. Peran ketua kelompok wanita tani dijadikan peubah yang diduga mempengaruhi keberlanjutan pemanfaatan lahan pekarangan, karena kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan dilaksanakan melalui kegiatan kelompok, dan ketua kelompok wanita tani berada pada satu wilayah yang sama dengan anggota kelompok, sehingga terjalinnya interaksi antara ketua kelompok dengan anggota kelompok wanita tani dalam kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan.

Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa keputusan seseorang untuk menolak atau mengadopsi suatu inovasi dipengaruhi oleh alasan/tujuan yang ingin dicapai dalam mengadopsi suatu inovasi. Dalam penelitian ini, kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan yang berkelanjutan diduga dipengaruhi oleh tujuan dari anggota kelompok wanita dalam pemanfaatan lahan pekarangan. Tujuan pemanfaatan lahan pekarangan merupakan gambaran tentang sesuatu hasil yang diharapkan dan dapat dicapai oleh anggota kelompok wanita tani. Tujuan pemanfaatan lahan pekarangan yang dianalisis adalah: (a) memenuhi kebutuhan pangan,(b) melatih keterampilan menanam, (c) menambah penghasilan, (d) menjaga kelestarian lingkungan.

Keputusan anggota kelompok wanita tani untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan dipahami sebagai suatu tindakan yang rasional berdasarkan pertimbangan. Berdasarkan tinjauan psikologi sosial, bahwa pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan dipengaruhi oleh perilaku seseorang dalam kehidupannya dan karakteristik yang melekat pada diri individu tersebut. penelitian ini juga menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pemanfaatan lahan pekarangan yang berkelanjutan. Faktor internal meliputi: (a) umur, (b) pendidikan formal, (c) pendapatan keluarga, (d) jumlah anggota keluarga, (e) curahan waktu memanfaatkan pekarangan, (f) kekosmopolitan, (g) motivasi, (h) luas lahan pekarangan. Faktor eksternal meliputi: (a) intensitas penyuluhan, (b) ketersediaan sarana produksi, (c) suasana kelompok.

Beberapa uraian peubah di atas, diharapkan mampu menjelaskan keputusan anggota kelompok wanita tani dalam pemanfaatan lahan pekarangan yang berkelanjutan di Kabupaten Bogor. Adapun peubah tersebut adalah faktor internal, faktor eksternal, peran ketua kelompok wanita tani, dan tujuan pemanfaatan lahan pekarangan. Berdasarkan hasil penelusuran literatur peubah yang diduga berpengaruh terhadap keputusan petani dalam pemanfaatan lahan pekarangan berkelanjutan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka Pikir Hubungan Antar Peubah Penelitian. Faktor internal (X1) X1.1 Umur X1.2 Pendidikan formal X1.3 Pendapatan keluarga X1.4 Jumlah anggota keluarga X1.5 Curahan waktu memanfaatkan pekarangan X1.6 Kekosmopolitan X1.7 Motivasi X1.8 Luas lahan pekarangan Faktor eksternal (X2) X2.1 Intensitas penyuluhan X2.2 Ketersediaan sarana produksi X2.3 Suasana kelompok Persepsi anggota tentang peran ketua kelompok wanita tani (X3)Memberikan motivasi  Memberikan informasi  Mengalokasi sumber daya  Memecahkan masalah Ketercapain tujuan pemanfaatan lahan pekarangan (X4)  Memenuhi kebutuhan pangan  Melatih keterampilan menanam  Meningkatkan pendapatan  Menciptakan keindahan dan kenyamanan lingkungan Tingkat pemanfaatan lahan pekarangan berkelanjutan (Y)Tidak Melanjutkan  Melanjutkan < dari program P2KP  Melanjutkan = program P2KP  Melanjutkan > dari program P2KP (perluasan)

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tujuan dan kerangka pikir penelitian tentang keterkaitan antara peubah yang berhubungan terhadap peran ketua kelompok wanita tani dalam keberlanjutan pemanfaatan lahan pekarangan, maka dirumuskan tiga hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. terdapat hubungan nyata faktor internal dan eksternal terhadap persepsi anggota tentang peran ketua kelompok wanita tani,

2. terdapat pengaruh nyata faktor internal dan faktor eksternal terhadap tujuan pemanfaatan pekarangan,

3. terdapat pengaruh nyata faktor internal dan faktor eksternal terhadap pemanfaatan lahan pekarangan yang berkelanjutan,

4. terdapat pengaruh nyata peran ketua kelompok wanita tani terhadap pemanfaatan lahan pekarangan yang berkelanjutan,

5. terdapat pengaruh nyata tujuan pemanfaatan lahan pekarangan terhadap pemanfaatan lahan pekarangan yang berkelanjutan.

4 METODE PENELITIAN

Dokumen terkait