• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1 Simpulan

1. Kesejahteraan masyarakat di tiga kabupaten pemekaran :

a. Berdasarkan Klassen Typology yang dimodifikasi, Kabupaten Rokan Hilir adalah kabupaten pemekaran yang “daerah maju tetapi tertekan”, Kabupaten Rote Ndao yang merupakan “daerah relatif tertinggal”, dan Kabupaten Mamasa sebagai daerah pemekaran yang “daerah berkembang cepat”.

b. Ditinjau dari pembangunan ekonomi di Kabupaten Rokan Hilir yang kaya raya dan berbasis pertambangan dan penggalian mempunyai pertumbuhan PDRB yang luar biasa besar dan cepat, tetapi laju pertumbuhan penduduknya cepat dan melebihi laju pertumbuhan PDRBnya yang dengan minyak dan gas, tetapi apabila minyak dan gas dihilangkan maka pertumbuhan ekonominya melebihi pertumbuhan penduduk nya. Kabupaten Rote Ndao yang berbasis pertanian – relatif tidak merusak lingkungan – semakin meningkat dan dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari pertumbuhan penduduknya dan laju pertumbuhan ekomomi kabupaten induknya, maka dapat diharapkan pembangunan yang dilaksanakan dapat berlanjut dan mensejahterakan masyarakat. Kabupaten Mamasa pertumbuhan ekonominya melebihi pertumbuhan penduduknya tetapi lebih rendah daripada kabupaten induknya. Berdasarkan indeks diversitas entropy, Kabupaten Rote Ndao memiliki nilai tertinggi, disusul Kabupaten Mamasa dan Kabupaten Rokan Hilir. Artinya perekonomian di Kabupaten Rote Ndao lebih menyebar dan berimbang dibandingkan kabupaten lainnya. Kabupaten Rote Ndao tidak mempunyai daya saing sektor, sedangkan di Kabupaten Rokan Hilir semua sektor mempunyai daya saing kecuali pengangkutan dan jasa. Kabupaten Mamasa mempunyai daya saing sekot utamanya pada sektor pertanian.

c. Kabupaten Rokan Hilir memiliki IPM tinggi dan persentase penduduk miskin relatif kecil. Kategori ini adalah kondisi yang ideal, karena mampu menekan angka kemiskinan dan sekaligus dapat meraih capaian pembangunan manusia yang tinggi. Kabupaten Rote Ndao dengan IPM rendah dan persentase penduduk miskin tinggi, meskipun dalam empat

tahun dapat menekan angka kemiskinan yang cukup besar. Keadaan ini adalah kondisi yang paling kurang. Kabupaten Mamasa IPMnya mencapai menengah ke atas tetapi penduduk miskinnya bertambah.

d. Persepsi masyarakat terhadap pelayanan publik di tiga kabupaten adalah ‘baik’. Tetapi apabila dicermati, persepsi masyarakat di Kabupaten Rote Ndao lebih baik daripada Kabupaten Mamasa dan Kabupaten Rokan Hilir. Pelayanan publik di Kabupaten Rokan Hilir paling rendah, artinya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat dalam meminta pelayanan paling tidak pasti dan keadilan pelayanan juga kurang. Jadwal waktu pelayanan di Kabupaten Rote Ndao dan Kabupaten Mamasa paling meragukan, artinya jadwal pelayanan tidak pasti.

e. Kehidupan sosial kemasyarakatan di Kabupaten Rote Ndao cukup harmonis, tercermin pada keberadaan tempat ibadah (masjid dan gereja) yang berdampingan bahkan dapat dikatakan bersebelahan seperti di Kecamatan Labalain, Kelurahan Ba’a, di mana umat masing-masing agama dapat melaksanakan aktivitas ibadahnya sehari-hari tanpa merasa terganggu dan diganggu dengan kegiatan ibadah umat lainnya. Masyarakat Rote Ndao termasuk tinggi aktivitasnya, hal tersebut juga ditunjang adanya organisasi masyarakat yang cukup banyak dan beragam di Kabupaten Rote Ndao. Kehidupan sosial kemasyarakatan di Kabupaten Mamasa cukup harmonis. Hal ini tercermin pada keberadaan para pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Mamasa yang bermacam-macam keyakinan agamanya. Begitu pula di Kabupaten Rokan Hilir. Apabila terjadi konflik, di Kabupaten Rote Ndao dan Kabupaten Mamasa penyelesaiannya melibatkan tokoh masyarakat atau tokoh adat, sedang di Kabupaten Rokan Hilir tidak melibatkan. Masyarakat di tiga kabupaten setuju, masalah konflik lebih baik dibawa ke ranah hukum dan dicari akar permasalahannya.

