• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

3.6 Teknik Keabsahan Data

Mengenai observasi dan mengurangi resiko interpretasi yang salah dengan mempergunakan berbagai sumber-sumber Teknik Keabsahan Data.Guna mendapatkan hasil penelitian yang baik, perlu dilakukan validitas (pengabsahan) data.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode triangulasi data.

Triangulasi adalah suatu cara mendapatkan data yang benar-benar absah dengan metode ganda. Triangulasi adalah suatu pendekatan riset yang memakai suatu kombinasi lebih dari satu strategi dalam satu penelitian untuk menjaring data atau

informasi.Pendekatan triangulasi yang diterapkan dalam penelitian ilmu sosial dapat memperkuat kesimpulan informasi. Triangulasi tidak hanya membandingkan data dari berbagai sumber data, akan tetapi juga mempergunakan berbagai teknik dan metode untuk meneliti dan menjaring data/informasi dari fenomena yang sama.

Penelitan ini menggunakan jenis triangulasi data dan metode. Teknik triangulasi data dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh melalui wawancara antara subjek penelitian yang satu dengan yang lain. Kemudian, teknik triangulasi metode digunakan dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap informan dengan hasil pengamatan penulis yang berkaitan dengan mendeskripsikan Implementasi Program Rencana Aksi Pangan dan Gizi Di Kabuaten Padang Lawas.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 DeskripsiLokasi Penelitian

Deskripsi penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum Kabupaten Padang Lawas dan gambaran umum Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Padang Lawasyang merupakanpelaksana Program Aksi Pangan dan Gizi Daerah di Kabupaten Padang Lawas. Hal tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:

4.4.1 Gambaran Umum Kabupaten Padang Lawas 4.1.1.1 LetakGeografis

Gambar 4.1 : Peta Kabupaten Padang Lawas

Sumber: Kabupaten Padang Lawas dalam angka 2015

Kabupaten Padang Lawasterletakantara1° 26’ - 2° 1’Lintang Utara dan91°

01’ - 95° 53’BujurTimurdenganketinggian0 – 1.915 meter di ataspermukaanlaut.

Kabupaten Padang LawasberbatasandenganKabupatenPadang Lawas Utara di sebelah Utara, di sebalah Timur Provinsi Riau, di Selatan Kabupaten Mandailing Natal dan Provinsi Sumatera Barat, dan di sebelah Barat Kabupaten Tapanuli Selatan. Kabupaten Padang Lawasmerupakansalahsatu hasil pemekarankabupaten Tapanuli Selatan di Sumatera Utara denganluasdaerahsekitar4.229,94 km².Kabupaten Padang Lawas dilihat dari topogarafinya dengan kemiringan tanah:

1. Datar : 26.863 Ha (6,35 %) 2. Landai : 48.739 Ha (11,52 %) 3. Berbukit-bukit : 67.664 Ha (16 %) 4. Bergunung : 279, 733 Ha (66,13 %)

4.1.1.2 Visi Misi Kabupaten Padang Lawas

Visi Kabupaten Padang Lawas ialah: "Menjadi Padang Lawas Yang Beriman, Cerdas, Sehat, Sejahtera dan Berbudaya Dalam Sistem Pemerintahan Yang Bersih, Akuntabel, Transparan, dan Berkeadilan, Bertumpu Pada Ekonomi Kerakyatan Dalam Ridho Tuhan Yang Maha Esa"

Penjelasan makna atas pernyataan Visi dimaksud adalah Beriman :Mengandung pengertian bahwa:

1. Terwujudnya manusia seutuhnya yang senantiasa menyandarkan segala niat, pola pikir, tindakan dan perbuatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Pengamalan nila-nilai keagamaan yang tercermin dari perilaku berahlak mulia, berbudaya, produktif, serta mampu bekerjasama.

