• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR LUAR TERHADAP POLA DAN STRUKTUR RUANG KOTA

2.4 Konsep Transportasi

2.4.1 Pengertian sistem transportasi

Menurut Papacosta (1987:3) transportasi didefinisikan sebagai suatu sistem yang memungkinkan orang atau barang dapat berpindah dari suatu tempat ketempat lain secara efisien dalam setiap waktu untuk mendukung aktifitas yang diperlukan manusia. Menurut Nasution (1996:97) berpendapat bahwa transportasi sebagai perpindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tujuan dan dalam hubungan tersebut terlihat 3 (tiga) hal berikut:

1. Ada muatan yang diangkut.

2. Tersedia kendaraan sebagai alat angkutannya. 3. Ada jalan yang dilalui.

Proses transportasi merupakan gerakan dari tempat asal dimana pengangkutan dimulai, ketempat tujuan dimana kegiatan diakhiri. Secara sederhana transportasi dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk memindahkan barang atau orang dari suatu kegiatan yang tempat asal ke tempat tujuan tanpa mengalami kerusakan dan tepat waktu. Produk dari transportasi adalah jasa angkutan yang dihasilkan dari proses pemindahan tadi dan dengan menggunakan transportasi dapat menciptakan suatu barang atau komoditi berguna menurut tempat (place utility) dan berguna menurut waktu (time utility). Jadi dengan transportasi suatu barang dan komoditi dapat dimanfaatkan. Dengan demikian maka transportasi memiliki dimensi seperti lokasi (asal dan tujuan), alat (teknologi), dan keperluan tertentu (Fidel Miro; 1997). Jadi dalam suatu transportasi selalu berhubungan dengan ketiga dimensi tersebut, Jika salah satu dari tiga dimensi tersebut tidak ada maka bukanlah transportasi. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 2.31.

Gambar 2.31 Pengertian Transportasi Sumber: Fidel Miro, 1997

Asal Tujuan Untuk : • Ekonomi •Sosial •Budaya •dll Alat Lokasi Lokasi Transportasi (Pergerakan)

2.4.2 Sistem transportasi

Menurut Tamin (1997:22-29) sistem transportasi secara makro terdiri dari beberapa sistem mikro yang masing-masing sistem tersebut saling terkait satu sama lainnya, yaitu:

1. Sistem kegiatan. 2. Sistem jaringan. 3. Sistem pergerakan. 4. Sistem kelembagaan.

Sistem transportasi makro tersebut terlihat pada Gambar 2.32. Dari gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa interaksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan akan menghasilkan suatu pergerakan manusia dan/atau barang dalam bentuk pergerakan kendaraan. Perubahan pada sistem kegiatan akan mempengaruhi sitem jaringan melalui suatu perubahan pada tingkat pelayanan sistem pergerakan. Perubahan sistem jaringan akan mempengaruhi sistem kegiatan melalui peningkatan mobilitas dan aksebilitas dari sistem pergerakan tersebut.

Gambar 2.32 Sistem Transportasi Makro Sumber: Tamin, 1997;28 SISTEM KEGIATAN SISTEM JARINGAN SISTEM PERGERAKAN

2.4.3 Pengertian jaringan jalan

Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 1980 tentang jalan, bahwasanya jalan merupakan suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas. Klasifikasi jalan berdasarkan peranan, yang membagi ruas jalan menurut peranannya dalam sistem jaringan jalan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1985 adalah:

1. Jalan Arteri Primer

Adalah ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kesatu lainnya yang berdampingan, serta ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan jenjang kedua (pasal 4 ayat 2).

2. Jalan Kolektor Primer.

Adalah ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang kedua lainnya serta kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga yang berada dibawah pengaruhnya (pasal 4 ayat 3).

3. Jalan Lokal Primer.

Adalah ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota jenjang ketiga lainnya, kota jenjang kesatu dengan persil, kota jenjang kedua dengan persil serta ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota jenjang dibawahnya sampai dengan persil (pasal 4 ayat 4).

Jaringan jalan terdiri dari ruas-ruas jalan yang menghubungkan satu dengan lainnya pada titik pertemuan yang merupakan simpul-simpul transportasi yang dapat memberikan alternatif pilihan bagi pengguna jalan.

Jaringan jalan berdasarkan sistem (pelayanan penghubung) (Miro, 1997:28) terbagi atas:

1. Sistem Jaringan Jalan Primer adalah sistem jaringan jalan yang menghubungkan kota/wilayah tingkat nasional.

2. Sistem Jaringan Jalan Sekunder adalah sistem jaringan jalan yang menghubungkan zona-zona, kawasan-kawasan (titik simpul di dalam kota).

