• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengembangan Media dan modul Pembelajaran Peter Kokben

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan media pembelajaran Peter Kokben yang dilaksanakan, peneliti melakukan lima langkah dalam penelitian ialah: (1) potensi dan masalah, menggunakan tahap wawancara dan observasi. (2) pengumpulan data, melalui observasi dan wawancara dari guru kelas I. (3) Desain produk, menggunakan karakteristik Montessori. (4) Validasi produk, melalukan validasi produk yaitu media dan modul melalui ahli media Montessori dan guru kelas I. (5) Revisi produk, melakukan revisi produk menggunakan kritik, saran dari ahli media dan guru kelas I. Penelitian ini berhenti pada langkah kelima ialah revisi produk. Hal ini karena adanya pandemi Covid-19, sehingga peneliti tidak dapat bertemu dengan peserta didik.

Dalam proses pengembangan media pembelajaran ini, mulanya peneliti memodifikasi media pembelajaran dari Montessori yaitu Sandpaper Letter menjadi Peter Kokben (Sandpaper Letter Kosa kata benda). Karakteristik media yang digunakan ialah menarik, bergaradasi, autocorrection, autoeducation, dan kontekstual. Peneliti tertarik untuk memodifikasi media Montessori dan mengenalkan media tersebut kepada peserta didik dan perlahan peserta didik dapat paham cara membaca dan mengerti cara penulisan huruf yang benar, lalu memperkenalkan kosa kata benda kepada peserta didik dengan kosa kata yang ada di lingkungan rumah maupun sekitar sekolah. Media Peter Kokben ini menyerupai kartu huruf dan kartu kata benda. Peserta didik nantinya akan menyusun kartu huruf menjadi sebuah kata benda yang telah diminta.

Pengembangan media pembelajaran Peter Kokben didukung oleh modul panduan dan video cara penggunaan media pembelajaran Peter Kokben.

58

59

2. Kualitas Media Pembelajaran Peter Kokben

Kualitas media pembelajaran Peter Kokben ialah sangat baik, karena memiliki empat karakteristik dari media Montessori, yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, dan auto-education. Terbukti dari hasil rerata penilaian oleh ahli dan guru.

Hasil dari validasi media oleh ahli ini termasuk pada rentang 3,26<X≤4,00 dengan kriteria sangat baik dan layak digunakan dengan revisi. Hasil rerata dari validasi modul ialah 4. Hasil ini termasuk pada rentang 3,26<X≤4,00 dengan memberikan komentar modul menarik dan memberikan saran terhadap penulisan kata sambung yang perlu diperbaiki. Hasil rerata dari validasi video ialah

4. Kualitas media sudah baik, dapat digunakan oleh peserta didik terlamnat berbicara dan peserta didik yang mengalami keterbatasan lain.

3. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian sebagai berikut, ialah:

a. Peneliti tidak dapat melakukan uji coba produk kepada peserta didik, karena adanya covid-19.

b. Analisis kebutuhan terbatas yang dilakukan kepada satu guru pembimbing dan orang tua peserta didik, data yang diperoleh dirasa masih kurang dan dibutuhkan informasi yang lebih mendalam.

B. Saran

Saran yang menjadi pertimbangan untuk penelitian sebagai berikut, ialah:

a. Peneliti tidak dapat melakukan uji coba produk, maka penelitian selanjutkan dapat mempertimbangkan mengenai penggunaan media, modul dan video Peter Kokben.

b. Bagi penelitian selanjutnya, peneliti dapat menemukan informasi lebih dari berbagai sumber dari orang tua, guru pembimbing, guru kelas, dan psikolog.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman M. (2009). Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Jakarta.

PT Rineka Cipta

Aedi, N. (2010) Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Diakses dari http://file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/

BBM_7.pdf pada tanggal 1 November 2019.

Candra, E., & Rahmawati, A. (2016). Peningkatan Pengenalan Huruf Melalui Media Pembelajaran Sandpaper Letters Pada Anak Kelompok A TK ABA Thoyibah Banyuanyar Tahun Ajaran 2015/2016. Diakses dari http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/paud/article/viewFile/8412/6186 pada tanggal 20 Oktober 2019.

Britton, L. (2017). Montessori Play and Learn. Yogyakarta. Bentang Pustaka.

Delphie,B (2006). Pembelajaran anak berkebutuhan khusus. Bandung. PT Refika Aditama.

Depdiknas. (2003). Pendekatan Konstektual, tentang Contextual Teaching And Learning. Depdiknas

Dyer, L. (2009). Meningkatkan Kemampuan Bicara Anak. Jakarta. Kelompok Gramedia.

