BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
B. Kerangka Pikir
Tindak tutur adalah awal perkataan yang diucapkan seseorang dalam berkomunikasi. Ilokusi adalah tekanan komunikatif dari tuturan. Bahasa adalah alat sistematis untuk menyampaikan gagasan, konsep, maksud dan perasaan kepada orang lain dengan memakai bunyi atau tanda lain yang telah disepakati.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bagan berikut ini:
29 BAGAN KERANGKA PIKIR
Transaksi jual beli di pasar sentral Makassar
Representatif Komisif Direktif Ekspresif Deklaratif
Analisis Pragmatik
Wujud Tindak Tutur Ilokusi
Temuan
30 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang berkaitan dengan data yang tidak berupa angka-angka tetapi berupa variabel yang berwujud tuturan sebagai data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang sifat-sifat individu, keadaan, gejala dari kelompok tertentu yang diamati. Dengan metode deskriptif, penulis menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif di dalam penelitian ini, dengan cara membuat deskripsi yang sistematis dan akurat mengenai data yang diteliti. Metode deskriptif ini dipilih karena penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menggambarkan tentang objek yang diteliti.Di dalam mengamati interaksi sosial yang terjadi, penulis melaksanakan metode ini dengan cara mengamati, ikut berperan dan merekam tuturan-tuturan yang diujarkan oleh si penjual dan pembeli yang sedang melakukan transaksi jual-beli di pasar Sentral Makassar. Menurut Arikunto (1997: 209) jenis penelitian ini bertujuan menggambarkan keadaan atau status fenomena, dimana peneliti ingin mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keadaan. Nazir (1983: 63) menyebut metode deskriptif sebagai suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Suryabrata (2008: 76) mengatakan bahwa penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk membuat deskripsi mengenai situasi dan kejadian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif.
30
31 Penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu rancangan penelitian yang mendeskripsikan fenomena yang menjadi sasaran secara ilmiah. Alamiah maksudnya fenomena yang menjadi sasran penelitian dideskripsikan sebagaimana adanya tanpa disertai perlakuan, pengukuran dan perhitungan.
B. Desain Penelitian
Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif. Menurut Arikunto (1997: 209) jenis penelitian ini bertujuan menggambarkan keadaan atau status fenomena, dimana peneliti ingin mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keadaan. Sedangkan pendekatan deskriptif dimaksudkan sebagai usaha pemberian data kebahasaan secara rinci, jelas dan objektif (sebagaimana adanya tanpa berpikir bagaimana seharusnya). Dalam mengumpulkan data mengenai tindak tutur ilokusi dalam transaksi jual beli.
Penulis melakukan observasi, rekaman dan teknik simak libat cakap. Dengan demikian, penulis langsung terlibat dalam percakapan tersebut.
C. Batasan Istilah
Agar penelitian ini terarah pada objek penelitian, maka istilah yang digunakan perlu dibatasi.
Tindak tutur adalah sesuatu yang kita lakukan ketika berbicara atau melakukan percakapan. Tindakan yang dilakukan cukup beragam bergantung dari tujuan dan maksud dilakukan tindak tutur, seperti menawarkan dan sebagainya.
Tindak tutur adalah awal perkataan yang diucapkan oleh seseorang dalam melakukan aktifitas komunikasi. Ilokusi adalah tekanan komunikatif dari tuturan yang digunakan pada saat melakukan komunikasi. Transaksi jual beli adalah suatu peristiwa atau kejadian di mana da penjual dan pembeli yang pada akhirnya
32 menghasilkan kesepakatan. Yang dimaksud dengan kesepakatan adalah adanya saling pemahaman antara penjual dan pembeli yang diakhiri dengan transaksi.
D. Instrument Penelitian
Instrument penelitian merupakan segala sesuatu yang akan di gunakan untuk menunjang berlangsungnya penelitian. Adapun instrument penelitian terdiri atas dua yaitu:
1. Instrument utama dimana instrument utama ini adalah peneliti itu sendiri 2. Instrument pendukung, adapun instrument pendukung ini adalah alat-alat yang
akan di gunakan dalam menunjang penelitian yang terdiri dari kamera HP (Heandphone), alat perekam (Heandphone), dan lembar observasi (yang mana diisi selama penelitian). Observasi adalah catatan tentang pengamatan yang dilakukan oleh penulis terhadap objek penelitian kemudian mencatat hal-hal yang dianggap perlu sehubungan dengan masalah yang diteliti.
