• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Kerangka Pikir

Kerangka pikir menggambarkan budaya dapat mempengaruhi pola makan dalam aspek jenis, jumlah dan frekuensi makanan yang dikonsumsi. Pola makan dapat memengaruhi kejadian hipertensi.Kerangka pikir tentang gambaran budaya makan dan pola makan pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Idanӧgawo Kecamatan Idanӧgawo Kabupaten Nias adalah sebagai berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian Hipertensi

Pola Makan

Budaya

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2014). Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti, yakni berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat atau kepercayaan orang yang diteliti dan kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran budaya makan dan pola makan pada penderita penyakit hipertensi di Puskesmas Idanӧgawo Kecamatan Idanӧgawo Kabupaten Nias pada tahun 2017.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Idanӧgawo Kecamatan Idanӧgawo Kabupaten Nias. Adapun alasan memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian yaitu angka kunjungan pasien hipertensi di puskesmas tersebut cukup tinggi. Selain itu, masyarakat Nias juga memiliki kebiasaan konsumsi daging yang tinggi, sehingga peneliti memiliki asumsi bahwa adanya kemungkinan keterkaitan budaya dan pola makan dengan kejadian hipertensi pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Idanӧgawo.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada September 2017 –Juli 2018 di Puskesmas Idanӧgawo.

3.3 Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah 10 orang penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Idanӧgawo Kecamatan Idanӧgawo Kabupaten Nias.Pemilihan Informan dilakukan dengan menggunakan teknik sampling snowball, yakni metode untuk mengidentifikasi, memilih dan mengambil sampel dalam suatu jaringan atau rantai hubungan yang menerus.Informan dalam penelitian ini berdasarkan azas kesesuaian dan kecukupan apabila sudah tidak terdapat variasi terhadap jawaban maka peneliti tidak akan melanjutkan penelitian dengan informan lain. Pada penelitian ini, untuk mendapatkan informasi lebih lanjut peneliti bertanya kepada bidan di Puskesmas Idanӧgawo tentang pasien penderita hipertensi. Dari informan pertama peneliti mengetahui informan selanjutnya untuk diwawancarai dan begitu seterusnya.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview) dilengkapi dengan pedoman wawancara (interview guide).

3.5 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Pedoman wawancara

2. Alat tulis 3. Alat Perekam 3.6 Definisi Istilah

1. Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140

2. Pola makan adalah suatu keadaan yang menggambarkan jenisdan frekuensi makanan yang dikonsumsi oleh informan yang dapat memberikan gambaran terhadap asupan gizi.

a. Jenis makanan adalah setiap macam makanan dikonsumsi oleh responden.

b. Frekuensi makanan adalah angka yang menyatakan berapa kali setiap jenis makanan dikosumsi dalam seminggu.

3. Budaya makan adalah kebiasaan makan yang menyangkut tentang cara memasak, suka dan tidak suka, serta adanya berbagai kepercayaan (religi), pantangan-pantangan dan persepsi mistis (tahayul) yang berkaitan dengan kategori makan: produksi, persiapan dan konsumsi makanan.

3.7 Metode Analisis Data

Menurut Sugiyono (2017), analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.

Model analisis data dalam penelitian ini mengikuti konsep yang diberikan Miles dan Huberman. Miles dan Hubermen mengungkapkan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas (Sugiyono, 2017).

Komponen dalam analisis data :

1. Reduksi data (Data Reduction)

Data yang diperoleh dari laporan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.

3. Verifikasi atau penyimpulan Data (Conclusion Drawing/Verification)

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Data hasil wawancara mendalam dalam penelitian ini diolah dengan pengolahan data kualitatif dan dianalisis dengan menggunakan analisis domain yaitu dengan menjelaskan secara mendalam berdasarkan jawaban dan keterangan informan. Dan kemudian jawaban yang diperoleh dari informan akan di narasikan.

Analisis data ini disajikan dalam bentuk matriks.

