BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Pangan
2.2.2 Ketahanan Pangan
Dalam ayat 4 pasal 1 UU Nomor 18 Tahun 2018 tentang pangan, menyatakan bahwa Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan
terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
2.4 Hipotesis Kerja
Hipotesis merupakan jawaban sementara peneliti terhadap penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian kualitatif, hipotesis tidak diuji, tetapi diusulkan (suggested, recommended) sebagai satu panduan dalam proses analisis data.
Hipotesis kerja adalah hipotesis yang bersumber dari kesimpulan teoritik, sebagai pedoman untuk melakukan penelitian (Umar 2010:38). Penulis merumuskan hipotesis kerja dalam penelitian ini, yaitu Implementasi Program Penganekaragaman Konsumsi Pangan dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan di Kabupaten Padang Lawas menggunakan teori Van Meter Van Horn meliputi;
Standard an Sasaran Kebijakan / Ukuran dan Tujuan Kebijakan; Sumber-sumber Kebijakan; Komunikasi Antarorganisasi dan Kegiatan-kegiatan Pelaksana;
Karakteristik Badan-badan Pelaksana; Kondisi Ekonomi, Sosial dan Politik dan Kecenderungan Pelaksana
2.5 Defenisi Konsep
Konsep merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak, kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 2008). Untuk itu, penulis mendefinisikan konsep-konsep yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang
diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan.
2. Gizi adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam Pangan yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, air, dan komponen lain yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.
3. Rencana Aksi Pangan dan Gizi merupakan pedoman dalam upaya pembangunan pangan dan gizi dalam mendukung pelaksanaan pembangunan daerah dalam bentuk arah kebijakan strategi dan program serta kegiatan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana mendeskripsikan Implementasi Program Rencana Aksi Pangan dan Gizi Di Kabupaten Padang Lawas.
3.2 Lokasi Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di latar belakang untuk melihat dan mendeskripsikan Implementasi Program Rencana Aksi Pangan dan Gizi Di Kabuaten Padang Lawas maka penelitian ini dilakukan di Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara.
3.3 Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif deskriptif ditentukan dengan teknik purposive sampling dan snowball sampling.
Sugiyono berpendapat yang dimaksuddengan purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu sedangkan snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data yang pada
awalnya sedikit lama-lama menjadi besar.Menurut Suyanto (2005:108) informan peneliti terdiri dari informan kunci, informan utama, informan tambahan. Berikut uraian informan peneliti:
1. Informan Kunci
Informan kunci (key information) adalah mereka yang mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.Informan kunci dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Padang Lawas.
2. Informan Utama
Informan Utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti.Informan utama dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang Pangan dan Konsumsi Dinas Ketahanan Pangan Padang Lawas.
3. Informan Tambahan
Informan tambahan adalah mereka yang memberikan informasi walaupun tidak terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.Informan tambahan dalam penelitian ini adalah Stakeholder program dan masyarakat.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Agar dapat mengetahui dan mendeskripsikan penelitian terkait Implementasi Program Rencana Aksi Pangan dan Gizi Di Kabuaten Padang Lawas maka metode penelitian yang digunakan yaitu Field Research(penelitian lapangan). Penelitian lapangan (Field Research) meliputi;
1. Obsevasi yaitu kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.
2. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh keterangan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara.
3. Dokumentasi yaitu salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dengan wawancara secara mendalam(in depth interview), yaitu mengajukan petanyaan demi pertanyaan hingga peneliti jenuh dengan jawaban yang disampaikan. Miles dan huberman dalam (Sugiyono 2012), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.Dalam melakukan analisis data, ada langkah langkah yang dilakukan menurut miles dan huberman, yaitu:
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh peneliti segera dianalisis melalui reduksi data.mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal hal yang penting, dicari tema dan polanya.Hal ini mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan dan hubungan antar kategori. Dengan menyajikan data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap, sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis, atau teori. Jadi, teknik analisis data kualitatif yaitu dengan menyajikan data dengan melakukan analisa terhadap masalah yang ditemukan dilapangan, sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti kemudian menarik kesimpulan.
