• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel

Dari tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka dapat diungkapkan beberapa variabel utama yang dipergunakan untuk menilai keberhasilan kabupaten pemekaran dalam mensejahterakan masyarakatnya yang meliputi : pertumbuhan ekonomi, IPM, tingkat kemiskinan, PAD, PDRB, PDRB/kapita, persentase anggaran pembangunan dan anggaran rutin, sosial kemasyarakatan, dan degradasi SDA/LH. Selanjutnya untuk pendalaman penelitian, akan dicari di lapangan data berupa indikator-indikator kecepatan pelayanan, pertumbuhan ekonomi daerah, meningkatkan pendapatan per kapita dan mengurangi kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan (Kuncoro, 2004) yang sejalan dengan pengembangan wilayah yang meliputi indikator-indikator pembangunan ekonomi, pemerataan dan keberlanjutan ekosistem (Anwar dan Rustiadi, 2000).

Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu indikator kemajuan perekonomian di suatu daerah otonom baru karena dapat menggambarkan kemajuan perekonomian suatu daerah otonom baru karena merupakan kejadian pertambahan/perubahan pendapatan daerah dalam satu tahun tertentu tanpa memperhatikan pertumbuhan penduduk dan aspek lainnya. Todaro (1998:123) menyatakan, “Pengejaran pertumbuhan” merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua negara di dunia dewasa ini. Pemerintah di negara mana pun dapat segera jatuh atau bangun berdasarkan tinggi-rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapainya dalam catatan statistik nasional. Seperti kita ketahui, berhasil-tidaknya program-program pembangunan di Dunia Ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi-rendahnya tingkat pertumbuhan output dan pendapatan nasional. Bahkan, baik buruknya kualitas kebijakan pemerintah dan tinggi atau rendahnya mutu aparatnya di bidang ekonomi secara keseluruhan biasanya diukur berdasarkan kecepatan pertumbuhan output nasional yang dihasilkan.

Indeks pembangunan manusia (IPM) menjadi faktor penting untuk menilai keberhasilan pembangunan manusia yang sekaligus juga dapat menilai keberhasilan pertumbuhan ekonomi yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah otonom baru. BPS (2009:4) mengutip pendapat Aloysius (2009) yang menyatakan, modal manusia merupakan salah satu faktor penting dalam proses pertumbuhan ekonomi, oleh karena itu dalam rangka memicu pertumbuhan ekonomi perlu pula dilakukan pembangunan

menyebutkan, hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia bersifat timbal balik. Kinerja ekonomi mempengaruhi pembangunan manusia melalui tingkat pendapatan, distribusi pendapatan dalam masyarakat, termasuk peran perempuan dan pemerintah. Sedangkan pembangunan manusia melalui pendidikan dan kesehatan yang baik sangat menentukan kemampuan untuk menyerap dan mengelola sumber-sumber pertumbuhan ekonomi.

Tingkat kemiskinan dapat untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat di kabupaten pemekaran sebagai daerah otonom baru. Tingkat kemiskinan dapat menggambarkan kemerataan pendapatan atau distribusi pendapan penduduk di daerah baru. Todaro (1998:51) menyatakan, setinggi apapun pendapatan nasional per kapita oleh suatu negara, selama distribusi pendapatan yang tidak merata, maka tingkat kemiskinan di negara tersebut akan tetap parah. Demikian pula sebaliknuya, semerata apapun distribusi pendapatan di suatu negara, jika tingkat pendapatan nasional rata-ratanya tidak mengalami perbaikan, maka kemelaratan juga akan semakin meluas.

Pendapatan asli daerah (PAD), dapat menjadi indikasi kinerja suatu daerah otonom baru dalam menggali potensi daerah, karena menurut Basri dan Munandar (2009:458) pendapatan asli daerah dihasilkan dari upaya daerah sendiri yang berasal dari berbagai sumber, antara lain adalah pajak daerah, retribusi, hasil keuntungan perusahaan daerah, dan dari berbagai hasil usaha lainnya yang sah menurut peraturan.