Sedangkan berdasarkan peranannya, jaringan jalan (Miro, 1997:28) dapat dibagi atas:

1. Jalan Arteri adalah jalan yang melayani angkutan jarak jauh dengan kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah masuk (access road) dibatasi secara efisien.

2. Jalan Kolektor adalah jalan yang melayani angkutan jarak sedang dengan kecepatan rata-rata sedang dan jumlah masuk (access road) yang masih dibatasi.

3. Jalan Lokal adalah jalan yang melayani angkutan jarak dekat (angkutan setempat) dengan kecepatan rata-rata rendah dan jumlah masuk yang tidak dibatasi (Gambar 2.33).

Gambar 2.33 Hirarki Jalan Berdasarkan Peranan Sumber: Miro, (1997;54)

2.4.4 Jalan lingkar (ring road)

Pembangunan jalan yang semakin kompleks baik didalam maupun diluar kota akan menimbulkan pusat-pusat kegiatan dan fungsi-fungsi perkotaan baru yang menempati tempat sepanjang jalur jalan yang ada sehingga perluasan permukiman paling banyak terjadi di kiri-kanan jalur transportasi. Hal ini mengakibatkan kecenderungan terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan permukiman, perdagangan maupun industri di sekitar jalur transportasi. Semakin jauh perkembangan kota dan semakin banyaknya pertumbuhan pusat-pusat baru akan sangat diperlukan adanya jalan-jalan lingkar kota (ring road).

Jalan-jalan lingkar ini digunakan untuk memperbaiki aksesbilitas daerah-daerah terpencil, memperlancar mobilitas penduduk, barang, jasa dan informasi serta mengurangi beban kota utama akan lalu lintas kota. Dengan semakin tingginya aksesibilitas maka akan makin banyak pusat-pusat kegiatan baru serta Leap-frog development akan berkembang dengan pesat (Yunus, 2000).

Jalan Arteri

Jalan

Mas k

Jalan Masuk

Dalam Kamus Tata Ruang (Dirjen Cipta Karya Departemen PU) disebutkan Jalan Lingkar adalah semua jalan yang melingkari pusat suatu kota yang fungsinya agar kenderaan dapat mencapai bagian kota tertentu tanpa harus melalui pusat kota atau bagian kota lainnya untuk mempercepat perjalanan dari satu sisi kota ke sisi lainnya.

Sedang menurut Tamin (2000), jalan lingkar yaitu jalan yang melingkari suatu wilayah yang pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengalihkan pergerakan lalu lintas menerus agar jangan memasuki wilayah yang bersangkutan sehingga kemacetan yang timbul karena pembebanan yang terlalu banyak pada jalan arteri radial dapat dihindari.

Terdapat tiga bentuk jalan lingkar, yaitu: 1. Jalan Lingkar Dalam (Inner Ring Road).

Jika kita bayangkan bentuk dasar jalan kota sebagai roda pedati, lalu jari-jarinya sebagai rute-rute radial. Poros dari roda pedati sebagai jalan lingkar inner. Jalan lingkar inner dapat berupa lingkaran, kotak atau memanjang.

2. Jalan Lingkar Luar (Outer Ring Road).

Jalan lingkar luar dapat dianggap sebagai velg roda. Walaupun biasanya digunakan untuk lalu lintas langsung yang memotong kota, kegunaan aslinya adalah untuk melayani lalulintas kota itu sendiri dengan menghubungkan masyarakat dan kegiatan luar sebagai distributor diantara radial.

3. Jalan Lingkar Menengah (Intermediate Ring Road).

Jalan lingkar intermediate melayani kebutuhan lalu lintas yang diinginkan untuk mencapai titik antara jalan-jalan lingkar inner dan outer.

Kawasan perkotaan dengan kelompok populasi besar cenderung memiliki satu atau lebih jalan lingkar intermediate sebagai tambahan jalan-jalan lingkar inner dan

outer. Keuntungan prinsip dari jalan lingkar terletak pada kemampuannya melayani pusat kawasan yang dikelilinginya. Walaupun jalan lingkar biasanya lebih panjang dari jalan dalam kota, jalan lingkar harus bebas dari problem kemacetan kawasan pusat. Jalan Lingkar Luar Kota Padangsidimpuan difungsikan sebagai jalan arteri primer.

BAB III

Dokumen terkait