3.6 Teknik Keabsahan Data
Mengenai observasi dan mengurangi resiko interpretasi yang salah dengan mempergunakan berbagai sumber-sumber Teknik Keabsahan Data.Guna mendapatkan hasil penelitian yang baik, perlu dilakukan validitas (pengabsahan) data.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode triangulasi data.
Triangulasi adalah suatu cara mendapatkan data yang benar-benar absah dengan metode ganda. Triangulasi adalah suatu pendekatan riset yang memakai suatu kombinasi lebih dari satu strategi dalam satu penelitian untuk menjaring data atau
informasi.Pendekatan triangulasi yang diterapkan dalam penelitian ilmu sosial dapat memperkuat kesimpulan informasi. Triangulasi tidak hanya membandingkan data dari berbagai sumber data, akan tetapi juga mempergunakan berbagai teknik dan metode untuk meneliti dan menjaring data/informasi dari fenomena yang sama.
Penelitan ini menggunakan jenis triangulasi data dan metode. Teknik triangulasi data dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh melalui wawancara antara subjek penelitian yang satu dengan yang lain. Kemudian, teknik triangulasi metode digunakan dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap informan dengan hasil pengamatan penulis yang berkaitan dengan mendeskripsikan Implementasi Program Rencana Aksi Pangan dan Gizi Di Kabuaten Padang Lawas.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 DeskripsiLokasi Penelitian
Deskripsi penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum Kabupaten Padang Lawas dan gambaran umum Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Padang Lawasyang merupakanpelaksana Program Aksi Pangan dan Gizi Daerah di Kabupaten Padang Lawas. Hal tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:
4.4.1 Gambaran Umum Kabupaten Padang Lawas 4.1.1.1 LetakGeografis
Gambar 4.1 : Peta Kabupaten Padang Lawas
Sumber: Kabupaten Padang Lawas dalam angka 2015
Kabupaten Padang Lawasterletakantara1° 26’ - 2° 1’Lintang Utara dan91°
01’ - 95° 53’BujurTimurdenganketinggian0 – 1.915 meter di ataspermukaanlaut.
Kabupaten Padang LawasberbatasandenganKabupatenPadang Lawas Utara di sebelah Utara, di sebalah Timur Provinsi Riau, di Selatan Kabupaten Mandailing Natal dan Provinsi Sumatera Barat, dan di sebelah Barat Kabupaten Tapanuli Selatan. Kabupaten Padang Lawasmerupakansalahsatu hasil pemekarankabupaten Tapanuli Selatan di Sumatera Utara denganluasdaerahsekitar4.229,94 km².Kabupaten Padang Lawas dilihat dari topogarafinya dengan kemiringan tanah:
1. Datar : 26.863 Ha (6,35 %) 2. Landai : 48.739 Ha (11,52 %) 3. Berbukit-bukit : 67.664 Ha (16 %) 4. Bergunung : 279, 733 Ha (66,13 %)
4.1.1.2 Visi Misi Kabupaten Padang Lawas
Visi Kabupaten Padang Lawas ialah: "Menjadi Padang Lawas Yang Beriman, Cerdas, Sehat, Sejahtera dan Berbudaya Dalam Sistem Pemerintahan Yang Bersih, Akuntabel, Transparan, dan Berkeadilan, Bertumpu Pada Ekonomi Kerakyatan Dalam Ridho Tuhan Yang Maha Esa"
Penjelasan makna atas pernyataan Visi dimaksud adalah Beriman :Mengandung pengertian bahwa:
1. Terwujudnya manusia seutuhnya yang senantiasa menyandarkan segala niat, pola pikir, tindakan dan perbuatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pengamalan nila-nilai keagamaan yang tercermin dari perilaku berahlak mulia, berbudaya, produktif, serta mampu bekerjasama.
3. Terciptanya kerukunan antar umat beragama.
Cerdas : Mengandung pengertian seluruh komponen sumber daya di Kabupaten Padang Lawas baik sumber daya manusia aparatur maupun masyarakat harus:
1. Memiliki kualitas, kompetensi, keterampilan, dan menguasai informasi.
2. Produktif, mandiri, dinamis, kreatif dan inovatif.
3. Jujur, beretika dan mempunyai integritasserta memiliki kepedulian sosial serta bahwa keyakinan beragama menjadi landasan pengikat kebersamaan dalam seluruh aspek penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.
