• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Kesimpulan

Dari data-data yang telah ditampilkan pada bab empat yakni hasil dan pembahasan penelitian analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa :

1. Surat kabar Kompas dan Jawa Pos mempunyai frame pemberitaan yang berbeda. Dalam pemberitaan di Kompas mem-frame kerusuhan tersebut timbul karena adanya reaksi massa yang tidak setuju dengan keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) kabupaten Mojokerto yang menolak pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati namun pemberitaannya tidak memihak sedangkan pada Jawa Pos mem-frame menghadirkan pernyataan yang kontra dari Menteri Dalam Negeri yang menyatakan sangat prihatin dengan insiden itu. Sedangkan kepala Pusat Penerangan Kemendagri menjadi pelajaran bagi semua daerah.

Frame berita kerusuhan Pilkada di Mojokerto, Jawa Pos mempunyai konstruksi

yang tajam dan bersifat meng-close up. Beragamnya pemberitaan Kompas cenderung anarkis dengan penuh penekanan pada penggunaan unsur retoris kepada pembacanya. Hal ini mempunyai kedalaman perspektif dalam menggunakan pilihan-pilihan kata dan kalimat yang digunakan secara khusus oleh Jawa Pos banyak memberitakan sebab dan akibat yang ditimbulkan dari peristiwa kerusuhan tersebut, akibat yang ditimbulkan tidak hanya rusaknya gedung

82

Pemkab atau kantor DPRD lainnya tetapi juga rusaknya mobil-mobil. Jawa Pos juga menekankan reaksi keras dari Dymyati dan Alkan, jadi terdapat dua sisi pemberitaan yang menekankan pro dan kontra. Jawa Pos juga menyajikan berita setelah kerusuhan Pilkada di Mojokerto yang banyak menonjolkan sifat anarkis dan kekerasan sehingga lebih tidak terlihat sisi kemanusiaannya juga. Jawa Pos dalam penyajiannya tidak terpaut pada satu pemberitaan saja namun pada tiap edisi Jawa Pos selalu memberitakan perkembangan kasus kerusuhan tersebut. Hal ini terlihat jelas Jawa Pos menampilkan dari dua pihak serta sifat netralnya terhadap pemberitaan.

Sedangkan Kompas mempunyai frame pemberitaan yang sederhana dengan menonjolkan peristiwa baik secara umum dan khusus. Secara khusus Kompas banyak menonjolkan pernyataan-pernyataan dari pemerintah. Dewan KPU Kabupaten Mojokerto Ayyuhannafiq dan Kepala Biro Administrasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Jarayanto dalam pemberitaannya Jawa Pos banyak menceritakan tentang massa merusak kantor Pemkab, DPRD dan membakar mobil serta para polisi yang dijadikan pemukulan massa. Jawa Pos dalam menyajikan pemberitaan tentang hasil penyelidikan kerusuhan Mojokerto yang dilakukan Polda Jatim. Dalam hal penggunaan kata-kata, bahasa yang digunakan cenderung persuasif kepada satu sudut pandang saja, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dengan adanya hal tersebut menjelaskan bahwa dengan adanya item berita yang ditampilkan Jawa Pos dalam pemberitaan menunjukkan kedetailan dalam pengulasan persoalan dengan menampilkan narasumber. Jawa Pos dalam teks

lebih banyak, sehingga memberikan kesempatan membangun perspektif lebih luas. Sedangkan Kompas dalam memberitakan berita kerusuhan Pilkada di Mojokerto berjumlah 2 item berita kompas kurang mengkonstruksikan berita-berita yang ada dengan narasumber. Kompas cenderung hanya mengandalkan kepada kemampuan wartawannya saja dalam mengolah fakta yang ada. Sehingga pemberitaan yang terjadi cenderung memihak.