3. Terciptanya kerukunan antar umat beragama.

Cerdas : Mengandung pengertian seluruh komponen sumber daya di Kabupaten Padang Lawas baik sumber daya manusia aparatur maupun masyarakat harus:

1. Memiliki kualitas, kompetensi, keterampilan, dan menguasai informasi.

2. Produktif, mandiri, dinamis, kreatif dan inovatif.

3. Jujur, beretika dan mempunyai integritasserta memiliki kepedulian sosial serta bahwa keyakinan beragama menjadi landasan pengikat kebersamaan dalam seluruh aspek penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.

Misi Kabupaten Padang Lawas ialah:

1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang demokratis, bersih, akuntabel, transparan serta efektif dan efisien.

2. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan.

3. Meningkatkan kualitas kemakmuran ekonomi dan kesejahteraan sosial.

4. Meningkatkan pengelolaan/ pemanfaatan sumber daya alam untuk peningkatan taraf hidup dan kelestarian lingkungan hidup.

5. Membangun masyarakat yang religius dan kerukunan antar maupun intra umat beragama.

Gambar 4.2 : Lambang Kabupaten Padang Lawas

Sumber:www.padanglawaskab.go.id, 2019

4.1.1.3 Pengertian Lambang (Makna Lambang)

1. Potensi Primadona Daerah yang dituangkan dalam gambar/ label Siala Sampagul dibagi tiga bagian yaitu:

a. Pohon Sawit (Warna Hijau dengan buah merah hati) b. Pohon Karet (Warna Coklat)

c. Pertanian (Warna Kuning persawahan)

2. Bukit Barisan yang diartikan bahwa sumber daya alam yang memberikan kemakmuran kepada masyarakat.

3. Harapan dari masyarakat kabupaten yang dituangkan dalam logo adalah:

a. Buku / kitab menggambarkan harapan masyarakat Padang Lawas sebagai masyarakat yang berilmu dan agamais

b. Kubah mesjid menggambarkan harapan masyarakat yang taat beragama yang mengakui Ketuhanan Yang Maha Esa

c. Padi dan kapas menggambarkan harapan masyarakat yang sejahtera

4. Semboyan / Selogan lambang daerah ini mempunyai moto "Rim Nitahi Dogogona" yang berarti atas musyawarah segenap unsur pemerintahan dan unsur masyarakat lainnya mempunyai kekuatan yang utuh untuk mencapai tujuan bersama.

5. Lambang daerah ini berbentuk oval dengan pinggiran bergaris warna kuning.

6. Rantai melambangkan hubungan kekeluargaan masyarakat yang tidak terpisahkan karena ikatan keterikatan Dalihan Natolu.

7. Tombak dan Pedang melambangkan keadilan.

8. Ulos warna merah, biru tua, dan hitam dengan manik warna putih, hitam dan merah melambangkan budaya adat Batak Mandailing, melambangkan adat Batak.

9. Tulisan pada Ulos adalah Padang Lawas.

10. Siala Sampagul menggambarkan kekompakan masyarakat dan menggambarkan bahwa Kabupaten Padang Lawas adalah pecahan dari Kabupaten induk Tapanuli Selatan.

11. 2 (Dua) sungai melambangkan sejarah keberadaan penduduk bermukim disekitar sungai pada sekitar sungai Barumun dan sungai Sosa yang bergabung dalam kesatuan wilayah masyarakat Padang Lawas.

12. Pengertian warna logo adalah :

a. Hijau artinya kesejukan dalam kehidupan bermasyarakat b. Merah artinya berani memperjuangkan kemakmuran c. Kuning artinya keadaan hidup yang gemilang

d. Putih artinya tekad yang suci

e. Hitam artinya kekal dan abadiBiru artinya kesetiaan dan kejujuran dalam bermasyarakat

4.2 Implementasi Program Rencana Aksi Pangan dan Gizi Daerah

Penanganan masalah pangan gizi memerlukan rencana yang melibatkan multisektor, perbaikan gizi tidak dapat dicapai hanya melalui sektor kesehatan saja mengingat sektor kesehatan hanya berperan dalam penyembuhan/penanganan berbagai masalah gizi. Pencegahan terjadinya masalah gizi memerlukan kontribusi dari berbagaisektor, masalah gizi merupakan upaya lintas sektor untuk mengantisipasi penyebablangsung, tidak langsung, dan akar masalah.

