• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kehidupan manusia di mulai sejak masa janin dalam rahim ibu. Sebagian besar (90%) pertumbuhan dan perkembangan otak berlangsung pada masa janin sampai dengan lahir (Karsin 2004). Kehamilan merupakan masa yang penting karena keadaan gizi pada saat hamil sangat menentukan dilahirkannya manusia berkualitas. Oleh karena itu persiapan sebagai calon ibu harus dilakukan sebaik-baiknya antara lain dengan memperhatikan asupan gizi dari makanan dan minuman. Gizi ibu yang buruk sebelum kehamilan maupun saat kehamilan dapat menyebabkan Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak bayi serta peningkatan resiko kesakitan dan kematian (Yongki 2007).

Hadi (2005) menyatakan bahwa masalah gizi yang banyak dialami oleh ibu hamil di Indonesia diantaranya adalah kurang energi kronis (KEK) dan anemia. Prevalensi ibu hamil yang mengalami kurang energi kronis di Indonesia mencapai 16,7%. Tingginya angka kurang gizi pada ibu hamil ini mempunyai kontribusi terhadap tingginya angka BBLR di Indonesia yang diperkirakan mencapai 350.000 bayi setiap tahunnya. Demikian pula dengan anemia, kontribusi anemia terhadap kematian ibu di Indonesia mencapai 50% sampai dengan 70%. Dengan kata lain bahwa 50% sampai dengan 70% kematian ibu di Indonesia sesungguhya dapat dicegah apabila prevalensi anemia pada ibu hamil dapat ditekan sampai serendah-rendahnya.

Penelitian Kamarullah (2001) yang dilakukan terhadap 30 orang ibu hamil yang menderita KEK di daerah pantai, Kabupaten Kendari, Propinsi Sulawesi Tenggara menunjukkan sebanyak 56,7% ibu hamil memiliki kebiasaan makan dengan kategori kurang dan sebanyak 50% responden memiliki pengetahuan gizi yang kurang. Penelitian Tristiyanti (2005) di 8 desa di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi status anemia pada ibu hamil menunjukkan prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 62,5%. Sebanyak 79,7% ibu hamil memiliki tingkat kecukupan energi dengan kategori defisit berat dan sebanyak 82,8% ibu hamil memiliki tingkat kecukupan protein dengan kategori defisit berat. Kajian Widyaningsih (2006) mengenai pola konsumsi pangan pada ibu hamil di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor

menunujukkan hubungan nyata positif antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan konsumsi energi, protein dan zat besi.

Uraian di atas menunjukkan masalah gizi pada ibu hamil dipengaruhi langsung oleh konsumsi makanan ibu hamil. Masalah ini dapat dihindari jika peningkatan kebutuhan gizi selama kehamilan dapat diimbangi dengan asupan makanan yang sesuai sehingga tidak terjadi defisiensi zat gizi pada ibu hamil. Salah satu jenis makanan yang menarik untuk diperhatikan terkait kebiasaan makan ibu hamil adalah susu. Kelompok ibu hamil merupakan target konsumen yang potensial bagi industri susu karena adanya kebutuhan zat gizi yang khusus pada kelompok ini.

Penelitian Sari (2003) terhadap 300 orang ibu hamil di Kota Bogor menunjukkan lebih dari separuh responden (54,3%) mempunyai tingkat pengeluaran untuk susu yang tinggi yaitu lebih dari Rp. 80.000,00 per bulan. Hal ini berarti sebagian besar ibu hamil merasa perlu mengkonsumsi susu selama kehamilan dengan alasan untuk menjaga kesehatan. Hasil penelitian ini menyatakan frekuensi ibu hamil minum susu berhubungan nyata positif dengan tingkat pengetahuan dan pengeluaran ibu. Jumlah konsumsi susu berhubungan nyata positif dengan pendidikan, pengetahuan, dan pengeluaran.

Berdasarkan data tahun 2001-2005 di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah terdaftar sebanyak 56 produk minuman khusus ibu hamil dan atau ibu menyusui (BPOM 2005). Produk-produk ini terdiri atas berbagai merek dengan berbagai varian rasa dan kemasan. Banyaknya jenis produk susu untuk berbagai umur dan untuk berbagai kebutuhan tertentu menyebabkan masyarakat termasuk kelompok ibu hamil semakin leluasa untuk memilih produk sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Ibu hamil dapat memperoleh informasi mengenai susu dari berbagai sumber seperti media massa (TV, radio, koran/tabloid, majalah) atau dari sumber lain seperti tenaga kesehatan.

Terdapat sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi susu baik susu khusus ibu hamil maupun jenis susu lainnya. Penelitian Hidayat (2007) mengenai persepsi dan sikap ibu terhadap klaim gizi dalam iklan susu formula anak usia prasekolah dan hubungannya dengan keputusan pembelian yang dilakukan pada 100 ibu menunjukkan lebih dari separuh responden terpengaruh oleh klaim gizi susu formula yang biasa digunakan, sehingga akhirnya memutuskan pembelian merk tertentu. Penelitian Fitrisia (2002) mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi pemberian susu formula pada bayi umur 0-12 bulan

terhadap 40 responden menunjukkan pendapatan keluarga merupakan salah satu pengaruh yang signifikan terhadap pemberian susu formula. Penelitian Kurniaty (2002) terhadap 300 orang mengenai perilaku konsumsi susu pada wanita dewasa di Jakarta Timur menunjukkan bahwa frekuensi dan jumlah konsumsi susu berhubungan nyata positif dengan tingkat pendidikan, pendapatan, dan pengeluaran untuk susu. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mempelajari pengetahuan dan sikap gizi, praktek konsumsi susu serta status gizi ibu hamil.

Tujuan Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengetahuan dan sikap gizi, praktek konsumsi susu serta status gizi ibu hamil di Kota dan Kabupaten Bogor.

Tujuan Khusus

1. Mempelajari karakteristik contoh (usia, pendidikan dan pekerjaan contoh, riwayat kehamilan dan pengeluaran per bulan untuk susu) dan karakteristik keluarga contoh (besar keluarga, pendidikan dan pekerjaan suami, serta pendapatan per kapita per bulan) di Kota dan Kabupaten Bogor.

2. Mempelajari pengetahuan dan sikap gizi serta media informasi tentang susu bagi ibu hamil di Kota dan Kabupaten Bogor.

3. Mempelajari kebiasaan makan, asupan serta kecukupan energi dan zat gizi contoh di Kota dan Kabupaten Bogor.

4. Mempelajari status gizi contoh di Kota dan Kabupaten Bogor.

5. Mempelajari praktek konsumsi susu contoh (jenis, bentuk, frekuensi, jumlah, tempat pembelian, atribut utama yang paling diperhatikan dalam membeli dan alasan mengkonsumsi produk) di Kota dan Kabupaten Bogor.

6. Menganalisis hubungan antara karakteristik contoh dan keluarga, pengetahuan dan sikap gizi serta praktek konsumsi susu dengan status gizi contoh di Kota dan Kabupaten Bogor.

Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan antara karakteristik contoh dan keluarga, pengetahuan dan sikap gizi serta praktek konsumsi susu dengan status gizi contoh di Kota dan Kabupaten Bogor.

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan gambaran tentang pengetahuan dan sikap gizi, praktek konsumsi susu serta status gizi pada ibu hamil. Selain itu, dapat diketahui tingkat pengetahuan gizi ibu hamil, sehingga dapat dilakukan upaya yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan gizi ibu hamil.

TINJAUAN PUSTAKA

Dokumen terkait