• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesesuaian dengan

Dalam dokumen Penguatan Sosial Politik Komunitas Adat (Halaman 32-37)

amanah UU

No.6 Tahun

2014

Tentang

Desa

Gambar 1 Kerangka pemikiran sesuai topik penelitian

Hipotesis

Hipotesis uji dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut: 1. Kesiapan sosial berhubungan dengan penguatan desa adat 2. Kesiapan politik berhubungan dengan penguatan desa adat

Keterangan:

: Berhubungan : Bertujuan

3. Faktor kesiapan sosial lebih dominan dalam hubungan dengan penguatan komunitas adat

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara kesiapan sosial politik dengan penguatan desa adat.

Definisi Operasional

Definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut:

1. Tingkat partisipasi diartikan sebagai keikutsertaan dalam jaringan organisasi sosial/kerja di keseharian komunitas adat. Hal ini dapat dilihat dari kerelaan membangun jaringan kerjasama antar sesama, keterbukaan dalam melakukan hubungan atau jaringan sosial/adat, keaktifan dalam penyelesaian konflik, keaktifan dalam memelihara dan mengembangkan hubungan atau jaringan sosial/adat. Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut yaitu:

- Jumlah kelompok/jaringan organisasi yang diikuti

- Frekuensi keikutsertaan dalam kelompok/jaringan organisasi dan kegiatan lain

- Tingkat keterbukaan dalam melakukan hubungan sosial

- Frekuensi keterlibatan dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah dan memelihara hubungan

Selanjutnya pengukuran terhadap variabel tersebut sebagai berikut: - Selalu (skor 4)

- Sering (skor 3) - Jarang (skor 2) - Tidak pernah (skor 1)

Namun demikian pada pertanyaan-pertanyaan tertentu nilai skor disesuaikan dengan keterkaitan makna pernyataan tersebut. Selanjutnya berdasarkan hasil akumulasi skor dari pilihan responden maka dikategorikan kembali menjadi tingkat partisipasi tinggi dan rendah menggunakan standar deviasi.

2. Tingkat kepercayaan dapat dilihat dari rasa percaya terhadap sesama, rasa percaya terhadap norma yang berlaku, rasa percaya terhadap tokoh masyarakat, kepercayaan terhadap pemerintah, kepercayaan terhadap ketua kelompok dan anggota masyarakat lainnnya. Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur variabel tingkat kepercayaan yaitu:

- Tingkat kepercayaan terhadap tokoh adat - Tingkat kepercayaan terhadap pemerintah

- Tingkat kepercayaan terhadap anggota komunitas lainnya Selanjutnya pengukuran terhadap variabel tersebut sebagai berikut:

- Sangat percaya (skor 4) - Percaya (skor 3)

- Kurang percaya (skor 2) - Tidak percaya (skor 1)

3. Tingkat ketaatan terhadap norma merupakan kesediaan individu untuk mempercayai dan melakukan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat ketaatan terhadap norma yang dianut, tingkat kepercayaan terhadap norma yang

berlaku, tingkat ketaatan terhadap aturan pemerintah atau tingkat intensitas pelanggaran yang pernah dilakukan. Adapun indikator untuk mengukur tingkat ketaatan terhadap norma/aturan yaitu:

- Frekuensi melaksanakan norma yang dianut - Tingkat kepercayaan terhadap norma yang berlaku - Frekuensi pelanggaran norma/aturan yang ada

Selanjutnya pengukuran terhadap variabel tersebut sebagai berikut: - Selalu (skor 4)

- Sering (skor 3) - Jarang (skor 2) - Tidak pernah (skor 1)

4. Tingkat kepedulian sesama dapat dilihat dari rasa peduli terhadap sesama anggota kelompok, kedekatan dengan orang yang diberi perhatian, sumber motivasi untuk memperhatikan dan membantu orang lain. Adapun indikator untuk mengukur variabel tersebut yaitu:

- Tingkat kepeduliaan terhadap adat

- Frekuensi kedekatan interaksi dengan orang dalam adat - Motivasi untuk memperhatikan dan membantu orang lain Selanjutnya pengukuran terhadap variabel tersebut sebagai berikut:

- Tinggi (skor 4), cukup tinggi (skor 3), sedang (skor 2), rendah (skor 1) - Selalu (skor 4), Sering (skor 3), jarang (skor 2), tidak pernah (skor 1) - Motivasi hubungan sosial (skor 4), banyak orientasi (skor 3), orientasi

ekonomi (skor 2), hanya orientasi ekonomi (skor 1)

5. Intensitas keterlibatan aktifitas sosial/adat dapat dilihat dari tingkat keinginan untuk menambah dan membagi pengalaman terhadap sesama, frekuensi mengikuti kegiatan adat, frekuensi keterlibatan dalam aktivitas lain. Adapun indikator untuk mengukur intensitas keterlibatan dalam aktifitas sosial/adat adalah:

- Tingkat keinginan untuk menambah pengalaman dalam aktifitas adat - Frekuensi keterlibatan dalam penyampaian aspirasi dalam adat Selanjutnya pengukuran terhadap variabel tersebut sebagai berikut:

- Sangat ingin (skor 4), Ingin (skor 3), cukup ingin (skor 2), tidak ingin (skor 1)

- Selalu ikut/terlibat (skor 4), sering ikut/terlibat (skor 3), jarang ikut/terlibat (skor 2), tidak pernah ikut/terlibat (skor 1)

6. Bentuk struktur adat merupakan pola stratifikasi anggota komunitas ke dalam kelas-kelas atau golongan yang ditafsirkan oleh komunitas adat baik secara sosial ataupun menurut pandangan subjektif komunitas. Adapun indikator untuk mengukur bentuk struktur adat yaitu:

- Pola stratifikasi anggota komunitas ke dalam kelas sosial - Kuat lemahnya stratifikasi yang ada di masyarakat adat - Efektivitas lembaga adat dalam menjalankan fungsi

Selanjutnya pengukuran terhadap variabel tersebut sebagai berikut:

- Sangat kuat (skor 4), kuat (skor 3), cukup kuat (skor 2), lemah (skor 1) - Sangat efektif (skor 4), efektif (skor 3), cukup efektif (skor 2), tidak efektif

(skor 1)

7. Aktor dan peran pengambil keputusan merupakan siapa saja tokoh yang berperan dalam pengambilan keputusan pada dinamika masyarakat adat

misalnya tokoh adat, kepala desa formal, ataupun masyarakat. Adapun indikator untuk mengukur aktor dan peran pengambil keputusan yaitu:

- Aktor dengan frekuensi pengambilan keputusan tertinggi - Pengaruh adat terhadap proses pemilu

Selanjutnya pengukuran terhadap variabel tersebut sebagai berikut:

- Tokoh adat (skor 4), masyarakat adat (skor 3), kepala desa (2), tokoh lain (skor 1)

- Sangat berpengaruh (skor 4), sedikit berpengaruh (skor 3), biasa saja (skor 2), tidak berpengaruh (skor 1)

8. Tipe kepemimpinan lebih dimaksudkan dengan kuat lemahnya pengaruh dan kepentingan pemimpin melalui proses interaksi dan relasi dengan individu masyarakat, kelompok komunitas maupun pihak eksternal serta gaya yang dipakai seperti demokratis atau otoriter. Adapun indikator untuk mengukur variabel tersebut yaitu:

- Tingkat pengaruh pemimpin adat

- Gaya pemimpin adat dalam melibatkan warga

Selanjutnya pengukuran terhadap variabel tersebut sebagai berikut:

- Sangat berpengaruh (skor 4), berpengaruh (skor 3), tidak terlalu berpengaruh (skor 2), sama sekali tidak berpengaruh (skor 1)

- Selalu melibatkan (skor 4), sering melibatkan (skor 3), kadang-kadang melibatkan (skor 2), tidak melibatkan (skor 1)