3.8 Kredibilitas Data

Kredibilitas data penelitian diuji menggunakan teknik Triangulasi. Teknik triangulasi adalah menjaring data dengan berbagai metode dan cara dengan

sesuai dengan yang diharapkan.Sugiyono (2017) menjelaskan ada tiga macam triangulasi. Ketiga triangulasi tersebut yaitu triangulasi sumber, pengumpulan data, dan waktu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Triangulasi Sumber, yaitu dengan membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Misalnya membandingkan hasil pengamatan tentang keadaan pasien hipertensi dan dokumen atau catatan hasil pemeriksaan pasien hipertensi dengan hasil wawancara mendalam yang dilakukan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Puskesmas

UPT Puskesmas Idanögawö terletak di Ibu Kota Kecamatan Idanögawo.

Kecamatan Idanögawomerupakan salah satu Kecamatan yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Nias dan merupakan Ibukota dari Kabupaten Nias. Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Idanӧgawo lebih banyak penduduk perempuan yaitu sebanyak 12.457 jiwa dibandingkan penduduk berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 12.355 jiwa dari 5.781 kepala keluarga. Kecamatan Idanӧgawo berbatasan dengan wilayah :

a. Sebelah Utara : Kecamatan Sogaeadu b. Sebelah Selatan : Kecamatan Bawölato c. Sebelah Barat : Kecamatan Ulugawo d. Sebelah Timur : Samudera Indonesia

Gedung Puskesmas yang ditempati saat ini tepatnya beralamat di Jalan Pancasaila No. 15 Desa Tetehӧsi Kecamatan Idanögawo Kabupaten Niasdibangun dari Dana APBD pada tahun 2015 dengan stuktur berdinding beton, lantai semen pakai keramik, atap seng, jendela kaca terdiri dari dua gedung yaitu gedung Rawat Jalan dan gedung Rawat Inap sedangkan gedung puskesmas lama dimanfaatkan sebagai ruang Pertemuan, ruang KIA, Poli Gigi dan ruang Akreditasi.

Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Nias Nomor 640/33/K/2010 tanggal 07 April 2010, UPT Puskesmas Idanögawo ditetapkan sebagai Puskesmas Induk yang terdiri dari dua Pustu yaitu : Pustu Tetegeonaai dan Pustu Sisobahili Iraono Hura.

Manajemen mutu pelayanan UPT Puskesmas Idanögawoyaitu mengutamakan

yang optimal dengan menerapkan pelayanan 24 Jam yang di dukung oleh SDM kesehatan tidak terkecuali Puskesmas Keliling / Ambulance yang selalu siap untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat bagi yang membutuhkan pertolongan segera. Puskesmas Idanögawo melayani 19 desa yang terdiri dari : Desa Tetehösi, Desa Saiwahili-Hiliadulo, Desa Hiliadulo, Desa Ahedanö, Desa Oladanö, Desa Hililawae, Desa Tuhewaebu, Desa Sisobahili Iraono Hura, Desa Hilimoasio, Desa Hilimoasio Dua, Desa Otalua, Desa Bobozi‟öli Lölöana‟a, Desa Baruzö, Desa LAOWO Hilimbaruzö, Desa Hilina‟a Tafuö, Desa Tetegeona‟ai, Desa Awöni Lausö, Desa Hilionozega, Desa Mondrali.

Adapun Pelayanan Kesehatan di UPT Puskesmas Idanögawö antara lain : 1. Pelayanan IGD

2. Pelayanan Rawat Jalan 3. Pelayanan Rawat Inap

4. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 5. Unit Penunjang Laboratorium dan P2P 6. Pusat Pemulihan Gizi Buruk

7. Pelayanan Puskesmas Keliling / Ambulance 8. Pelayanan Kesehatan Keluarga Berencana 9. Kegiatan Posyandu Balita

10. Posyandu Lanjut Usia

Sarana kesehatan yang terdapat di lingkungan UPT Puskesmas Idanӧgawo antara lain dua puskesmas pembantu, enam poskesdes, 29 posyandu, dan 2 BPS.Penyakit yang banyak terdapat di wilayah kerja Puskesmas Idanӧgawo yaitu penyakit saluran pernapasan atas ada 2088 penderita pada anak-anak dan 1296

sebanyak 528 penderita. Penyakit yang paling sedikit adalah diare yaitu sebanyak 66 penderita pada anak-anak dan 30 penderita dewasa dengan total 96 penderita.