Febrisma, N. (2013). Upaya Meningkatkan Kosakata Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Tunagrahita Ringan (PTK kelas DV di SLB Kartini Batam). E-JUPEKhu (Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus), 1, 2-120.

Diasksesdarihttp://103.216.87.80/index.php/jupekhu/article/viewFile/11 50/999 pada tanggal 21 Oktober 2019.

Fadilah, T, & Remadhanty, L. (2016). Pengaruh keterlambatan bicara anak usia 3-4 tahun. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Vol.1, No.1. Diakses dari https://journal.uhamka.ac.id/index.php/permata/article/view/4427 pada tanggal 4 November 2019.

Fitriyani, F., Sumantri, M. S., & Supena, A. (2018). Gambaran Perkembangan Berbahasa Pada Anak Dengan Keterlambatan Bicara (Speech Delay): Study Kasus Pada Anak Usia 9 Tahun Kelas 3 Sd Di Sds Bangun Mandiri. In Prosiding Seminar Dan Diskusi Pendidikan Dasar. Diakses dari

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/psdpd/article/download/9946/6531 pada tanggal 20 Oktober 2019.

60

61

Fikasari, C. (2013). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Sandpaper Letters Terhadap Kemampuan Meniru Huruf Kelompok A Paud Ar Rahman Jombang. PAUD Teratai. Diakses dari

http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paud-teratai/article/view/3935 Diunduh tanggal 20 Oktober 2019.

Nilawati, E., & Suryana, D. (2012). Gangguan Terlambat Bicara (Speech delay) dan Pengaruhnya Terhadap Social Skill Anak Usia Dini. Jurnal.

Padang: Perpustakaan Universitas Negeri Padang.Fauzi. (2018).

Kakateristik kesulitan belajar membaca pada siswa kelas rendah sekolah dasar. Perspektif Ilmu Pendidikan.Vol. 32, Nomor 2. Hlm 96.

Diakses dari http://www.academia.edu/download/55381409/2_pdf.pdf pada tanggal 20 Oktober 2019.

Haryanto (2011). Pengantar asesmen anak berkebutuhan khusus. Yogyakarta.

Hastjarjo,T.D.,Purnamaningsih,E.H.,Prakosa,H.,&Dewajani,S.(2001).Pengemban gan tes‐ tes memori kata khas indonesia untuk alat asesmen memori. Laporan Penelitian Hibah Bersaing IX/1. Lembaga Penelitian, Universitas

Gadjah Mada: Yogyakarta. Diakses dari

http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&id buku=362 pada tanggal 10 Maret 2020.

Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta. Erlangga.

Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta. Erlangga.

Hutami, E. P., & Samsidar, S. (2018). Strategi Komunikasi Simbolik Speech Delay Pada Anak Usia 6 Tahun di TK Paramata Bunda Palopo. Tunas Cendekia: Jurnal Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 1(1), 39-43. Diakses dari

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPI/article/view/8493/8616 pada tanggal 20 Oktober 2019.

Jamaris, M. (2014). Kesulitan belajar: perseptif, asesmen, dan penanggulangannya bagi anak usia dini dan usia sekolah. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Khoiriyah, K., Ahmad, A., & Fitriani, D. (2016). Model Pengembangan Kecakapan Berbahasa Anak Yang Terlambat Berbicara (Speech Delay) (Doctoral dissertation, Syiah Kuala University). Diakses dari

https://media.neliti.com/media/publications/187403-ID-none.pdf pada tanggal 10 Maret 2019.

Lillard, A.S & Else-Quest, N. (2006). Evaluating montessori education. AAAS Journal. Education Forum 313. Diakses dari http://www.montessoriscience.org/Science_Evaluating_Montessori_Ed ucation_Lillard.pdf pada tanggal 20 April 2020.

Likert, R. 1932. Technique for the measurement of attitudes. Archives of

Psychology, 140 pp: 1-55. Diakses dari

https://psycnet.apa.org/record/1933-01885-001Maria, Julia. (2011).

Pendidikan anakku terlambat bicara. Jakarta. Prenada. pada tanggal 17 April 2020.

Mulyadi, H. (2010). Diagnosis kesulitan belajar & bimbingan terhadap kesulitan belajar khusus. Yogyakarta: Nuha Litera.

Padgett, R. C. dan Jose,. I. 2010, The Effect of Research and Development Intensityon Corporate Social Responsibility. Journal of Business Ethics.

