• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1. Kesimpulan

1. Faktor produksi bahan baku, modal, dan tenaga kerja memberikan pengaruh yang positif dan nyata terhadap peningkatan nilai output pada industri sepeda motor di Indonesia sedangkan faktor produksi energi memberikan pengaruh negatif terhadap output industri sepeda motor di Indonesia pada taraf nyata lima persen.

2. Bahan baku memiliki dugaan nilai elastisitas sebesar 1.210 yang artinya jika bahan baku meningkat sebesar satu persen maka output industri sepeda motor yang dihasilkan akan meningkat sebesar 1.210 persen,

ceteris paribus. Modal memiliki nilai elastisitas produksi sebesar 0.003

artinya setiap kegiatan penambahan modal investasi baik dalam bentuk gedung, mesin, dan peralatan industri perakitan sepeda motor sebesar satu persen maka nilai output yang dihasilkan akan meningkat sebesar 0.003 persen, ceteris paribus. Faktor produksi energi mempunyai nilai elastisitas produksi negatif sebesar 0.203 yang artinya jika pengunaan energi untuk produksi meningkat sebesar satu persen maka akan menurunkan nilai output industri sepeda motor sebesar 0.203 persen, ceteris paribus. Faktor produksi tenaga kerja mempunyai nilai elastisitas sebesar 0.068 yang artinya jika terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja di industri tersebut sebesar satu persen maka nilai output industri sepeda motor yang dihasilkan akan meningkat sebesar 0.068 persen, ceteris paribus. Penjumlahan nilai koefisien variabel bebas dari faktor-faktor produksi

tersebut dapat menentukan skala hasil usaha (return to scale) industri sepeda motor yaitu sebesar 1.078. Jadi skala hasil usaha dari industri sepeda motor di Indonesia berada pada kondisi increasing return to scale yang artinya laju pertambahan output lebih besar dari pada laju pertambahan inputnya.

3. Nilai tambah bruto pada industri sepeda motor di Indonesia cenderung selalu mengalami peningkatan selama periode penelitian (1980 – 2005) meskipun terdapat penurunan nilai tambah produksi sepeda motor pada tahun 1997 yaitu sebesar 99.80 persen yang berbeda sangat jauh dari pada tahun-tahun sebelum dan sesudahnya, dimana hal ini disebabkan krisis ekonomi yang mulai terjadi pada tahun tersebut. Tingkat efisiensi industri sepeda motor di Indonesia yang paling tinggi terjadi pada tahun 1994 dimana rasio antara input terhadap output mempunyai nilai paling kecil. 4. Dampak kebijakan standar uji emisi kendaraan bermotor, yaitu

berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 141 Tahun 2003 memberikan efek positif terhadap efisiensi produksi industri sepeda motor di Indonesia yaitu terjadi penurunan rasio efisiensi output yang dihasilkan sebesar 43.1 persen. Pemberlakuan kebijakan standar uji emisi kendaraan bermotor ternyata membuat industri sepeda motor di Indonesia menjadi lebih efisien dan produktif. Output yang dihasilkan juga menjadi lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kondisi sebelum kebijakan.

6.2. Saran

1. Bagi pemerintah perlu adanya paket kebijakan deregulasi otomotif baru setelah paket deregulasi otomotif tahun 1999 yang berisi tentang perijinan impor kendaraan dalam bentuk Completely Built Up (CBU), Completely

Knock Down (CKD), pemberian izin usaha baru dan penurunan Pajak

Penjualan Barang Mewah (PPnBM). Dimana paket kebijakan deregulasi otomotif yang baru harus mencakup tentang peningkatan nilai tambah dari pasar otomotif dalam negeri berupa kuatnya struktur industri komponen otomotif termasuk juga industri komponen sepeda motor guna mengikuti perkembangan perdagangan bebas Asean Free Trade Agreement (AFTA). Sebagai contoh usaha pengembangan industri komponen sepeda motor di Indonesia melalui penerapan kebijakan Inward Looking Strategy yaitu suatu strategi industrialisasi yang mengutamakan pengembangan industri komponen sepeda motor dalam mensubstitusi komponen impor sepeda motor dimana hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi produksi industri komponen sepeda motor di Indonesia.

2. Dalam rangka pengendalian pencemaran udara yang bersumber dari emisi gas buang kendaraan bermotor, maka dirasa perlu untuk selalu menjalin kerja sama antara produsen sepeda motor dengan pihak pemerintah dalam upaya menurunkan emisi gas buang yang berasal dari kendaraan bermotor tipe baru maupun kendaraan bermotor yang sedang diproduksi melalui uji emisi pada produsen otomotif bersangkutan khususnya sepeda motor.

3. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengkaji daya saing industri

sepeda motor di Indonesia dengan metode fungsi biaya dan analisis integrasi harga sepeda motor dalam negeri terhadap harga sepeda motor impor.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. “Industri Sepeda Motor: Masih Terus Bergairah” [Warta

Ekonomi Online]. www.wartaekonomi.com/article_comment.asp?aid=4782&cid=25 [04

Maret 2008].

Anonim. 2007. “Higashi Yasuaki: Pasar RI Lebih Terbuka” [www.politikindonesia.com].

http://www.politikindonesia.com/readhead.php?id=7&jenis=mplt [24 April 2008].

Ardiansyah, A. 2006. Analisis Struktur, Perilaku, dan Kinerja Pada Industri

Sepeda motor di Indonesia [Skripsi]. Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia. 2007. Industri Sepeda motor AISI. AISI, Jakarta.

Astono. 2007. “Persaingan Pasar, Sepeda Motor Honda Tersuruk” [Kompas Cyber Media].

http://www.mail-archive.com/karisma_honda@yahoogroups.com/msg34373.html [04 Maret 2008].

Atmaja, S.S. 2005. ”Positioning yang Unik” [www.danamon.co.id]. http://www.danamon.co.id/investor/AnnualReport2005/id/annual05_7_2.p df [11 Mei 2008].

Badan Pusat Statistik. 1980-2005. Statistik Industri Besar dan Sedang. Bagian/Volume I. BPS, Jakarta.

---. 2000-2001. Statistik Industri Besar dan Sedang. Bagian/Volume II. BPS, Jakarta.

---. 2005. Indikator Industri Besar dan Sedang. BPS, Jakarta.

Basri. 2003. “Wajah Kita Dalam Asumsi RAPBN” [Kompas Cyber Media]. http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=2145&coid=2&caid=19 &gid=4 [08 Maret 2008].

Basri. 2006. “[Ekonomi-Nasional] Indonesia Inc"(Bersatu Padu)” [www.mail-archive.com]. http://www.mail-archive.com/ekonomi-Nasional@yahoogroups.com/msg05026.html [12 April 2008].

Beattie, B.R. dan C.R. Taylor. 1994. Ekonomi Produksi. John Wileye Sons, Inc [Penerjemah]. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Bisinfocus. 2004. Studi Industri Kendaraan Bermotor dan Sepeda motor. PT. Bisinfocus Data Pratama, Tangerang.

---. 2004. Prospek Pemasaran Otomotif di Indonesia. PT. Bisinfocus Data Pratama, Tangerang.

Butarbutar, P. 2005. Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara. Konsultan UAQ-i Untuk Kebijakan Lingkungan, Jakarta.

Dar. 2005. “Indonesia Perlu Kebijakan Otomotif Pasca Deregulasi 1999” [Kapanlagi.com]. www.kapanlagi.com/h/0000045757.html – 57k [08 Maret 2008].

Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Erlangga, Jakarta.

El-Fikri, S. 2005. “Bisnis Sepeda Motor Makin Kencang” [Republika Online]. http://www.republika.co.id/cetak_berita.asp?id=201840&kat_id=105&edis i=Cetak [04 Maret 2008].

Faisal. 2005. “Tanpa Konsolidasi Kebijakan, Pertumbuhan Industri Manufaktur

Mencemaskan”[www.dephan.go.id].http://www.dephan.go.id/modules.php

?name=news&file=article&sid=6985 [24 April 2008].

Fer. 2005. “Melirik Trend Penjualan Motor Sebagai Sarana Investasi” [Kompas Cyber Media]. http://64.203.71.11/kompas-cetak/0502/26/ekonomi/1569820.htm [04 Maret 2008].

Gujarati, D. 1995. Ekonometrika Dasar. Erlangga, Jakarta.

Hasibuan, N. 1993. Ekonomi Industri: Persaingan, Monopoli, dan Regulasi. Cetakan ke-1. LP3ES, Jakarta.

Hipotesa. 2005. E-Views Training 2005. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Koutsoyiannis, A. 1987. Theory of Econometrics Second Edition. The Macmillan Press Ltd, United Kingdom.

Kurniawan. 2007. “Honda Vs Yamaha” [http://agneskurniawan.wordpress.com]. http://agneskurniawan.wordpress.com/2007/10/27/honda-vs-yamaha/ [04 Maret 2008].

Lipsey, et al. 1995. Pengantar Mikroekonomi. Edisi ke-10. Binarupa Aksara, Jakarta.

