• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan

Kegiatan industri dan pengembangannya yang ada di Kota Batam membawa dampak positif terhadap tumbuhnya sektor-sektor lainnya. Beberapa jenis industri yang ada di Kota Batam meliputi industri kapal (shipyard), elektronika, plastik dan barang dari plastik, barang dari logam, garmen dan tekstil, bahan kimia, kertas dan barang dari kertas, gelas dan barang dari gelas, pengolahan kayu, pengolahan tanah liat dan pasir, pengolahan barang dari karet, bengkel dan jasa pendukung, alat angkat dan jasa perbaikan, jasa industri dan rekayasa industri, makanan, minuman, furniture, percetakan, penerbitan dan periklanan.

Adanya aktivitas industri dan pengembangannya ternyata membawa dampak negatif terhadap lingkungan hidup berupa penurunan kualitas lingkungan, seperti terjadinya degradasi sumberdaya pesisir dan laut. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara umum kondisi perairan pesisir Kota Batam dalam keadaan sangat memprihatinkan, yang ditandai oleh buruknya kualitas air laut serta terancamnya keberadaan ekosistem pesisir (mangrove, padang lamun dan terumbu karang) serta sumberdaya perikanan. Beberapa kegiatan yang menonjol dan mempengaruhi kondisi tersebut di antaranya pembuangan limbah industri, adanya pembukaan lahan dengan merusak kawasan hutan dan perbukitan serta reklamasi pantai yang pada umumnya dilakukan melalui konversi kawasan mangrove yang dijadikan bagi peruntukkan lainnya.

Berdasarkan analisis kualitas air laut yang dilakukan dengan metode STORET dapat dikatakan bahwa perairan Kota Batam dalam keadaan tercemar. Distribusi polutan terjadi baik secara vertikal (pada bagian permukaan dan dekat dasar perairan laut) maupun secara horisontal pada berbagai wilayah perairan laut di Kota Batam. Secara vertikal, kualitas air laut yang diambil dari dekat dasar perairan laut maupun dari bagian permukaan perairan laut menunjukkan tingkat kualitas yang buruk atau tercemar berat dengan total skor antara –38 sampai dengan –85. Beberapa parameter kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan ditemukan pada semua lokasi pengamatan meliputi Pb, Zn, NO3-N dan fenol.

Secara horisontal, kualitas air laut juga menunjukkan kondisi yang tidak jauh berbeda. Kondisi kualitas air pada seluruh wilayah perairan pantai/laut di Kota Batam dalam keadaan tercemar dan sebagian besar dalam keadaan tercemar berat, baik yang diambil di sekitar daerah industri maupun yang jauh dari daerah industri dengan total skor antara -30 sampai dengan -69. Beberapa logam berat yang diperoleh telah melampaui baku mutu adalah Cu, Cd, Cr,Pb, Ni dan Zn, bahkan seluruh wilayah perairan laut di Kota Batam telah tercemar oleh Zn, sedangkan Cu dan Pb telah mencemari sebagian besar wilayah perairan laut di Kota Batam kecuali perairan laut di Kecamatan Sei Beduk. Demikian halnya dengan BOD5, yang dijumpai pada seluruh wilayah perairan laut di Kota Batam dalam keadaan sudah tidak memenuhi baku mutu.

Berdasarkan kondisi riilnya, ekosistem mangrove di Kota Batam pada umumnya telah mengalami tekanan akibat adanya aktivitas manusia. Aktivitas yang banyak merusak kawasan mangrove adalah adanya alih fungsi (konversi) kawasan mangrove dan reklamasi wilayah pesisir Kota Batam yang sebagian besar dilakukan untuk mendukung pengembangan industri di daerah ini. Kerusakan mangrove tersebut terutama dijumpai di Batam bagian utara yang dalam penelitian ini diwakili daerah Tanjung Uma, Kecamatan Lubuk Baja. Di bagian selatan Batam, kondisi mangrovenya relatif masih lebih baik, terutama mangrove yang berada pada sebagian besar wilayah pesisir Kecamatan Galang. Bebeberapa jenis mangrove yang ditemukan di pesisir Kota Batam, yaitu

Rhizophora sp., Avicennia sp., Xylocarpus granatum, Sonneratia sp., Ceriops

tagal, Aegiceras corniculatum dan Bruguiera sp.

