• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Data

4.2.2 Kesalahan Pilihan Kata

Kesalahan pilihan kata dibagi menjadi ketidaktepatan dalam pemilihan kata

dan ketidaksesuaian dalam pemilihan kata.

4.2.2.1Ketidaktepatan dalam Pemilihan Kata

Ketidaktepatan dalam pemilihan kata adalah sebagai berikut.

1. Kata Populer dan Kata Kajian/Ilmiah

Contoh kalimat yang mengandung ketidaktepatan dalam pemilihan kata

yang termasuk kata populer dan kata kajian atau ilmiah adalah sebagai

berikut.

(5) Namun demikian Mabes TNI membantahnya dan menyatakan jika klaim

yang dilakukan TPNPB adalah sebagai propaganda bohong dan

menyesatkan (BU 3/k. 3).

(6) Menurut Purnomo, pihaknya akan menyampaikan kajian program

pembatasan premium sekaligus implikasinya dengan adanya penurunan

(7) Sedang harga premium dan solar untuk sektor non-transportasi umum

ditetapkan sesuai harga pasar Rp 6.858 dengan volume premium 2,4 juta

kiloliter dan solar 7,5 juta kiloliter (BU 10/k. 23).

(8) Hal itu termasuk inefisiensi biaya pemondokan sebesar Rp 12,8 miliar

(BU 14/k. 10).

Kesalahan yang termasuk kategori kata populer dan kata kajian/ilmiah

pada kalimat (5), (6), (7), dan (8) adalah kata propaganda, implikasi, volume,

dan inefisiensi. Keempat kata itu adalah kata kajian atau kata ilmiah karena

tidak biasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari oleh masyarakat secara

umum. Kata kajian atau kata ilmiah itu banyak di antaranya merupakan kata

serapan atau kata dari bahasa asing yang hanya dikenal dan digunakan secara

terbatas dalam kesempatan-kesempatan tertentu, yaitu oleh para ilmuwan atau

kelompok profesi tertentu dalam makalah atau perbincangan khusus.

Kata-kata yang digarisbawahi dalam kalimat (5) – (8) seharusnya menggunakan kata populer karena konteksnya adalah berita yang tulisannya

dibaca oleh kalangan masyarakat dari berbagai latar belakang yang

berbeda-beda. Agar mudah dipahami pembaca, penulis berita hendaknya

menggunakan atau memberi padanan kata yang sederhana dan lebih dikenal

Pembetulan kalimat-kalimat itu adalah sebagai berikut.

(5a) Namun demikian, Mabes TNI membantahnya dan menyatakan jika

klaim yang dilakukan TPNPB adalah sebagai propaganda (paham)

bohong dan menyesatkan.

(6a) Menurut Purnomo, pihaknya akan menyampaikan kajian program

pembatasan premium sekaligus implikasinya (keterlibatannya) dengan

adanya penurunan harga minyak dalam sidang kabinet mendatang.

(7a) Sedangkan harga premium dan solar untuk sektor non-transportasi

umum ditetapkan sesuai harga pasar Rp 6.858 dengan isi premium 2,4

juta kiloliter dan solar 7,5 juta kiloliter.

(8a) Hal itu termasuk pemborosan biaya pemondokan sebesar Rp 12,8 miliar.

2. Kata Asing dan Kata Serapan

Contoh kalimat yang mengandung ketidaktepatan dalam pemilihan kata

yang termasuk kata asing dan kata serapan adalah sebagai berikut.

(9) “Dalam pengamanan ini kami mem-back up polisi…” (BU 3/k. 30). (10) “…Ini sungguh tidak fair,” ujar Mulyana kepada KR (BU 12/k. 16). (11) Pidato SBY mendapat applause dari peserta konferensi (BU 16/k. 11).

(12) Bahkan, Menkokesra lewat salah satu deputinya menyerahkan dua mobil

berupa mobil ambulance dan mobil operasional untuk digunakan

kepentingan para korban longsor (BU 30/k. 36).

Kesalahan pada kalimat (9), (10), dan (11) disebabkan oleh

merupakan kata asing yang belum terserap ke dalam bahasa Indonesia

sehingga penulisannya harus menggunakan huruf miring atau diberi tanda

petik.

Pada kalimat (12), kesalahan disebabkan karena ketidaktepatan

penulisan kata ambulance. Kata ambulance merupakan kata asing yang sudah

terserap ke dalam bahasa Indonesia. Pengucapan dan penulisannya pun telah

disesuaikan dengan kaidah tata bahasa Indonesia yang baku. Oleh sebab itu,

penulisan dalam kalimat juga harus sesuai dan benar, sehingga dalam

pemakaiannya dapat ditulis tanpa adanya tanda khusus.

