• Tidak ada hasil yang ditemukan

8 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Urbanisasi yang terjadi di Balikpapan lebih disebabkan oleh faktor banyaknya pendatang dari luar Balikpapan. Begitu pula dengan keluarga miskin pendatang yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia mencari peruntungan di Balikpapan dan terserap di sektor informal. Keluarga miskin pendatang yang sebagian besar bekerja dengan memanfaatkan sumber daya alam seperti petani dan tukang pemecah batu terjebak dalam kondisi yang tetap memiskinkan. Balikpapan memiliki daya tarik karena mampu memberikan kebebasan bagi masyarakatnya untuk membuka jaringan sosial dan usaha. Jaringan sosial yang terbentuk di kota Balikapan salah satunya adalah dari paguyuban etnis. Selain itu, jaringan etnis banyak digunakan oleh keluarga pendatang miskin untuk memperoleh pekerjaan di Balikpapan. Adapun hasil analisis dari beberapa hal tersebut adalah:

1. Proses sosial seperti kerjasama yang mengandalkan jaringan etnis ternyata melanggengkan kelas sosial pada proses produksi. Kerabat sesama etnis yang berhasil, menarik keluarga dari tempat asal untuk ikut bekerja di Balikpapan. Dalam hal ini, keluarga yang ikut bekerja pada kerabat sesama etnis digunakan sebagai pekerja dengan upah murah. Kerabat etnis yang berperan sebagai kelas atas pemilik modal memiliki alat produksi berupa lahan, modal usaha serta jaringan ke pasar di kota. Dia menggunakan keluarga pendatang miskin sebagai pekerja yang hasil produksinya dibayar dengan upah murah.

2. Dominasi moda produksi kapitalis membentuk kelas miskin kota melalui hubungan produksi. Sehingga membentuk formasi sosial kelas miskin kota di Balikpapan. Dalam hal ini, untuk sesama keluarga pendatang miskin berada pada moda produksi subsisten dan komersil. Keluarga pendatang miskin tetap memiliki hubungan produksi yang bergantung terhadap pemilik modal. Pemilik modal memiliki peran penting dalam mendistribusikan hasil produksi keluarga pendatang miskin ke pasar. Keterbatasan yang dimiliki keluarga pendatang miskin digunakan oleh pemilik modal untuk menyerap surplus produksinya dengan menaikkan harga hasil produksi mereka di pasar. Akibatnya keluarga pendatang miskin tetap mengalami kondisi yang dimiskinkan karena eksplotasi yang keuntungan lebih banyak di dapat oleh kelas pemilik modal.

3. Kebijakan pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan tidak mampu membuat keluarga miskin bisa keluar dari kemiskinan. Hal ini disebabkan karena kebijakan tersebut hanya bersifat memfasilitasi dan meringankan beban kebutuhan keluarga miskin. Akibatnya kelas miskin kota semakin bertambah di Balikpapan karena bertambahnya keluarga pendatang yang memanggil keluarganya dari desa untuk bekerja dengan penghasilan yang rendah dan miskin.

Saran

1. Perlunya kebijakan pemerintah untuk membatasi para pendatang yang masuk ke Balikpapan dan penentuan upah minimum bagi pekerja di sektor informal.

2. Peningkatan fasilitas umum di Karang Joang khususnya pada wilayah kantong kemiskinan seperti fasilitas tempat penampungan air/ PDAM, pasar, dan moda transportasi.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan terkait kemiskinan yang terjadi di kota Balikapan untuk cakupan wilayah penelitian yang lebih luas dalam hubungannya dengan urbanisasi.

(BPS) Badan Pusat Statistik Balikpapan. 2012. Balikpapan dalam Angka 2012. Balikpapan (ID): Badan Pusat Statistik Balikpapan.

(BPS) Badan Pusat Statistik Balikpapan. 2010. Balikpapan dalam Angka 2010. Balikpapan (ID): Badan Pusat Statistik Balikpapan.

(BPS) Badan Pusat Statistik. 2012. Kalimantan Timur Dalam Angka 2012. Samarinda (ID): Badan Pusat Statistik Samarinda.

(BPS) Badan Pusat Statistik. 2013. Kalimantan Timur Dalam Angka 2013. Samarinda (ID): Badan Pusat Statistik Samarinda.

Bappeda Balikpapan. 2013. Data-Data Kemiskinan Balikpapan. Balikpapan (ID): Pemerintah Balikpapan

Barlan ZA. 2014. Peran Paguyuban Berdasarkan Etnik Dalam Menahan Pemiskinan Akibat Dampak Dari Pengkotaan Desa-Kota (Tesis). Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Barth F. 1988. Kelompok Etnis dan Batasannya. Jakarta (ID): UI Press.