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang diperoleh, dapat dilihat bahwa masing-masing media, Kompas dan Jawa Pos, memiliki perspektif penyimpulan yang berbeda dalam menggambarkan peristiwa seputar kerusuhan Pilkada di Mojokerto. Dengan adanya wacana tersebut peneliti mempunyai saran :

1. Walaupun masing-masing media, Kompas dan Jawa Pos mempunyai sudut pandang yang berbeda dalam menggambarkan suatu peristiwa, hendaknya menghindarkan kesan yang berlebihan dan mempunyai keseimbangan berita agar tidak menimbulkan salah persepsi dan tetap konsisten dengan visi dan misi yang ada.

Terhadap surat kabar Kompas diharapkan dapat meningkatkan keobyektifitasan pemberitaan, dengan lebih mementingkan kepada kedetailan berita (selalu menampilkan narasumber, sebagai bentuk obyektifitas pemberitaan), agar keberpihakan individual tersebut tidak selalu ada dan berpengaruh.

Terhadap surat kabar Kompas agar kemampuan kedetailan pemberitaan dan sifat netral tersebut selalu di jaga. Sehingga dapat selalu mempertahankan sifat

84

konsistennya tersebut dalam melihat dan mengkritisi setiap persoalan yang ada dan berkembang.

Diharapkan dalam menyingkapi suatu teks media, khalayak pembaca mampu memaknai dan menyikapi realitas yang ditampilkan oleh media dengan melihat latar belakang dari media tersebut. Sebab ada kalanya kebijakan redaksional media itu berseberangan dengan fakta kenyataan yang terjadi.

Surabaya

Anonimuous, 2004. Methods for Media Analysis. www.lbro.com Arkhan, Metode Penelitian. CV. Alfabeta : Bandung, 2001

Anwar, Rosihan. 2004. “Bahasa Jurnalistik Indonesia dan Komposisi” Yogyakarta : Media Abadi.

Eriyanto, Analisis Framing. PT. LKIS Pelangi Aksara : Yogyakarta, 2006. Eriyanto, Analisis Wacana. PT. LKIS Pelangi Aksara : Yogyakarta, 2006.

Fatimah, Djajasudarm “Wacana” Pemahaman dan Hubungan Antarunsur.Refik Aditama : Bandung, 2006.

Harsono, Suwardi, Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa, Penerbit Erlangga : Jakarta, 2002.

Liliweri, Komunikasi Politik, Penerbit : Remaja Rosdakarya : Bandung 1997. Darsono, Karl Marx ; Ekonomi Politik dan Aksi Revolusi, Penerbit : Diadit Media : Jakarta, 2003.

Magnis-Suseno, Pemikiran Karl Marx, Penerbit : PT. Gramedia Pustaka : Jakarta, 2003.

McQuail,. Dennis. Teori Komunikasi Massa. Penerbit Erlangga : Jakarta, 1991 Moleong. J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung, 2004.

Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung, 2006.

Nimmo, Komunikasi Politik. Pengantar : Jallaluddin Rakhmat. PT. Remaja Rosdakarya, 2006

Noam, Chomsky. Politik Kuasa Media. Penerbit : Pinus, Yogyakarta 2006

Putrayasa, Ida Bagus. Analisis Kalimat, Penerbit : Relika Aditama ; Bandung, 2007

Rakhmat, Jallaludin. Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung, 2004

Rakhmat, Jallaludin. Metode Penelitian Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung, 2004

Soehoet,. Hoeta. Manajemen Media Massa. Yayasan Kampus Tercinta – IISIP : Jakarta, 2002

Sugiyono., Prof. Dr. Memahami Penelitian Kualitatif. CV. Alfabeta : Bandung 2005

Suhandang, Kustadi. Pengantar Jurnalistik. PT. Remaja Rosdakarya : 2004. Scheufele, Dietram A. 1999. Framing as Theory of Media effect. Makalah. Internasional Communication Assosiation.

Sobur,. Alex. Analisis Teks Media. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung, 2006 Thompson. B John., Kritik Ideologi Global. Penerbit : IRCiSoD. Yogyakarta, 2006

Werner. J. Severin – Tankard. W. James., Teori Komunikasi. Kencana Preneda Media Group : Jakarta, 2005

Non Buku

Surat Kabar Harian Kompas dan Jawa Pos Oneline :

www.Google.com/ www.Yahoo.com/ www.JawaPos.com/

Dokumen terkait