Pembetulan kalimat-kalimat itu adalah sebagai berikut.

(9a) “Dalam pengamanan ini kami mem-back uppolisi...” (10a) “…Ini sungguh tidak fair,” ujar Mulyana kepada KR. (11a) Pidato SBY mendapat applause dari peserta konferensi.

(12a) Bahkan, Menkokesra lewat salah satu deputinya menyerahkan dua mobil

berupa mobil ambulans dan mobil operasional yang digunakan untuk

kepentingan para korban longsor.

3. Kata-kata Baru

Contoh kalimat yang mengandung ketidaktepatan dalam pemilihan kata

yang termasuk kata-kata baru adalah sebagai berikut.

(13) Tentang truk TNI yang mengangkut jenazah apakah sebenarnya

diperkenankan atau tidak, AKBP Iskandar menyerahkan sepenuhnya

(14) Dari Wonogiri dilaporkan, dua lagi korban tanah longsor di Desa

Hargantoro Kecamatan Tirtomoyo Wonogiri berhasil ditemukan Tim

Gabungan Pemkab Wonogiri, setelah melakukan gugur gunung dengan

peralatan sederhana (BU 29/k. 32).

Kesalahan yang terdapat pada kalimat (13) dan (14) adalah penggunaan

kata Denpom dan gugur gunung. Kata-kata tersebut termasuk jenis kata baru

yang belum sepenuhnya diterima oleh masyarakat. Bagi orang awam yang

membacanya, kata-kata itu dapat saja menimbulkan salah persepsi karena

mereka tidak tahu maknanya secara pasti.

Jika ingin memakai kata-kata baru yang belum dibakukan atau belum

dikenal secara luas, maka penulisannya perlu menggunakan huruf miring atau

tanda petik dan memberikan padanannya dalam bahasa yang lebih dipahami.

Pemakaian singkatan atau kependekan kata juga perlu dilengkapi dengan

kepanjangan dari kata yang dipakainya itu agar pembaca mengerti bahwa kata

yang ditulis itu adalah sebuah singkatan.

Pembetulan kalimat-kalimat itu adalah sebagai berikut.

(13a) Tentang truk TNI yang mengangkut jenazah apakah sebenarnya

diperkenankan atau tidak, AKBP Iskandar menyerahkan sepenuhnya

kepada Denpom (Detasemen Polisi Militer) untuk penilaiannya.

(14a) Dari Wonogiri dilaporkan, dua lagi korban tanah longsor di Desa

Pemkab Wonogiri, setelah melakukan gugur gunung atau kerja bakti

dengan peralatan sederhana.

4. Makna Kata dalam Kalimat

Contoh kalimat yang mengandung ketidaktepatan dalam pemilihan kata

yang termasuk makna kata dalam kalimat adalah sebagai berikut.

(15) Saat akan mendahului sebuah kendaraan, truk kurang perhitungan

karena di depannya melaju dua truk yang berjalan beriringan, sehingga

kecelakaan tidak bisa terhindarkan (BU 2/k. 21).

(16) Penyelenggaraan haji kembali mendapat sorotan tajam dari Indonesian

Corruption Watch (ICW) karena disinyalir ada penyelewengan dana

(BU 14/k. 1).

(17) Dikatakan pula, saluran pipa air bersih yang rusak tersebut mengambil

air dari sumber mata air di lereng Bukit Nganten, yang berada di lereng

Gunung Merapi (BU 18/k. 10).

(18) Dijelaskan, sebenarnya banyak bus yang dikerahkan, namun tak dapat

bergerak, sementara pejalan kaki bagai air sungai mengalir keras di jalan

raya menuju Mina (BU 21/k. 24).

Ketidaktepatan pilihan kata pada kalimat (15) adalah kata truk. Dalam

konteks ini, kecelakaan itu terjadi bukan karena truk kurang perhitungan,

tetapi pengemudi yang mengendalikan truk itu. Truk tidak dapat

dipersalahkan karena truk adalah benda mati yang sedang dikendalikan oleh

Kesalahan yang terdapat pada kalimat (16) disebabkan oleh pemakaian

kata disinyalir. Secara sekilas makna kata tersebut dapat dipahami bahwa

yang dimaksud dengan kata disinyalir adalah diduga, dimungkinkan, atau

dicurigai adanya sesuatu hal. Tetapi jika ditinjau dari makna kata yang

sebenarnya, kata sinyalir memiliki pengertian yang berbeda dari apa yang

dipersepsikan oleh penulis maupun pembaca. Dalam KBBI, kata sinyalir

bemakna memperingatkan atau memberitahukan supaya memperhatikan atau

berwas-was (terhadap, kepada). Dalam menulis harus berhati-hati memilih

kata-kata yang bersinonim, sebab terkadang kata-kata itu mempunyai

perbedaan arti yang besar jika digunakan dalam konteks tertentu.

