• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. 1 Kesimpulan

Masalah modal menjadi salah satu masalah utama dalam menghitung kelayakan pengembangan usaha kecil. Pembiayaan oleh lembaga keuangan merupakan salah satau solusi terbaik dalam mengatasi masalah tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis mengenai skema pembiayaan terbaik dalam pengembangan usaha kecil. Dari hasil penelitian, kebutuhan modal dalam pengembangan usaha pengolahan tepung ubi jalar kelompok Tani Hurip terdiri dari modal investasi dan modal kerja. Jumlah modal investasi yang dibutuhkan sebesar Rp 60.390.000 sedangkan untuk modal kerja sebesar Rp 3.819.700. Pembiayaan untuk pengembangan usaha disediakan oleh dua tipe pembiayaan yaitu bank dengan sistem konvensional dengan bank dengan sistem syariah. Pada masing-masing tipe bank terdapat skema pembiayaan yang berbeda-beda. Pada bank konvensional terdapat skema bunga flat dan bunga efektif sedangkan pada bank syariah terdapat skema dengan akad murabahah, ijarah, dan msyarakah.

Kelayakan pengembangan usaha pengolahan tepung ubi jalar Kelompok Tani Hurip diidentifikasi berdasarkan analisis kriteria investasi untuk kelayakan usahadan analisis present worth of annuity factor untuk mencari skema pembiayaan terbaik dengan nilai suku bunga (i) terkecil dari jumlah angsuran yang dibayarkan setiap periodenya selama tiga tahun. Analisis yang digunakan dalam menilai kelayakan investasi pengembangan usaha Kelompok Tani Hurip adalah analisis kriteria investasi yang teridiri dari NPV, Net B/C , dan IRR. Penentuan skema terbaik didasrkan pada konsep time value of money dimana semua manfaat dan cost pada masing-masing skema akan dibandingkan pada ukuran waktu yang sama.

Hasil analisis menunjukkan bahwa pengembangan usaha pengolahan tepung ubi jalar layak dijalankan dengan nilai kriteria investasi NPV sebesar Rp 111.151.620, IRR sebesar 43% dan Net B/C rasio sebesar 2,73. Produk pembiayaan terbaik untuk pengembangan usaha pengolahan tepung ubi jalar Kelompok Tani Hurip dengan pinjaman sebesar Rp 40.000.000 periode pengembalian selama lima tahun adalah KUR Ritel dari PT Bank BRI Tbk yaitu sebesar 14%. Untuk pembiayaan non KUR yang terbaik adalah Kreidt Mikro Utama dari Bank Jabar Banten dengan nilai rate 23,25% dan Kredit Tanpa Agunan dari Bank Permata dengan nilai rate 26,91%

6. 2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efektifitas pembiayaan usaha baik dengan skema dari sistem konvensional maupun skema dari sistem syariah. Analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembiayaan oleh bank kepada usaha kecil bisa diteliti lebih lanjut sehingga hasil keseluruhan dari penelitian tersebut dapat dijadikan pedoman dalam pengembangan usaha kecil menengah yang bergerak di sektor agroindustri, khususnya di daerah Bogor.

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2006. Hasil Pendaftaran (Listing) Perusahaan Sensus ekonomi 2006. Jakarta [BPS] Badan Pusat Statistik. 2006. Uraian Ringkas Perusahaan/Usaha Mikro dan Kecil di Indonesia.

Jakarta

Heriyanto, A. Winarto. 1998. Prospek pemberdayaan tepung ubi jalar sebagai bahan baku industri pangan.

Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional Pemberdayaan Tepung Ubi alar Sebagai Bahan Substitusi Terigu. Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan danUmbi-umbian. Malang, 12 Oktober 1998.

Jumingan. 2005. Analisis Laporan Keuangan.Jakarta : Bumi Akasara

Mary Handoko W., Izzatul Ummah. 2009. Perancangan Model Sistem Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan (Pendekatan Sistem Dinamik). Disampaikan dalam Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009). Yogyakarta, 20 Juni 2009.

Nurmalina Rita, Sarianti Tintin, Karyadi Arif. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor : Departemen Agribisnis IPB

Permana Irwan. 2007. Analisis Perbandingan Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Konsumsi dengan Bantuan Pembiayaan Syariah dan Kredit Perbankan Konvensional di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat [skripsi]. Bogor : Departemen Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan Kelautan FPIK IPB Purbo, O.W. 2001. Usaha Kecil dan Rumah Tangga di Dunia Maya. Artikel harian Kompas di

www.bmtlink.web.id

Retnadi, Djoko. Economic Review. No212. Juni 2008. Jakarta

Sabirin, S. 2001. Pemanfaatan Kredit Mikro untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Rakyat di dalam Era Otonomi Daerah. Orasi Ilmiah Lustrum IX Universitas Andalas, Padang, 13 September 2001.