Produk domestik regional bruto (PDRB) dapat digunakan sebagai ukuran produktivitas daerah. Rustiadi et.al (2009:164) menyatakan, total nilai barang dan jasa yang dihasilkan di suatu wilayah yang telah dihilangkan unsur-unsur intermediate-cost-nya dikenal sebagai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atau Gross Domestic Product (GDP). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat dikatakan sebagai ukuran produktivitas wilayah yang paling umum dan paling diterima secara luas sebagai standar ukuran pembangunan dalam skala wilayah dan negara, tidak ada satu negarapun di dunia yang tidak melakukan pengukuran PDRB. Apabila PDRB dibagi dengan jumlah penduduk yang ada di wilayah tersebut mencerminkan pendapatan per kapita masyarakat di di suatu daerah atau negara (PDRB per kapita).

Persentase anggaran rutin dan anggaran pembangunan, mencerminkan komitmen pemerintah daerah otonom baru dalam membangun daerahnya. Piliang et.al (2003:111) menyatakan, berdasarkan fakta bahwa anggaran pembangunan ternyata lebih dianggap sebagai akselerator pertumbuhan dibandingkan anggaran rutin, maka seharusnya alokasi pengeluaran daerah lebih terfokus ke pengeluaran pembangunan.

Sosial kemasyarakatan adalah interaksi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Rustiadi et.al (2009:452) mengatakan, hubungan saling percaya (trust) pada dasarnya akan membangun kerjasama, yang kemudian dapat menekan biaya transaksi antara orang dan kemudian berarti menghemat penggunaan sumberdaya. Bahkan akibat saling percaya kita tidak banyak membutuhkan upaya memonitor atau mengawasi orang lain untuk berperilaku seperti yang kita harapkan. Dengan hubungan saling percaya akan menghemat uang dan waktu. Bahkan kepercayaan akan membangun rasa tanggung jawab dan rasa dihargai, yang kemudian akan menimbulkan kepercayaan kepada yang memberikan kepercayaan, sehingga bersifat timbal balik (reciprocal trust).

Keberlanjutan sumberdaya alam dan lingkungan hidup dilihat dari adanya degradasi lingkungan hidup, yang menunjukkan adanya kerusakan lingkungan yang disebabkan karena pengelolaan dalam memanfaatkannya. Rustiadi et.al (2009) menyatakan, terjadinya degradasi terhadap sumberdaya tersebut sangat dipengaruhi oleh sistem pengelola (tata kelola) dalam memanfaatkannya. Oleh krena itu keberadaan dan pengelolaan sumberdaya telah menempatkan betapa pentingnya teori-teori dan konsep kelembagaan yang mengelola sumberdaya bersama dan kepentingan bersama. Selanjutnya, indikator penelitian tersebut terlihat dari operasionalisasi variabelnya, sebagaimana dalam tabel di bawah.

Tabel 5 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Indikator kesejahteraan masyarakat

Variabel Indikator Operasional Sub indikator Operasional 1. Pembangunan a. Laju pertumbuhan ekonomi - PDRB, PDRB/kapita, PAD

ekonomi b. Pemerataan pembangunan - Indeks Williamson

c. Kemiskian - Persentase penduduk miskin 2. Pelayanan publik a. Prosedur, persyaratan, biaya, kece

patan, ketepatan, sikap petugas, tanggungjawab, kenya manan, keamanan, jadwal, disiplin, keadilan, kemampuan, kejelasan.

-3. Sosial kemasyarakatan a. Aktivitas masyarakat b. Intensitas konflik c. Frekuensi konflik d. Sebab konflik

- Banyak tidaknya aktivitas - Lamanya konflik

- Berapa kali dalam setahun

- Akar masalah konflik 4. Keberlanjutan

Lingkungan hidup / SDA

a. degradasi SDA/LH (deforestasi) b. program-2

- luasan hutan dari tahun ke tahun, lahan kritis

- banyaknya program LH Sumber : Todaro (1998) dan Rustiadi, dkk. (2007), dimodifikasi