E. Sasaran/Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan hal-hal yang berkaitan dengan wujud tindak tutur ilokusi dalam transaksi jual beli di pasar Sentral Makassar. Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan rumusan masalah, dimana rumusan masalah dalam penelitian dijadikan acuan dalam menentukan fokus penelitian. Dalam hal ini, fokus penelitian dapat berkembang atau berubah sesuai perkembangan masalah penelitian di lapangan. Segala sesuatu dalam penelitian ini ditentukan dari hasil akhir pengumpulan data yang mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa adapun fokus penelitiannya adalah bagaimana wujud tindak tutur ilokusi dalam transaksi jual beli di pasar Sentral Makassar . Objek yang akan menjadi penelitian ini adalah
33 wujud tuturan serta tekanan dari penuturan yang digunakan dalam interaksi jual beli di pasar sentral Makassar.
F. Data dan Sumber Data 1. Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari bahasa lisan yang dituturkan oleh pedagang dengan pedagang dan pedagang dengan pembeli yang sedang melakukan transaksi jual-beli. Kemudian pada data penelitian ini adalah semua rekaman tindak tutur ilokusi yang terjadi pada transaksi jual beli di pasar Sentral Makassar yang diperoleh melalui rekaman dan simak libat cakap.
2. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini berasal dari para pedagang dan pembeli di pasar Sentral Makassar. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah percakapan atau tindak tutur yang dituturkan para pedagang dan pembeli di pasar Sentral Makassar. Sumber data diperoleh dari tuturan yang diujarkan para pedagang dan pembeli berupa rekaman.
G. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi pusat perhatian dalam ruang lingkup dan waktu yang ditentukan (Putrawan 1990: 5). Dengan demikian, populasi penelitian ini adalah seluruh pedagang di pasar Sentral Makassar, khususnya di Blok A yakni sebanyak 175 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian jumlah populasi yang digunakan untuk menentukan sesuatu atau ciri yang dikehendaki (Putrawan 1990: 5). Sedangkan
34 menurut Arikunto (1997: 104) sampel adalah wakil atau sebagian dari populasi yang diteliti. Karena jumlah populasinya cukup besar, penulis dapat menarik suatu sampel penelitian. Hal ini dilakukan untuk memudahkan penulis dalam mengumpulkan data penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut, Arikunto (1992:
112) berpendapat bahwa:
“Apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Jika subyeknya besar dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau berapa saja, bergantung dari kemampuan peneliti dilihat dari besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti”.
Berdasarkan defenisi di atas, maka sampel penelitian ini sebanyak 20 orang atau 20% dari keseluruhan jumlah populasi yang ada yakni sebanyak 175 orang.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menyangkut cara-cara yang dilakukan dalam pengumpulan data yang berhubungan dengan penelitian ini. Untuk lebih jelasnya, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi, teknik rekam, teknik simak libat dan simak bebas.
1. Teknik Observasi
Margono (2007 : 157) mengartikan observasi sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Teknik observasi dilakukan dengan menggunakan panduan observasi untuk mencatat data dan informasi yang berkenaan dengan masalah penelitian.
Teknik observasi ini dilakukan pada tempat yang telah ditentukan yaitu di Pasar Sentral Makassar. Peneliti datang ke lokasi penelitian untuk melihat secara langsung mengenai kegiatan yang ada dan yang sedang berlangsung. Dalam
35 penelitian ini yang paling penting adalah pengumpulan data. Peneliti mengamati, memahami dan mencatat hal-hal yang dianggap berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
2. Teknik Rekam
Pada teknik rekam ini peneliti lakukan dengan maksud untuk mendapatkan data yang lebih akurat, Untuk mendapatkan data tuturan tersebut, peneliti melakukan perekaman. Dalam konteks itu, peneliti berusaha mendapatkan rekaman tuturan sebanyak mungkin dari proses komunikasi di pasar Sentral Makassar. Dalam melakukan perekaman, peneliti menggunakan alat perekam berupa HP (handphone) untuk mendapatkan hasil rekaman yang lebih baik serta dapat didengar. dengan merekam tuturan yang diucapkan oleh sekelompok orang yang terlibat dalam kegiatan transaksi jual beli di pasar Sentral Makassar.
