• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.4 Konstribusi Industri Rajutan terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Binong Jati

4.4.1. Kesejahteraan Pengusaha

Dari awal kemunculannya industri rajutan ini mengalami perkembangan yang cukup baik, hal tersebut dapat dilihat dari pemasaran produknya yang semakin meluas sampai ke pasar – pasar tradisional di seluruh Indonesia. Semakin meluasnya pemasaran produk rajutan Binong Jati berpengaruh pula terhadap keuntungan yang diperoleh para pengusaha rajutan sehingga tingkat kesejahteraan para pengusaha dapat semakin meningkat serta tingkat kesejahteraan masyarakat Binong Jati baik yang berhubungan secara langsung dengan industri rajutan maupun yang tidak berhubungan langsung sama – sama dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

Pengusaha yang berada di Industri rajutan Binong Jati Bandung terbagi atas tiga kelompok, yakni pengusaha rajutan kelompok besar, pengusaha rajutan kelompok menengah dan pengusaha rajutan kelompok kecil. Pembagian kelompok tersebut berdasarkan jumlah modal dan tenaga kerja yang dimiliki oleh para pengusaha tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai pendapatan para pengusaha rajutan Binong Jati maka akan diuraikan melalui tiga sampel yakni satu orang pengusaha rajutan kelompok besar, satu orang pengusaha rajutan kelompok menengah dan satu orang pengusaha rajutan kelompok kecil. Berikut adalah anggaran rumah tangga beberapa pengusaha rajutan Binong Jati yang dijadikan sampel dalam memenuhi kebutuhan pokoknya.

Suhaya Wondo merupakan salah satu pengusaha rajutan Binong Jati yang terbilang sukses, beliau merintis usaha rajutan sejak tahun 1992. Usaha rajutan yang dimilikinya termasuk kelompok pengusaha rajutan kelompok besar dengan jumlah pekerja sebanyak 18 orang di tahun 2004. Rata – rata pendapatan perbulan yang diperoleh Bapak Wondo di tahun 2004 Rp. 11.960.000. Keuntungan tersebut dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari – hari, Wondo pada tahun 2004 memiliki 4 orang anak (dua orang anak yang masih sekolah, dan dua anak lagi Balita) serta 1 orang isteri sehingga beban keluarga yang ditanggung oleh Wondo berjumlah 6 orang (wawancara dengan Wondo tanggal 23 Oktober 2009). Untuk lebih jelasnya mengenai perincian anggaran rumah tangga keluarga Suhaya Wondo adalah sebagai berikut.

 Pendapatan per bulan tahun 2004 Rp.11.960.000

 Pengeluaran per bulan :

 Beras untuk 6 orang = 50 kg x @ Rp.2.700 = Rp. 135.000

 Membeli lauk pauk 30 x Rp.25.000 = Rp. 750.000

 Biaya sekolah 2 orang anak* = Rp. 130.000

 Biaya Listrik = Rp. 100.000

 Biaya lain – lain * = Rp. 200.000 +

Jumlah Rp.1.315.000 -

Sisa Rp.10.645.000

Ket*

Biaya sekolah 2 orang anaknya SMP dan SD.

Berdasarkan perincian data tersebut maka diketahui bahwa Wondo memperoleh keuntungan yang besar dari hasil usaha rajutan, sisa dari penghasilannya digunakan kembali untuk modal proses produksi selanjutnya dan sisanya untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya seperti membayar cicilan pada bank, biaya kesehatan, membeli pakaian, perhiasan untuk isterinya, membeli alat – alat rumah tangga, membeli kendaraan, membeli alat – alat elektronik, biaya kegiatan sosial seperti melayat tetangga yang sakit, undangan perkawinan, undangan sunatan dan sebagian lagi ditabung. Selain itu Wondo juga menyisihkan penghasilannya untuk memperluas lahan usahanya dengan menambah tempat untuk proses produksi rajutan. Dengan usaha rajut yang dimilikinya Wondo dapat menunaikan ibadah umroh serta ibadah Haji (wawancara dengan Suhaya Wondo 14 November 2009).

Selanjutnya adalah Jamjam Hendarsah yang merintis usaha rajutan dari tahun 1995. Usaha rajutan yang dimiliki Jamjam termasuk dalam usaha rajutan menengah dengan memiliki 10 orang pekerja di tahun 2004. Rata – rata pendapatan perbulan yang diperoleh Jamjam Hendarsah tahun 2004 sebesar Rp. 5.180.000 (wawancara dengan Jamjam Hendarsah Tanggal 14 November 2009). Dalam mencukupi kebutuhan hidup, Jamjam pada tahun 2004 memiliki 2 orang anak dan 1 orang isteri sehingga beban keluarga yang ditanggung oleh Jamjam dan isterinya adalah 4 orang. Perincian anggaran rumah tangga Bapak Jamjam adalah sebagai berikut.