Srinivas, H. 1999. The Virtual Library on Microcredit. http://gdrc.org/icm/concept.html Soeharto Iman. 2002. Studi Kelayakan Proyek Industri. Jakarta : Erlangga

Supramono, Gatot. 2009. Perbankan dan Masalah Kredit , Suatu Tinjauan di Bidang Yuridis. Rineka Cipta. Jakarta

Sunarti, Titi Candra. 2010. Pengembangan Unti Pengolahan Tepung Ubi Jalar untuk Pemberdayaan Masyarakat di Kecamatan Darmaga Kabupaten Bogor. Program IPEKS bagi masyarakat IIbM).

LPPM IPB. Bogor

Suyatno, Thomas dkk. 1995. Dasar-Dasar Perkreditan Edisi Keempat.PT Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta

Swasono, S. E. 2001.Empowerment vs Disempowerment: Restrukturisasi, Ekonomi Rakyat dan Globalisasi. Lokakarya Inovasi dalam Manajemen Kemandirian Daerah Era Otonomi. Kerjasama Depdagri Otda dengan Bank Dunia. Sanur, Bali, Juni, 2001.

34 Primahendra, R. 2002. The Role of Micro Finance In Economic Development & Poverty Eradication.

Workshop On Micro Credit Schemes In NAM Member Countries (Empowering Women’s Role In Small-Scale Business Development), Jakarta, 24 –25 June 2002.

Purbo, O.W. 2001. Usaha Kecil dan Rumah Tangga di Dunia Maya. Artikel harian Kompas di www.bmtlink.web.id

Wardoyo dan Prabowo, Hendro. 2004. Model Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Kredit Mikro Koperasi Warga Kesuma Tiara, Jakarta. Universitas Gundarma. Jakarta

Yogswara Rhesa. 2010. Skema pembiayaan perumahan syariah. Makalah dalam Seminar Internasional IBFI Trisakti 2010, Jakarta

LAMPIRAN

36

Lampiran 1. Asumsi-asumsi untuk analisa keuangan

No Variabel Asumsi Satuan Nilai

1 Umur proyek Tahun 10

10 Umur ekonomis perlengkapan utilitas Tahun 5

11 Biaya pemeliharaan dari harga % 10

12 Kapasitas produksi (1200 kg) bungkus/bulan 960

13 Target kapasitas produksi :

18 Jumlah kemasan primer per bulan Bungkus 960

20 Harga kemasan primer Rupiah/Unit 400

21 Upah Tenaga Kerja

Rupiah/orang

bulan 360,000

22 Pajak % 28

Lampiran 2. Kebutuhan investasi pengembangan usaha

No. Komponen Jumlah Satuan Harga Satuan

(Rp)

Nilai Total (Rp)

1 Tanah dan Bangunan

a. Bangunan Produksi 50 m2 900,000 45,000,000

Total 1 45,000,000

2 Fasilitas Penunjang

a. Instalasi listrik 1 Paket 500,000 500,000

b. Instalasi air 1 Paket 800,000 800,000

Total 2 1,300,000

3 Mesin dan Peralatan

Mesin Produksi

b. Hammer Mill 1 Unit 4,500,000 4,500,000

c. Mesin Peras 1 Unit 2,000,000 2,000,000

Perlengkapan Utilitas

a. Pisau 6 Unit 10,000 60,000

b. Baskom Besar 2 Unit 20,000 40,000

Total 3 6,600,000

4 Biaya Perizinan

a. Izin dan Sertifikasi BPOM 1 Paket 2,000,000 2,000,000

Total 4 2,000,000

Total 1, 2, 3, 4, 54,900,000

Kontingensi 10 % 5,490,000

Total Investasi 60,390,000

38

Lampiran 3. Perhitungan Biaya Penyusutan dan Pemeliharaan

Lampiran 4. Biaya tetap dan biaya variabel

40

Lampiran 5. Kebutuhan biaya operasional

Lampiran 6. Rekapitulasi produksi dan proyeksi penerimaan

42

Lampiran 7. Proyeksi laba rugi pengembangan usaha Kelompok Tani Hurip

Lampiran 8. Proyeksi arus kas pengembangan usaha Kelompok Tani Hurip

44

Lampiran 9. Analisis kriteria investasi pengembangan usaha Kelompok Tani Hurip

Dokumen terkait