Terumbu karang pada kedalaman perairan laut 3 meter dan 10 meter kondisinya cukup bervariasi, yaitu dari rusak (buruk dan sedang) sampai baik (baik dan baik sekali). Adanya kualitas perairan laut Kota Batam yang tercemar limbah khususnya oleh limbah industri akan mengancam kelangsungan hidup terumbu karang di daerah ini.

Ekositem padang lamun di Barelang (Batam, Rempang dan Galang) kondisinya termasuk jarang hingga sedang dan dapat dikatakan bahwa status padang lamun di daerah ini termasuk dalam kategori rusak.

Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi penurunan hasil tangkapan ikan dan ikan yang tertangkap ukurannya semakin kecil, terutama terjadi pada kegiatan penangkapan ikan karang, udang dan ikan demersal lainnya. Hal ini disebabkan antara lain oleh turunnya kualitas perairan pesisir dan laut karena telah mengalami pencemaran dan terjadinya degradasi fisik hutan mangrove, terumbu karang dan padang lamun.

Sehubungan dengan itu diperlukan adanya arahan kebijakan pengelolaan yang baik dengan memperhatikan semua aspek terkait serta didukung oleh adanya partisipasi aktif dari seluruh komponen yang ada. Untuk itu maka Pemerintah Kota Batam bersama-sama dengan masyarakat dan dunia usaha perlu melakukan kerjasama yang baik dalam melaksanakan pembangunan dan menyelenggarakan pemerintahan berdasarkan kebijakan yang holistik, dengan memperhatikan aspek pelestarian lingkungan hidup. Adanya kebijakan yang holistik ini menjadi dasar dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup secara terpadu, termasuk pengelolaan lingkungan pesisir.

Pengelolaan lingkungan pesisir secara terpadu di Kota Batam menjadi kebutuhan yang perlu segera dilakukan agar dampak negatif dari kegiatan industri dan pengembangannya terhadap lingkungan pesisir dan laut dapat ditekan sekecil mungkin. Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan adanya strategi pengelolaan. Prioritas pertama yang harus dilakukan dari beberapa startegi yang dihasilkan dari penelitian ini adalah melakukan pencegahan dan pengendalaian pencemaran laut oleh industri yang dilakukan secara terpadu dan terencana dengan dukungan peraturan perundang-undangan, kebijakan pemerintah dan kelembagaan pengelola serta sumberdaya manusia yang berkualitas.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dalam rangka untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh adanya aktivitas industri dan pengembangannya terhadap lingkungan hidup khususnya terhadap lingkungan pesisir dan laut di Kota Batam maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan penegakkan hukum secara terus menerus dan konsisten dengan memberikan sanksi yang tegas kepada para pelaku perusakan dan pencemaran lingkungan, khususnya di lingkungan pesisir dan laut

2. Menumbuhkan kesadaran kepada semua pihak khususnya para pengelola industri atau penangung jawab usaha untuk peduli terhadap lingkungan dengan melakukan pengelolaan limbah dari hasil usahanya dalam rangka menekan resiko terjadinya pencemaran, kerusakan ekosistem dan sumberdaya alam di wilayah pesisir dan laut.

3. Dalam pemanfaatan ruang atau kawasan bagi suatu peruntukkan harus berpedoman pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batam yang dibuat secara komprehensif melalui kajian yang didukung dengan data yang akurat. 4. Beberapa strategi pengelolaan yang dihasilkan dari penelitian ini perlu

diaplikasikan dan dijadikan pertimbangan dalam menentukan arah pengelolaan lingkungan pesisir dan laut Kota Batam.

5. Untuk melengkapi hasil penelitian ini maka perlu adanya kajian atau penelitian lanjutan mengenai:

♦ Model pengelolaan lingkungan pesisir dan laut Kota Batam secara terpadu.

♦ Analisis kesesuaian lahan dan daya dukung lingkungan Kota Batam.

♦ Pola penyebaran polutan dan dampaknya terhadap produktivitas perairan laut Kota Batam pada setiap musim.

♦ Kajian terhadap jenis limbah dari masing-masing industri yang potensial dapat mengancam kelestarian ekosistem dan sumberdaya hayati lainnya yang ada di lingkungan pesisir dan laut Kota Batam.

♦ Kajian dampak pencemaran laut terhadap kesehatan masyarakat pesisir Kota Batam.

Dokumen terkait