4.2. Karakteristik Informan

Dalam penelitan ini diperoleh 10 informan yang terdiri dari pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Idanӧgawo Kecamatan Idanӧgawo yang memiliki tingkat pekerjaan dan pendidikan menengah keatas serta tingkat pekerjaan dan pendidikan menengah ke bawah. Selain penderita hipertensi, bidan Ayu Silitonga dan Mesrawatty Zebua yang bertugas di Puskesmas Idanӧgawo menjadi sumber informasi tentang penderita hipertensi. Gambaran karateristik informan penderita hipertensi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Informan Penderita Hipertensi di Wilayah delapanorang yang berjenis kelamin perempuan dari 10 informan yang memiliki tekanan darah tinggi yang bervariasi dan lama menderita hipertensi yang berbeda-beda. Tingkat pendidikan informan mulai dari SD, SMA, SMK, D1, D3 dan S1 dengan jenis pekerjaan tani, wiraswasta dan PNS. Semua informan menganut agama Kristen. Informan bertempat tinggal di desa yang berbeda seperti desa Holi, Tetehӧsi, Na‟ai dan Saiwahili.

Sebagian informan dalam penelitian ini tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia sehingga untuk informan yang tidak bisa berbahasa Indonesia peneliti mengajukan pertanyaan dalam bahasa Nias dan dijawab dalam bahasa Nias, kemudian jawabannya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

4.3. Matriks Hasil Wawancara

Wawancara yang dilakukan meliputi pengetahuan informan tentang gejala hipertensi, penyebab hipertensi, pengaturan makan pada penderita hipertensi,

mengonsumsi daging, kebiasaan dalam mengikuti acara adat dan konsumsi makanan yang disajikan dalam acara tersebut, tindakan informan dalam pengaturan pola makan untuk menjaga tekanan darah tetap normal, pengolahan makanan dan pola makan sehari-hari.

a. Pengetahuan tentang Gejala Hipertensi yang Dirasakan

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa saat mengalami hipertensi informan merasakan gejala seperti sakit di belakang kepala, kepala terasa berat, pusing, mata terasa panas dan merah, mata berkunang-kunang, penglihatan kabur, leher sakit, sesak, lemas, perasaan tidak tenang atau gelisah, dan jantung berdebar.

Untuk lebih jelasnya hasil wawancara dengan informan dapat dilihat pada matriks 4.1 berikut.

Matriks 4.1 Gejala yang dirasakan saat mengalami hipertensi

Informan Pernyataan

1 SZ Maniri-niri mano, tebai mohalowo, afokho hogo, khumolo khogu dano, aukhu horogu fefu sa’e, ogomi horogu, lo’u’ila dano sa’e.

(gemetaran terus, tidak bisa bekerja, sakit kepala, pusing, mata terasa panas, pandangan gelap, dan tidak nampak lagi)

2 HH Sesak, pening, mata berkunang-kunang itu yang paling dirasakan.

3 GM Apa sakit kepala, habis itu pusing, sakit belakang kepala.

4 MH Sakit kepala, pening, lemas se‟e ba nogu.

5 AH Leher sakit, sakit kepala, mata terasa panas dan merah, sepertinya lemas, sakit ulu hati.

6 AZ Enggak ada, Cuma sakit kepala sama pusing.

7 SH Na awena I borogo afokho hogogu aefa da’o ba moi yawa ndro gu.

(awalnya sakit kepala, setelah itu sakit darah tinggi)

8 AW Afokho hogo gu, farawu-rawu ba horogu, lo si sokhi dodo gu.

(sakit kepalaku, penglihatan kabur, perasaan tidak tenang)

9 FL Hulo lo tara fonagu dano, hulo khumolo khogu dano, hulo na so ita ba ngai galito ebua hulo oriri fonada dano, lo ami-ami perasaan da. Tebai moro urongo-rongo mano. Me iwa’o khogu matiri boi badu kofi, ba faoma ubadu, ubadu kofi ba ubadu goi tesi ha ma’ifu ube’e gulo. Ma’okho wo sa awena hulo ma’ifu usadari I’otarai mangawulido moroi sekola wangandro na afokho hogo gu ba ha ma’ifu.

