BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
A. Kesimpulan
deskriptif didasari oleh angka yang tidak terlalu mendalam. Sebelum melakuka n analisis data terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Uji yang digunakan adalah uji one sample Kolmogorov-Smirnov dan uji Independent Sample T-Test. Data
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
yang berhasil dikumpulkan akan diolah dengan bantuan program komputer SPSS versi 16.
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
BAB IV
ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI
Bab ini akan membahas mengenai gambaran keseluruhan hasil penelitian. Diawali dengan pembahasan mengenai gambaran subjek penelitian yang dilanjutkan dengan analisis dan interpretasi data penelitian.
A. Gambaran Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orangtua yaitu ayah dan ibu yang memiliki anak autis yang diambil dari beberapa yayasan anak berkebutuhan khusus, antara lain Yayasan Anak Kita (Yakita), Yayasan Ananda Karsa Mandiri (Yakari) dan Kidz Smile Therapy Centre dengan jumlah sampel keseluruhan 39 orang. Dari skala yang dibagikan akan diperoleh gambaran penyesuaian diri orangtua yang memiliki anak autis dan seluruh subjek dalam penelitian ini akan dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan tingkat penghasilan.
1. Gambaran Subjek berdasarkan jenis kelamin.
Berdasarkan jenis kelamin, penyebaran subjek penelitian dapat digambarkan seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 4. Persentase Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Jumlah (N) Persentase
Laki-laki 14 orang 35,9 %
Perempuan 25 orang 64,1 %
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah subjek berjenis kelamin perempuan lebih banyak, yaitu 25 orang (64,1 %), dibandingkan dengan jumlah subjek berjenis kelamin laki-laki, yaitu 14 orang (35,9 %).
Selanjutnya, penyebaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Grafik 1 berikut :
Grafik 1. Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
2. Gambaran subjek berdasarkan usia
Menurut Hurlock (1980), pembagian masa dewasa dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : dewasa dini (18-39 tahun), dewasa madya (40-59 tahun) dan dewasa lanjut (> 60 tahun). Penyebaran subjek dalam penelitian ini akan dikelompokkan berdasarkan pembagian masa dewasa menurut Hurlock.
Berdasarkan usia, penyebaran subjek penelitian dapat digambarkan seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 5. Persentase Subjek Berdasarkan Usia
Usia Jumlah (N) Persentase (%)
Dewasa dini (18-39 tahun) 19 orang 48,7 %
Dewasa madya (40-59 tahun) 20 orang 51,3 %
Dewasa Lanjut (> 60 tahun) 0 0 %
Total 39 orang 100 %
Tabel 5 menunjukkan persentase subjek berdasarkan usia yang terbanyak adalah subjek yang berada pada masa dewasa madya (40-59 tahun) yaitu sebanyak
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
20 orang (51,3 %) kemudian subjek yang berada pada masa dewasa dini (18-39 tahun) yaitu sebanyak 19 orang dan tidak ada subjek yang berada pada masa perkembangan dewasa lanjut ( > 60 tahun).
Selanjutnya, penyebaran subjek penelitian berdasarkan usia dapat dilihat pada Grafik 2 berikut :
Grafik 2. Penyebaran Subjek Berdasarkan Usia
3. Gambaran subjek berdasarkan tingkat pendidikan
Berdasarkan tingkat pendidikan, penyebaran subjek penelitian dapat digambarkan seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 6. Persentase Subjek Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah (N) Persentase (%)
SMU/SMK 14 orang 35,9 %
Diploma 3 orang 7,7 %
Sarjana 22 orang 56,4 %
Total 39 orang 100 %
Tabel 6 menunjukkan jumlah subjek yang paling banyak adalah dengan tingkat pendidikan Sarjana, yaitu 22 orang (56,4 %) dan subjek yang paling sedikit adalah dengan tingkat pendidikan Diploma, yaitu 3 orang (7,7 %).