Misi Kabupaten Padang Lawas ialah:
1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang demokratis, bersih, akuntabel, transparan serta efektif dan efisien.
2. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan.
3. Meningkatkan kualitas kemakmuran ekonomi dan kesejahteraan sosial.
4. Meningkatkan pengelolaan/ pemanfaatan sumber daya alam untuk peningkatan taraf hidup dan kelestarian lingkungan hidup.
5. Membangun masyarakat yang religius dan kerukunan antar maupun intra umat beragama.
Gambar 4.2 : Lambang Kabupaten Padang Lawas
Sumber:www.padanglawaskab.go.id, 2019
4.1.1.3 Pengertian Lambang (Makna Lambang)
1. Potensi Primadona Daerah yang dituangkan dalam gambar/ label Siala Sampagul dibagi tiga bagian yaitu:
a. Pohon Sawit (Warna Hijau dengan buah merah hati) b. Pohon Karet (Warna Coklat)
c. Pertanian (Warna Kuning persawahan)
2. Bukit Barisan yang diartikan bahwa sumber daya alam yang memberikan kemakmuran kepada masyarakat.
3. Harapan dari masyarakat kabupaten yang dituangkan dalam logo adalah:
a. Buku / kitab menggambarkan harapan masyarakat Padang Lawas sebagai masyarakat yang berilmu dan agamais
b. Kubah mesjid menggambarkan harapan masyarakat yang taat beragama yang mengakui Ketuhanan Yang Maha Esa
c. Padi dan kapas menggambarkan harapan masyarakat yang sejahtera
4. Semboyan / Selogan lambang daerah ini mempunyai moto "Rim Nitahi Dogogona" yang berarti atas musyawarah segenap unsur pemerintahan dan unsur masyarakat lainnya mempunyai kekuatan yang utuh untuk mencapai tujuan bersama.
5. Lambang daerah ini berbentuk oval dengan pinggiran bergaris warna kuning.
6. Rantai melambangkan hubungan kekeluargaan masyarakat yang tidak terpisahkan karena ikatan keterikatan Dalihan Natolu.
7. Tombak dan Pedang melambangkan keadilan.
8. Ulos warna merah, biru tua, dan hitam dengan manik warna putih, hitam dan merah melambangkan budaya adat Batak Mandailing, melambangkan adat Batak.
9. Tulisan pada Ulos adalah Padang Lawas.
10. Siala Sampagul menggambarkan kekompakan masyarakat dan menggambarkan bahwa Kabupaten Padang Lawas adalah pecahan dari Kabupaten induk Tapanuli Selatan.
11. 2 (Dua) sungai melambangkan sejarah keberadaan penduduk bermukim disekitar sungai pada sekitar sungai Barumun dan sungai Sosa yang bergabung dalam kesatuan wilayah masyarakat Padang Lawas.
12. Pengertian warna logo adalah :
a. Hijau artinya kesejukan dalam kehidupan bermasyarakat b. Merah artinya berani memperjuangkan kemakmuran c. Kuning artinya keadaan hidup yang gemilang
d. Putih artinya tekad yang suci
e. Hitam artinya kekal dan abadiBiru artinya kesetiaan dan kejujuran dalam bermasyarakat
4.2 Implementasi Program Rencana Aksi Pangan dan Gizi Daerah
Penanganan masalah pangan gizi memerlukan rencana yang melibatkan multisektor, perbaikan gizi tidak dapat dicapai hanya melalui sektor kesehatan saja mengingat sektor kesehatan hanya berperan dalam penyembuhan/penanganan berbagai masalah gizi. Pencegahan terjadinya masalah gizi memerlukan kontribusi dari berbagaisektor, masalah gizi merupakan upaya lintas sektor untuk mengantisipasi penyebablangsung, tidak langsung, dan akar masalah.
