• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Analisa

6. Kesimpulan Umum

Dari kelima subjek dewasa awal di Yogyakarta, lama waktu yang dibutuhkan tiap subjek untuk berproses tidaklah sama. Subjek pertama memerlukan waktu sekitar satu tahun untuk bisa mengiklaskan kepergian ayahnya. Sedangkan subjek kedua memerlukan waktu sekitar 100 hari untuk mengiklaskan kepergian ayahnnya. Subjek ketiga mendapatkan keiklasan yang utuh saat subjek duduk di bangku kuliah. Sementara itu subjek keempat menyatakan

bahwa dirinya tidak memerlukan waktu lama untuk bakit dari rasa sedih. Pada subjek kelima penerimaan akan kepergian ibunya di dapat sekitar 40 hari kepergian ibunya.

Walaupun para subjek memerlukan waktu yang bervariasi untuk menerima kematian orang tua mereka, para subjek dapat berproses mengenai kematian ayah atau ibu mereka dan berhasil mengubah sifat negatif mereka menjadi lebih baik. Kelima subjek tidak menyangka akan kepergian ayah atau ibu mereka. Penerimaan akan kepergian ayah atau ibu terlihat sangat sulit bagi subjek 1, 2, 3, dan 5. Di sisi lain penerimaan subjek 4 akan kepergian ayah dirasa lebih mudah.

Seperti yang kita lihat pada subjek yang keempat, dimana hubungan subjek dengan ayahnya tidak begitu baik, subjek tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk berduka. Subjek dengan segera menerima kepergian ayahnya. Subjek keempat lalu mengubah fokusnya pada status barunya sebagai kepala keluarga dan tidak terlalu mendalami proses berduka itu sendiri. Sedangkan pada subjek pertama, kedua, ketiga dan kelima memiliki hubungan yang baik dengan orang tua mereka yang meninggal. Hubungan anak dengan orang tua yang kuat inilah yang membuat keempat subjek tersebut tidak dapat langsung bangkit dari rasa berdukanya. Keempat subjek memerlukan waktu untuk berproses mengolah rasa duka hingga sampai pada pencapaian titik balik.

Kelima subjek berusaha untuk maju dan bergerak ke depan. Kelima subjek memiliki struktur narasi progresif. Struktur narasi progresif tanpa penyesalan hanya ditemukan pada subjek yang pertama dan keempat. Keadaan hubungan para subjek dengan orang tua mereka sangat bertolak belakang. Subjek pertama adalah sosok anak yang sangat dekat dengan ayahnya sedangkan di sisi lain subjek keempat memiliki hubungan yang renggang dengan ayahnya. Perbedaan hubungan antara subjek pertama dan keempat dengan orang tua juga menciptakan perbedaan pada penerimaan mengenai kepergian orang tua. Subjek pertama memerlukan waktu kurang lebih satu tahun untuk menerima kepergian ayahnya sedangkan subjek keempat tidak memakan banyak waktu untuk menerima kepergian ayahnya. Ciri-ciri struktur narasi progresif adalah berhasilnya subjek pertama dan subjek keempat untuk mendapatkan titik balik dan tidak adanya penyesalan di dalam diri mereka masing-masing sehingga mereka mampu merubah diri mereka ke arah yang lebih positif.

Sedangkan untuk subjek kedua, ketiga, dan kelima masuk kedalam kategori struktur narasi progresif dengan penyesalan. Ketiga subjek memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang tua mereka. Ketiga subjek tidak berhasil untuk menerima kepergian orang tua mereka karena posisi ketiga subjek sedang tidak bersama dengan orang tua mereka saat peristiwa kematian. Selain itu ketiga subjek mengetahui kepergian orang tua mereka saat mereka sampai ke

rumah sakit dan rumah mereka. Akan tetapi penyesalan yang dialami oleh para subjek tidak mempengaruhi struktur narasi mereka. Penyesalan tidak merubah struktur narasi mereka karena ketiga subjek berhasil menemukan titik balik dan makna dari peristiwa. Ditambah lagi dengan berhasilnya para subjek untuk berubah menjadi lebih positif.

Di sisi lain hubungan yang dekat dengan orang tua membuat ketiga subjek terkejut atas kepergian yang mendadak. Ditambah lagi dengan ketiga subjek merasa bahwa masih ada ganjalan yang menyebabkan mereka masih ingin kembali ke masa lalu dan berusaha memperbaiki kesalahan mereka. Empat hal diatas membuat ketiga subjek sulit menerima kepergian orang tua mereka. Walaupun ketiga subjek berhasil menemukan titik balik dimana mereka berhasil berubah menjadi orang yang lebih baik, akan tetapi ketiga subjek masih bertahan di masa lalu. Bertahannya subjek pada pengandaian “andai aku bisakembali ke masa lalu” akan membuat dirinya tertahan dan tidak akan maju menjadi seseorang yang lebih baik.

Dapat dilihat bahwa subjek yang mengalami maju-mundurnya fase berduka adalah subjek pertama, kedua, ketiga dan keempat. Kepergian yang terjadi secara mendadak menyebabkan subjek pertama dan ketiga sulit menerima kepergian itu sendiri. Hal ini menyebabkan subjek pertama dan ketiga kembali ke fase yang pertama walaupun sudah melalu fase yang kedua dan ketiga.

Walaupun sempat mundur, subjek pertama dan ketiga bisa maju menuju fase akhir karena mendapatkan dukungan yang cukup banyak dari lingkungan sekitar mereka. Di sisi lain untuk subjek yang kedua, walaupun sudah mendapat sedikit masukan mengenai kemungkinan bahwa ayahnya akan meninggal, subjek tetap mengalami kesulitan dalam proses berduka yang ia hadapi karena subjek sedih tidak bisa menemani di saat terakhir ayahnya dan subjek merasa tidak mendapatkan dukungan dari lingungan sekitarnya. Untuk subjek kedua kemunduran fase terjadi saat subjek sudah masuk fase keempat, kemudian kembali ke fase ketiga karena subjek memerlukan dukungan sosial.

Lain halnya dengan subjek keempat, subjek melompati fase yang pertama dan kedua lalu langsung masuk kedalam fase yang ketiga. Hal ini dikarenakan renggangnya hubungan subjek dengan orang tuanya dan kewajiban baru yang subjek dapatkan lebih menyita fokusnya dibandingkan dengan rasa sedih yang ia rasakan. Ditambah lagi subjek tidak mendapat dukungan yang ia harapkan dari lingkungan sekitarnya. Subjek mengalami kemunduran fase saat dirinya sudah berada di fase kelima. Hal yang menyebabkan dirinya mundur karena subjek menemukan sebuah pola pikir yang positif ketika subjek berusaha belajar menjalani hidup tanpa ayahnya.

Sedangkan untuk subjek kelima menjalani fase yang berurutan. Subjek kelima mengalami proses berduka dengan berutan. Hal ini

dikarenakan subjek mendapatkan banyak dukungan dari lingkungan sekitarnya, sehingga subjek mampu melewati rasa duka yang ia rasakan.

Dokumen terkait