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
Selanjutnya, penyebaran subjek penelitian berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Grafik 3 berikut :
Grafik 3. Penyebaran Subjek Berdasarkan Tingkat Pendidikan
4. Gambaran subjek berdasarkan pekerjaan
Berdasarkan pekerjaan, penyebaran subjek penelitian dapat digambarkan seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 7. Persentase Subjek Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah (N) Persentase (%)
PNS 8 orang 20,5 %
Peg. Swasta 9 orang 23,1 %
Wiraswasta 12 orang 30,8 %
TNI/POLRI 2 orang 5,1 %
Tidak bekerja 8 orang 20,5 %
total 39 orang 100 %
Tabel 7 menunjukkan persentase subjek yang paling banyak berdasarkan pekerjaan adalah wiraswasta, yaitu 12 orang (30,8 %), kemudian subjek dengan pekerjaan sebagai Peg. Swasta, yaitu 9 orang (23,1 %). Sedangkan persentase subjek yang paling sedikit yaitu subjek yang bekerja sebagai TNI/POLRI, yaitu 2 orang (5,1 %).
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
Selanjutnya, penyebaran subjek penelitian berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Grafik 4 berikut :
Grafik 4. Penyebaran Subjek Berdasarkan Pekerjaan
5. Gambaran subjek dengan tingkat Penghasilan
Berdasarkan tingkat penghasilan, penyebaran subjek penelitian dapat digambarkan seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 8. Persentase Subjek Berdasarkan Tingkat Penghasilan Tingkat Penghasilan Jumlah (N) Persentase (%)
Rp. 1.000.000 – Rp 2.000.000,- 1 orang 2,6 % Rp. 2.000.001 – Rp. 3.000.000,- 7 orang 17,9 % Rp. 3.000.001 – Rp. 4.000.000,- 8 orang 20,5 % Rp. 4.000.001 – Rp 5. 000.000,- 6 orang 15,4 % > Rp. 5.000.001,- 17 orang 43,6 % Total 39 0rang 100 %
Tabel 8 menunjukkan persentase subjek berdasarkan tingkat penghasilan yang terbanyak adalah subjek dengan tingkat penghasilan > Rp. 5. 000.001,- (43,6 %). Untuk subjek berdasarkan tingkat penghasilan yang paling sedikit adalah subjek dengan tingkat penghasilan Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000,- (2,6 %).
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
Selanjutnya, penyebaran subjek penelitian berdasarkan tingkat penghasilan dapat dilihat pada grafik 5 berikut :
Grafik 5. Penyebaran Subjek Berdasarkan Tingkat Penghasilan
B. Deskripsi Data Penelitian
Berdasarkan deskripsi data penelitian dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Azwar (2000) menyatakan bahwa kategorisasi ini didasarkan asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi normal. Kriterianya terbagi atas 3 jenjang yaitu rendah, sedang dan tinggi.
Menurut Azawar (2000) pengkategorisasian minimal tiga jenjang ini merupakan pengkategorisasian minimal yang digunakan dalam penelitian. Apabila hanya dilakukan pengkategorisasian dalam 2 jenjang (rendah dan tinggi) maka akan menghadapi resiko kesalahan yanng cukup besar bagi skor-skor yang terletak disekitar mean kelompok (Azwar, 2000). Pengkategorisasian dalam tiga jenjang ini digunakan untuk menghindari resiko kesalahan yang cukup besar dan untuk keefisienan. Kriteria kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan norma kategorisasi sebagai berikut :
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 9. Kategorisasi Penyesuaian Diri
X < ( - 1,0 ) Buruk
( - 1,0 ) ≤ X < ( + 1,0 ) Sedang
X ≥ ( + 1,0 ) Baik
Dalam penelitian ini peneliti mengkategorikan data penelitian berdasarkan mean hipotetik dan mean empirik. Mean hipotetik untuk melihat posisi relatif individu berdasarkan norma skor idealnya skala, sedangkan berdasarkan mean empirik untuk melihat posisi relatif individu berdasarkan norma skor dari subjek penelitian.
C. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Normalitas
Sebelum hasil utama penelitian dapat dianalisa, terlebih dahulu harus dilakukan uji normalitas sebaran data penelitian. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian telah menyebar secara normal. Untuk
mengukur normalitas digunakan Kolmogorov-Smirnov. Penelitian ini
menggunakan taraf kepercayaan ( ) 0.05. Data dikatakan terdistribusi normal bila nilai p > . (p > 0.05). Hasil uji normalitas yang didapat dengan menggunakan
SPSS for16 windows dapat dilihat dari Tabel 10 di bawah ini :
Tabel 10. Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
Penyesuaian Diri Orangtua yang Memiliki Anak Autis
N 39
Parameter Normal (a,b) Mean 169,92
Standar Deviasi 17,621
Kolmogorof-Smirnov Z 1,004
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
Keterangan : a. Data terdistribusi normal b. Dihitung dari data
Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai sebaran normal (Z) sebesar 1.004 dengan p = 0.266 (p > 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian telah terdistribusi dengan normal.
2. Hasil Utama Penelitian
a. Gambaran penyesuaian diri orangtua yang memiliki anak autis
Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap penyesuaian diri orangtua yang memiliki anak autis adalah sebanyak 55 aitem dengan 4 pilihan jawaban yang berkisar dari 1 sampai 4. Hasil penghitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan sebagai berikut :
Tabel 11. Skor Empirik dan Skor Hipotetik Penyesuaian Diri Penyesuaian
Diri
Hipotetik Empirik
Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
55 220 137,5 27,5 150 208 169,92 17,621
Berdasarkan Tabel 11 diperoleh mean empirik sebesar 169,92 dengan SD empirik sebesar 17,621 sedangkan untuk mean hipotetik sebesar 137,5 dengan SD hipotetik sebesar 27,5. Hasil perhitungan skor mean empirik dan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa secara umum penyesuian diri orangtua yang memiliki anak autis berada pada kategori tinggi.
Setelah diketahui mean hipotetik sebesar 137,5 dan SD sebesar 27,5 dapat dibuat kategorisasi penyesuaian diri. Skor tinggi dijadikan tanda penyesuaian diri
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
yang baik, skor sedang dijadikan tanda penyesuaian diri sedang. Sedangkan skor rendah dijadikan tanda penyesuaian diri yang buruk. Pengkategorian penyesuaian diri orangtua yang memiliki anak autis dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 12. Kategori Penyesuaian Diri Berdasarkan Mean Hipotetik Penyesuaian
Diri
Rentang Nilai Kategorisasi Jumlah Persentase
X < 110 Buruk 0 0 %
110 ≤ X < 165 Sedang 19 48,7 %
X ≥ 165 Baik 20 51,3 %
Berdasarkan Tabel 12 diatas penyesuaian diri orangtua yang memiliki anak autis yang tergolong kedalam kategori baik sebanyak 20 orang. Tergolong kategori sedang sebanyak 19 orang dan tidak ada subjek yang tergolong kedalam kategori buruk. Pada data empirik, yaitu mean empirik sebesar 169,92 termasuk kedalam kategori tinggi. Artinya secara umum penyesuaian diri orangtua yang memiliki anak autis termasuk baik.
Selanjutnya, gambaran kategorisasi penyesuaian diri dapat dilihat pada Grafik 6 berikut :
Grafik 6
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
b. Gambaran penyesuaian diri dilihat dari karakteristik penyesuaian diri 1) Gambaran skor penyesuaian diri dilihat dari tidak Terdapat
emosionalitas yang berlebihan.