Vol.93 diakses dari https://link.springer.com/article/10.1007/s10551-009-0230-x pada tanggal 20 Maret 2020.

Papalia, Diane E. 2008. Human Development Psikologi Perkembangan. Jakarta:

Prenada Media Group.

Pratiwi, Inne M. (2017). Analisis kesulitan siswa dalam membaca permulaan di kelas satu sekolah dasar. Vol, 1. 69-76. Diakses dari http://journal2.um.ac.id/index.php/sd/article/view/1332 pada tanggal 20 Oktober 2019.

Pramesti, U. D. (2015). Peningkatan penguasaan kosakata bahasa Indonesia dalam keterampilan membaca melalui teka-teki silang (Penelitian tindakan di kelas VI SDN Surakarta 2, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon,

Jawa Barat). Puitika, 11(1), 82-93. Diakses dari

http://jurnalpuitika.fib.unand.ac.id/index.php/jurnalpuitika/article/view/1 7/15 pada tanggal 29 Oktober 2019.

Sasmita, A., & Fajriyah, K. (2018). Pengembangan modul berbasis quantum learning tema ekosistem untuk kelas V Sekolah Dasar. Refleksi Edukatika:

Jurnal Ilmiah Kependidikan, 8(2). Diakses dari https://jurnal.umk.ac.id/index.php/RE/article/download/2355/1354 pada tanggal 13 Juni 2020.

Santosa. 2007. Materi dan pembelajaran bahasa indonesia sd. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode penelitian pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryani, Y. D. (2019). Pengaruh media sandpaper letter terhadap kemampuan menulis anak kelompok B di PAUD Cahaya Ananda Palembang. Seri Ilmu-ilmu Sosial dan Kependidikan. 3, (2), 155. Diakses pada http://journal.unhena.ac.id/index.php/HibSos/article/view/150 Pada tanggal 18 April 2020.

63

Tristiantari, N. K. D., & Sumantri, I. M. (2016). Model pembelajaran cooperatif integrated reading composition berpola lesson study meningkatkan keterampilan membaca dan menulis. Diakses dari https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPI/article/download/8493/8616lis.

pada tanggal 15 April 2020.

Widoyoko. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yus, Anita. (2011). Model pendidikan anak usia dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Zharandont, Patricia. Pengaruh warna bagi suatu produk dan psikologi manusia.

Universitas Telkom. Bandung. Diakses dari

LAMPIRAN

65

Lampiran 1.1 Surat Validasi

Lampiran 1.2 Term of Reference

Term of Reference (TOR)

Media Peter Kokben (Sandpaper letter Kosa kata benda) dibuat untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dengan kesulitan belajar membaca di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang menujuk pada sejumlah hambatan yang berpengaruh pada pemerolehan, pengorganisasian, penyimpanan, pemahaman, dan penggunaan informasi secara verbal dan non-verbal (Jasmaris, 2014: 3).

Hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan peneliti, peneliti mengumpulkan data dari observasi peserta didik di dalam kelas melalui pengetahuan cara menulis dan membaca dengan baik. Guru kelas I menyarankan R sebagai peserta didik yang di teliti, karena peserta didik tersebut belum mampu mengenal huruf dengan baik dan menyusun huruf menjadi sebuah kata.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti melakukan penelitian pengembangan media Peter Kokben (Sandpaper letter Kosa kata benda) sebagai media pembelajaran bahasa di kelas untuk peserta didik kesulitan belajar. Peserta didik juga mengalami keterlambatan dalam berbicara, sehingga menjadi kendala dalam belajar. Pengembangan media ini, digunakan agar peserta didik untuk mengenal huruf dan menyusun kosa kata benda. Peneliti hanya fokus kepada kosa kata benda karena kata benda terdiri dari 40 kata benda dengan panjang 6 huruf sehingga memudahkan peserta didik untuk mengingat (Prakosa, 111).

Oleh karena itu, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memvalidasi media pembelajaran Peter Kokben (Sandpaper letter Kosa kata benda) yang saya buat. Atas bantuan dan kerjasamanya. Saya ucapkan terima kasih.

67

Lampiran 1.3 Wawancara untuk Guru Kelas I

Aspek yang diamati Pertanyaan Respon

Strategi dalam Dalam mata pelajaran, pembelajaran apakah peserta didik

Media pembelajaran Media apa yang kerap kali digunakan guru

Kurikulum yang Apakah kurikulum yang

digunakan digunakan sekolah?