Pedagang di pasar Sentral Makassar tidak mengetahui bahwa tuturannya direkam sehingga proses perekaman tidak berdampak kepada menurunnya derajat kealamiahan data dan tanpa direkayasa.
3. Teknik Simak Libat dan Simak Bebas
Pada teknik simak libat cakap dan simak bebas ini, peneliti mengumpulkan data dengan cara peneliti menyimak percakapan yang terjadi dalam transaksi jual beli di pasar Sentral Makassar. Kemudian peneliti ikut terlibat dalam percakapan tersebut dan berperan sebagai pembeli.
I. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data dan mengolahnya berdasarkan data yang telah diperoleh sehingga dapat tersusun dengan baik. Data yang diperoleh dari hasil simak dan catatan serta rekaman adalah berupa suara
36 tuturan langsung objek penelitian dan catatan tentang percakapan objek penelitian.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatik, berdasarkan fungsi-fungsi tindak tutur yaitu, mengklasifikasi tindak tutur, sebagai dasar dalam menelaah data. Selanjutnya, untuk mempermudah proses analisis.
Klasifikasi tersebut dilakukan dengan cara berikut.
1. Pengumpulan data, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berupa rekaman percakapan antara pedagang dengan pedagang dan pedagang dengan pembeli di Pasar Sentral Makassar .
2. Pentranskripsian data rekaman ke dalam bentuk tulisan.
3. Pengidentifikasian tindak tutur ilokusi (direktif, ekspresif, deklaratif, komisif dan refresentatif/asertif).
4. Pengklasifikasian tindak tutur ilokusi (direktif, ekspresif, deklaratif, komisif dan refresentatif/asertif).
5. Menganalisis tindak tutur ilokusi (direktif, ekspresif, deklaratif, komisif dan refresentatif/asertif).
6. Mendeskripsikan hasil analisis dalam bentuk laporan penelitian.
7. Bila hasil sudah selesai penelitian dianggap sesuai maka hasil tersebut dianggap sebagai hasil akhir.
37 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dalam bab ini dijelaskan tentang hasil penelitian yang merupakan pembahasan yaitu wujud tindak tutur ilokusi yang dilakukan oleh para penjual dan pembeli di pasar sentral Makassar.
Berdasarkan hasil pengamatan mengenai wujud tindak tutur ilokusi dalam transaksi jual beli yang menjadi sumber data dalam penelitian ini ditemukan berbagai macam tipe tindak tutur ilokusi. Wujud tindak tutur ilokusi yang ditemukan terjadi ketika penjual dan pembeli mengucapkan kalimat atau ketika berinteraksi. Tindak tutur ilokusi yang terdapat pada kalimat atau setiap kata yang diucapkan oleh pedagang ataupun pembeli di Pasar Sentral Makassar. Berikut akan diuraikan tentang wujud tindak tutur ilokusi dalam transaksi jual beli di pasar sentral Makassar.
Wujud tindak tutur ilokusi yang digunakan oleh para penjual dan pembeli di pasar Sentral Makassar terdiri atas lima, yaitu:
1. Tindak Direktif/impositif
Direktif/impositif yaitu tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar si pendengar melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Tindak tutur direktif disebut juga dengan tindak tutur impositif. Tindak ilokusi penjual yang berwujud direktif terlihat pada saat menawarkan dagangannya. Dalam hal ini, penjual mengajak para pembeli untuk melihat-lihat barang atau dagangannya.
Penggunaan tindak tutur itu tampak pada penggalangan berikut:
37
38 Data 1 : mengajak
Penjual : mari singgah cantik Penjual : beli apa?
Pembeli : hanya tersenyum
Penjual : silahkan masuk lihat-lihat dulu Pembeli : iya mbak!
