• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

penelitian. Sintesis yang digunakan berdasarkan hasil dari analisis dan pengkriteriaan yang didasari oleh teori-teori.

Sintesis dari keseluruhan variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 5.9 Sintesa Tingkat Keberhasilan Program Sapu Lidi Kota Pekalongan

No. Variabel Tingkat Pencapaian

1 Efektifitas Tidak Efektif.

Kontribusi implementasi program di tiap-tiap tahun penanganannya kecil, yaitu untuk di tahun 2006, 2007, dan 2008 masing-masing kontribusi implementasi program Sapu Lidi yaitu 3%, 13% dan 9%. Menurut rentang penilaian dari F, Gunawan maka implementasi program dinyatakan Tidak Efektif karena kontribusi program di tiap-tiap tahun penangan RTLH antara 0% - 25%.

2 Efisiensi Kurang Efisien.

Panitia implementasi program telah menjalankan tugas masing- masing, namun perannya dalam tahapan dan mekanisme implementasi tidak terlihat jelas. Mekanisme bantuan implementasi program juga tidak digambarkan sampai dengan masyarakat dapat mengakses bantuan tersebut.

3 Kecukupan Keberhasilan Fisik a. Rusunawa

Berhasil. Karena hasil implementasi program memberikan peningkatan daripada kondisi sebelumnya.

b. Griya Swadaya Ari

Kurang Berhasil. Karena kondisi jalan dan drainase di lokasi tersebut kurang bagus.

commit to user

BAB V

No. Variabel Tingkat Pencapaian

c. Bumirejo Damai Residence

Kurang Berhasil. Karena kondisi jalan dan drainase di lokasi tersebut kurang bagus.

d. Bedah Kampung

Berhasil. Karena hasil implementasi program memberikan peningkatan daripada kondisi sebelumnya.

Keberhasilan Ekonomi

Keberhasilan ekonomi hanya terdapat di lokasi Bedah Kampung. karena hanya di lokasi implementasi program tersebut yang masyarakat penerima programnya aktif dalam pembentukan kelompok-kelompok usaha sehingga terdapat peningkatan penghasilan.

Keberhasilan Sosial

Berhasil di lokasi Rusunawa, Griya Swadsya Asri, dan Bedah Kampung. Hal ini dikarenakan masyarakat penerima program di lokasi tersebut mampu secara swadaya meningkatkan kualitas hunian dan lingkungannya.

Sedangkan di lokasi Bumirejo Damai Residence dianggap kurang berhasil, karena masyarakat penerima program kurang meningkatkan kualitas hunian dan lingkungannya secara swadaya. 4 Responsivitas Penilaian masyarakat TERBANYAK yaitu di lokasi BEDAH

KAMPUNG, dimana di lokasi tersebut masyarakat penerima program menilai implementasi program telah sesuai dengan keinginan, hasil dari implementasi program juga memberikan banyak Multiplier Effect, dan tidak menimbulkan banyak masalah dalam tahapan implementasi program. Sedangkan di lokasi walaupun masyarakat menilai implementasi program telah sesuai dengan keinginan. Namun, hasil dari implementasi program tidak seluruhnya merasakan Multiplier Effect terkait hasil implementasi program.

5 Ketepatan Lokasi implementasi program yang TEPAT SASARAN terkait kesesuaian target group dan penghunian, yaitu di lokasi RUSUNAWA, GRIYA SWADAYA ASRI, dan BEDAH KAMPUNG. Hal tersebut berdasarkan rentang nilai yang digunakan, dimana nilai yang dihasilkan lebih dari 76% maka implementasi program dinyatakan tepat sasaran.

Sedangkan di lokasi Bumirejo Damai Residence Tepat sasaran terkait target group, tetapi untuk kesesuaian penghunian dinyatakan Cukup tepat karena rumah hasil implementasi program ada yang disewakan.

commit to user BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Analisis tingkat keberhasilan program Sapu Lidi Kota Pekalongan dipengaruhi oleh 5 variabel yaitu Efeketifitas, Efisiensi, Kecukupan, Responsitas, dan Ketepatan. Tiap – tiap variabel yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan implementasi program memiliki kelemahan dan kekurangan. Tingkat keberhasilan implementasi program Sapu Lidi tinggi apabila 5 variabel yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan tersebut juga tinggi. Tingkat keberhasilan program Sapu Lidi sebagai program penataan perumahan permukiman masyarakat miskin Kota Pekalongan dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Efektifitas

Varibel efektifitas dalam menentukan tingkat keberhasilan program Sapu Lidi terkait capaian target program. Iimplementasi Program Sapu Lidi dapat dikatakan tidak efektif karena implementasi program memberikan kontribusi yang kecil dalam penanganan Rumah Tidak Layak Huni di Kota Pekalongan di tiap-tiap tahun implementasi program.

Walaupun memberikan kontribusi yang kecil, pada kenyatannya program Sapu Lidi mampu mengurangi jumlah Rumah Tidak Layak Huni Kota Pekalonga.