(sepertinya gelap, terasa pusing, penglihatan buram seperti berada di sebelah api besar, dan perasaan kita tidak enak. Tidak bisa tidur, terus terdengar kebisingan. Waktu itu pernah dibilang bidan jangan minum kopi, tapi tetap kuminum, minum kopi juga minum teh dengan sedikit gula. Hari ini kusadari sepertinya sejak dari persekutuan hanya sedikit saja sakit kepala)

10 FT Kalau kambuh terasa berat kepala, lemas, apa lagi ya jantung kuat, gelisah ya, penglihatan kabur, ngantuk.

b. Pengetahuan tentang Penyebab Hipertensi

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pengetahuan informan tentang gejala hipertensi menunjukkan bahwa rata-rata informan megetahui penyebab penyakit hipertensi yaitu karena terlambat makan, capek, kebanyakan pikiran, stres, adanya faktor keturunan, tingginya kolesterol dari makanan yang berlemak, dan emosi. Dua orang informan tidak mengetahui dengan pasti penyebab hipertensi dan menduga bahwa faktor terlambat makan yang menyebabkan mereka mengalami hipertensi, sedangkan dua orang informan lain menyatakan tidak mengetahui penyebab hipertensi. Hasil wawancara dengan informan dapat dilihat pada matriks 4.2 berikut.

Matriks 4.2 Penyebab hipertensi

Informan Pernyataan

1 SZ Lo’o, lo hadoi urasoi.

(tidak ada, tidak ada kurasa)

2 HH Terlambat makan, capek, banyak berpikir.

3 GM Jadi yang saya ketahui kadang itu kalau terlambat makan, maag yaa. Habis itu kalau terlalu capek enggak ada istirahat.

4 MH Iya itu wo karna capek, terlambat makan, banyak pemikiran juga bale, banyak beban.

5 AH Karna naik asam lambung saja menurut saya ya, karna kemarin naik asam lambung jadi dari situlah.

6 AZ Sejauh ini tidak ada yang saya ketahui penyebab hipertensi yang pastinya gitu, karna katanya soal makanan juga pernah saya diet makanan berminyak tapi tidak tetap, tapi kayaknya faktor gen lah itu, karna orang tua dua-dua kan meninggal dengan kasus seperti itu.

7 SH Lo’u’ila nogu hadia boro. Itaria da’o dania nogu, fatua lo bozi 12 ba ulau manga, ba na moi do ba dano fa bozi tolu awena mangado, ha pagi ba bozi tolu.

(tidak tau nak apa penyebabnya. Kadang nak, sebelum jam 12 siang aku makan, tapi kalo ke kebun sampe jam tiga baru makan aku, jadi makan hanya pagi dan jam tiga)

8 AW Lo’u’ila.

(tidak tau)

9 FL Lo’u’ila. So sa dania lo manga ya’o, ba afokho hogo gu.

(tidak tau. Kadang nanti aku tidak makan, ba sakit kepalaku)

10 FT Sebelum gona do hipertensi andro la periksa ndra’o ba duta motor kebetulan so zamawa dalu-dalu ba da’o. la wa’o khogu alawa kolesterol. Lo goi u’ila hadia kolesterol mborota. Samigu aefa da’o gona do struk ringan. Gejala nia melo da’o manukou, me moi ya’o ba Bawalato siraya tora lima wulu kali meha do ba lala, harazaki

simane daging, simane indomie berlemak, bisa juga kalo terlambat makan.

