• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan

1. Pengalaman bekerja mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan panen dengan nilai pembobotan sebesar 0,233. Dimana karyawan yang telah berpengalaman kerja lebih tinggi mampu menghasilkan jumlah panen yang lebih banyak daripada karyawan yang belum berpengalaman.

2. Umur mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan panen dengan nilai pembobotan sebesar 0,133. Dimana umur yang masih tergolong produktif mampu menghasilkan jumlah panen yang lebih banyak daripada umur yang tergolong tidak produktif.

3. Kemampuan karyawan dalam memanen satu hari mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan dengan nilai pembobotan sebesar 0,267. Kemampuan ini merupakan kemampuan potensi dalam diri atau individu yang erat kaitannya dengan keahlian yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan panen.

4. Kemampuan kerjasama karyawan panen dengan buruh panennya mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan panen dengan nilai pembobotan sebesar 0,2 Kemampuan karyawan panen melakukan kerjasama dengan buruh panennya mampu mengkoordinasikan pembagian kerja sehingga jumlah panen yang diinginkan dapat tercapai

5. Tingkat pendidikan karyawan panen mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan panen dengan nilai pembobotan sebesar 0,067. Dimana karyawan yang memiliki pendidikan SLTP dan SLTA relative lebih tinggi dari pada karyawan yang memiliki pendidikan SD.

6. Kondisi alat-alat panen yang dimiliki oleh karyawan panen dapat mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan panen dengan nilai pembobotan sebesar 0,1. Alat-alat panen merupakan bagian penting dalam meningkatkan jumlah hasil panen.

7. Kemampuan pimpinan dalam memberikan instruksi kerja mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan panen dengan nilai pembobotan sebesar 0,2.

Kemampuan pimpinan terlihat pada pembagian kerja, waktu kerja sehingga dapat menghasilkan jumlah panen yang baik.

8. Adanya premi yang diberikan terhadap karyawan panen mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan panen dengan nilai pembobotan sebesar 0,3. Adanya premi sangat memotivasi karyawan panen untuk dapat menciptakan jumlah hasil panen yang baik.

9. Adanya kompensasi tidak langsung yang diberikan perusahaan mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan panen dengan nilai pembobotan sebesar 0,267. Adanyakompensasi tidak langsung dapat memotivasi karyawan panen untuk dapat meningkatkan kinerja yang berhubungan kepada jumlah hasil panen. 10.Adanya sanksi mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan dengan nilai

pembobotan sebesar 0,133. Dengan adanya sanksi, menciptakan kondisi yang teratur sehingga kinerja karyawan panen dapat terjaga dengan baik dan terus meningkat.

11.Infrastruktur kebun seperti jalan menuju tempat panen mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan panen dengan nilai pembobotan sebesar 0,1. Infrastruktur merupakan faktor yang mempengaruhi efesiensi waktu dengan tujuan menjaga dan meningkatkan kinerja karyawan panen.

12.Strategi Strenght dan Opportunities (SO) yaitu pemanfaatkan pengalaman kerja yang tinggi, kemampuan memanen yang tinggi untuk meningkatkan premi.(S1,S2,02), meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil dengan kemampuan pimpinan/kepemimpinan serta didukung pengalaman kerja yang tinggi, kemampuan karyawan yang tinggi dan umur yang produktif . (O1,S1,S2,S3), dan pemberian kompensasi tidak langsung dapat meningkatkan kemampuan karyawan dalam peningkatan kinerja (O3,S3) serta Pemanfaatan sanksi, serta kemampuan pmpinan dalam memberikan instruksi sehingga tetap tercipta etos kerja dan kemampuan kerja yang tinggi (O1,O2,S1)

13.Strategi Weakness dan Opportunities (WO) yaitu pemanfaatan kemampuan pimpinan dapat mengatasi pendidikan karyawan panen yang relatif rendah (O1,W1), pemanfaatan Kemampuan pimpinan dalam meninjau kondisi alat- alat panen karyawan panen yang relatif tidak baik (O1,W2), dan pemberian

kompensasi tidak langsung meminimalisasi keadaan kondisi alat-alat panen yang dimiliki karyawan yang relatif tidak baik. (O3,W2)

14.Strategi Strenght dan Threat (ST) yaitu pemanfaatan pengalaman kerja dalam mengatasi jalan lokasi panen yang kurang baik (S1,T1) dan meningkatkan Kemampuan karyawan dengan melihat kondisi jalan yang kurang baik di saat musim hujan ( S2,T1)

15.Strategi Weakness dan Threat (ST) yaitu perlu adanya pengkajian terhadap Kondisi alat-alat panen dengan infrastruktur jalan lokasi panen sehingga adanya suatu proses perbaikan (W2,T1)

16.Strategi peningkatan kinerja karyawan panen di Kebun Rambutan PT.Perkebunan Nusantara yang digunakan adalah strategi agressif.

Saran

Disarankan agar lebih memperhatikan potensi karyawan panen serta fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dimiliki oleh karyawan panen dalam peningkatan kinerja karyawan panen sehingga tercapai tujuan yaitu kualitas dan kuantitas yang diinginkan. Dan diharapkan kepada peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai pengembangan karyawan staff di Kebun Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, M and Deasler. 1992. Human Resources Management and

Appalication. New York :Mc Graw- Hill Book Company.