 Penghasilan selama satu bulan Rp.5.180.000

 Pengeluaran

 Beras untuk 4 orang = 30 kg x @ Rp.2700 = Rp. 81.000

 Membeli lauk pauk 30 x Rp.20.000 = Rp.600.000

 Biaya sekolah 2 orang anak* = Rp. 80.000

 Biaya Listrik = Rp. 80.000

 Biaya lain – lain * = Rp. 150.000 +

Jumlah Rp. 991.000 –

Sisa Rp.4.189.000

Ket*

Biaya sekolah 2 orang yaitu SMP dan SD

Biaya lain – lain (minyak goreng, minyak tanah, sabun, pasta gigi, sampo)

Pendapatan yang diterima Jamjam dalam setiap bulannya mampu memenuhi kebutuhan pokok sehari – hari. Dengan sisa penghasilan yang didapatkan setiap bulannya dapat membeli peralatan rumah tangga yang sifatnya sekunder. Bahkan dengan keuntungan yang diperolehnya dapat dipergunakan untuk menunaikan ibadah Umrah dan ibadah Haji dengan isterinya. Selain itu sisa pendapatannya digunakan untuk biaya kesehatan keluarga, menambah modal usaha dan menabung untuk keperluan memperluas usahanya serta dipergunakan juga sebagai donatur sebuah yayasan sosial (wawancara dengan jamjam Hendarsah Tanggal 14 November 2009).

Pengusaha selanjutnya yang dijadikan sampel oleh peneliti adalah Endang Suhandar. Beliau termasuk pengusaha rajutan kelompok kecil karena memiliki

pekerja sebanyak 5 orang pada tahun 2004 dan penghasilan perbulannya sebesar Rp. 2.700.000. Dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, Endang Suhandar mempunyai tanggungan keluarga sebanyak 4 orang anak dan 1 orang isteri sehingga beban yang ditanggung oleh Bapak dan isterinya sebanyak 6 orang. Untuk lebih jelasnya maka akan diuraikan perkiraan biaya anggaran rumah tangga Bapak Endang adalah sebagai berikut :

 Pendapatan tertinggi per bulan tahun 2004 Rp. 2.700.000

 Pengeluaran per bulan :

 Beras untuk 6 orang = 60 kg x @ Rp.2.700 = Rp. 162.000

 Membeli lauk pauk 30 x Rp.20.000 = Rp. 600.000

 Biaya sekolah 4 orang anak* = Rp. 350.000

 Biaya Listrik = Rp. 120.000

 Biaya lain – lain * = Rp. 200.000 +

Jumlah Rp.1.432.000 -

Sisa Rp.1.268.000

Ket*

Biaya sekolah 4 orang anaknya 1 Perguruan Tinggi, 1 SMA dan 2 SD Biaya lain – lain (minyak goreng, minyak tanah, sabun, pasta gigi, sampo)

Berdasarkan perincian data di atas dapat diketahui bahwa sisa pendapatan Endang digunakan untuk biaya kesehatan, membeli alat – alat rumah tangga, biaya kegiatan sosial seperti melayat tetangga yang sakit, undangan perkawinan, undangan sunatan dan ditabung. Beliau juga dapat menyekolahkan anaknya hingg ajenjang perguruan tinggi dari hasil usaha rajutan yang dimilikinya. Sisa dari

penghasilannya juga disisihkan untuk menambah modal usaha rajutan miliknya (wawancara dengan Endang Suhendar tanggal 14 November 2009).

Berdasarkan perincian ketiga pendapatan para pengusaha rajutan tersebut, maka dapat diketahui bahwa ketiga pengusaha rajutan ini berbeda dalam hal pendapatan dan pengeluaran per bulannya. Hal tersebut dikarenakan jumlah anggota keluarga tanggungan pun berbeda - beda. Sebagian besar keuntungan yang didapatkan oleh para pengusaha selain untuk mencukupi kebutuhan pokok/primer sehari – hari juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekunder bahkan tersier seperti kendaraan motor, mobil mewah, rumah mewah serta perhiasan. Dengan demikian maka dapat dikatakan ketiga pengusaha tersebut dikatakan sejahtera dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan penghasilan yang diperoleh tersebut maka menjadikan setiap pengusaha mampu memberikan kebutuhan konsumsi yang lebih baik bagi keluarganya seperti daging, telur, ikan, makanan laut (udang, kepiting) dan buah – buahan. Para pengusaha juga dapat menyekolahkan anak – anaknya sampai jenjang yang lebih tinggi seperti SMA bahkan perguruan tinggi (wawancara dengan Endang tanggal 14 November 2009) Dan sisa penghasilan yang didapatkan tidak lupa disisihkan untuk mengembangkan usaha rajutannya.