Miranti, E. 2004. “Prospek Industri Sepeda Motor di Indonesia” [www.bni.co.id]. http://www.bni.co.id/portals/0/Document/8%20Motor.pdf [04 Maret 2008].

Minister of Environment. 2007. Decree of The State Minister of Environment

Number: 141 Year 2003. Ministry of Environment Republic of Indonesia,

Jakarta.

Netu. 2005. “Industri Otomotif Butuh Paket Deregulasi” [Lampung Post Online].http://www.lampungpost.com/cetak/cetak.php?id=2005021205225 324 [08 Maret 2008].

Nicholson, W. 1994. Teori Ekonomi Mikro: Prinsip Dasar dan

Pengembangannya. Edisi ke-3. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

---. 1995. Mikro Intermediate. Edisi ke-5. Binarupa Aksara, Jakarta. ---. 2002. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya. Ign Bayu

Mahendra, Abdul Aziz [penerjemah]. Erlangga, Jakarta.

Nizar, A.R. 2005. “Indonesia Perlu Kebijakan Otomotif Pasca Deregulasi 1999” [www.depperin.go.id].

http://www.depperin.go.id/IND/Publikasi/Matriks_Berita/berita.asp?kd=2 382 [April 2008].

Ovi. 2005. “Eksekutif pun Beralih ke Motor” [Pikiran Rakyat Online]. www.pikiranrakyat.com/cetak/2005/0405/15/otokir/ [04 Maret 2008]. Pasaribu, S.H., D. Hartono, dan Irawan, T. 2005. Pedoman Penulisan Skripsi.

Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Poer. 2007. “Perspektif Otomotif 2008 ; Pertarungan Tetap Galak, ’Gethok

Tular’ Berperanan” [Kedaulatan Rakyat Online].

http://222.124.164.132/web/detail.php?sid=146279&actmenu=44 [14 April 2008].

Prabowo, H.S. 2006. Analisis Pengaruh Kebijakan Deregulasi Industri Sepeda

Motor Indonesia Pada Struktur, Kinerja, dan Persaingan Usaha [Tesis].

Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta.

Sanimah. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Output Industri

Semen di Indonesia Periode 1983-2003 [Skripsi]. Departemen Ilmu

Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian: Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sya. 2007. “Gairah Pasar Motor Sport” [Republika Online]. http://www/republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=4&id=288560 &kat_id=105&kat=id1=148 [04 Maret 2008].

Syahruddin. 1989. Dasar-dasar Teori Ekonomi Mikro. Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta.

Takahashi, Y. 2007. “Strategi Produsen Sepeda Motor Berebut Pasar” [Radar Lampung

Online].http://radarlampung.co.id/web/index_php?option=com_content&t ask=view&id=1418&Itemid=31 [04 Maret 2008].

Timor, S.D. 2008. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi dan

Impor Jagung di Indonesia [Skripsi]. Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Wahyuana. 2005. “Seri otomotif : Gairah Industri Sepeda Motor di Indonesia” [http://wahyublocknote.blogspot.com].

http://wahyublocknote.blogspot.com/2005/08/seri-otomoti-gairah-industri-sepeda.html [20 Januari 2008].

Wahyuni, R.T. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Output Industri

Garam Beryodium di Indonesia [Skripsi]. Departemen Ilmu Ekonomi,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Walpole, R.E. 2003. Pengantar Statistika. Edisi ke-3. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Widyastuti, E.H. 2006. Analisis Structure-Conduct-Performance Industri Komponen Sepeda motor di Indonesia [Skripsi]. Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Wuragil. 2002. “Produksi Motor di Indonesia Meningkat Pesat” [Tempo

Interaktif Online].

Lampiran 1. Data Nilai Tambah Bruto Industri Sepeda Motor di Indonesia Tahun 1980 – 2005