Strategi dalam Penanganan seperti apa penanganan peserta didik yang guru lakukan ketika

yang mengalami peserta didik tidak ingin terlambat berbicara mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas?

Kendala Apakah ada kendala

yang dialami guru ketika mengajar menggunakan media pembelajaran?

69

Lampiran 1.4 Lembar Observasi Peserta Didik

Nama :

Kelas :

Mata Pelajaran : Hari,tanggal :

Berilah tanda (√) pada jawaban Ya/Tidak dibawah ini :

No Karakteristik Kemunculan

Ya Tidak 1 Sering lupa mengenai informasi yang baru saja disampaikan

2 Rentang perhatian pendek / perhatian mudah teralih / perhatian mudah terpecah

3 Tidak mudah lelah / melakukan aktivitas berlebihan 4 Kesulitan berkerjasama dengan teman

5 Dalam mengerjakan PR perlu bantuan orang tua yang intensif / perlu waktu lama

6 Nilai ujian lebih buruk dari nilai harian 7 Nilai ulangan tidak stabil

8 Nilai harian selalu turun

9 Menyembunyikan tugas sekolah, berbohong tentang tugas sekolah, dan kehilangan PR berulang kali

10 Kehilangan kepercayaan diri

11 Sering tidak masuk sekolah dengan alasan yang dibuat-buat 12 Tidak suka pergi ke sekolah

13 Ada perasaan takut dan cemas jika hendak berangkat sekolah 14 Anak mengalami gejala psikosomatis. Misalnya : sakit perut,

mual setiap hendak masuk sekolah

15 Memiliki riwayat keterlambatan berbahasa (berbicara, membaca)

Sumber : Developmental Milestone Professional’s Manual.

Komentar :

Yogyakarta,...

Peneliti,

Yosephine Aranxha F

71

Lampiran 1.5 Lembar Observasi Peserta Didik

Nama :

Kelas :

Mata Pelajaran : Hari,tanggal :

Berilah tanda (√) pada jawaban Ya/Tidak dibawah ini :

No Karakteristik Kemunculan

Ya Tidak 1 Sering terbalik-balik dalam membaca huruf. Misalnya

kesulitan membedakan huruf b dan d, atau kadang-kadang membaca sop menjadi pos atau mur menjadi rum

2 Penghilangan bunyi dalam percakapan. Misalnya: kucing dibaca kucin, wortel dibaca wortel

3 Membaca sangat lambat dan ragu-ragu, kurang lancar, mengeja kata demi kata, melewatkan potongan kalimat atau membaca bagian yang sama dua kali

4 Mencoba untuk menyuarakan huruf dari kata itu, tetapi kemudian tidak mampu mengucapkan kata yang benar.

Misalnya, ia mengeja huruf dan terdengar t-o-p-i tapi kemudian berkata tomi

5 Membaca huruf dari sebuah kata dalam urutan yang salah, seperti kengtan untuk kentang; atau suku kata dalam urutan yang salah seperti mareh untuk merah; atau kata-kata dalam urutan yang salah seperti belang kucing untuk kucing belang 6 Kesulitan menceritakan apa yang telah dibacanya

7 Lebih mampu membaca dalam hati dari pada membaca diucapkan

Sumber: National Assesment Goving Board

Komentar :

Yogyakarta,...

Peneliti,

Yosephine Aranxha F

73

Lampiran 1.6 Instrumen Validasi Media untuk Ahli Media

INSTRUMEN VALIDASI MEDIA PEMBELAJARAN PETER KOKBEN UNTUK PESERTA DIDIK KESULITAN BERBICARA KELAS I SD

Yth. Bapak/Ibu Validator

Berkaitan dengan penelitian yang saya lakukan tentang pengembangan media pembelajaran bagi anak kesulitan berbicara. Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menilai kualitas media pembelajaran Sandpaper letter Kosa kata benda (Peter Kokben) untuk peserta didik kelas I SD dengan cara memberi tanda centang

(√) pada kolom angka yang sudah sesuai dengan kriteria yang tersedia, serta dapat memberikan komentar sesuai dengan saran perbaikan yang Bapak/Ibu perlukan pada produk media ini. Berikut ini merupakan pedoman penskoran dan penilaian terhadap instrumen validasi media. dibuat aman untuk digunakan peserta didik.

3 Memiliki tempat

penyimpanan masing-masing komponen sehingga terlihat rapi.

Bergradasi

4 Media Peter Kokben

75

1. Instrumen layak digunakan tanpa revisi

2. Instrumen digunakan dengan revisi sesuai saran perbaikan 3. Instrumen tidak layak digunakan.

Yogyakarta, April 2020 Validator,

...

