• Tidak ada hasil yang ditemukan

CARREFOUR DAN AGEN PASAR

4.2. Masuknya Agen Pasar Dalam Kegiatan Pasar Sembada

4.2.4. Perlawanan Pedagang Terhadap Agen Pasar

Dalam hal kegiatan ekonominya para pedagang juga tidak tinggal diam ketika mereka merasa diperlakukan semena-mena doleh para agen. Walaupun sebenarnya sifat dari perlawanan ini bermacam-macam yakni ada yang kelihatan dan ada yang tidak kelihatan namun secara umum semua perlawanan berangkat dari satu hal yakni ketidaknyamanan.

Para pedagang di Pasar Sembada dalam menghadapi OKP memiliki cara nya sendiri yakni dengan tidak memberikan uang untuk jasa pengamanan pasar. Pada awalnya hanya ada segelintir orang saja yang berani menolak memberikan uang jasa pengamanan. Namun, beberapa pedagang akhirnya mengikuti kebiasaan tidak memberikan uang tersebut.

Kemudian para pedagang yang memiliki kios dan lapak sendiri juga menjual barang dagangan mereka dengan harga yang lebih murah daripada harga yang ditawarkan para pedagang yang menyewa kios dari para OKP tersebut. Hal ini dilakukan oleh para pedagang dengan alasan membuat para pedagang di kios milik OKP tersebut menjadi tidak nyaman sehingga tidak mau lagi menempati bangunan kios milik OKP tersebut.

Walaupun terkadang para pedagang masih memberikan uang kepada para agen dari OKP tersebut, mereka hanya memberikan uang tersebut dengan

anggapan uang tersebut sebagai sedekah kepada OKP yang hanya tau meminta-minta.

Lebih ekstrim lagi pada saat ini para pedagang juga hampir seluruhnya tidak mau memberikan uang retribusi kepada pihak pemerintah desa meski dengan alasan apapun. Bahkan tidak sedikit apart desa yang mendapat makian dari para pedagang karena meminta uang retribusi kepada para pedagang.

Meskipun perlawanan telah dilakukan tetap saja tidak merubah keadaan secara signifikan. Hal yang paling dibutuhkan oleh para pedagang adalah pembeli, jika pembeli banyak sebenarnya tidak ada masalah. Namun, ketika pembeli sedikit sementara kutipan uang banyak, maka hal ini lah yang akan membuat pedagang semakin kesusahan.

Kesimpulan dan saran sangat penting pada akhir penelitian, karena kedua hal tersebut mempengaruhi kondisi penelitian. Kesimpulan memuat hal-hal apa saja yang menjadi kata akhir dalam penelitian ini, sedangkan saran merupakan kumpulan masukan maupun kritikan terhadap fokus penulisan yang dapat membangun dan memperbaiki fokus penelitian sejenis di kemudian hari.

5.1 Kesimpulan

Pasar Tradisional sebagai lokasi perdagangan merupakan salah satu pilar perekonomian. Melalui berbagai fungsi dan peran strategis yang dimiliki, pasar tradisional menjadi salah satu wadah atau sarana untuk mencapai kesejahteraan rakyat Indonesia. Fungsi dan peran tersebut tercermin dalam berbagai hal diantaranya pasar tradisional menjadi indikator nasional terkait pergerakan tingkat kestabilan harga kebutuhan sembilan bahan pokok.

Munculnya pasar modern seperti Carrefour telah banyak mempengaruhi jalannya kegiatan di pasar tradisional. Bahkan pada saat ini pasar tradisional dan modern saling berhadapan untuk saling mencari keuntungan.

Berdasarkan fenomena inilah peneliti merasa penting untuk mengangkat masalah ini menjadi suatu kajian yang bersifat antropologis ke dalam suatu bentuk skripsi.

Kesimpulan yang dicapai dari penulisan skripsi ini adalah menjawab pertanyaan penelitian sebagaimana dikemukakan pada bab pertama tulisan ini,

yaitu :

(1) Permasalahan apa saja yang dihadapi oleh para pedagang Pasar Sembada terkait kehadiran ‘Carrefour’ dan para Agen Pasar ? Permasalahan yang dihadapi oleh para pedagang pasar tradisonal Sembada cukup banyak dan kompleks. Beberapa diantaranya adalah masalah jalan di dalam pasar yang berlubang dan juga dipenuhi dengan sampah para pedagang yang membuat rasa tidak nyaman bagi para pembeli ketika hendak berbelanja. Belum lagi bila terjadi hujan lebat, maka jalan-jalan di pasar akan tergenang air yang berwarnah hitam keruh dan menimbulkan bau yang tidak sedap.

Bandingkan dengan kondisi Carrefour yang luas bersih dan juga terawatt tentu sangat jauh berbeda dari tampilan Pasar Sembada. Factor kenyamanan pada saat berbelanja dari aspek lokasi seharusnya menjadi perhatian besar dari segenap pengelola pasar di Pasar Sembada.

Keberadaan toilet di Pasar Sembada juga sangat sedikit dan juga sulit untuk ditemukan. Hal ini tentu sangat menyulitkan bagi para pembeli yang hendak pergi ke toilet. Belum lagi kebersihan toilet yang sungguh sangat memperihatinkan membuat setiap orang yang memasukinya akan merasa sangat tidak nyaman.

