• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesejahteraan masyarakat ditinjau dari pelayanan publik di tiga kabupaten pemekaran

ANALISIS KEWILAYAHAN SOSIAL-EKONOMI-LINGKUNGAN DI DAERAH PEMEKARAN

5.1.4 Kesejahteraan masyarakat ditinjau dari pelayanan publik di tiga kabupaten pemekaran

Pemekaran daerah menjadi daerah otonom baru diharapkan dapat meningkatkan prakarsa dan peran serta masyarakat yang terlihat dalam partisipasi warga masyarakat pada saat pemilihan kepala daerah dan pemilihan umum, ikut sertanya warga masyarakat dalam mengontrol pelaksanaan pembangunan, ikut sertanya memelihara hasil-hasil pembangunan; serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa yang berupa kesadaran membantu kesengsaraan atau musibah yang dialami masyarakat di tempat lain di Indonesia, tidak diskrimatif, tidak membedakan asal suku bangsa. Selain hal itu, otonomi daerah diarahkan untuk peningkatan pelayanan publik yang ditandai

oleh semakin cepat, murah, akurat dan tidak diskriminatifnya dalam pelayanan, dan daya saing daerah yang semakin tinggi dengan adanya perekonomian daerah yang semakin meningkat, sarana dan prasarana yang semakin banyak dan memadai, semakin banyak investasi yang masuk, pendidikan masyarakat yang semakin tinggi dan angka ketergantungan yang semakin rendah.

Pelayanan publik yang dilakukan pemerintah pada umumnya dicerminkan oleh kinerja birokrasi pemerintah. Sampai sekarang masih terjadi ekonomi biaya tinggi hampir di setiap bentuk pelayanan dan terjadi in-efisiensi di sektor pemerintah, hal ini setidaknya bersumber dari kinerja birokrasi yang masih belum baik dan memuaskan masyarakat. Sinambela, dkk (2008) mengatakan dalam iklim demokratis diharapkan adanya perubahan performa dari birokrasi, artinya birokrasi pemerintah diharapkan lebih optimal dalam memberikan pelayanan dan menjadikan masyarakat sebagai pihak paling utama yang harus dilayani. Kinerja birokrasi yang menampilkan red tape atau in-efisiensi dalam pelayanan, termasuk masih terdapat patologi (korupsi), tampaknya masih ada resistensi dalam sikap dan perilaku para birokratnya (pegawai) dalam memandang tugas dan fungsinya yang telah terpupuk lama.

Kinerja birokrasi terlihat salah satunya pada pencapaian penurunan angka kemiskinan dan pelayanan publik yang diberikan. Matrik di bawah menggambarkan pelayanan publik dan capaian penurunan angka kemiskinan di tiga kabupaten pemekaran. Kondisi pelayanan publik dan penurunan angka kemiskinan dikontrol dengan nilai rata-rata dari pencapaian ketiga kabupaten pemekaran.

Gambar 9 Matrik pelayanan publik dan porsi PAD/APBD tiga kabupaten

67,55 3 7, 11 (%) I IV III II

Nilai 67,55 persen dan 37,11 persen adalah nilai rata-rata persepsi pelayanan publik diri tiga kabupaten dan nilai rata-rata persentase penduduk miskin di tiga kabupaten pemekaran. Posisi ideal pada kuadran II, pelayanan publik tinggi dan kinerja pemerintah bagus dilihat dari penurunan angka kemiskinan yang tinggi. Dari analisis indikator silang antara persentase penduduk miskin dan pelayanan publik diperoleh fakta-fakta sebagai berikut :

1) Kabupaten Rokan Hilir yang berada pada kuadran III mempunyai penduduk miskin paling rendah di antara tiga kabupaten dan persepsi masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan pemerintah daerah masih lebih rendah daripada di Kabupaten Rote Ndao, maupun daripada Kabupaten Mamasa. Hal ini disebabkan karena:

a. Aparat pelayanan masih belum profesional. Hal ini dibuktikan dengan susahnya mencari data yang disebabkan karena petugas yang bersangkutan tidak ada di tempat.

b. Sebagian besar kantor pelayanan publik masih menggunakan gedung sewa dari penduduk, sehingga masyarakat kadang tidak puas dengan kondisi ini.

c. Pelayanan kesehatan dan pendidikan disubsidi pemerintah daerah.

d. Pemerintah daerah membangun rumah tipe 36 untuk masyarakat miskin sebanyak lima unit per desa per tahun.

e. Anggaran pegawai lebih rendah daripada anggaran pembangunan.

f. Penerimaan pendapatan asli daerah berasal dari pajak yang cukup besar dari peusahaan-perusahaan sedang dan besar yang ada di Kabupaten Rokan Hilir.

g. Untuk mencapai posisi pada kuadran II, yaitu meningkatkan pelayanan publik dengan cara segera menyelesaikan pembangunan perkantoran di Kecamatan Batuenam sehingga pelayanan akan lebih baik.