Pemerintah daerah bertanggung jawab untuk mencapai indikator kinerja yang telahditetapkan, namun dalam melaksanakan usaha untuk mencapai target tersebut, komponennon pemerintah yaitu pelaku usaha, media, mitra pembangunan, dan masyarakat harusturut mengambil peran. Adanya koordinasi dan kolaborasi yang baik antara pemerintahdan non pemerintah dengan tujuan yang sama akan meningkatkan kapasitas danmeningkatkan efektifitas pekerjaan yang dilakukan. Untuk mencapai output yangditetapkan perlu dilakukan intervensi melalui program kesehatan maupun non kesehatanyang diwujudkan melalui berbagai kegiatan. Intervensi yang dilakukan mencakup intervensi gizi spesifik dan sensitif yang didukung oleh faktor pemungkin.
Tujuan utama dari Program Rencana Aksi Pangan dan Gizi Daerah ingin diwujudkan dengan adanya perbaikan pangan dan gizimelalui pendekatan multisektor adalah terbentuknya sumber daya manusia yang cerdas,sehat, produktif secara berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi. Dengan demikian
konsepketahanan pangan dan gizi yang luas bertolak pada tujuan akhir dari ketahanan panganyaitu tingkat kesejahteraan manusia.Status gizi masyarakat yang baik ditunjukkan oleh keadaan tidak adanya masyarakat yangmenderita kelaparan dan gizi kurang. Keadaan ini secara tidak langsung menggambarkanakses pangan dan pelayanan sosial yang merata dan cukup baik.
DalampelaksanaanProgram Rencana Aksi Pangan dan Gizi Daerah Kabupaten Padang Lawas dibentuk sebuah Tim berdasarkan Surat Keputusan Bupati Padang Lawas Nomor: 050/153/KPTS/2017 tentangTim Pengarah, Tim Teknis dan Sekretariat Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pangan danGizi Multisektor Kabupaten Padang Lawas Tahun 2017. Susunan keanggotaan Rencana AksiDaerah Pangan dan Gizi (RAD PG) Kabupaten Padang Lawas sebagai berikut:
I. Tim Pengarah
Penanggungjawab : Bupati Padang Lawas
Ketua : Sekretaris Daerah Kabupaten Padang Lawas Wakil Ketua : Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris : Kepala Bappeda Kabupaten Padang Lawas II. Tim Teknis
Ketua : Kepala Bappeda Kabupaten Padang Lawas Sekretaris : Kepala Dinas Ketahanan Pangan
Anggota : 1. Kasubbag Program Informasi Dinas Kesehatan 2. Kasubbag Program Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan
3. Seksi Penyusunan Program Dinas Pekerjaan
Umum
4. Kasubbag Perencanaan dan Keuangan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman &
Perhubungan
5. Kasubbag Perencanaan Dinas Pengendalian Penduduk & Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak
6. Kasubbag Perencanaan & Pelaporan Dinas Sosial 7. Kasubbag Perencanaan dan Evaluasi Dinas
Ketahanan Pangan
8. Kasubbag Perencanaan dan Keuangan Dinas Komunikasi dan Informatika
9. Kasubbag Program Dinas UKM, Perindustrian dan Perdagangan
10. Kasubbag Perencanaan dan Evaluasi Dinas Perikanan dan Peternakan
11. Kasubbag Program Dinas Pertanian 12. Kasubbag Penyusunan Program Badan Perencanaan Pembangunan Daerah III. Sekretariat
Ketua : Kabid Ekonomi dan Sumber Daya Alam Sekretaris : Kasubbid Industri, Inovasi Sumber Daya Alam Anggota : Kasubbid Ekonomi dan Pembangunan
Adapun peranan maupun tugas dan tanggung jawab di segala sektor dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tim Pengarah :
a. Memberikan arahan dalam penyusunan RAP-GD antara lain koordinasi penyusunan, kebijakan yang perlu dimasukkan dalam RAD-PG, serta kegiatanprioritas yang diperlukan;
b. Menyampaikan laporan penyusunan RAP-GD kepada Gubernur/
Bappedasu;
c. Memberikan arahan dalam pelaksanaan RAP-GD termasuk kebijakan pelaksanaan dan strategi melaksanakan kegiatan prioritas
d. Memberikan arahan kebijakan pemantauan dan evaluasi e. Menyampaikan laporan hasil evaluasi kepada Gubernur
2. Tim Teknis:
a. Bertanggung jawab terhadap kegiatan penyusunan RAD-PG;
b. Melakukan penyusunan RAD PG mulai dari membuat jadwal dan rencana kerja, mencari dan mengumpulkan bahan yang diperlukan, melakukan penyusunan sampai menghasilkan draft untuk disampaikan kepada Tim Pengarah.