Ahmad, R. 1998. Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Utara.Jakarta ; PT. Gramedia Pustaka Utama.

Albert, H. 1997. Karyawan di Perusahaan. Surabaya: Yuridis Pustaka. Andi, S, Moenir. 1983. Pengembangan Karyawan. Yogyakarta: Andi off Set. Anwar Prabu Mangkunegara. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Bandung; Penerbit Remaja Rosdakarya.

Anwar Prabu Mangkunegara. 2003. Perencanaan dan Pengembangan Sumber

Daya Manusia. Bandung: Penerbit Refika Aditama.

Anwar Prabu Mangkunegara. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung: Penerbit Refika Aditama.

Arikunto, S.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Cheudden, P and Sherman, K. 1984. Human Behaviour at Work. New York :Mc Graw- Hill Book Company.

Dale, A, Timpe.1992. Company to Success (Terjemahan Wawan Setiawan). Jakarta. PT.Gramedia Pustaka Utama.

Dinas Perkebunan SUMUT. 2008. Perkebunan Sawit Sumatera

Utara.www.sumut.go.id.diakses pada tanggal 12 Juni 2010.

Flippo, J. 1984. Organizational situation. New Jersey: Van Nonstrand Company, Inc.

Fred,L. 2002. Handbook of Human Resources Administration. New York :Mc Graw- Hill Book Company.

Hasibuan, M. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: CV. Haji Masagung.

Humas Kebun Rambutan PTPN III. 2008. Kebun Rambutan PTPN III. Sumatera Utara.

Humas PTPN III. 2007. Pertambahan Aset PTPN III. Sumatera Utara. Humas PTPN III. 2008. Kebun Rambutan PTPN III. Sumatera Utara.

Humas PTPN III. 2010. Kategori Kebun Terbaik PTPN III. Kebun Rambutan. John, M,Ivancevich and Michael, T, Matterson. 1999. Human Resources

Development. Pittsburgh: University of Piitsburgh.

Mathis, R dan Jackson, W.2006. Human Resources Development (Track MBA

series/terjemahan). Jakarta; Prestasi Pustaka

Mercant, U. 1998. Motivasi dalam Perusahaan. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Moekijat, T.1991. Perilaku Karyawan di Perusahaan. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Mosher, A.T. 1997. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jakarta : Yasa Guna.

Rangkuti, F. 2008. Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.

Ravianto, S. 1995. Kinerja dan Pengembangan Karyawan. Jakarta: Group Gramedia.

Schmith, C and Ferguson, M.1990. Tofografi Kebun Rambutan. Sumatera Utara. Sikula, N.1981. Multicultural karyawan. Jakarta: Penerbit Yayasan Obor

Indonesia.

Soeharsono, S. 1987. Organisasi Perusahan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Stoner, A, Freddy. 2005. Human Resources Management. New York; West Publishing Company.

Sugiat, M.2006. PTPN III Dalam Pencapaian Target. Medan-Sumatera Utara. Supardi Suwandi dan Anwar Sukanto. 2004. Teori Kinerja Karyawan.

Susanto, H.1997. Problema Karyawan Perusahaan Besar. Bandung: Surya Pustaka.

Wearther, B dan Keith Davis. 1989. Human Resources and Personel

Management. New York :Mc Graw- Hill Book Company.

Yasin, M. 2003. Pertanian sebagai Sektor Penting di Perkembangan Ekonomi

dunia. Yogyakarta; Penerbit UGM-Press.

Lampiran I. Pembobotan Faktor Strategis Internal

Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot

7. Pengalaman bekerja 0,3

8. Umur 0,267

9. Kemampuan kerja sama karyawan panen dengan Buruh panennya 0,2

10.Tingkat pendidikan karyawan panen 0,133

11.Kondisi alat-alat panen yang dimiliki karyawan panen 0,1

Lampiran II. Pembobotan Faktor Strategis Eksternal

Faktor-Faktor Strategi Eksternal

Bobot

1. Kemampuan pimpinan dalam memberikan instruksi kerja 0,2 2. Adanya premi yang diberikan berdasarkan jumlah hasil panen 0,267 3. Sikap atasan terhadap karyawan panen0,1

4. Adanya kompensasi tidak langsung yang diberikan oleh perusahaan 0,167 5. Adanya sanksi0,133

6. Infrastruktur kebun seperti jalan untuk ke tempat panen.0,133

Lampiran III . Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFAS)

Faktor-Faktor Strategi Eksternal Bobot rating bobot x rating Peluang

1. Kemampuan pimpinan dalam

memberikan instruksi kerja 0,2 3 0,6

2. Adanya premi yang diberikan

berdasarkan jumlah hasil panen 0,267 3 0,801 3. Adanya kompensasi tidak langsung

yang diberikan oleh perusahaan 0,167 2 0,334

4. Adanya sanksi 0,133 2 0,266

Total 2,001

Ancaman

5. Infrastruktur kebun seperti jalan

untuk ke tempat panen. 0,133 2

0,266

Total 1 120,266