Karakteristik penyesuaian diri yang dilihat dari tidak adanya emosionalitas yang berlebihan terdiri dari 7 aitem dengan 4 pilihan jawaban dan rentang nilai 1 – 4. Hasil penghitungan mean empirik dan mean hipotetik adalah sebagai berikut :
Tabel 13
Skor Empirik dan Skor Hipotetik Tidak Terdapat Emosionalitas yang Berlebihan
Tidak terdapat emosionalitas yang berlebihan
Hipotetik Empirik
Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
7 28 17,5 3,5 13 26 19,44 3,21
Berdasarkan Tabel 13 diperoleh mean hipotetik sebesar 17,5 dengan SD hipotetik sebesar 3,5 sedangkan untuk mean empirik sebesar 19,44 dengan SD empirik sebesar 3,21 Hasil perhitungan skor mean empirik dan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa secara umum penyesuian diri yang dilihat dari tidak terdapat emosionalitas yang berlebihan berada pada kategori tinggi.
Pengkategorian penyesuaian diri dilihat dari tidak terdapat emosionalitas yang berlebihan adalah sebagai berikut :
Tabel 14
Kategori Penyesuaian Diri Dilihat dari Tidak Terdapat Emosionalitas yang Berlebihan Berdasarkan Mean Hipotetik
Tidak terdapat emosionalitas yang berlebihan
Rentang Nilai Kategorisasi Jumlah Persentase
X < 14 Buruk 2 5,1 %
14 ≤ X < 21 Sedang 26 66,7 %
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan Tabel 14 diatas, penyesuaian diri yang dilihat dari tidak terdapat emosionalitas yang berlebihan adalah 11 orang (28 %) tergolong kedalam kategori baik, 26 orang (66,7 %) tergolong kategori sedang dan 2 orang (5,1 %) tergolong kedalam kategori buruk. Mean empirik (19,44) lebih besar dari pada mean hipotetik (17,5) berarti bahwa secara umum penyesuaian diri orangtua yang memiliki anak autis yang dilihat dari tidak terdapat emosionalitas yang berlebihan adalah termasuk baik.
Selanjutnya, gambaran kategorisasi penyesuaian diri dilihat dari tidak terdapat emosionalitas yang berlebihan dapat dilihat pada Grafik 7 berikut :
Grafik 7
Kategorisasi Penyesuaian Diri Dilihat dari Tidak Terdapat Emosionalitas yang Berlebihan
2) Gambaran skor penyesuaian diri dilihat dari tidak terdapat mekanisme psikologis
Karakteristik penyesuaian diri yang dilihat dari tidak terdapat mekanisme psikologis terdiri dari 5 aitem dengan 4 pilihan jawaban dan rentang nilai 1 – 4. Hasil penghitungan mean empirik dan mean hipotetik adalah sebagai berikut :
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 15
Skor Empirik dan Skor Hipotetik Tidak terdapat mekanisme psikologis
Tidak terdapat mekanisme
psikologis
Hipotetik Empirik
Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
5 20 12,5 2,5 13 20 15,95 2,102
Berdasarkan Tabel 15 diperoleh mean hipotetik sebesar 12,5 dengan SD hipotetik sebesar 2,5 sedangkan untuk mean empirik sebesar 15,95 dengan SD empirik sebesar 2,102. Hasil perhitungan skor mean empirik dan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa secara umum penyesuian diri yang dilihat dari tidak terdapat mekanisme psikologis berada kategori tinggi.