c. Menyampaikan draft RAP-GD kepada tim pengarah untuk proses lebih lanjut.
d. Mensosialisasi RAP-GD kepada seluruh pemangku kepentingan e. Mengordinasikan dan melakukan pelaksanaan RAD-PG.
f. Menjalankan strategi untuk peningkatan efektifitas pelaksanaan sesuai masukan Tim Pengarah.
g. Mengordinasikan dan melaksanakan pemantauan dan evaluasi h. Menyiapkan laporan hasil pemantauan dan evaluasi
4.3 Identitas Informan
Berikut adalah hasil data mengenai identitas informan dalam penelitian ini, yakni tiga belas (13) orang informan penelitian melalui wawancara:
1. Bapak Ahmad Rusli, S.H, selaku Kabid Perumahan Kabupaten Padang Lawas.
2. Bapak Safran Ilyas Nst, selaku Kabid Cipta Karya Kabupaten Padang Lawas.
3. Bapak Khoirul Anwar Nasution, selaku Kasubag Perencanaan dan Keuangan Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Padang Lawas .
4. Ibu Ertina, selaku Anggota KRPL KB Implan Kabupaten Padang Lawas.
5. Bapak Ali Amrin, selaku Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Padang Lawas.
6. Ibu Evridawati Sitompul, selaku Kasubag Perencanaan dan Keuangan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Padang Lawas.
7. Bapak Saifullah, selaku Kassubag Perencanaan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Padang Lawas.
8. Ibu Nova Harahap, selaku Kasi Jaminan BerKB Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Padang Lawas.
9. Bapak Rio Andhoko, selaku Kasubag Program Dinas Pertanian Kabupaten Padang Lawas.
10. Bapak Hasrul Sanif Siregar, S.H, selaku Kasubag Program Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Padang Lawas.
11. Ibu Wiwi Andriyani, selaku Kasi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Padang Lawas untuk mengimplementasikan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) di Kabupaten Padang Lawas.
12. Ibu Beni Fauziah, dan juga Kasi Kefarmasian Kabupaten Padang Lawas dalam perencanaan dan pengimplementasian instalasi farmasi.
13. Ibu Seri Juaniantin Harahap, selaku Kasubid Industri, Inovasi Sumber Daya Kabupaten Padang Lawas.
Dapat kita lihat di atas informan yang berasal dari berbagai dinas-dinas maupun SKPD di Kabupaten Padang Lawas terkait guna untuk mengimplemenasi pelaksanaan Program Rencana Aksi Pangan dan Gizi Daerah agar dapat mempermudah pelaksanaan dilapangan. Dan untuk melancarkan Program Rencana Aksi Pangan dan Gizi Daerah di Kabupaten Padang Lawas dapat dikelompokkan kedalam beberapa pilar, yaitu:
1. Perbaikan Gizi Masyarakat, melibatkan Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pengendalian Penduduk & keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan &Perlindungan Anak, Dinas Sosial.
2. Aksesibilitas Pangan yang Beragam, melibatkan Dinas Ketahanan Pangan, DinasPertanian, Dinas Perikanan dan Peternakan,
3. Peningkatan Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan, melibatkan Dinas Kesehatan,Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan.
4. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, melibatkan Dinas Kesehatan, DinasPerumahan Kawasan Permukiman dan Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, DinasPendidikan dan Kebudayaan.
5. Kelembagaan Pangan dan Gizi, melibatkan Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan.
4.4 Standart dan Sasaran Kebijakan
Identifikasi indikator-indikator kinerja merupakan tahapan yang krusial dalam analisis implementasi kebijakan. Indikator-indikator kinerja ini menilai sejauh mana ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan telah direalisasikan. Ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan berguna dalam menguraikan tujuan-tujuan keputusan kebijakan secara menyeluruh.