Penggalang dialog di atas merupakan pola interaksi antara penjual dan pembeli yang berlangsung dalam konteks, penjual mengajak pembeli untuk melihat dan memilih dagangannya. Interaksi dibuka oleh penjual dengan tindak direktif, yakni mengajak/meminta langsung pembeli. Informasi dalam permintaan itu pembeli mengikuti apa yang dikatakan penjual. Pembeli menjawabnya dengan tindak deklaratif secara verbal maupun nonverbal sebagaimana harapan penjual.
Tindak verbal berupa jawaban “iya mbak” dan nonverbal berupa sikap diam lalu melihat-lihat pakaian atau barang dagangannya penjual.
Data 2 mengajak
“ singgah cantik, mari di sini serba Rp.15.000 dan cantik-cantik semua”
Tuturan data (2) dari penjual kepada pembeli termasuk tindak tutur direktif
“mengajak” itu terlihat dari kata singgah dan mari, di situ penjual mengajak semua orang untuk mau mendekat kepadanya untuk mau membeli pakaian yang di jualnya. Dari tuturan tersebut terlihat, penjual sedang membujuk salah satu pembeli yang mau membeli pakaian.
Dalam data terlihat adanya tindakan yang dilakukan oleh pembeli setelah penjual bertutur yaitu pembeli mau mendekat, dan membeli pakaian yang di jual tersebut, relita tersebut dikatakan tindak tutur direktif mengajak.
Data 3 : memaksa dan memohon
Penjual : singgah cantik, beli apa silahkan dipilih-pilih.
39 Pembeli : berapa harganya ini jaket bu’?
Penjual : Rp.150.000 cantik Pembeli : Rp.80.000 saja bu’
Penjual : tidak sampai modalnya dek Pembeli : ooo (lalu pergi)
Penjual : iye’ (iya), (memburu orang yang mau membeli dagangannya tadi). Tambahkan saja cantik rp.5.000, supaya sampai juga modalnya kasian.
Pembeli : iya deh bu’
Dalam penggalang dialog di atas, penjual meminta langsung para pembeli untuk memilih dan melihat-lihat barang jualannya/dagangannya. Selain itu, penjual seakan memaksa pembeli untuk membeli jaket yang telah ditawar oleh sang pembeli tadi. Kemudian sekaligus memohon agar pembeli menambah Rp.5.000 supaya modalnya sampai atau cukup dan pada akhirnya pembeli secara terpaksa menambah dan membelinya.
2. Ekspresif/evaluatif
Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang berkaitan dengan ekspresi sikap psikologis penutur terhadap petutur sehubungan dengan keadaan tertentu. Tindak tutur ini dapat berupa tindak tutur untuk meminta maaf, humor, memuji, basa-basi, berterima kasih, mengeluh, mengucapkan selamat, menyanjung, memuji, menyalahkan, mengkritik dan lain sebagai pernyataan rasa senang, sedih, marah dan benci.
Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa tindak ilokusi para penjual yang berwujud ekspresif muncul hampir setiap kegiatan dalam interaksi pada saat jual beli, mulai pada konteks menawarkan dagangannya atau mempromosikan, memuji barang dagangannya dan sebagainya. Pada awal
40 menawarkan barang dagangannya misalnya, muncul tindak ekspresif ketika penjual basa-basi saat ada pembeli yang singgah di tokohnya dan tampak pula tindak ekspresif ketika pembeli meminta maaf kepada pembeli, dan terdapat pula tindak ekspresif berterima kasih. Pada saat menawarkan barang dagangannya, tindak ekspresif penjual ketika basa-basi.
Tindak ilokusi penjual yang berwujud ekspresif terlihat pada saat menawarkan barang dagangannya. Dalam hal ini penjual meminta maaf, basa-basi, memuji dan berterima kasih kepada pembeli. Penggunaan tindak tutur itu tampak pada penggalangan berikut:
Data 4 : meminta maaf
Pembeli : Minta maafka bu’ sebelumnya, celana yang kemarin saya beli di sini tidak cocok, bisa di tukar bu’? (saya minta maaf bu’, celana yang saya beli di sini tidak cocok bisa ditukar bu’?) Penjual : oh iye’ tidak apa-apaji, iye’ bisaji ditukar (oh iya tidak apa
apa, iya bisa ditukar)
Dalam penggalang dialog di atas merupakan pola interaksi antara pembeli dengan penjual yang berlangsung dalam konteks, pembeli meminta maaf kepada penjual karena celana yang dia beli tidak cocok dan harus ditukar dan pada akhirnya penjualpun mau.