Boediono. 1982. Ekonomi Makro, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.2. Yogyakarta (ID): BPFE.

Breman J. 1976. A Dualistic Labour System? A Critique of The Informal Sector Concept. Economic and Politically Weekly.

Budiman A. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta (ID): PT.Gramedia Pustaka Umum.

Damanhuri, Didin S. 1997.“Tinjauan Kritis atas Aliran-Aliran Pemikiran Ekonomi

Dunia dan Implikasinya bagi Rekonstruksi Pemikiran Ekonomi Indonesia”

dalam Tinjauan Kritis Ideologi Liberlisme dan Sosialisme. Jakarta (ID): Badan Diklat Depdagri.

Dharmawan A H. 2007. Pendekatan-pendekatan pembangunan Pedesaan dan Pertanian: Klasik dan kontemporer.Bogor (ID):Artikel Prosiding Seminar Apresiasi Perencanaan Pembangunan Pertanian Daerah Bagi Tenaga Pemandu Teknologi Mendukung Prima Tani.

Connel J. 1980. Remittances and Rural Development: Migration, Dependency and Inequality in The South Pacific. Occasional Paper No.22. Canberra: The Australian National University.

Effendi TN. 2004. Mobilitas Pekerja, Remitan dan Peluang Berusaha di Pedesaan. JIS UGM [Internet]. 28 Desember 2010; [ diunduh 2014 Des 26 ]. Volume 8 No.2. http://jurnalsospol.fisipol.ugm.ac.id/ index. php/ jsp/ article/view/203/198

Fukuyama F. 2001. Social Capital, Civil Society, and Development. Thrid Word Quarterly. Doi:10.1080/01436590020022547.

Fredrickson, G M. 2003. Rasisme: Sejarah Singkat. Yogyakarta (ID): PT Bentang Pustaka.

Hart K. 1970. Small- Scale Enterpreneurs in Ghana and Development Planning. London: The Journal of Development Studies (London Juli 1970)

Hugo, Graeme J. 1975. Population Mobility in West Jawa, Indonesia, Ph.D. Dissertation, Departement of Demogaphy, The Australia National University . Canberra.

Justika. 1999. Menuju Masyarakat yang Berketahanan Sosial. Jakarta (ID): PT.Gramedia Pustaka Utama.

Kahn J. 1975. Economic Scale and The Cycle of Petty Community Production in West Sumatra: Marxist Analysis and Social Anthropology. London: Malaby Pr.

Kano H. 1990. Geger Tengger: Perubahan Sosial dan Perkelahian Politik. Yogyakarta: LKIS Pr

Koyanoo S. 1996. Pengkajian Tentang Urbanisasi di Asia Tenggara. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr.

Keban Y. 1995. Urbanisasi-Konsep, Teori dan Kebijakan. Yogyakarta (ID): Pusat Penelitian Kependudukan UGM Pr.

Lee ES. 1992. Teori Migrasi (terjemahan). Yogyakarta (ID): Pusat Penelitian Kependudukan UGM Pr.

Lubis, Zulkifli B. 2005. Kanalisasi Ketegangan Etnik dan Kompetisi Budaya dalam Sektor. Jurnal Antropologi Sosial Budaya ETNOVISI, Volume I No. 1. Manning C, Effendi TN. 1985. Urbanisasi, Pengangguran, dan Sektor Informal di

Kota. Jakarta (ID): PT.Gramedia Pr.

Magniz-Suseno F. 1999. Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme. Jakarta (ID): Gramedia

Noor M, Agus S, Sudirman UI. 1991. Budidaya Padi Di Lahan Gambut dalam Prosising Seminar Penelitian Sistem Usahatani Lahan gambut Kalimantan Selatan. Banjar Baru (ID). Balai Penelitian Tanaman pangan Banjarbaru. Pattner, S. 1989. Economic Antropology. California (US): Standford University

Press.

Peet R, Fartwick E. 1999. Theories Of Development. The Guilford Press.

Pelly U. 2005. Pengukuran Intensitas Konflik dalam Masyarakat Majemuk. Jurnal Antropologi Sosial Budaya ETNOVISI, Volume 1 No. 2.

Pelras C. 2006. Manusia Bugis. Jakarta (ID): Nalar

Portes A. 2010. Economic Sociology A Systematic Inquiry. New Jersey: Princeton University Press.

Pratama A R. 2012. Industri Minyak Balikpapan Dalam Dinamika Kepentingan Sejak Pendirian Hingga Proses Nasionalisasi. Malang (ID): Universitas Negeri Malang Pr.

Pranadji T. 2006. Pengembangan Daerah Penyangga Sebagai Upaya Pengendalian Urbanisasi. Analisis Kebijakan Pertanian Indonesia (ID). Volume 4 No 2/ 327-341.