Lampiran 1.7 Instrumen Validasi Modul untuk Ahli Media

INSTRUMEN VALIDASI MODUL PANDUAN MEDIA PEMBELAJARAN PETER KOKBEN UNTUK GURU KELAS I SD

Yth. Bapak/Ibu Validator

Berkaitan dengan penelitian yang saya lakukan tentang pengembangan media pembelajaran bagi anak kesulitan berbicara. Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menilai kualitas modul panduan media pembelajaran Sandpaper letter Kosa kata benda (Peter Kokben) untuk guru kelas I SD dengan cara memberi tanda centang (√) pada kolom angka yang sudah sesuai dengan kriteria yang tersedia, serta dapat memberikan komentar sesuai dengan saran perbaikan yang Bapak/Ibu perlukan pada produk media ini. Berikut ini merupakan pedoman penskoran dan penilaian terhadap instrumen validasi media.

77

7 Tulisan di modul sudah jelas 8 Ukuran huruf pada modul

panduan sudah tepat.

Kesimpulan (mohon lingkar salah satu):

1. Instrumen layak digunakan tanpa revisi

2. Instrumen digunakan dengan revisi sesuai saran perbaikan 3. Instrumen tidak layak digunakan

Yogyakarta, April 2020 Validator,

...

79

Lampiran 1.8 Instrumen Validasi Video Penggunaan Media untuk Ahli

INSTRUMEN VALIDASI VIDEO PENGGUNAAN MEDIA PETER KOKBEN

Yth. Bapak/Ibu Validator

Berkaitan dengan penelitian yang saya lakukan tentang pengembangan media pembelajaran bagi anak kesulitan berbicara. Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menilai kualitas video penggunaan media pembelajaran Sandpaper letter Kosa kata benda (Peter Kokben) untuk guru kelas I SD dengan cara memberi tanda centang (√) pada kolom angka yang sudah sesuai dengan kriteria yang tersedia, serta dapat memberikan komentar sesuai dengan saran perbaikan yang Bapak/Ibu perlukan pada produk media ini. Berikut ini merupakan pedoman penskoran dan penilaian terhadap instrumen validasi media.

1. Setting video yang menarik.

2. Gerak tubuh yang berlebihan.

Kualitas

3. Video penggunaan media peter kokben sudah tepat dalam pengeditan.

4. Video penggunaan media peter kokben memiliki kualitas gambar yang jelas.

5. Video penggunaan media peter kokben sudah menarik dalam pengambilan gambar.

6. Video penggunaan media peter kokben dalam volume suara sudah bagus.

7. Video penggunaan media peter kokben dalam pemilihan warna video sudah bagus.

Bahasa

8. Bahasa yang digunakan sudah sopan, mudah dipahami, dan kontekstual.

9. Video penggunaan media peter kokben dijelaskan secara bertahap.

10. Video penggunaan media peter kokben memiliki prosedur

81

Kesimpulan (mohon lingkar salah satu):

1. Instrumen layak digunakan tanpa revisi

2. Instrumen digunakan dengan revisi sesuai saran perbaikan 3. Instrumen tidak layak digunakan

Yogyakarta, April 2020 Validator,

...

Lampiran 1.9 Hasil Wawancara Guru Kelas I

83

Lampiran 1.10 Hasil Observasi Peserta Didik

85

87

Lampiran 1.11 Hasil Validasi Produk, Modul dan Video oleh Ahli Media

Lampiran 1.11 Hasil Validasi Produk, Modul, dan Video Oleh Ahli Media

89

91

93

95

Lampiran 1.12 Hasil Validasi Produk, Modul, dan Video Oleh Guru Kelas I

97

99

101

103

Lampiran 1.13 Modul Panduan Media

105

107

109

111

113

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yosephine Aranxha Fahira, lahir di Tanjung Balai Kariumun, Kepulauan Riau pada tanggal 05 November 1998.

Peneliti pernah menempuh pendidikan di TK St. Yusuf dan SD St. Yusuf di Tanjung Balai Karimun, SD Katolik dan SMP Katolik di Tanjung Pinang, dan SMA Xaverius Pringsewu, Lampung. Kuliah di Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti melanjutkan kuliah studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Pendidikan tinggi di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menyusun skripsi yang berjudul “Pengembangan Media “Peter Kokben” Untuk Peserta Didik Terlambat Berbicara Kelas I SD”.

Dokumen terkait