f. Kondisi lingkungan hidup di Kabupaten Rokan Hilir dengan iklim tropis dan curah hujan rata-rata 277,94 mm/tahun (2009), temperatur udara berkisar antara 260 – 320 C. Musim kemarau umumnya terjadi pada bulan Februari sampai dengan Agustus, sedangkan musim penghujan terjadi pada bulan September sampai Januari dengan jumlah hari hujan rata-rata 52 hari. Tidak ada program untuk menanggulangi bencana lingkungan hidup seperti kebakaran lahan yang sering terjadi. Kesadaran masyarakat akan lingkungan hidup rendah dan pemerintah daerah kurang serius menanganinya.

Kabupaten Rote Ndao dengan kondisi lingkungan yang kering, masyarakat tidak dapat menilai bagaimana kondisi lingkungan hidupnya. Masyarakat sering kesulitan mencari air bersih, apalagi pada musim kemarau. Program pembuatan ‘embung-embung’ untuk tandon air di musim kemarau di beberapa tempat telah dilaksanakan. Bencana longsor kadang terjadi karena hutan gundul, maka warga diwajibkan menanam dan memelihara 5-10 pohon per kepala keluarga. Kesadaran masyarakat Rote akan lingkungan hidup tinggi dan pemerintah daerah serius menanganinya.

Kabupaten Mamasa yang terletak di pegunungan dapat dikatakan sebagai wilayah yang terisolir karena akses ke Mamasa hanya ada satu jalan dengan kondisi sempit, menanjak, berkelok-kelok dan rusak. Berhawa dingin, dan lebih dari setengah wilayahnya hutan. Apabila hujan, sering terjadi longsor, apalagi hutan banyak yang rusak. Tidak ada program-program penanggulangan lingkungan dan kepedulian pemerintah dan masyarakat terhadap lingkungan hidup kurang. .

2. Ketiga kabupaten telah menunjukkan perkembangannya. Kabupaten Rote Ndao telah mengalami kemajuan yang pesat dalam penyelenggaraan pemerintahannya, melebihi kabupaten induknya sehingga keberlanjutannya dapat dipertahankan. Kabupaten Rokan Hilir pemekarannya tidak berhasil melebihi kabupaten induknya, tetapi dengan kekayaannya dapat mensejahterakan masyarakatnya. Untuk keberlanjutannya perlu dilakukan pengawsan dari pusat. Kabupaten Mamasa dapat dikatakan tidak berprestasi sama sekali dalam melaksanakan otonominya apabila dibandingkan dengan induknya, artinya tidak dapat berkembang sehingga perlu dibina atau malah dapat digabung kembali apabila dalam akhir masa pembinaan tidak dapat berkembang.

3. Teori Christaller tentang lokasi pusat dan teori mesin pertumbuhan Molotch dapat diterapkan di Kabupaten Rote Ndao, untuk di Kabupaten Rokan Hilir perlu didukung teori path-goal. Di Kabupaten Mamasa tidak dapat diterapkan karena tidak ada birokrasi yang kuat dan fungsi spasial dari infrastruktur. Teori mesin pertumbuhan (Growth Machine Theory) dari Molotch dan teori lokasi pusat dari Christaller diperlukan adanya pra kondisi untuk bekerjanya. Seperti birokrasi atau pemerintahan yang kuat dan fungsi-fungsi spasial dari infrasturktur yang ada. Untuk posisi daerah otonom yang efisien, efektif dan mandiri serta dapat survive diperlukan teori yaitu teori mesin pertumbuhan dari Molotch dan teori lokasi pusat dari Christaller yang dimodifikasi dengan teori-teori lainnya.