2) Kabupaten Rote Ndao berada kuadran II ternyata persepsi masyarakatnya dalam pelayanan tertinggi dibadingkan dengan dua kabupaten lainnya. Persentase kemiskinannya lebih tinggi daripada Kabupaten Rokan Hilir tetapi lebih rendah daripada Kabupaten Mamasa. Hal ini disebabkan karena :

b. Pemerintah daerah memberi subsidi pupuk, pemasangan listrik dan mendorong budaya TU’U.

c. Masyarakat kebanyakan hidup dari sektor pertanian, khususnya perikanan dan peternakan.

d. Dalam rangka peningkatan dayaguna dan hasil guna kelembagaan, upaya untuk memperkuat kelembagaan (institutional strengthening) sangat diperlukan secara lebih efektif dan diarahkan untuk semakin meningkatnya kapasitas kelembagaan serta kualitas dan kapabilitas dari aparat dan petugas dari setiap lembaga di daerah (Mawardi, 2009). Kapasitas Pemerintah Daerah Kabupaten Rote Ndao terlihat dari keberhasilan pemerintah daerah untuk mengentaskan penduduk miskin yang masih tinggi di tahun 2005 (77,63 persen), dan di tahun 2009 menjadi 32,19 persen, jauh berkurang secara signifikan. Meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat yang cukup baik dengan selalu meningkat setiap tahunnya. Koperasi terus tumbuh setiap tahunnya, dengan bertambah terus dana begulir pemberdayaan koperasi dan kelompok masyarakat yang mendekati duapuluh kalinya di tahun 2009 dibandingkan tahun sebelumnya.

e. Anggaran pembangunan lebih tinggi daripada alokasi anggaran pegawai. f. Pemerintah berusaha menarik investor untuk menanamkan modalnya di

bisnis pariwisata pantai. Penjajakan telah dilakukan dan tinggal menanti realisasinya. Apabila bisnis pariwisata pantai dapat diwujudkan dan berkembang, maka akan memberi kontribusi peningkatan pendapatan asli daerah Kabupaten Rote Ndao, begitu pula masyarakat akan dapat memperoleh lapangan pekerjaan yang layak (multiplier effect).

3) Kabupaten Mamasa pada kuadran I mempunyai persentase penduduk miskin paling tinggi dan persepsi masyarakat pada pelayanan masih lebih baik daripada di Kabupaten Rokan Hilir. Hal ini disebabkan karena :

a. Masyarakat hidupnya bergantung pada hasil perkebunan.

b. Industri di Mamasa masih berupa industri rumah tangga berskala kecil. Jenis industrinya antara lain industri tahu dan tempe, industri batu bara, dan industri kerajinan rakyat. Pemasaran hasil industri itu bersifat lokal.

Jika ada hasil industri ini yang dipasarkan ke luar daerah, biasanya berdasarkan pesanan konsumen yang sifatnya tidak berkesinambungan (Santoso, ed., 2005).

c. Pemerintah tidak mempunyai program-program untuk pengentasan kemiskinan yang tinggi di Mamasa.

d. Pengentasan kemiskinan dapat dilakukan melalui pembuatan bengkel kerja (workshop) untuk pembuatan cindera mata yang dapat menunjang pariwisata. Sebagaimana harapan salah satu tokoh masyarakat (Bapak Dm), yang pernah mendatangkan turis dari Perancis dengan menjual hasil karya seni masyarakat.

e. Pengentasan kemiskinan dapat dilakukan melalui pengolahan hasil perkebunan masyarakat (kopi) di wilayah Mamasa sehingga dapat menimbulkan multiplier effect.

5.1.5 Kesejahteraan masyarakat ditinjau dari kondisi sosial kemasyarakatan di