Pemerintah daerah bertanggung jawab untuk mencapai indikator kinerja yang telahditetapkan, namun dalam melaksanakan usaha untuk mencapai target tersebut, komponennon pemerintah yaitu pelaku usaha, media, mitra pembangunan, dan masyarakat harusturut mengambil peran. Adanya koordinasi dan kolaborasi yang baik antara pemerintahdan non pemerintah dengan tujuan yang sama akan meningkatkan kapasitas danmeningkatkan efektifitas pekerjaan yang dilakukan. Untuk mencapai output yangditetapkan perlu dilakukan intervensi melalui program kesehatan maupun non kesehatanyang diwujudkan melalui berbagai kegiatan. Intervensi yang dilakukan mencakup intervensi gizi spesifik dan sensitif yang didukung oleh faktor pemungkin.

Tujuan utama dari Program Rencana Aksi Pangan dan Gizi Daerah ingin diwujudkan dengan adanya perbaikan pangan dan gizimelalui pendekatan multisektor adalah terbentuknya sumber daya manusia yang cerdas,sehat, produktif secara berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi. Dengan demikian

konsepketahanan pangan dan gizi yang luas bertolak pada tujuan akhir dari ketahanan panganyaitu tingkat kesejahteraan manusia.Status gizi masyarakat yang baik ditunjukkan oleh keadaan tidak adanya masyarakat yangmenderita kelaparan dan gizi kurang. Keadaan ini secara tidak langsung menggambarkanakses pangan dan pelayanan sosial yang merata dan cukup baik.

DalampelaksanaanProgram Rencana Aksi Pangan dan Gizi Daerah Kabupaten Padang Lawas dibentuk sebuah Tim berdasarkan Surat Keputusan Bupati Padang Lawas Nomor: 050/153/KPTS/2017 tentangTim Pengarah, Tim Teknis dan Sekretariat Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pangan danGizi Multisektor Kabupaten Padang Lawas Tahun 2017. Susunan keanggotaan Rencana AksiDaerah Pangan dan Gizi (RAD PG) Kabupaten Padang Lawas sebagai berikut:

I. Tim Pengarah

Penanggungjawab : Bupati Padang Lawas

Ketua : Sekretaris Daerah Kabupaten Padang Lawas Wakil Ketua : Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris : Kepala Bappeda Kabupaten Padang Lawas II. Tim Teknis

Ketua : Kepala Bappeda Kabupaten Padang Lawas Sekretaris : Kepala Dinas Ketahanan Pangan

Anggota : 1. Kasubbag Program Informasi Dinas Kesehatan 2. Kasubbag Program Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan

3. Seksi Penyusunan Program Dinas Pekerjaan

Umum

4. Kasubbag Perencanaan dan Keuangan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman &

Perhubungan

5. Kasubbag Perencanaan Dinas Pengendalian Penduduk & Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak

6. Kasubbag Perencanaan & Pelaporan Dinas Sosial 7. Kasubbag Perencanaan dan Evaluasi Dinas

Ketahanan Pangan

8. Kasubbag Perencanaan dan Keuangan Dinas Komunikasi dan Informatika

9. Kasubbag Program Dinas UKM, Perindustrian dan Perdagangan

10. Kasubbag Perencanaan dan Evaluasi Dinas Perikanan dan Peternakan

11. Kasubbag Program Dinas Pertanian 12. Kasubbag Penyusunan Program Badan Perencanaan Pembangunan Daerah III. Sekretariat

Ketua : Kabid Ekonomi dan Sumber Daya Alam Sekretaris : Kasubbid Industri, Inovasi Sumber Daya Alam Anggota : Kasubbid Ekonomi dan Pembangunan