Pengkategorian penyesuaian diri dilihat dari tidak terdapat mekanisme psikologis adalah sebagai berikut :
Tabel 16
Kategori Penyesuaian Diri Dilihat dari Tidak Terdapat Mekanisme Psikologis
Tidak terdapat mekanisme
psikologis
Rentang Nilai Kategorisasi Jumlah Persentase
X < 10 Buruk 0 0 %
10 ≤ X < 15 Sedang 12 30,8 %
X ≥ 15 Baik 27 69,2 %
Berdasarkan Tabel 16 diatas, penyesuaian diri yang dilihat dari tidak terdapat mekanisme psikologis adalah 27 orang (69,2 %) tergolong kedalam kategori baik, 12 orang (30,8 %) tergolong kategori sedang dan tidak ada subjek yang tergolong kategori buruk. Mean empirik (15,95) lebih besar dari pada mean hipotetik (12,5) berarti bahwa secara umum penyesuaian diri orangtua yang
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
memiliki anak autis yang dilihat dari tidak terdapat mekanisme psikologis adalah termasuk baik.
Selanjutnya, gambaran kategorisasi penyesuaian diri dilihat dari tidak terdapat mekanisme psikologis dapat dilihat pada Grafik 8 berikut :
Grafik 8
Kategorisasi Penyesuaian Diri Dilihat dari Tidak Terdapat Mekanisme Psikologis
3) Gambaran skor penyesuaian diri dilihat dari tidak terdapat perasaan frustasi pribadi
Karakteristik penyesuaian diri yang dilihat dari tidak terdapat perasaan frustasi pribadi terdiri dari 5 aitem dengan 4 pilihan jawaban dan rentang nilai 1 – 4. Hasil penghitungan mean empirik dan mean hipotetik adalah sebagai berikut :
Tabel 17
Skor Empirik dan Skor Hipotetik Tidak terdapat Perasaan Frustasi Pribadi
Tidak terdapat perasaan frustasi pribadi
Hipotetik Empirik
Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
5 20 12,5 2,5 11 20 14,23 2,206
Berdasarkan Tabel 17 diperoleh mean hipotetik sebesar 12,5 dengan SD hipotetik sebesar 2,5 sedangkan untuk mean empirik sebesar 15,95 dengan SD empirik sebesar 2,102. Hasil perhitungan skor mean empirik dan skor mean
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa secara umum penyesuian diri yang dilihat dari tidak terdapat mekanisme psikologis berada pada kategori tinggi.
Pengkategorian penyesuaian diri yang dilihat dari tidak terdapat mekanisme psikologis adalah sebagai berikut :
Tabel 18
Kategori Penyesuaian Diri Dilihat dari Tidak Terdapat Perasaan Frustasi Pribadi
Tidak terdapat perasaan frustasi pribadi
Rentang Nilai Kategorisasi Jumlah Persentase
X < 10 Buruk 0 0 %
10 ≤ X < 15 Sedang 20 51,3 %
X ≥ 15 Baik 19 48,7 %
Berdasarkan Tabel 18 diatas, penyesuaian diri yang dilihat dari tidak terdapat perasaan frustasi pribadi adalah 19 orang (48,7 %) tergolong kedalam kategori baik, 20 orang (51,3 %) tergolong kategori sedang dan tidak ada subjek yang tergolong kategori buruk. Mean empirik (14,23) lebih besar dari pada mean hipotetik (12,5) berarti bahwa secara umum penyesuaian diri orangtua yang memiliki anak autis yang dilihat dari tidak terdapat perasaan frustasi pribadi adalah termasuk baik.
Selanjutnya, gambaran kategorisasi penyesuaian diri dilihat dari tidak terdapat perasaan frustasi pribadi dapat dilihat pada Grafik 9 berikut
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
Grafik 9
Kategorisasi Penyesuaian Diri Dilihat dari Tidak Terdapat Perasaan Frustasi Pribadi
4). Gambaran skor penyesuaian diri dilihat dari kemampuan untuk belajar
Karakteristik penyesuaian diri yang dilihat dari kemampuan untuk belajar terdiri dari 11 aitem dengan 4 pilihan jawaban dan rentang nilai 1 – 4. Hasil penghitungan mean empirik dan mean hipotetik adalah sebagai berikut :
Tabel 19
Skor Empirik dan Skor Hipotetik Kemampuan untuk Belajar Kemampuan
untuk belajar
Hipotetik Empirik
Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
11 44 27,5 5,5 28 44 35,03 3,903
erdasarkan Tabel 19 diperoleh mean hipotetik sebesar 27,5 dengan SD hipotetik sebesar 5,5 sedangkan untuk mean empirik sebesar 35,03 dengan SD empirik sebesar 3,903. Hasil perhitungan skor mean empirik dan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa secara umum penyesuian diri yang dilihat dari kemampuan untuk belajar berada pada kategori tinggi.