(sebelum hipertensi aku pernah diperiksa di Duta Motor yang kebetulan ada yang jual obat. Kata mereka kolesterolku tinggi.

Engga tau juga aku apa kolesterol itu dulu. Seminggu setelah itu aku struk ringan. Gejalanya waktu itu mengantuk, waktu pergi ke Bawalato lebih dari lima puluh kali aku menguap di jalan, untung tidak jatuh. Apa marah emm emosi. Kadang kalo banyak aku makan seperti daging, seperti indomie berlemak, bisa juga kalo terlambat makan)

c. Pengetahuan tentang Pengaturan Makan pada Penderita Hipertensi

Penelitian yang dilakukan memperoleh informasi bahwa sebanyak enam informan mengetahui adanya pengaturan makan pada penderita hipertensi yaitu tidak mengonsumsi makanan berlemak dan bersantan terlalu banyak, makan tepat pada waktunya, dan mengurangi mengonsumsi makanan yang asin, satu orang informan menyatakan bahwa diet makanan berminyak yang pernah dilakukan tidak dapat menurunkan tekanan darah, sedangkan tiga orang informan lain menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui adanya pengaturan makan pada penderita hipertensi.

Penjelasan dari informan dapat dilihat pada matriks 4.3 berikut.

Matriks 4.3 Pengaturan Makan pada Penderita Hipertensi

Informan Pernyataan

1 SZ Boro melo da’o me alawa ndro gu la mane khogu ba ruma saki boi a sa’e bawi, boi a sa’e sayu ni gule, bulu gowirio, fefu wa’I tebai.

Ubatasi fefu wemanga, lo u’a khogu kofi, ba simano-mano da’o mano lo hadoi fa’alo goi, lo goi u’a go zi sokhi fokhogu goi ba tetap mano. Asio ine andro simano gi’a sokoli na lo’ami gogu ba u’a gi’a sokoli ma’ifu. Ha bawi simane nagole lo’u’a, gi’a sokoli u’a mano boro tola u’a wakhe ma’ifu.

(karna waktu itu waktu darah tinggi di rumah sakit mereka bilang jangan makan babi, jangan makan sa‟e sayur yang digule, daun singkong, semua tidak boleh. Kubatasi semua makanan, tidak minum kopi, tapi seperti itu terus dan tidak berkurang sakitnya, tidak makan makanan enak juga penyakitku tetap saja. Garam itu seperti ikan asin kalo tidak enak makanan ku ba kumakan ikan asin sedikit. Hanya babi seperti daging tidak ku makan, ikan asin kumakan aja jadi bisa aku makan nasi)

2 HH Oh apa bale, engga boleh makan yang berlemak, enggak boleh terlambat makan. Iya mengurangi makanan yang berlemak.

3 GM Ada. Pengaturan makannya itu tidak boleh terlambat makan, tidak boleh makan yang berminyak, mengkonsumsi yang berminyak, emm apa lagi yaa tidak boleh makan banyak daging.

4 MH Mengurangi makan daging. Alawa ndro gu na‟u‟a daging.

5 AH Tidak boleh makan yang berminyak, mengurangi makanan yang asin-asin yang bergaram.

6 AZ soal makanan juga pernah saya diet makanan berminyak tapi tidak tetap

7 SH Ba wa’agalawa dro gu la tegu ndraodo wemanga bulu gowi rio, omasido mena, boro no so goi khogu asam urat, ba la wa’o boi a fa-u fa-u, salidi. Tebai mano u’a da’o, ba hadia mano ni’a gu da’a bale.

sebenarnya, tapi ada juga asam urat ku, ba mereka bilang jangan makan sayur pakis, kangkung. Engga boleh aja kumakan itu, ba apa aja yang boleh kumakan ini bale)

8 AW Lo’u’ila (tidak tau)

9 FL Lo’o, tapi lo u’a gadulo ba lo u’a indomie boro wa’ali-ali gu.

(tidak, tapi tidak kumakan telur ba tidak kumakan indomi karna gatal aku)

10 FT Tidak tau.

d. Kebiasaan dalam Mengonsumsi Makanan yang Disukai

Hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa informan memiliki kebiasaan dalam mengonsumsi makanan yang disukai seperti ikan, ikan asin, daging babi, mie goreng, makanan gorengan, roti. Dua orang informan menyatakan bahwa mereka menyukai semua jenis makanan. Pernyataan lengkap dari informan dapat dilihat pada matriks 4.4 berikut.

