• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESEMPURNAAN ISLAM (SYUMULIYATUL ISLAM)

Dalam dokumen Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1) (Halaman 111-119)

Syumuliyatul Islam (Universalitas Islam) meliputi tiga dimensi:

• Syumuliyatuz-zaman (Kemenyuluruhan masa), di mana Islam berlaku sepanjang masa hingga hari Kiamat. Karena Islam dibawa Rasulullah Muhammad saw sebagai akhir dan pamungkas para nabi. Tiada nabi setelah Rasulullah Muhammad saw.

• Syumuliyatul-Minhaj (Kesempurnaan Pedoman Hidup). Hal ini dikarenakan Islam didukung oleh kewajiban jihad dan dakwah. Sehingga ajarannya senantiasa tersebar dan terpelihara dari upaya-upaya penghancuran yang dilakukan musuh-musuhnya. Islam juga dikuatkan oleh bangunan akhlak dan ibadah. Sedangkan pondasinya akidah, rukum iman yang enam.

• Syumuliyatul Makan (Universalitas Tempat). Yang ajarannya berlaku bagi manusia di semua tempat, di barat dan timur. Tidak ada di bagian bumi ini ini yang tidak layak dengan ajaran Islam karena ia datang dari Sang Pencipta timur dan barat.

NARASI

Islam merupakan agama yang syamil (sempurna) yang berarti lengkap, menyeluruh dan mencakup segala hal yang diperlukan bagi panduan hidup manusia. Kesempurnaan Islam ini ditandai dengan syumuliyatuz zamaan (sepanjang masa), syumuliyatul minhaj (mencakup semuanya), dan syumuliyatul makan (semua tempat). Islam sebagai syumuliyatuz zamaan (sepanjang masa) dibuktikan dengan ciri risalah nabi Muhammad saw. sebagai kesatuan risalah dan nabi pentutup. Islam yang dibawa nabi Muhammad saw. dilaksanakan sepanjang masa hingga hari Kiamat.

Islam sebagai syumuliyatul minhaj (mencakup semuanya) melingkupi beberapa aspek lengkap yang terdapat dalam Islam itu sendiri, misalnya jihad dan da’wah (sebagai penyokong Islam), akhlaq dan ibadah (sebagai bangunan Islam) dan aqidah (sebagai asas Islam). Aspek-aspek ini menggambarkan kelengkapan Islam sebagai agama. Islam sebagai syumuliyatul makan (semua tempat) karena Allah menciptakan manusia dan alam semesta ini sebagai satu kesatuan. Pencipta alam ini hanya Allah saja. Karena berasal dari satu pencipta, maka semua dapat dikenakan aturan dan ketentuan kepada-Nya. Allah tidak menerima keislaman seseorang kecuali jika seseorang masuk Islam secara total. Mengakui universalitas Islam dan berupaya mengamalkannya secara total. Tidak mengakui sebagaian ajarannya dan menerima sebagian yang lain yang sesesui dengan hawa nafsunya. Allah berfirman,

,† %_) E  † G _09 ^$ KB_/4 #+_i] 8/  G . N7g *?_ (_ *- *

R 7 _R$ '& #b _=

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syetan. Sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagimu.” (Al-Baqarah: 208).

Syumuliyatul Zaman

Rasulullah diutus Allah untuk semua manusia, tidak hanya kepada bangsa Arab saja, tapi seluruh manusia di Barat dan Timur. Seluruh bangsa, Arab dan non Arab. Risalahnya berlaku sepanjang masa hingga hari Kiamat. Semua orang yang memeluk agama Islam adalah umat Muhammad, di manapun adanya. Allah berfirman,

“Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui.” (Saba’: 28).

Ayat tersebut juga menjelaskan bahwa diutusnya Rasul adalah untuk membuat orang mendekat bukan membuat orang menjauh, membuat orang merasa senang bukan merasa takut, karena itu yang diutamakan adalah memberi berita gembira terlebih dahulu, kemudian setelah akidahnya kokoh dan kuat, baru diberikan peringatan, sebagaimana yang beliau anjurkan dalam sabdanya,

$ IZ] 9 $ $ IZ]*$ $ ID`N 9 $ $ IZ)

)

#]7 w $

(

“Berilah berita gembira jangan membuat orang lari (menghindar), mudahkanlah dan jangan persulit”

"+ KB"  ^ PN+ - 7$

”Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Al-Anbyaa’: 107).