Tahun Nilai Output

(Juta Rupiah) Pertumbuhan (%) Biaya Input (Juta Rupiah) Pertumbuhan (%) NTB (Juta Rupiah) Pertumbuhan (%) 1980 147036951 - 109405082 - 37631869 - 1981 284674736 93.6076 139028389 27.0767 145646347 287.0293 1982 340058832 19.4552 244874436 76.1327 95184396 -34.6469 1983 274884502 -19.1656 219012113 -10.5615 55872389 -41.3010 1984 260222094 -5.3340 179980642 -17.8216 80241452 43.6156 1985 302486927 16.2418 193350036 7.4282 109136891 36.0106 1986 442560724 46.3074 294943847 52.5440 147616877 35.2584 1987 415178676 -6.1872 256771819 -12.9421 158406857 7.3094 1988 496075279 19.4848 318132232 23.8969 177943047 12.3329 1989 1195604398 141.0127 663210197 108.4700 532394201 199.1936 1990 748043103 -37.4339 558547982 -15.7812 189495121 -64.4070 1991 1119942204 49.7163 898120601 60.7956 221821603 17.0593 1992 1498074085 33.7635 570050382 -36.5285 928023703 318.3649 1993 1666027179 11.2113 741618663 30.0970 924408516 -0.3896 1994 2716589178 63.0579 1010158858 36.2100 1706430320 84.5970 1995 3548181703 30.6116 1512352481 49.7143 2035829222 19.3034 1996 3469726095 -2.2111 2008337618 32.7956 1461388477 -28.2165 1997 5617048 -99.8381 2720778 -99.8645 2896270 -99.8018 1998 3917793595 69648.2663 2443991282 89726.9275 1473802313 50786.2196 1999 4907648677 25.2656 3867638309 58.2509 1040010368 -29.4335 2000 10401775309 111.9503 8643909966 123.4932 1757865343 69.0238 2001 10028458472 -3.5890 7091667778 -17.9576 2936790694 67.0657 2002 17359815432 73.1055 9332640564 31.6001 8027174868 173.3315 2003 25783945579 48.5266 11116183282 19.1108 14667762297 82.7263 2004 24211244232 -6.0995 13234060788 19.0522 10977183444 -25.1612 2005 24183553957 -0.1144 14858645296 12.2758 9324908661 -15.0519

Lampiran 2. Data Nilai Efisiensi Produksi Industri Sepeda Motor di Indonesia Tahun 1980 – 2005

Tahun Efisiensi Produksi (%) Pertumbuhan (%)

1980 74.41 -1981 48.84 -34.3637 1982 72.01 47.4406 1983 79.67 10.6374 1984 69.16 -13.1919 1985 63.92 -7.5766 1986 66.64 4.2553 1987 61.85 -7.1879 1988 64.13 3.6863 1989 55.47 -13.5038 1990 74.67 34.6133 1991 80.19 7.3925 1992 38.05 -52.5502 1993 44.51 16.9777 1994 37.18 -16.4682 1995 42.62 14.6315 1996 57.88 35.8048 1997 48.44 -16.3096 1998 62.38 28.7779 1999 78.81 26.3386 2000 83.10 5.4435 2001 70.72 -14.8977 2002 53.76 -23.9819 2003 43.11 -19.8103 2004 54.66 26.7919 2005 61.44 12.4040

Lampiran 3. Data Nominal Faktor-faktor Produksi yang Mempengaruhi Nilai Output Industri Sepeda Motor di Indonesia Tahun

1980 – 2005

Tahun Y nom X1 nom X2 nom X3 nom X4 nom

1980 147036951 108821438 25306 558338 5568 1981 284674736 138214896 1000 812493 6869 1982 340058832 243037235 54144 1783057 7486 1983 274884502 216213707 1243123 1555283 7766 1984 260222094 176259513 2063328 1657801 6649 1985 302486927 190619076 273493 2457467 7483 1986 442560724 292610173 305292 2028382 7033 1987 415178676 254381123 200179 2190517 6645 1988 496075279 308211550 7753440 2167242 5603 1989 1195604398 649015741 10007760 4186696 7182 1990 748043103 555714172 538438 2295372 4314 1991 1119942204 891047298 1385367 5687936 3343 1992 1498074085 561002392 0 5404005 5159 1993 1666027179 738302280 832570 2483813 3024 1994 2716589178 1005109596 1041876 4007386 6010 1995 3548181703 80598511 924195 8584618 6830 1996 3469726095 2000577740 974279 6785599 7220 1997 5617048 2713407 1252 6119 9324 1998 3917793595 2428565755 2171414 13254113 6332 1999 4907648677 3820981664 1813207 44843438 8066 2000 10401775309 8543316134 1286321 99307511 13697 2001 10028458472 7048485608 4773330 38408840 9939 2002 17359815432 9254902676 1701151 76036737 12169 2003 25783945579 10966515082 15585671 134082529 17205 2004 24211244232 12857853607 1956608 374250573 14807 2005 24183553957 14403185627 2080028 453379641 13208

Sumber: BPS, Statistik Industri Besar dan Sedang (1980 – 2005)

Keterangan:

Y nom : Nilai Output Nominal (ribu Rupiah). X1 nom : Bahan Baku Nominal (ribu Rupiah). X2 nom : Modal Nominal (ribu Rupiah). X3 nom : Energi Nominal (ribu Rupiah).

