• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 4.7 Penampang melintang jalan

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Koridor Jalan Arif Rahman Hakim dan Jalan Aksara sebagai lokasi penelitian mempunyai ruang publik yang digunakan untuk tempat berdagang pedagang kaki lima. Kepadatan ruang publik di koridor ini dalam kondisi terdesak yaitu pejalan kaki yang sedang berdiri tidak saling bersentuhan tetapi berada dalam jarak yang kurang nyaman dimana sirkulasi sama sekali terhalang. Keberadaan pedagang kaki lima sangat dibutuhkan oleh suatu kota khususnya pembeli, walaupun keberadaannya dapat menggangu aktivitas kota

Dari hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal yaitu:

a. Jenis pedagang kaki lima berupa pedagang bergerak dan pedagang menetap. b. Pedagang kaki lima berdagang sebagai mata pencaharian utama bukan sebagai

aktivitas sampingan.

c. Jenis barang dagangan yang paling dominan berupa sayur-sayuran disamping buah-buahan, hasil laut, daging dan sembako.

d. Alat bantu berdagang yang paling dominan berupa lapak selain meja, tenda, beca, kereta dorong dan lain-lain.

e. Pedagang kaki lima menempati seluruh ruang publik yang ada dan yang paling dominan trotoar disamping bahu jalan, badan jalan, trotoar dan median jalan. f. Tidak ada batas yang jelas antar satu pedagang dengan pedagang yang lain. g. Tidak ada pengelompokkan jenis dagangan.

h. Suku dan kekerabatan merupakan faktor bertambahnya jumlah pedagang kaki lima, dan didominasi oleh suku Batak Toba disamping suku Batak Karo, Mandailing, Padang/Minang, dan jawa.

i. Pedagang kaki lima mempunyai sifat alamiah dalam menentukan lokasi berdagang, yaitu ruang publik yang merupakan jalur sirkulasi utnuk mendapatkan banyak pembeli.

j. Alasan utama pedagang kaki lima menggunakan ruang publik adalah karena pembeli yang banyak, adanya hubungan yang baik antar pedagang serta tempat/lokasi yang strategis.

k. Keberadaan pedagang kaki lima menyebabkan beberapa hal seperti kemacetan, penyebab banjir dan menghilangkan keindahan wajah kota. Di sisi lain keberadaan pedagang kaki lima berdampak positif yaitu membuka lapangan pekerjaan dan masih perlu dipertahankan.

l. Terdapat hubungan antara lokasi berdagang pedagang kaki lima dengan suku/kekerabatan, lokasi berdagang pedagang kaki lima dengan alasan berjualan di ruang manfaat jalan, lokasi berdagang pedagang kaki lima dengan jenis barang dagangan, lokasi berdagang pedagang kaki lima dengan alat bantu berdagang.

m. Implikasi terhadap spasial kota, terjadinya perebutan ruang antara pedagang kaki lima dengan pengguna ruang publik lainnya (pejalan kaki, kenderaan bermotor dll)

6.2 Saran

Dari kesimpulan yang diuraikan di atas maka perlu direkomendasikan hal-hal berikut:

a. Perlu adanya pengendalian terhadap kebebasan dalam penggunaan ruang publik, untuk menghindari terjadinya perebutan ruang antara pengguna ruang publik.

b. Perlunya penataan pedagang kaki lima seperti menyediakan ruang yang kondusif bagi pejalan kaki dan ruang khusus bagi pedagang kaki lima dapat berupa street furniture sebagai alat penanda/pembatas.

c. Adanya peraturan dan kebijakan pemerintah untuk memperhatikan nasib pedagang kaki lima dan fasilitas terhadap pedagang kaki lima berupa kebersihan dan keamanan/ketertiban.

d. Jika akan merelokasi pedagang kaki lima hendaknya pada lokasi yang strategis dan mudah dijangkau pembeli serta harga lahan yang murah.

e. Dalam merencanakan ruang publik juga harus memperhatikan aspek informalitas sehingga keberadaan pengguna ruang publik tidak mengganggu pengguna ruang publik lainnya.