Juga dalam hadits dijelaskan :

KB"  h+  "<=$ 6=< +ƒ - # 8Z=

)

#]7 w $

(

“Sesungguhnya aku tidak diutus sebagai tukang kutuk, tapi sebagai pembawa rahmat”

AB> " AB<%`%N> h+ - 8Z=

)

'Ÿ- w $

(

“Sesungguhnya aku diutus dengan jiwa yang lapang dan toleran”

Syumuliyatul Minhaj

Asas akidah Islam adalah Syahadat persaksian tentang keesaan Allah. Akidah tauhid dalam Islam menjadi landasan hidup manusia. Penjabaran dari akidah tauhid itu adalah rukun iman yang enam. Lalu aplikasinya dilandasi oleh rukun Islam yang lima, yang mencakup interaksi seorang hamba dengan Allah dan dengan sesama hamba. Akidah yang kuat ini menjadi landasan seorang hamba dalam memperjuangkan agamanya. Perjuangan yang dilandasi akidah dan keimanan akan melahirkan daya tahan bagi seorang hamba. Di samping karena keuntungan besar yang akan diraih seorang hamba di sisi Allah,

perjuangan juga membawa keuntungan bagi diri seorang hamba sendiri

"+ & _R8Na _ _, i]+`N '5S * "_=2/ '5 7$

“Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (Al-’Ankabut:6).

#4 G-   =$ *I_[ $ #b N7 *'5S "+ # = _0 #b_=  N$

”Dan Sesungguhnya kami benar-benar akan menguji kamu agar kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” (Muhammad: 31)

Kewajiban lain yang mesti ditegakkan selain jihad di jalan Allah adalah amar ma’ruf nahi mungkar. Allah berfirman,

 , & '* lB_7- #b N7 b0+$

& , ( N*$ ~$ I "+ ,$ I 7+:*$ I %r+

, >+` "+ # 5 ;1$-$ Ib N "+

”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali Imran: 104)

Para Mufassir mengatakan bahwa kalimat



pada ayat tersebut bukanlah menunjukan “sebagian” atau

› % 0

tetapi untuk memberikan sebuah penekanan atau

' %4+:<0

Karena itu amar ma’ruf nahi munkar adalah kewajiban individu, adalah fardu ’ain bukan fardu kifayah, tentunya sebatas kemampuan dan wewenang yang dimiliki oleh seseorang. Bila tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri, maka wajib saling menyokong dan membantu satu sama lain untuk mensukseskan amar ma’ruf nahi munkar tersebut, baik skala kecil maupun skala besar, sebab bila tidak Allah akan menurunkan adzabnya, sebagiamana sabda Nabi :

ƒ * +,-  <bd % $- Ib N "+ & , ( N0$ ~$ I "+ , I 7+:0 w'%

& '9 <#u  N7 6Q& #b %&

#b 3S0 ] * / =

)

j?7I0 w $

(

Dari Khudzaifah Ibnul Yaman, dari Nabi saw. Bersabda, ”Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya sungguh kalian harus melakukan amar ma’ruf nahi munkar, atau dikhawatirkan kalian akan mendapatkan balasan (sanksi) dari Allah swt., lalu meskipun kalian terus berdo’a kepada-Nya maka do’a kalian tidak dikabulkan” (Tirmidzi). Jika Allah telah menurunkan azab-Nya, tidak seorang pun dapat menghalaunya. Semua orang akan terkena azab tersebut. Allah berfirman,

N7:/-,$ Ir+ C Q+ ^ _ I+b7 7+:* c/ _ I+b7

”Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (Al-A’raf: 99). Orang-orang yang melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar mendapaatkan pujian dari Allah. Mereka adalah orang-orang yang beriman dan berhak mendapatkan janji baik Allah di dunia dan akhirat.

,$ '_] , 4 _I , >M_] ,$ '7>+ ,$ '+ , M_0

,$ I7n

I_)$ _ .$ ' > , T/>+ $ Ib N "+ & , 5_N $ ~$ I "+

N7 J "+

”Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.” (At-Taubah: 112).