2. Efisiensi

Variabel efisiensi dalam menentukan tingkat keberhasilan implementasi program Sapu Lidi terkait peran panitia pelaksana telah sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing tetapi dalam tahapan atau mekanisme bantuan implementasi program, peran panitia tidak terlihat secara jelas dalam tiap tahapan implementasi program. Mekanisme bantuan implementasi program hanya sampai dengan proses pembentukan rumah, tanpa ada mekanisme selanjutnya bagaimana masyarakat penerima program mampu mengakses hasil bantuan tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141 BAB VI

3. Kecukupan

Implementasi program Sapu Lidi mampu berhasil dalam menanggulangi kemiskinan yaitu berhasil membangun dan memperbaiki peningkatan kualitas hunian masyarakat miskin. Hal ini dikarenakan rumah merupakan salah satu indikator kemiskinan, apabila ada perbaikan rumah masyarakat miskin, tandanya juga turut menanggulangi kemiskinan. Program Sapu Lidi juga turut meningkatakan kualitas sosial masyarakat implementasi program sehingga kehidupan sosialnya lebih baik dari kondisi sebelumnya, walaupun penanggulangan kemiskinan belum diikuti dengan peningkatakan penghasilan masyarakat penerima program.

a. Keberhasilan Fisik

Implementasi aspek fisik program BERHASIL di lokasi RUSUNAWA DAN BEDAH KAMPUNG. Hal ini dikarenakan kedua lokasi implementasi tersebut terdapat peningkatan kondisi fisik sebelum dan sesudah implementasi program dan kondisi komponen lingkungan perumahan permukiman di lokasi tersebut dalam keadaan bagus. Sedangkan untuk lokasi GRIYA SWADAYA ASRI DAN BUMIREJO DAMAI RESIDENCE implementasi program KURANG BERHASIL. Karena kedua lokasi tersebut terkait status lahan, keadaan bangunan, penyediaan air bersih,sanitasi, penanganan sampah mengalami peningkatan dari keadaan sebelumnya. Namun, terkait kondisi jalan dan saluran drainase di lokasi tersebut kondisinya tidak bagus.

b. Keberhasilan Ekonomi

Implementasi program Sapu Lidi aspek ekonomi hanya BERHASIL di lokasi BEDAH KAMPUNG. Hal ini dikarenakan masyarakat penerima program di lokasi tersebut secara swadaya membentuk pelatihan keterampilan sehingga dapat meningkatkan penghasilan masyarakat di lokasi tersebut. Sedangkan di lokasi yang lain, masyarakat penerima program tidak ada keswadayaan masyarakat untuk membentuk pelatihan keterampilan.

commit to user

c. Keberhasilan Sosial

Implementasi program terkait aspek BERHASIL di lokasi RUSUNAWA, GRIYA SWADAYA ASRI, DAN BEDAH KAMPUNG. Hal ini dikarenakan masyarakat penerima program secara swadaya mampu meningkatkan kualitas hunian dan lingkungannya. Namun, untuk lokasi Bumirejo Damai Residence kurang berhasil.

4. Responsivitas

Penilaian masyarakat terkait implementasi program Sapu Lidi di tiap- tiap lokasi implementasi program yaitu tingkat PENILAIAN MASYARAKAT TERTINGGI yaitu di lokasi BEDAH KAMPUNG. Hal ini dikarenakan masyarakat penerima program di lokasi tersebut aktif secara swadaya dalam pelaksanaan implementasi program,tidak hanya aspek fisik tetapi juga aspek ekonomi dan sosial. Walaupun demikian, lokasi implementasi program yang lain juga memiliki penilaian masyarakat yang tinggi karena masyarakat implementasi program menilai adanya program tersebut telah membantu dalam penyediaan perumahan permukiman yang layak huni.

5. Ketepatan

Implementasi program Sapu Lidi secara garis besar tepat sasaran yaitu seseuai dengan target group di masing-masing lokasi implementasi program sehingga program tersebut benar-benar tepat membantu masyarakat miskin yang ada di Kota Pekalongan.

a. Implementasi program terkait kesesuaian target group, SELURUH LOKASI IMPLEMENTASI PROGRAM TEPAT SASARAN. b. Implementasi terkait tingkat penghunian, TEPAT SASARAN di

lokasi RUSUNAWA, GRIYA SWADAYA ASRI DAN BEDAH

KAMPUNG. Namun, untuk di lokasi Bumirejo damai residence cukup tepat karena ada rumah hasil implementasi program yang disewakan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143 BAB VI

Sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Tingkat Keberhasilan Program Sapu Lidi sebagai Program Penataan Perumahan Permukiman Masyarakat Miskin Kota Pekalongan tidak efektif karena program tersebut memberikan kontribusi yang kecil terhadap penanganan RTLH Kota Pekalongan walapun terkait mekanisme dan peran pemerintah dalam pemberian bantuan belum memperlihatkan secara jelas alur, proses dan keterlibatan pemerintah didalamnya sehingga implementasi kurang efisien.

Berdasarkan penilian masyarakat terkait implementasi program, Keberhasilan Program Sapu Lidi ada di lokasi BEDAH KAMPUNG, dimana di lokasi tersebut implementasi program berhasil dalam aspek fisik, sosial, dan ekonomi. Selain itu, di lokasi tersebut, masyarakat mendapatkan manfaat bahkan multiplier effect dari hasil implementasi program dan tidak menimbulkan banyak masalah terkait tahapan implementasi program.

Dokumen terkait