• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan

Usia contoh dalam penelitian ini berkisar antara 19 hingga 40 tahun. Sebagian besar contoh berada pada rentang usia yang tidak beresiko kehamilan (20-35 tahun). Lebih dari setengah contoh di Kota mencapai pendidikan tinggi, sedangkan lebih dari setengah contoh di Kabupaten hanya mencapai pendidikan menengah. Sekitar tiga per empat contoh tidak bekerja. Jenis pekerjaan yang umum digeluti contoh di Kota guru dan PNS, sedangkan contoh di Kabupaten umumnya bekerja sebagai wiraswastawati. Sebagian besar contoh pernah hamil 2-3 kali, serta tidak ada yang pernah mengalami keguguran. Terdapat perbedaan signifikan pada usia, pendidikan, dan jenis pekerjaan pada contoh di Kota dan Kabupaten. Uji statistik menunjukkan perbedaan signifikan pada pengeluaran susu/bulan antara contoh di Kota dan Kabupaten.

Sebagian besar contoh memiliki keluarga kecil. Suami contoh di Kota umumnya menempuh pendidikan tinggi, sedangkan suami contoh di Kabupaten umumnya hanya mencapai pendidikan menengah. Pekerjaan suami umumnya adalah pegawai swasta. Pendapatan/kapita/bulan contoh di Kota lebih tinggi dibandingkan di Kabupaten. Terdapat perbedaan signifikan pada variabel pendidikan suami dan pendapatan per kapita per bulan antara contoh di Kota dan Kabupaten.

Lebih dari setengah contoh di Kota memiliki pengetahuan gizi sedang, sedangkan sebagian besar contoh di Kabupaten memiliki pengetahuan gizi kurang. Terdapat perbedaan signifikan antara pengetahuan gizi contoh di Kota dan Kabupaten. Sekitar empat per lima dari seluruh contoh setuju bahwa selama kehamilan ibu harus mengkonsumsi susu, dan sebagian besar contoh setuju bahwa jenis susu yang harus dikonsumsi adalah susu khusus ibu hamil. Lebih dari separuh contoh di Kota dan Kabupaten memiliki sikap dengan kategori sedang. Hanya seperlima contoh dari Kota memiliki sikap baik. Terdapat perbedaan signifikan antara sikap contoh di Kota dan Kabupaten. Sebagian besar contoh di Kota maupun Kabupaten memperoleh informasi mengenai susu dari sumber komersial.

Sebagian besar contoh memiliki kebiasaan makan yang baik. Terdapat perbedaan signifikan pada frekuensi konsumsi lauk hewani dan buah antara contoh di Kota dan Kabupaten.

Lebih dari separuh contoh di Kota memiliki tingkat kecukupan energi normal, sedangkan mayoritas contoh di Kabupaten memiliki tingkat kecukupan energi defisit tingkat berat. Terdapat perbedaan signifikan antara tingkat kecukupan energi contoh di Kota dan Kabupaten. Mayoritas contoh di Kota mencukupi asupan protein harian, sedangkan asupan protein sebagian besar contoh di Kabupaten tergolong defisit tingkat berat. Sebagian besar contoh di Kota telah cukup asupan zat besi dan vitamin A, namun lebih dari separuh contoh yang kekurangan asupan vitamin C harian. Sebagian besar contoh di Kabupaten Bogor masih kurang asupan zat besi dan vitamin C, namun kebutuhan vitamin A telah tercukupi.

Lebih banyak contoh di Kota dengan status gizi awal underweight dibanding di Kabupaten. Pertambahan berat badan per minggu contoh di Kota Bogor berkisar antara 0,1 - 0,8 kg, dengan rata-rata 0,4  0,1 kg. Pertambahan berat badan per minggu contoh di Kabupaten Bogor berkisar antara 0,1 - 0,6 kg, dengan rata-rata 0,3  0,13 kg. Terdapat perbedaan signifikan antara pertambahan berat badan per minggu pada contoh di Kota dan Kabupaten Bogor.

Sebagian besar contoh di kedua wilayah memilih jenis susu khusus ibu hamil dengan bentuk bubuk. Alasan utama konsumsi susu selama kehamilan adalah kesehatan ibu dan janin. Contoh di Kota dan Kabupaten minum susu dengan frekuensi teratur dua kali sehari. Atribut utama yang banyak diperhatikan oleh contoh saat membeli susu adalah kandungan gizi dan rasa susu. Hampir seluruh contoh membeli susu di supermarket dengan alasan mudah dijangkau.

Variabel karakteristik keluarga dan karakteristik contoh yang memiliki hubungan signifikan positif dengan pengetahuan gizi, yaitu: pendidikan contoh dan pendidikan suami; status pekerjaan contoh; pendapatan per kapita per bulan; usia contoh; dan pengeluaran per bulan untuk susu. Terdapat hubungan yang signifikan positif antara pengetahuan gizi dan sikap gizi contoh.

Terdapat hubungan signifikan positif antara pengetahuan gizi dan sikap gizi dengan kebiasaan makan. Terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan dan sikap gizi dengan jenis susu yang dipilih contoh. Pengetahuan gizi, sikap, kebiasaan makan serta tingkat kecukupan zat gizi dan praktek konsumsi susu tidak memiliki hubungan signifikan dengan status gizi maupun pertambahan berat badan ibu selama kehamilan.

Saran

Terdapat perbedaan nyata antara contoh di Kota dan Kabupaten Bogor, meliputi karakteristik individu dan keluarga, pengetahuan dan sikap gizi, kebiasaan dan asupan makan hingga status gizi ibu hamil. Pendidikan, pekerjaan dan pendapatan contoh di Kota lebih baik sehingga memiliki pengetahuan dan sikap gizi yang lebih tinggi daripada contoh di Kabupaten, sehingga diketahui bahwa kebiasaan dan asupan makanan serta status gizi contoh di Kota lebih baik daripada contoh di Kabupaten. Program-program terkait gizi yang dilakukan baik oleh pemerintah, mahasiswa maupun masyarakat lainnya sebaiknya diarahkan ke masyarakat menengah ke bawah sebagai usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat tersebut.

Hasil pengukuran pengetahuan dan sikap gizi menunjukkan hanya sedikit contoh yang memiliki pengetahuan gizi dengan kategori baik, oleh karena itu pendidikan gizi kepada masyarakat umum sangat diperlukan terutama mengenai kesehatan ibu hamil dan bayi. Mayoritas contoh dalam penelitian ini beranggapan konsumsi susu khusus ibu hamil mutlak diperlukan selama kehamilan terutama jenis susu khusus ibu hamil. Sosialisasi lebih lanjut diperlukan kepada masyarakat, terutama oleh pihak-pihak yang terkait langsung dengan ibu hamil (bidan, dokter kandungan) mengenai peranan susu dalam konsumsi makanan sehari-hari. Usaha ini diperlukan sehingga masyarakat tidak salah menganggap bahwa konsumsi susu saja sudah dapat mencukupi kebutuhan zat gizi ibu hamil.

Dokumen terkait