101 DAFTAR PUSTAKA

Adianto J., Trotoar Sebagai Arena Perebutan Ruang Kehidupan, Studi Kasus di Kawasan Kebun Raya Bogor Jawa Barat, Jurnal Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 35, No. 2, Desember 2007: 37 - 54

Alam S., Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sektor Informal Di Sulawsei Selatan, Jurnal Analisis Vol. 2, No. 2, September 2007: 63 – 70 Alexander,C, The Oregan Experiment, Oxford University Press, Oxford

London,1975

Asikin Damayanti, Jurnal Dimensi Teknik Arsitektur Vol.35,No.2, Desember 2007:164-171

Bambang W. S., dan Munajati S. L., 2005, Klassifikasi dan Kajian Spasial Kawasan Pedagang Kaki Lima Di Kota Bogor, Jurnal Ilmiah Geomatika Volume 11 No. 2 Desember 2005

Boris S., Pushkarev with Jeffrey M.Zupan (1978), Urban Space for Pedestrians: A Report of the Regional Plan Association, the MIT Press, Cambridge, Massachusetts.

Budiyono, 2006, Kajian Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Sebagai Sarana Ruang Publik, Makalah Pengantar Falsafah Sains, Program Pasca Sarjana/S3, Institut Pertanian Bogor

Buie,S,Market as Mandala: The Erotic Space of Commerce in the City Cultures Reader.1996 in Miles

Bhabha,H, The Location of Culture,Routledgr,London,UK,1994

Ching., D. K. F., 2000 Arsitektur, Bentuk Ruang dan Tatanan, Penerbit Erlangga, Edisi Kedua, (Terjemahaan)

Donald E.,1981, Open Space Legislation: Innovative Concepts Create Public Amenities, The Smithsonian Institution, London

Departemen Pekerjaan Umum Diretorat Jenderal Bina Marga Direktorat Binateknik, Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki Di Kawasan Jan G., 1987, Life Between Buildings: Using Public Space, Van Nostrand

Jhonston,R.J;Gregory,D;Pratt,C;Watts, M, The Dictionary of Human Geography, Blackwell,Oxford,UK.2000

Kusumawijaya, Marco, 2004 Kota Rumah Kita, Borneo Publications, Tunggang Langgang Jakarta, Indonesia.

Kusumawijaya, 2006. Dalam Tesis Widdi Aswindi, Pemanfaatan Ruang Publik,Majalaya,PKL, ITB, Bandung,2002

Kompas, 1999, Pedagang Kaki Lima: Dibutuhkan, Diabaikan, Harian Kompas Lili N. S., 1985, Kaki lima and Streethawkers in Indonesia, PT Indira, Jakarta. Lynch K., dan Carr S., 1981, Open Space: Freedom and Control, The

Smithsonian Institution, London.

Lynch, K., 1987, Good City Form, The MIT Press, Cambridge, Massachusetts. Putnam, R.D., 1993, Making Democracy Work, Civic Traditions in Modern Italy,

Princeton University Press, New Jersey

Siahaan,F,R Penataan Ruang Publik Untuk Menampung Pedagang Kaki Lima,Tesis S2 Arsirektur Universitas Katolik Parahyangan 1997

Santoso, Jo, [Menyiasati] Kota Tanpa Warga, Kepustakaan Populer Gramedia dan Centropolis,Jakarta. 2006.

Soja,E,W, Thirdspace, Blackwell,Oxford,UK,2000

Shirvani, Hamid. (1985). Urban Design Process, Van Nostrand Reinhold, New York

Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Whyte H. W., 1980, The Social Life Of Small Urban Space, The Conservation Foundation, Washington DC.

101

QUISIONER PENELITIAN

KAJIAN SPASIAL PEDAGANG KAKI LIMA DALAM

Dokumen terkait