“Maaf ya mbak”
Pada kutipan di atas merupakan pola interaksi antara pembeli dengan pembeli yang berlangsung dalam konteks, pembeli meminta maaf kepada pembeli karena menginjak kaki si pembeli yang satu.
Data 5 :Basa-basi
Penjual : beli apaki adek?(beli apa adek) ? Penjual : silahkan dilihat-lihat dulu
41 Pembeli : oh iya mbak
Penjual : adek kuliah dimana Pembeli : di Unismuh mbak
Penjual : oh…sudah semester berapa?
Pembeli : semester 8
Penjual : oh…jadi sudah mau diwisuda ya?
Pembeli : iya mbak
Penggalang dialog di atas merupakan pola interaksi antara penjual dan pembeli yang berlangsung dalam konteks, penjual basa-basi dengan pembeli, dan terlihat pula wujud direktif pada penggalang di atas yaitu penjual seakan menyuruh pembeli untuk melihat-lihat barang dagangannya.
Data 6 :memuji dan berterima kasih
Pembeli : mbak, berapa ini harganya permeter?
Penjual : ini permeternya Rp.70.000
Pembeli : oh…Tapi kainnya bagus ya mbak?
Penjual : oh iya dek bagus, apalagi kalau warna pink ini bagus dan cantik, cocok sekali apalagi dipakai saat wisuda
Pembeli : iya mbak saya mau tapi yang warna birunya Penjual : biru yang mana cantik?
Pembeli : yang itu mbak, sepertinya kainnya bagus dan warnanya juga cocok dengan kulitku.
Penjual : oh iya cantik, tunggu ya saya ambilkan Penjual : terima kasih cantik
Pembeli : sama-sama mbak
Penggalang dialog di atas merupakan pola interaksi antara penjual dan pembeli yang berlangsung dalam konteks, penjual memuji barang dagangannya sehingga pembeli terpikat ingin membeli kain tersebut, dan terdapat pula kalimat pada penggalang di atas yaitu penjual mengucapkan terima kasih kepada pembeli karena dia sudah membeli barang dagangannya.
42 Data 7 : mengucapkan selamat
Berikut penjual dengan penjual berdialog/bercakap:
Penjual 1 : wah selamat nah jualanmu laku bulan ini Penjual 2 : iye’, Alhamdulillah (iya, alhamdulillah)
Penggalang dialog di atas merupakan pola interaksi antara penjual dengan penjual yang berlangsung dalam konteks, penjual 1 memberi ucapan selamat kepada penjual 2 karena barang jualannya laku bulan ini. Hal tersebut ditandai dengan adanya ungkapan kata “wah selamat nah jualanmu laku bulan ini”yang diucapkan oleh penjual/pedagang 1 kepada penjual/pedagang 2. Tuturan yang diungkapkan oleh penjual/pedagang 1 tersebut merupakan ungkapan ekspresi rasa senang karena pedangan 2 jualannya laku.
3. Deklaratif
Tindak tutur deklaratif adalah tindak tutur yang menghubungkan isi proposisi dengan realitas yang sebenarnya atau tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya menciptakan hal (status, keadaan dan sebagainya) yang baru.
Penggunaan tindak tutur deklaratif ini dilakukan oleh penutur untuk mengubah dunia melalui kata-katanya. Tindak tutur deklaratif dapat dilihat pada tindak melarang, mengesahkan, memutuskan, membatalkan, mengizinkan, mengabulkan, mengampuni, memaafkan, menghukum, menetapkan, memecat dan memberi nama.
Tindak ilokusi penjual yang berwujud deklaratif terlihat pada saat memperbolehkan pembelinya melihat barang dagangannya. Dalam hal ini penjual mengizinkan pembeli melihat barang yang dia jual. Penggunaan tindak tutur itu tampak pada penggalangan berikut:
43 Data 8 : mengizinkan/membolehkan
Pembeli : boleh saya lihat-lihat dulu ya mbak?