9. Bentuk alokasi/penguasaan sumber daya merupakan pengaturan yang mengikat komunitas berkaitan dengan pembagian lahan, kepemilikan lahan individu dan komunal, dan pengelolaan sumberdaya hutan. Adapun indikator untuk mengukur bentuk alokasi/penguasaan sumber daya yaitu:

- Sejauhmana pengaturan lahan diterapkan

- Tingkat pengaruh pengelolaan sumber daya adat - Tingkat pengaruh pihak luar

Selanjutnya pengukuran terhadap variabel tersebut sebagai berikut:

- Masih sangat kuat (skor 4), masih kuat (skor 3), adanya percampuran (skor 2), sudah tidak diterapkan (skor 1)

- Sangat berpengaruh (skor 4), berpengaruh (skor 3), cukup berpengaruh (skor 2), tidak berpengaruh (skor 1)

10. Perangkat hukum adat merupakan perangkat jabatan dalam pengurus hukum adat yang berperan mempertahankan eksistensi tradisi mereka. Adapun indikator untuk mengukur perangkat hukum adat yaitu:

- Sejauhmana kelengkapan perangkat hukum adat

- Tingkat keinginan warga diatur oleh perangkat hukum adat - Tingkat komodifikasi budaya

Selanjutnya pengukuran terhadap variabel tersebut sebagai berikut:

- Sangat lengkap (skor 4), lengkap (skor 3), cukup lengkap (skor 2), hanya aspek adat (skor 1)

- Sangat ingin (skor 4), ingin (skor 3), biasa saja (skor 2), tidak ingin (skor 1)

11. Tingkat kekuatan sistem nilai adat secara keseluruhan dinilai dari pendapat komunitas sejauhmana perangkat aturan yang dillaksanakan. Adapun indikator untuk mengukur bentuk dan sistem nilai adat yaitu:

Selanjutnya pengukuran terhadap variabel tersebut sebagai berikut:: - Sangat kuat (skor 4)

- Kuat (skor 3) - Lemah (skor 2) - Sangat lemah (skor 1)

Aspek ini dinilai dari pernyataan dengan pengukuran skala likert yang dijawab responden selanjutnya dapat diakumulasikan dan dikategorikan menjadi kuat dan lemah.

12. Tingkat kekuatan stuktur sosial adat secara keseluruhan merupakan kuat atau lemahnya stratifikasi sosial di komunitas adat yang masih berlaku ataupun yang telah berintegrasi. Adapun indikator untuk mengukur bentuk struktur sosial desa adat:

- Pandangan komunitas terhadap kuat atau lemahnya struktur sosial desa adat

Selanjutnya pengukuran terhadap variabel tersebut sebagai berikut: - Sangat kuat (skor 4)

- Kuat (skor 3) - Lemah (skor 2) - Sangat lemah (skor 1)

Aspek ini dinilai dari pernyataan dengan pengukuran skala likert yang dijawab responden selanjutnya dapat diakumulasikan dan dikategorikan menjadi kuat dan lemah.

13. Tingkat kekuatan sistem pengelolaan sumber daya dalam hal ini melihat kuat atau tidaknya implementasi pengelolaan adat berdasarkan pendapat komunitas. Adapun indikator untuk mengukur bentuk sistem pengeloaan sumber daya yaitu:

- Pandangan komunitas terhadap kuat atau lemahnya sistem pengelolaan sumber daya adat

Selanjutnya pengukuran terhadap variabel tersebut sebagai berikut: - Sangat kuat (skor 4)

- Kuat (skor 3) - Lemah (skor 2) - Sangat lemah (skor 1)

Aspek ini dinilai dari pernyataan dengan pengukuran skala likert yang dijawab responden selanjutnya dapat diakumulasikan dan dikategorikan menjadi kuat dan lemah.

Dalam dokumen Penguatan Sosial Politik Komunitas Adat (Halaman 32-37)

Dokumen terkait