.6.2 Saran

1. Kabupaten Rokan Hilir dan pendukung utama perekonomiannya adalah sektor pertambangan dan penggalian yang berkontribusi terhadap PDRBadhk kecenderungannya menurun, maka untuk dapat meningkatkan laju pertumbuhan ekonominya melalui sektor basis : pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan yang berkontribusi selalu meningkat setiap tahunnya. Untuk mengendalikan pendatang memang tidak mudah, oleh karena itu untuk dapat mengimbangi pertumbuhan penduduk yang tinggi tersebut, lapangan pekerjaan harus diperbanyak dan diperluas, investor diundang untuk mengolah hasil perkebunan rakyat kelapa sawit yang melimpah di wilayah Rokan Hilir.

2. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rote Ndao masih bisa ditingkatkan dari sektor jasa (sektor basis) yang setiap tahunnya meningkat, dengan cara mempromosikan wisata pantai yang telah dikenal melalui internet dan jejaring lainnya. Sektor industri terutama industri rumah tangga (kerajinan tangan dan produk lainnya) perlu digalakkan dan dibentuk koperasi untuk menampung dan membantu memasarkan produknya. Walaupun begitu sektor pertanian, terutama sub sektor peternakan dan perikanan sebagai sektor basis perlu didorong sehingga tidak terus melambat. Keluarga berencana tetap harus digalakkan, sehingga pertumbuhan penduduknya tetap lebih rendah dari pertumbuhan ekonominya.

3. Kabupaten Mamasa untuk mengurangi kesenjangan pendapatan dapat dilakukan dengan mendorong sektor basis terutama perkebunan dengan megolah hasil kebun (kopi) di wilayah Mamasa, sehingga dapat menimbulkan multiplier effect. Potensi wisata yang banyak dan luar biasa dapat didorong dengan membangun akses jalan yang memadai. 4. Program kesehatan gratis bagi masyarakat miskin di Kabupaten Rote Ndao perlu diperluas

dengan pemberian gizi makanan tambahan untuk anak sekolah sehingga dapat mengurangi persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan, karena menurut perhitungan BPS (2009), berpengaruh negatif terhadap IPM. Artinya semakin tinggi persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan angka kesakitan di suatu provinsi menyebabkan IPM provinsi itu justru semakin rendah. Selain itu, program TU’U untuk pendidikan diperluas tidak hanya untuk sekolah tingkat dasar saja, tetapi untuk anak-anak yang cerdas bisa sampai perguruan tinggi. Sektor informal seperti kerajinan

lontar, tenun ikat dan sebagainya perlu diperkuat dengan memberikan wadah koperasi dan bantuan modal.

5. Untuk mengurangi jumlah penduduk miskin di Kabupaten Rote Ndao, selain menggerakkan sektor informal, juga dapat melalui pemberian bantuan bibit ternak pada masyarakat (sistem bagi hasil), dan bantuan modal untuk nelayan. Dengan luasnya padang pengembalaan dan lautan, maka akan dapat menunjang program tersebut. 6. Pelayanan publik merupakan tujuan dari pembentukan daerah otonom, oleh karena itu di

tiga kabupaten pemekaran perlu segera dibuat SOP (standard operating procedure) pelayanan dalam peraturan bupati dan disosialisasikan di tempat-tempat pelayanan publik sehingga masyarakat mengetahui dan memahaminya.

7. Forum komunikasi budaya yang anggotanya tokoh adat dan tokoh masyarakat diperkuat dengan rekuitmen anggota yang mengakar di masyarakat, sehingga berwibawa dan dapat berperan dengan baik dalam menghidupkan budaya lokal dan dapat membantu meredam gejolak di masyarakat.

8. “Embung-embung” perlu diperbanyak untuk menjaga ketersediaan air di musim kemarau, apalagi hari hujan pendek yang kurang dari delapan hari hujan di Kabupaten Rote Ndao. Perlu sangsi tegas terhadap perusak lingkungan di Kabupaten Rokan Hilir dan di Kabupaten Mamasa, karena kerusakan lingkungan berdampak serius terhadap kehidupan masyarakat.

9. Berdasarkan fakta di tiga kabupaten pemekaran, maka pembentukan daerah otonom baru seharusnya lebih dahulu diperkuat sistem birokrasinya dan spasial infrastrukturnya. Moratorium pemekaran daerah dipertahankan sampai selesainya peraturan perundangan penataan daerah sesuai dengan agenda Desai Besar Penataan Daerah (Desartada) 2010-2025 yang telah disusun Kementrian Dalam Negeri.

10. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai tingkat kesejahteraan masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya; serta tingkat efisiensi, efektivitas dan kemandirian kabupaten pemekaran.