• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1 Kesimpulan

Mengamati perubahan penggunaan lahan di koridor Jalan Lingkar Luar Kota Padangsidimpuan (Jln. Abdul Haris Nasution) telah dapat diketahui arah kecenderungan penggunaan lahan di masa yang akan datang yaitu ke arah fungsi perdagangan/jasa, perumahan dan perkantoran. Hal ini ditandai dengan terjadinya perubahan fisik dan fungsi lahan yang merupakan konsekuensi dari pertumbuhan penduduk. Diakhir penelitian ini dapat diambil kesimpulan, yakni:

1. Berdasarkan batas fisik kekotaannya, Kota Padangsidimpuan tergolong kepada “Over Bounded City”. Maksudnya batas fisik daerah terbangun berada di dalam batas administrasi kota. Kondisi seperti ini, tidak menimbulkan goal conflict antara pemerintah kota dan pemerintah daerah tetangga lainnya karena wilayah administrasi kota sendiri meliputi wilayah yang luas dan meliputi daerah-daerah yang masih menunjukkan ciri perdesaan walaupun masih di dalam wilayah administrasi suatu kota.

2. Guna untuk mengurangi kejenuhan yang ada di pusat kota, semangat dan keinginan pemerintah kota sudah ada untuk menyebar fungsi-fungsi perkotaan sehingga kagiatan tidak hanya tertumpu di pusat kota. Hal ini terlihat dari adanya strategi pengembangan Kota Padangsidimpuan yang terdiri dari 4 sub pusat pelayanan/BWK (Bagian Wilayah Kota).

3. Pola perembetan fisik kota (urban development pattern) di Kota Padangsidimpuan terjadi secara linear memanjang Utara - Selatan kota. Pola ini menunjukkan tidak meratanya pengembangan kota ke semua bagian sisi-sisi luar pusat kota. Perkembangan yang terjadi pada Kota Padangsidimpuan adalah perkembangan Horizontal, demikian juga yang terjadi di sepanjang Jalan Abdul Haris Nasution.

4. Karena masih luasnya lahan yang tersedia dan harga lahan masih relatif murah sehingga perkembangan kota ini cenderung terjadi ke arah pinggiran kota dan dekat dengan jalan raya yang mengarah ke pusat kota. Hal ini dapat disimpulkan bahwa mekanisme perkembangan fisik Kota Padangsidimpuan ke arah Timur dan Selatan sejak tahun 2000 sampai pada saat ini (tahun 2010) mulanya terjadi akibat adanya akses pembangunan jalan lingkar.

5. Berdasarkan RTRW Kota Padangsidimpuan Tahun 2004 bahwa rencana pemanfaatan ruang Kota Padangsidimpuan Tahun 2015 di sepanjang kiri- kanan jalan lingkar (Jln.Abdul Haris Nasution) telah terjadi penyimpangan pemanfaatan ruang dari yang direncanakan.

Rencana Pemanfaatan ruang sebelumnya adalah untuk tetap mempertahankan lahan sawah, lahan kering (kebun campuran) dan sebahagian kecil untuk kawasan industri. Perkembangan lahan terbangun (fasilitas umum dan utilitas lainnya) dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2010 di sepanjang koridor jalan lingkar terjadi dan terlihat secara jelas

berakibat terhadap alih fungsi lahan pertanian (sawah) dan lahan perkebunan ke penggunaan lainnya.

6. Tata guna lahan yang mendominasi pada koridor Jalan Abdul Haris Nasution Kota Padangsidimpuan sampai pada awal tahun 2010 atau akhir waktu pengamatan adalah kelompok kegiatan komersial, perumahan dan institusi pemerintah.

7. Perubahan penggunaan lahan dalam pelaksanaan pembangunan tidak dapat dihindari.

Perubahan tersebut terjadi karena dua hal, pertama adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin meningkat jumlahnya dan kedua berkaitan dengan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik.