Di antara bentuk amar ma’ruf nahi mungkar adalah dakwah, mengajak manusia kepada kebenaran dan mencegah mereka melakkan perbuatan yang dilarang Allah. Dakwah harus dilakukan dengan hikmah. Jangan sampai ajakan kepada kebaikan dilakukan dengan cara yang tidak baik, agar tidak terjadi kontraproduktif dalam dakwah. Allah berfirman,

85 80_ # (+.$ BN]>+ BT& "+ $ B"+b>+ ;_ %   .

*'0 ( "+ # &-  5$ % & _ " # &-  5 ;_ _, ] -

”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (An-Nahl: 125).

- 7$

7 8N_=  $ 6> "&$ _  &. _"7 ^  ]

" ] "+

”Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (Fushshilat: 33).

Berdakwah adalah sebaik-baiknya perkataan, karena dengan berdakwah akan bertambah panjang barisan orang-orang yang shaleh dan bertaqwa, oleh karena itu Rasulullah dalam sabdanya sangat memotivasi dan menganjurkan umatnya untuk ikut aktif di jalan dakwah, dan menyampaikan berita gembira dengan balasan yang sangat tinggi nilainya, sebagaimana tertuang dalam haditsnya :

+,:  $   #$  %&   Z8<N & A'    8N *  ( &

#<N I "  7 ; RI %G 6' $ K  P ' (  j' (*

)

.$ .  w $

(

Dari Sahal bin Sa’ad, dari Nabi SAW bersabda : ”Demi Allah bahwa satu orang telah mendapat hidayah dari Allah berkat arahan dan bimbinganmu, itu lebih baik dari seekor unta merah” (Abu Dawud).

&/ I - +7 / I %G &  . 7

)

#]7 w $

(

“Barang siapa yang menunjukkan kebaikan maka baginya pahala seperti orang yang mengerjakannya” (Muslim).

Syumuliyatul Makan

Karena seluruh manusia, di manapun tempat mereka, disatukan oleh Pencipta yang satu, Allah Pencipta semua manusia. Jika ada perbedaan di antara mereka dari sisi bahasa, warna kulit, budaya, dan lain sebagainya. Sesungguhnya mereka memiliki kesamaan, yautu kesamaan Sang Pencipta.

p+/. ^ $ _ N_   Q* +,- ^ _V I %a #5*. 7 I G- *?_

']7$ RE  $ Rp%$ p7   h7_' ( ›  # (z  W_N _

_ _,I [ N%$ 6m4 _ #  (%/ I4+? *

R\*\& _Rj Q _ _, w I [ N* 7 

“(Yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Al-Hajj: 40).

Keberadaan alam semesta dengan segala keteraturannya ini menunjukkan adanya kesatuan Pencipta. Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang menjelaskan kesaan Allah sebagai Pencipta.

#%_I " _I  5 ^  ^ R' $ R #b ($

,

V+G 8/ _,

8/ jI S9 80_ ;+`+ $ (_N $  %_ ~c0 G $ H t $ E $"_]

iY"_] 7 _  \ =- 7$ W_N p` N* " I >+

H t  % :/ €Y7 7

I_r] "+ 3>_] $ |*_I o*I [9$ AB_ . _4 7 (%/ _ƒ$ (9 7 ' 

, Q * C Q AE*n H t $ iY"_]  %

“Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu segala

jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Al-Baqarah: 163-164).

Allah yang menciptakan semua manusia dan yang tinggal di Arasy

iY"_]  ‡ 0  _#u 6%" H t 8/ 7 #b VG j?_  5

R#%& €Y 8d _b  5$ AE $" p  _ 5 _ ]/

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan dia Maha mengetahui segala sesuatu.” (Al-Baqarah: 29).

Kesempurnaan dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa Islam adalah sebuah system dan pedoman hidup (minhajul hayah) yang sempurna yang menjamin kebahagiaan seluruh umat manusia di dunia dan akhirat.

---oo0oo---

MENGENAL RASUL

Dalam dokumen Materi Tarbiyah 1427 H - Aqidah (1) (Halaman 111-119)