Pengkategorian penyesuaian diri dilihat dari kemampuan untuk belajar adalah sebagai berikut :
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 20
Kategori Penyesuaian Diri Dilihat dari Kemampuan untuk Belajar Kemampuan
untuk belajar
Rentang Nilai Kategorisasi Jumlah Persentase
X < 22 Buruk 0 0 %
22 ≤ X < 33 Sedang 14 35,9 %
X ≥ 33 Baik 25 64,1 %
Berdasarkan Tabel 20 diatas, penyesuaian diri yang dilihat dari kemampuan untuk belajar adalah 25 orang (64,1 %) tergolong kedalam kategori baik, 14 orang (35,9 %) tergolong kategori sedang dan tidak ada subjek yang tergolong kategori buruk. Mean empirik (35,03) lebih besar dari pada mean hipotetik (27,5) berarti bahwa secara umum penyesuaian diri orangtua yang memiliki anak autis yang dilihat kemampuan untuk belajar adalah termasuk baik.
Selanjutnya, gambaran kategorisasi penyesuaian diri dilihat dari kemampuan untuk belajar dapat dilihat pada Grafik 10 berikut :
Grafik 10
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
5) Gambaran skor penyesuaian diri dilihat dari kemampuan memanfaatkan pengalaman
Karakteristik penyesuaian diri yang dilihat dari kemampuan memanfaatkan pengalaman terdiri dari 10 aitem dengan 4 pilihan jawaban dan rentang nilai 1 – 4. Hasil penghitungan mean empirik dan mean hipotetik adalah sebagai berikut :
Tabel 21
Skor Empirik dan Skor Hipotetik Kemampuan untuk Memanfaatkan Pengalaman
Kemampuan untuk memanfaatkan
pengalaman
Hipotetik Empiris
Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
10 40 25 5 26 39 32,36 3,766
Berdasarkan Tabel 21 diperoleh mean hipotetik sebesar 25 dengan SD hipotetik sebesar 5 sedangkan untuk mean empirik sebesar 32,36 dengan SD empirik sebesar 3,766. Hasil perhitungan skor mean empirik dan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa secara umum penyesuian diri yang dilihat dari kemampuan untuk memanfaatkan pengalaman berada pada kategori tinggi.
Pengkategorian penyesuaian diri dilihat dari kemampuan untuk memanfaatkan pengalaman adalah sebagai berikut :
Tabel 22
Kategori Penyesuaian Diri Dilihat dari Kemampuan untuk Memanfaatkan Pengalaman
Kemampuan untuk memanfaatkan
pengalaman
Rentang Nilai Kategorisasi Jumlah Persentase
X < 20 Buruk 0 0 %
20 ≤ X < 30 Sedang 11 28,2 %
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan Tabel 22 diatas, penyesuaian diri yang dilihat dari kemampuan untuk memanfaatkan pengalaman adalah 28 orang (71,8 %) tergolong kedalam kategori baik, 11 orang (28,2 %) tergolong kategori sedang dan tidak ada subjek yang tergolong kategori buruk. Mean empirik (32,36) lebih besar dari pada mean hipotetik (25) berarti bahwa secara umum penyesuaian diri orangtua yang memiliki anak autis yang dilihat dari kemampuan untuk memanfaatkan pengalaman adalah termasuk baik.