Lampiran 4. Data Riil Faktor-faktor Produksi yang Mempengaruhi Output Industri Sepeda Motor di Indonesia Tahun 1980 – 2005

Tahun IHPB

2000 Y riil X1 riil X2 riil X3 riil X4

1980 8.03 1831244031 1355296117 315168.8 6953715.53 5568 1981 11.01 2586164709 1255631221 9084.63 7381198.461 6869 1982 11.71 2903702916 2075252461 462326.2 15225212 7486 1983 12.65 2172968695 1709174629 9826918 12294550.06 7766 1984 13.92 1869716417 1266438603 14825176 11911431.88 6649 1985 16.15 1872634144 1180083364 1693139 15213671.08 7483 1986 18.11 2443395252 1615512332 1685529 11198777.21 7033 1987 22.28 1863606589 1141836911 898540.6 9832542.351 6645 1988 24.45 2028810174 1260499676 31709417 8863418.123 5603 1989 25.83 4629577242 2513095894 38751696 16211576.8 7182 1990 28.22 2650990308 1969395718 1908171 8134569.922 4314 1991 31.77 3525474056 2804934148 4361007 17905094.32 3343 1992 34.16 4385716686 1642373749 10668021 15820602.69 5159 1993 36.38 4579908715 2029592968 2288735 6828001.937 3024 1994 38.51 7054996464 2610274937 2705757 10407202.64 6010 1995 43.82 8096663858 3429367780 2108938 19589404.41 6830 1996 46.11 7524076766 4338238835 2112717 14714523.97 7220 1997 47.34 11865453.88 5731801.759 2644.725 12925.77743 9324 1998 71.31 5494297112 3405810309 3045182 18587511.83 6332 1999 93.43 5252735638 4089658384 1940705 47996655.92 8066 2000 100.00 10401775309 8543316134 1286321 99307511 13697 2001 105.06 9545125801 6708776032 4543274 36557683.39 9939 2002 106.78 16258008593 8667505010 1593181 71210775.73 12169 2003 107.91 23894305015 10162806756 14443436 124255957.5 17205 2004 108.10 22397600752 11894682853 1810040 346215784.5 14807 2005 110.78 21830555225 13001792036 1877647 409266946.8 13208

Lampiran 5. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Dependent Variable: LNY Method: Least Squares Date: 04/09/08 Time: 14:15 Sample: 1980 2005

Included observations: 26

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.277226 2.458695 -0.519473 0.6094 LNX1 1.210210 0.150516 8.040391 0.0000 LNX2 0.003228 0.029777 0.108403 0.9148 LNX3 -0.203218 0.126935 -1.600959 0.1259 LNX4 0.067854 0.187741 0.361424 0.7218 Di 0.459487 0.218360 2.104260 0.0489 Dk -0.149015 0.169032 -0.881579 0.3890

R-squared 0.979387 Mean dependent var 22.08424 Adjusted R-squared 0.972877 S.D. dependent var 1.440592 S.E. of regression 0.237252 Akaike info criterion 0.185417 Sum squared resid 1.069482 Schwarz criterion 0.524135 Log likelihood 4.589582 F-statistic 150.4544 Durbin-Watson stat 1.665088 Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 6. Uji Multikolinearitas Ln X1 Ln X2 Ln X3 Ln X4 Di Dk Ln X1 1.000000 0.582125 0.964151 0.286957 0.413552 0.562095 Ln X2 0.582125 1.000000 0.552771 -0.070717 0.118259 0.118064 Ln X3 0.964151 0.552771 1.000000 0.407522 0.544862 0.613755 Ln X4 0.286957 -0.070717 0.407522 1.000000 0.620383 0.702863 Di 0.413552 0.118259 0.544862 0.620383 1.000000 0.541736 Dk 0.562095 0.118064 0.613755 0.702863 0.541736 1.000000

Lampiran 7. Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test

F-statistic 0.264892 Probability 0.770398

Lampiran 8. Uji Heteroskedastisitas

White Heteroscedasticity Test

F-statistic 0.471755 Probability 0.883541

Lampiran 9. Uji Normalitas Error Term 0 1 2 3 4 5 6 7 8 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 Series: Residuals Sample 1980 2005 Observations 26 Mean 3.57E-15 Median -0.013392 Maximum 0.535335 Minimum -0.305325 Std. Dev. 0.206832 Skewness 0.654828 Kurtosis 3.181962 Jarque-Bera 1.893999 Probability 0.387903

Dokumen terkait