Pada kalimat (17), kesalahan disebabkan oleh pemakaian kata yang tidak

tepat secara nalar. Pemilihan kata mengambil air untuk sebuah pipa tidak

tepat karena konteksnya bukan manusia atau mesin yang dapat bergerak. Pipa

adalah sebuah benda mati yang berfungsi untuk menyalurkan air. Jika pilihan

kata yang digunakan adalah mengambil, maka seolah-olah pipa itu hidup

karena dapat mengambil air. Pemilihan kata dalam kalimat perlu pemahaman

agar tidak menimbulkan salah persepsi.

Selanjutnya, pada kalimat (18), pilihan kata yang tidak tepat yaitu

mengalir keras. Maksud yang ingin diungkapkan adalah air yang mengalir

sangat cepat. Tetapi, penggabungan dua kata itu tidak sesuai karena kata keras

Pembetulan kalimat-kalimat itu adalah sebagai berikut.

(15a) Saat akan mendahului sebuah kendaraan, pengemudi kurang perhitungan

karena di depannya melaju dua truk yang berjalan beriringan sehingga

kecelakaan tidak bisa terhindarkan.

(16a) Penyelenggaraan haji kembali mendapat sorotan tajam dari Indonesian

Corruption Watch (ICW) karena diduga ada penyelewengan dana.

(17a) Dikatakan pula, saluran pipa air bersih yang rusak itu mengalirkan air

dari sumber mata air di lereng Bukit Nganten, yang berada di lereng

Gunung Merapi.

(18a) Dijelaskan, sebenarnya banyak bus yang dikerahkan, namun tak dapat

bergerak, sementara pejalan kaki bagai air sungai mengalir deras di jalan

raya menuju Mina.

4.2.2.2Ketidaksesuaian dalam Pemilihan Kata

Ketidaksesuaian dalam pemilihan kata yang ditemukan hanya terdiri atas kata

baku dan nonbaku, yaitu kesalahan kosakata, kesalahan ejaan, dan kesalahan bentuk.

1. Kesalahan Kosakata

Contoh kalimat yang mengandung kesalahan kata baku dan nonbaku

yang termasuk dalam kesalahan kosakata adalah sebagai berikut.

(19) “…Angkanya sekitar Rp 13 juta, nggak sampai segitu (Rp 20 juta),” tegas Agung Laksono kepada wartawan (BU 11/k. 10).

(20) “Biar nanti tidak membuat anggota kaget…” (BU 11/k. 28). (21) “Saya nggak tahu, saya lagi di rumah nih…” (BU 22/k. 18).

(22) “…Kenapa sekarang malah ditunjuk Presiden untuk menganalisis persoalan hukum, padahal telah ada Wantimpres…” (BU 22/k. 25). Kesalahan yang terdapat pada kalimat (19), (20), (21), dan (22) adalah

pilihan katanya yang tidak baku. Kata-kata itu adalah nggak, segitu, biar,

kaget, lagi, nih, dan kenapa. Kalimat (19) – (22) itu merupakan kalimat

langsung yang semuanya dikutip dari narasumber. Walaupun kata tidak baku

itu hanya terdapat dalam kalimat langsung, tetapi penulis perlu

mempertimbangkannya agar tulisan itu nantinya layak untuk diterbitkan dan

dibaca oleh orang lain.

Jika dalam kutipan langsung terdapat kata-kata yang tidak baku

hendaknya penulis menggunakan kalimat tidak langsung. Cara lain yang dapat

ditempuh adalah mengganti kata yang tidak baku itu menjadi kata baku agar

para pembaca dapat memahami maksudnya. Namun, apabila ingin tetap

mempertahankan kutipan aslinya, maka penulisannya perlu diberi tanda

khusus, yaitu menggunakan huruf miring atau tanda kutip.

Pembetulan kalimat-kalimat itu adalah sebagai berikut.

(19a) “…Angkanya sekitar Rp 13 juta, tidak sampai sebanyak itu (Rp 20 juta),” tegas Agung Laksono kepada wartawan.