Selanjutnya, gambaran kategorisasi penyesuaian diri dilihat dari kemampuan untuk memanfaatkan pengalaman dapat dilihat pada Grafik 11 berikut :
Grafik 11
Kategorisasi Penyesuaian Diri Dilihat dari Kemampuan untuk Memanfaatkan Pengalaman
6) Gambaran skor penyesuaian diri dilihat dari sikap yang realistis dan objektif
Karakteristik penyesuaian diri yang dilihat dari sikap yang realistis dan objektif terdiri dari 10 aitem dengan 4 pilihan jawaban dan rentang nilai 1 – 4. Hasil penghitungan mean empirik dan mean hipotetik adalah sebagai berikut :
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 23
Skor Empirik dan Skor Hipotetik Sikap yang Realistis dan Objektif Sikap yang
realistis dan objektif
Hipotetik Empirik
Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
10 40 25 5 20 38 30,18 4,593
Berdasarkan Tabel 23 diperoleh mean hipotetik sebesar 25 dengan SD hipotetik sebesar 5 sedangkan untuk mean empirik sebesar 30,18 dengan SD empirik sebesar 4,953. Hasil perhitungan skor mean empirik dan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa secara umum penyesuian diri yang dilihat dari sikap yang realistis dan objektif berada pada kategori tinggi.
Pengkategorian penyesuaian diri dilihat dari sikap yang realistis dan objektif adalah sebagai berikut :
Tabel 24
Kategori Penyesuaian Diri Dilihat dari Sikap yang Realistis dan Objektif
Sikap yang realistis dan
objektif
Rentang Nilai Kategorisasi Jumlah Persentase
X < 20 Buruk 0 0 %
20 ≤ X < 30 Sedang 18 46,2 %
X ≥ 20 Baik 21 53,8 %
Berdasarkan Tabel 24 diatas, penyesuaian diri yang dilihat dari sikap yang realistis dan objektif adalah 21 orang (53,8 %) tergolong kedalam kategori baik, 18 orang (46,2 %) tergolong kategori sedang dan tidak ada subjek yang tergolong kategori buruk. Mean empirik (30,8) lebih besar dari pada mean hipotetik (25) berarti bahwa secara umum penyesuaian diri orangtua yang memiliki anak autis yang dilihat dari sikap yang realistis dan objektif adalah termasuk baik.
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
Selanjutnya, gambaran kategorisasi penyesuaian diri sikap yang realistis dan objektif dapat dilihat pada Grafik 12 berikut :
Grafik 12
Kategorisasi Penyesuaian Diri Dilihat dari Sikap yang Realistis dan Objektif
7) Gambaran skor penyesuaian diri dilihat dari pertimbangan rasional dan pengarahan diri
Karakteristik penyesuaian diri yang dilihat dari pertimbangan rasional dan pengarahan diri terdiri dari 7 aitem dengan 4 pilihan jawaban dan rentang nilai 1 – 4. Hasil penghitungan mean empirik dan mean hipotetik adalah sebagai berikut :
Tabel 25
Skor Empirik dan Skor Hipotetik Pertimbangan Rasional dan Pengarahan Diri
Pertimbangan rasional dan pengarahan diri
Hipotetik Empirik
Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
7 28 17,5 3,5 19 28 22,74 2,197
Berdasarkan Tabel 25 diperoleh mean hipotetik sebesar 17,5 dengan SD hipotetik sebesar 3,5 sedangkan untuk mean empirik sebesar 22,74 dengan SD empirik sebesar 2,197. Hasil perhitungan skor mean empirik dan skor mean hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik.
Misbah Umar Lubis : Penyesuaian Diri Orang Tua Yang Memiliki Anak Autis, 2009. USU Repository © 2009
Hal ini berarti bahwa secara umum penyesuian diri yang dilihat dari pertimbangan rasional dan pengarahan diri berada pada kategori tinggi.
Pengkategorian penyesuaian diri dilihat dari pertimbanngan rasional dan