Penjual : iya cantik, silahkan.
Berdasarkan data di atas, tampak penggunaan tindak deklaratif penjual kepada pembeli, yakni penjual menggunakan ungkapan iya cantik, silahkan. Hal ini menandakan bahwa penjual menggunakan tindak deklaratif dengan membolehkan atau mengizinkan pembeli untuk melihat-lihat barang dagangannya.
Data 9 : memberi nama
Pembeli : ini mbak berapa harganya?
Penjual : ooo yang ini, yang baju ayu ting ting?
Pembeli : iye’ mbak
Penjual : Rp.45.000 ji cantik (hanya rp. 45.000 cantik)
Penggalang dialog di atas merupakan pola interaksi antara pembeli dan penjual yang berlangsung dalam konteks, penjual memberikan nama baju tersebut dengan sebutan baju Ayu ting ting.
4. Komisif
Tindak tutur deklaratif adalah tindak tutur yang menghubungkan isi proposisi dengan realitas yang sebenarnya atau tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya menciptakan hal (status, keadaan dan sebagainya) yang baru.
Penggunaan tindak tutur deklaratif ini dilakukan oleh penutur untuk mengubah dunia melalui kata-katanya.
Tindak komisif yaitu wujud tindak tutur yang melibatkan pembicara pada beberapa tindakan dengan mengandung pertanyaan, menjanjikan, bersumpah, menawarkan, memanjatkan (doa) dan memohon. Wujud tindak ilokusi komisif yang digunakan oleh pembeli. Tindak komisif pembeli muncul ketika berjanji
44 kepada penjual bahwa dia akan membayar hutangnya secepat mungkin.
Penggunaan tindak tutur itu tampak pada penggalang berikut:
Data 10 : berjanji
Penjual : kapan kau bayar baju yang kau pinjam kemarin?
Pembeli : nanti lusa bu’
Penjual : seriusko (kamu serius)?
Pembeli : iya bu’ saya serius, saya janji lusa saya usahakan membayarnya secepat mungkin.
Penjual : saya tunggu ya lusa
Dari tuturan data (10) di atas dikatakan tindak tutur komisif “berjanji”
tindak tutur berjanji terdapat pada tuturan “iya bu’ saya serius, saya janji lusa saya usahakan membayarnya secepat mungkin”. Pada tuturan ini nampak, pembeli sedang berjanji kepada penjual bahwa dia akan segera membayar hutangnya.
Data 11 : menawarkan
“…Cantik ini adalah pakaian yang paling baru, cantik bagus dan lembut, belilah atau ambillah pakaina ini, tidak akan menyesal adik membeli pakaian ini, harganya murah hanya Rp.85.000”
Dari tuturan data (11) di atas dikatakan tindak tutur komisif
“menawarkan” tindak tutur menawarkan terdapat pada tuturan “ cantik ini adalah pakaina yang paling baru”. Pada tuturan ini nampak penjual sedang menawarkan
salah satu pakaian kepada pembeli guna untuk menbujuk pembeli agar mau membeli pakaian yang di jajakannya itu. Penjual menawarkan salah satu pakaian yang terbaru yang kainnya sangat bagus dan lembut, harganya murah hanya Rp.85.000.
45 Data 12 : bersumpah
Pembeli : cocokja dengan celana ini soalnya nanti kebesaranki mbak (saya cocok ya dengan celana ini, takutnya tidak cocok mbak nanti terlalu kebesaran dengan saya)?
Penjual : iye’ cantik cocok jaki (iya cantik kamu cocok) Pembeli : seriuski mbak (mbak serius)?
Penjual : seriuska, sumpahka lagi (saya serius, saya sumpah lagi).
Pembeli : oke kalau begitu mbak
Dari tuturan data (12) di atas dikatakan tindak tutur komisif “bersumpah”
tindak tutur bersumpah terdapat pada tuturan “saya serius, saya sumpah lagi”.
Pada tuturan ini nampak pedagang bersumpah dan meyakinkan kepada
Pada tuturan ini nampak pedagang bersumpah dan meyakinkan kepada