8. Kota Padangsidimpuan merupakan ibukota Pemerintah Kota Padangsidimpuan dan masih merupakan ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan dengan sendirinya menjadikan kota ini sebagai pusat pemerintahan dan juga sebagai pusat perdagangan bagi daerah hinterland-nya.

9. Secara spasial, bahwa jika dengan memperhatikan perkembangan fisik kota Padangsidimpuan dari tahun 2000 sampai dengan 2010, maka pola perkembangannya cenderung mengisi pola jalan yang ada sehingga bentuk kota mengikuti pola jalan (linier menerus), yaitu perkembangannya terjadi sepanjang jalan, serta perkembangan perumahan secara “leap frogg development “dan” infill development”.

10.Aktivitas perkonomian di koridor jalan lingkar luar (Jalan Abdul Haris Nasution) Kota Padangsidimpuan telah bergeser dari sektor pertanian dan perkebunan menjadi sektor perdagangan dan jasa.

6.2 Rekomendasi

Berdasarkan analisis dari hasil penelitian yang dilakukan, maupun manfaat yang diharapkan, maka rekomendasi yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mencegah tersedotnya sumber daya perkotaan ke pusat kota perlu kiranya membangun sarana prasarana dan utilitas kota yang merata sehingga akan menarik penduduk untuk bermukim dan berusaha pada lokasi jalan lingkar luar (Jalan Abdul Haris Nasution).

2. Kebijaksanaan kependudukan perlu diatur sesuai dengan tujuan penataan ruang dengan mempertimbangkan kondisi eksisting dan kondisi yang akan dicapai pada masa mendatang.

3. Penambahan jaringan jalan dengan kelas arteri primer seperti Jalan Lingkar sudah saatnya dijadikan prioritas, mengingat jalan arteri yang telah ada semakin jenuh dengan masalah perkotaan. Jalan arteri ini nantinya akan menjadi pusat aktivitas perkotaan baru dan menciptakan pemerataan.

4. Struktur ruang yang kompak dalam skala pelayanan, pergerakan dan kelengkapan aktivitas perlu dituangkan dalam Rencana Detail Tata Ruang (Kecamatan) guna dijadikan koridor pembangunan fisik pusat aktivitas

baru. Untuk itu perlu segera di dibuat RDTR sebagai penjelasan teknis dari RTRW.

5. Dengan berkurangnya lahan pertanian maka secara tidak langsung akan mengurangi kesempatan kerja di bidang pertanian terutama buruh tani dan pekerja sektor pertanian lainnya. Sehingga perlu dipikirkan program yang terintegrasi dengan peningkatan pengetahuan/pendidikan dalam penciptaan lapangan usaha baru yang sejenis dan sesuai dengan kemampuan nalar pekerja sektor pertanian. Andil peran pemerintah ini untuk mengantisipasi pergesekan sosial dan budaya di masa mendatang. 6. Secara periodik dilakukan evaluasi terhadap perubahan penggunaan lahan

oleh pemerintah, agar kebijakan pembangunan terutama yang menyangkut tata ruang dapat berjalan sesuai dengan potensi dan permasalahannya tanpa mengurangi kapasitas daya dukung lingkungan perkotaan. Diharapkan pula, penelitian ini bisa menjadi input bagi penyusunan dan pengevaluasian tersebut.

7. Pemerintah Kota, masyarakat dan pihak swasta harus lebih konsisten dengan rencana tata ruang yang telah dibuat dan disepakati untuk mencegah timbulnya dampak negatif yang tidak dikehendaki. Diperlukan adanya kesesuaian rencana pengembangan dengan Pemerintah Daerah lain terkait dengan integrasi pengembangan wilayah, sehingga pembangunan Kota Padangsidimpuan akan dapat saling mendukung dengan daerah sekitarnya.

8. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat yang rendah terhadap mekanisme perijinan dan rencana tata ruang dapat ditingkatkan melalui sosialisasi secara periodik dari dinas terkait dibantu oleh instansi kelurahan dan kecamatan.

Dokumen terkait