(20a) “Supaya nanti tidak membuat anggota kaget…” (21a) “Saya tidak tahu, saya sedang di rumah nih…”

(22a) “…Mengapa sekarang malah ditunjuk Presiden untuk menganalisis persoalan hukum, padahal telah ada Wantimpres…”

2. Kesalahan Ejaan

Contoh kalimat yang mengandung kesalahan kata baku dan nonbaku

yang termasuk dalam kesalahan ejaan adalah sebagai berikut.

(23) Nah, waktu itu Hugo memberitahu kalau ada sejumlah benda kuna

bersejarah milik Raja Kraton Solo yang hendak dijual ke luar negeri

(BU 4/k. 26).

(24) Sementara itu, kecuali renovasi rumah dinas, DPR juga dikabarkan

akan mendisain ulang kawasan gedung DPR, Senayan dengan anggaran

Rp 40 miliar (BU 11/k. 17).

(25) “…Kita harus berfikir di luar sekat-sekat…” (BU 16/k. 8).

(26) Diduga arca yang berujud dewa naik lembu itu berada di rumah Hashim

di Jakarta Selatan (BU 19/k. 2).

Kesalahan ejaan pada kata juga termasuk dalam aspek kata nonbaku.

Dalam kalimat (23) terdapat dua kata yang ejaannya salah, yaitu kuna dan

kraton. Kata-kata itu tidak baku sehingga harus diperbaiki sesuai dengan

kaidah tata bahasa Indonesia yang benar.

Pada kalimat (24), (25), dan (26), kesalahan ejaan dapat dicermati pada

kata mendisain, berfikir, dan berujud. Jika dicari dalam kamus bahasa

Indonesia, kata-kata tersebut tidak dapat ditemukan artinya karena bukan

Pembetulan kalimat-kalimat itu adalah sebagai berikut.

(23a)Waktu itu Hugo memberitahu jika ada sejumlah benda kuno bersejarah

milik Raja Keraton Solo yang akan dijual ke luar negeri.

(24a) Sementara itu, kecuali renovasi rumah dinas, DPR juga dikabarkan

akan mendesain ulang kawasan gedung DPR, Senayan dengan anggaran

Rp 40 miliar.

(25a) “…Kita harus berpikir di luar sekat-sekat…”.

(26a) Diduga arca yang berwujud dewa naik lembu itu berada di rumah

Hashim di Jakarta Selatan.

3. Kesalahan Bentuk

Contoh kalimat yang mengandung kesalahan kata baku dan nonbaku

yang termasuk dalam kesalahan bentuk adalah sebagai berikut.

(27) “Untuk kasus perdatanya, Kejaksaan Agung bertindak sebagai pengacara negara,” ujar Johan seraya menepis tudingan rebutan kasus antara KPK dan Kejaksaan Agung (BU 1/k. 23).

(28) Tapi dalam waktu hampir bersamaan, dari arah berlawanan melaju dua

truk bermuatan telur yang berjalan beriringan (BU 2/k. 7).

(29) Hashim mengatakan tidak mengenal, tidak pernah ketemu (BU 4/k. 20).

(30) Sedang secara total, Kilang Plaju akan memproduksi 40.000 kiloliter

untuk memenuhi kebutuhan program pengalihan selama Januari 2008

Kesalahan bentuk kata akan menimbulkan kata tersebut juga menjadi

tidak baku. Kata-kata yang mengandung kesalahan bentuk pada kalimat (27) – (30) adalah rebutan, tapi, ketemu, dan sedang. Keempat kata tersebut jelas

bukan merupakan kata baku walaupun berasal dari kata dasar yang sama.

Penyebabnya adalah ketidaksesuaian dalam pemakaian afiks karena masih

terkena pengaruh dari bahasa daerah.

Pembetulan kalimat-kalimat itu adalah sebagai berikut.

(27a) “Untuk kasus perdatanya, Kejaksaan Agung bertindak sebagai pengacara negara,” ujar Johan seraya menepis tudingan berebut kasus antara KPK dan Kejaksaan Agung.

(28a) Tetapi dalam waktu hampir bersamaan, dari arah berlawanan melaju dua

truk bermuatan telur yang berjalan beriringan.

(29a) Hashim mengatakan tidak mengenal, tidak pernah bertemu.

(30a) Sedangkan secara total, Kilang Plaju akan memproduksi 40.000 kiloliter

untuk memenuhi kebutuhan program pengalihan selama Januari 2008.

Dokumen terkait