Pranadji T, Pasandaran. 2006. Disfungsi Transformasi Kelembagaan. Usaha

Pertanian dan Ekonomi Pedesaan. Makalah Loka Karya “ Revitalisasi

Penelitian dan Pengembangan Pertanian”. Cisarua: Bogor (ID). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 19 Juli 2006.

Profil Kelurahan Karang Joang. 2012. Rekap Desa/ Kelurahan. Balikpapan (ID): Kelurahan Karang Joang.

Purnomo M. 2005. Perubahan Struktur Ekonomi Lokal: Studi Dinamika Moda Produksi di Desa Pegunungan Jawa (tesis). Bogor (ID): Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Pemerintah Kota Balikpapan. 2011. Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2016. Balikpapan (ID): DPRD dan Walikota Balikpapan.

Pemerintah Kota Balikpapan. 2012. Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Balikpapan Tahun 2012-2032. Balikpapan (ID): DPRD dan Walikota Balikpapan.

Ritzer G, Goodman DJ. 2011. Teori Sosiologi: Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. Bantu (ID): Kreasi Wacana.

Rusli S. 2012. Ilmu Kependudukan. Bogor (ID): LP3ES.

Russel W, James. 1989. Mode Of Production in World History. London (GB) and New York (NY). Rouledge.

Sawer M. 1977. Marxism and The Question Of The Asiatic Mode Of Production. Netherlands. The Hague. Doi: 10.1007/978-94-00909685-4.

Sajogyo. 1997. Golongan Miskin dan Partisipasi dalam Pembangunan Desa. Majalah Prisma No.3 Maret 1997. Hal . 10-17.

Sanderson S K. 1993. Sosiologi Makro: Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas. Jakarta (ID): RaJawali Pers.

Satria A. 2000. Modernisasi Perikanan dan Mobilitas Sosial Nelayan: Studi Kasus Kelurahan Krapyar Lor Kodya Pekalongan Etnis Jawa Tengah (tesis). Bogor (ID): Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Schoorl JW. 1993. Modernisasi: Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara- Negara Sedang Berkembang. Jakarta (ID): Gramedia.

(SP) Sensus Penduduk. 2010. Persebaran Penduduk Menurut Suku di Indonesia. Jakarta (ID). Badan Pusat Statistik.

Sitorus MTF. 1998. Penelitian Kualitatif: Suatu Perkenalan. Bogor (ID): Kelompok Dokumentasi Ilmu-limu Sosial untuk Laboratorium Sosiologi, Antroplogi, dan Kependudukan Jurusan Ilmu-ilmu Sosial dan Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Sitorus MTF. 1999. Pembentukan Golongan Pengusaha Lokal di Indonesia: Penguasa Tenun dalam Masyarakat Batak Toba (disertasi). Bogor (ID): Program Pascasarjana IPB, Institut Pertanian Bogor.

Sjaf S. 2006. Transmigrasi Sebagai Pembentuk Formasi Sosial Kapitalis Di Daerah Tujuan: Studi Kasus Komunitas Transmigran di Kecamatan Wanaraya, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan (tesis). Bogor (ID): Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Sjaf S. 2012. Pembentukan Identitas Etnik Dalam Arena Ekonomi Politik Lokal di Era Desentralisasi: Pergulatan Politik Identitas Etnik d Kendari Sulawesi Tenggara (Disertasi). Bogor (ID): Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Soekanto S. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta (ID): Raja Grafindo.

Soto D H. 2000. The Mustery Of Capital. London (GB). Black Swan Books by Transworld Publisher.

Suharto E. 2005. Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial. Bandung (ID). Alfabeta.

Suparlan P. 1993. Kemiskinan di Perkotaan. Yayasan Obor Indonesia (ID): Jakarta. Stompka. 2007. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta (ID): Prenada Media Group. Susetyo DP, Budi. 2002. Krisis Identitas Cina di Indonesia. Jurnal Psikodimensia

2002 vol 2. No.2: Semarang (ID).

Todaro MP, Smith SC. 2006. Pembangunan Ekonomi. Jakarta (ID): Erlangga. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2011. Indikator

Undang-Undang No.22 Tahun 2000 Balikpapan mengenai Kependudukan.

Undang-Undang No.5 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) RepubIik Indonesia.

Watson T. 1997. Sociology, Work and Industry. London (GB). Rouledge and Vengan Paul.

Warren MR, Thompson JP, Saegert S. 2001. Social Capital and Poor Communities. New York (NY): Russell Sage Foundation.

Yunus, Hadi S. 2005. Megapolitan: Konsep, Problematika dan Proses. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dokumen terkait