Matriks 4.4 Makanan yang Disukai Informan

Informan Pernyataan

1 SZ U’a mano wo’i na lo ata’udo wokho gu ba u’a mano. Gi’a rebus, ba u’a sa wo sa bawi mena boro me lawa’o boi a ua bawi boro me da’o boro wokho hogo gu. Lo alo-alo dro gu, awena alo me la bekam. Selama 3 fakhe awena alo, awena tola la suti kb ndra’o.

(kumakan aja wo‟i kalo engga takut aku penyakit ini. Ikan rebus, ba ku makan wo sa babi mena karna mereka bilang jangan makan dulu karna itu penyebab penyakitku. Penyakitku tidak berkurang, baru berkurang setelah di bekam. Selama tiga tahun baru berkurang, baru bisa aku suntik KB)

2 HH Apa, e mie. Iya mie goreng. Oh tidak juga.

3 GM Sebenarnya yang saya suka makan-makan daging itu. Iya kann, tapi memang pantangan hipertensi. ya memang itu sukanya daging.

Itulah kalau makan daging itu ada selera makan, iya kan.

Terkadang, hahaha. Eh mengidam daging. Iyalah memang harus.

Soalnya kan daging ini yah karna udah biasa dimakan, ya kalo tidak dimakan kepingin sekali, iya engga senang, harus dimakan, harus dicari dimana yang juali, iya di beli diusahakan dibeli.

4 MH Ikan hahaha. Harus itu yang dimakan. Karena itu kesukaan ku bale nogu, saya senang dengan makan ikan, tidak menimbulkan penyakit. Tidak ada yang kurasakan bale. Makanya saya senang makan ikan dari pada makan daging-daging aja.

5 AH Yang goreng-goreng, emm ikan apalah. Engga menentu juga, bisa juga makanan kalo sejenis sayur yang direbus, kalo ikan digoreng, yang digoreng-gorenglah sejenis itu.

(makan nasi bale tapi tidak begitu banyak, makan umbi, ba makan ikan juga kalo ada. Tapi kalo tetap makan ikan asin gatal-gatal.

Kalo ikan segar tidak tiap hari, aku suka tapi masa tiap hari aja ada uang)

8 AW U’a mano fefu asala so mano go.

(aku makan semua asal ada makanan..)

9 FL Lo sa ufawini’o omasido u’a roti ba ifataria u’oli mi.

(sejujurnya aku suka kali makan roti, kadang juga aku beli mie) 10 FT Yang disukai ba, ikan, daging, harus. Tapi yada’a lo u’a simane

daun singkong da’o, takut. Na u’a da’o aga fokho nosi gu.

(Yang disukai ba, ikan, daging, harus. Tapi sekarang aku tidak

makan seperti daun singkong itu, takut. Kalo makan itu badanku sakit)

e. Kebiasaan dalam Mengonsumsi Daging

Penelitian yang dilakukan memperoleh informasi bahwa informan memiliki kebiasaan mengonsumsi daging babi yang biasa diperoleh dari pesta atau acara adat yang dihadiri dan dibeli di pasar. Selain itu juga informan mengonsumsi daging ayam dan ikan. Beberapa informan lain tidak mengonsumsi daging karena alasan

Penelitian yang dilakukan memperoleh informasi bahwa informan memiliki kebiasaan mengonsumsi daging babi yang biasa diperoleh dari pesta atau acara adat yang dihadiri dan dibeli di pasar. Selain itu juga informan mengonsumsi daging ayam dan ikan. Beberapa informan lain tidak mengonsumsi daging karena alasan

Dokumen terkait