Berbanding terbalik dengan kebersihan toilet yang disediakan oleh Carrefour kepada para pengunjungnya ketika belanja. Letaknya yang mudah dijangkau oleh para pembeli membuat pengunjung tidak sulit untuk mengakses toilet.

beberapa petugas pengangkut sampah untuk mengangkut sampah-sampah pasar. Bahkan petugas kebersihan tadi hanya mengangkut sampah pada saat pagi hari dan sore hari, sementara jumlah sampah yang dihasilkan pasar sangat banyak.

Keberadaan tempat sampah juga sangat sedikit, tempat sampah hanya berbentuk anyaman keranjang bambu yang tidak mengklasifikasikan jenis sampah organic maupun non-organik, artinya setiap jenis sampah terkumpul di dalam tempat sampah tersebut.

Keamanan pasar juga dapat dikatakan kurang memadai karena hampir tidak ada petugas yang berjaga-jaga baik siang maupun malam. Sehingga tidak heran bila sering terjadi pencurian di dalam lokasi pasar. Di malam hari yang menjaga pasar adalah para OKP (organisasi kepemudaan) yang berkuasa di daerah tersebut.

Namun, mirisnya OKP yang dibayar oleh para pedagang untuk menjaga barang dagangan mereka tersebut terkadang malah mencuri barang-barang dagangan para pedagang. Berbagai macam persoalan ini tentu sangat menyulitkan bagi para para pedagang tradisional di Pasar Sembada.

(2) Bagaimana pengaruh kehadiran ‘Carrefour’ dan Agen Pasar terhadap eksistensi para pedagang Pasar Sembada? Fakta bahwa kini persaingan yang ada di Pasar Sembada bukan hanya dengan antar pedagang tradisional saja tapi juga dengan Carrefour membuat seluruh pedagang harus mencari lebih banyak cara untuk mempertahankan pelanggan.

Salah satu perubahan yang terlihat pasca hadirnya Carrefour adalah perubahan intensitas waktu berjualan. Hampir semua Bpedagang di Pasar

Sembada menambah durasi waktu berjualannya. Jika mereka biasanya hanya berjualan 6 hingga 10 jam setiap harinya, maka kini mereka harus berjualan selama 10 hingga 12 jam agar barang dagangannya dapat habis terjual.

Kesulitan dalam menjual barang dagangan agar laku terjual dengan cepat, terutama untuk jenis ikan, sayuran maupun buah-buahan juga berdampak pada berkurangnya kualitas komoditi yang diperdagangkan, seperti: ikan akhirnya dijual dengan kondisi yang tidak lagi segar, sayur maupun buah yang akhirnya juga dijual dalam kondisi yang sudah mulai membusuk, dan berbagai kerusakan kualitas komoditi lainnya.

Sebagai perbandingan untuk melihat pedagang-pedagang mana saja yang menambah jam berjualannya maka peneliti akan menjelaskan perbandingannya, untuk jenis pedagang yang berjualan pada waktu pukul 04.00 hingga pukul 08.00 pagi yaitu pedagang sayuran dan pedagang lauk pauk seperti ayam dan ikan.

Waktu awal mereka berjualan masih tetap sama seperti sebelum berdirinya Carrefour yakni pukul 04.00. aktifitas yang terjadi pada pukul 04.00 ini juga masih sama seperti dulu yakni ketika para distributor sayur masih sibuk menurunkan sayuran mereka dari mobil ternyata sudah ada para pembeli yang siap sedia menunggu untuk memilih-milih sayuran yang ingin mereka beli.

Bedanya adalah bila dahulu mereka berjualan sayur hanya sampai Pukul 08.00 pagi saja, maka semenjak Carrefour dibangun mereka harus menambah jam berjualan mereka hingga pukul 09.00 pagi, hal ini tidak serta merta terjadi ketika Carrefour dibangun lalu omset penjualan pedagang sayur menurun, tetapi hal ini terjadi sekitar 1 tahun setelah Carrefour dibuka.

(3) Lantas, bagaimana siasat (adaptif) yang diterapkan oleh para pedagang Pasar Sembada dalam mempertahankan eksistensi mereka sebagai pedagang di Pasar Sembada? Adapun siasat yang dilakukan oleh para pedagang di Pasar Sembada adalah dengan cara menambah durasi berjualan.

Kualitas dari barang-barang yang diperjual belikan seperti ikan, sayur dan sembako juga lebih dijaga oleh para pedagang. Siasat lainnya juga dilakukan oleh para pedagang dalam melawan agen pasar yang sering mengutip uang kepada para pedagang.

Para pedagang mulai melawan para agen pasar dari kalangan ormas dengan cara tidak memberikan uang keamanan pada para ormas tersebut. Sedangkan pada agen pasar dari pihak Pemerintahan Desa dan PD Pasar para pedagang sudah tidak mau lagi memberikan uang pemeliharaan pasar. Karena menurut mereka member ataupun tidak member uang juga tidak ada bedanya dengan kondisi pasar yang mereka tempati.

5.2 Saran

Saran dalam penelitian ini meliputi :

• Perlunya sinergitas antara pedagang tradisional dan pedagang modern dalam hal penyediaan barang dagangan,

• Pemetaan terhadap peran dan fungsi antara pasar tradisional dan pasar modern,

• Perlunya peran pemerintah dalam menerapkan kebijakan yang memberi peran terhadap keberadaan pasar tradisional,

• Penataan peran agen pasar dalam konteks pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan pasar tradisional yang baik.