4.4.1 Standart dan Sasaran Kebijakan terkait Program RAP-GD
Dalam pengimplementasian program Rencana Aksi Pangan dan Gizi Daerah Kabupaten Padang Lawas, bertolak ukur pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi.
Berdasarkan peraturan tersebut program Rencana Aksi Pangan dan Gizi Daerah diatur dalam peraturan tersebut untuk pemenuhanan ketahanan pangan dan gizi baik itu di Negara sampai dengan perseorangan serta status gizi dan ketersediaan pangan sudah dijamin oleh Negara.
Dapat dilihat dari situasi pangan dan gizi di Kabupaten Padang Lawas, peningkatan produksi pangan haruslah dikaitkan dengan program kecukupan pangan dan gizi bukan saja untuk memenuhi kecukupan nasional tetapi juga bagi
seluruhgolongan rawan pangan dan gizi. Permasalahan pangan didefinisikan sebagai suatu kondisiketidakmampuan untuk memperoleh pangan yang cukup dan sesuai untuk hidup sehatdan beraktivitas dengan baik untuk sementara waktu dalam jangka panjang.
Dalam Undang-Undang No 18 tahun 2012 menyatakan bahwa Negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi Pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional maupun daerah hingga perseorangan secara merata di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sepanjang waktu denganmemanfaatkan sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal.
Tujuan penyelenggaraan pangan menurut UU No. 18 tahun 2012 adalah:
1. Meningkatkan kemampuan memproduksi Pangan secara mandiri,
2. Menyediakan Pangan yang beraneka ragam dan memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan Gizi bagi konsumsi masyarakat,
3. Mewujudkan tingkat kecukupan Pangan, terutama Pangan Pokok dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat;
4. Mempermudah atau meningkatkan akses pangan bagi masyarakat, terutama masyarakat. rawan Pangan dan Gizi;
5. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas Pangan di pasar dalam negeri dan luar negeri;
6. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang Pangan yang aman, bermutu, dan bergizi bagi konsumsi masyarakat;
7. Meningkatkan kesejahteraan bagi Petani, Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Pelaku Usaha Pangan; dan
8. Melindungi dan mengembangkan kekayaan sumberdaya Pangan nasional.
4.4.1.1 Ketersediaan Bahan Pangan
Produksi tanaman pangan merupakan hal paling penting untuk diperhatikan karenamenyangkut bahan makanan pokok masyarakat yang akan mempengaruhi tingkatketahanan pangan rumah tangga. Pemantauan sangat penting untuk dilakukan mengingatglobal warming yang terjadi pada saat ini menyebabkan pergeseran masa tanam disamping curah hujan yang tinggi.
Pemantauan produksi tanaman pangan dilakukan padatanaman sumber karbohidrat dan protein yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, antaralain padi sawah, padi ladang, jagung, kedelai, ubi kayu, kacang tanah, kacang hijau dan ubi jalar.
Gambar 4.3 : Grafik Produksi Tanaman Pangan (Ton) Kabupaten Padang Lawas
Tahun 2013-2016
Produksi tanaman pangan di Kabupaten Padang Lawas tahun 2016 tidak lebih baikdari tahun 2013. Seperti terlihat pada grafik diatas terjadi penurunan pada beberapakomoditi dalam 4 tahun terakhir. Persentase penurunan produksi
tanaman pangan yangpaling tinggi selama 4 tahun terakhir adalah pada produksi Ubi Jalar yakni mencapai42,67% (402 ton), lalu Kacang Hijau sebesar 35,53 % (54 ton), Kacang Tanah sebesar 21,99% (53 ton), Padi Sawah sebesar 17,02 % (11.344 ton) dan Jagung sebesar 7,12 % (150 ton).Sedangkan komoditi yang
tanaman pangan yangpaling tinggi selama 4 tahun terakhir adalah pada produksi Ubi Jalar yakni mencapai42,67% (402 ton), lalu Kacang Hijau sebesar 35,53 % (54 ton), Kacang Tanah sebesar 21,99% (53 ton), Padi Sawah sebesar 17,02 % (11.344 ton) dan Jagung sebesar 7,12 % (150 ton).Sedangkan komoditi yang