Adapun peranan maupun tugas dan tanggung jawab di segala sektor dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tim Pengarah :

a. Memberikan arahan dalam penyusunan RAP-GD antara lain koordinasi penyusunan, kebijakan yang perlu dimasukkan dalam RAD-PG, serta kegiatanprioritas yang diperlukan;

b. Menyampaikan laporan penyusunan RAP-GD kepada Gubernur/

Bappedasu;

c. Memberikan arahan dalam pelaksanaan RAP-GD termasuk kebijakan pelaksanaan dan strategi melaksanakan kegiatan prioritas

d. Memberikan arahan kebijakan pemantauan dan evaluasi e. Menyampaikan laporan hasil evaluasi kepada Gubernur

2. Tim Teknis:

a. Bertanggung jawab terhadap kegiatan penyusunan RAD-PG;

b. Melakukan penyusunan RAD PG mulai dari membuat jadwal dan rencana kerja, mencari dan mengumpulkan bahan yang diperlukan, melakukan penyusunan sampai menghasilkan draft untuk disampaikan kepada Tim Pengarah.

c. Menyampaikan draft RAP-GD kepada tim pengarah untuk proses lebih lanjut.

d. Mensosialisasi RAP-GD kepada seluruh pemangku kepentingan e. Mengordinasikan dan melakukan pelaksanaan RAD-PG.

f. Menjalankan strategi untuk peningkatan efektifitas pelaksanaan sesuai masukan Tim Pengarah.

g. Mengordinasikan dan melaksanakan pemantauan dan evaluasi h. Menyiapkan laporan hasil pemantauan dan evaluasi

4.3 Identitas Informan

Berikut adalah hasil data mengenai identitas informan dalam penelitian ini, yakni tiga belas (13) orang informan penelitian melalui wawancara:

1. Bapak Ahmad Rusli, S.H, selaku Kabid Perumahan Kabupaten Padang Lawas.

2. Bapak Safran Ilyas Nst, selaku Kabid Cipta Karya Kabupaten Padang Lawas.

3. Bapak Khoirul Anwar Nasution, selaku Kasubag Perencanaan dan Keuangan Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Padang Lawas .

4. Ibu Ertina, selaku Anggota KRPL KB Implan Kabupaten Padang Lawas.

5. Bapak Ali Amrin, selaku Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Padang Lawas.

6. Ibu Evridawati Sitompul, selaku Kasubag Perencanaan dan Keuangan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Padang Lawas.

7. Bapak Saifullah, selaku Kassubag Perencanaan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Padang Lawas.

8. Ibu Nova Harahap, selaku Kasi Jaminan BerKB Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Padang Lawas.

9. Bapak Rio Andhoko, selaku Kasubag Program Dinas Pertanian Kabupaten Padang Lawas.

10. Bapak Hasrul Sanif Siregar, S.H, selaku Kasubag Program Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Padang Lawas.

11. Ibu Wiwi Andriyani, selaku Kasi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Padang Lawas untuk mengimplementasikan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) di Kabupaten Padang Lawas.

12. Ibu Beni Fauziah, dan juga Kasi Kefarmasian Kabupaten Padang Lawas dalam perencanaan dan pengimplementasian instalasi farmasi.

13. Ibu Seri Juaniantin Harahap, selaku Kasubid Industri, Inovasi Sumber Daya Kabupaten Padang Lawas.

Dapat kita lihat di atas informan yang berasal dari berbagai dinas-dinas maupun SKPD di Kabupaten Padang Lawas terkait guna untuk mengimplemenasi pelaksanaan Program Rencana Aksi Pangan dan Gizi Daerah agar dapat mempermudah pelaksanaan dilapangan. Dan untuk melancarkan Program Rencana Aksi Pangan dan Gizi Daerah di Kabupaten Padang Lawas dapat dikelompokkan kedalam beberapa pilar, yaitu:

1. Perbaikan Gizi Masyarakat, melibatkan Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pengendalian Penduduk & keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan &Perlindungan Anak, Dinas Sosial.

2. Aksesibilitas Pangan yang Beragam, melibatkan Dinas Ketahanan Pangan, DinasPertanian, Dinas Perikanan dan Peternakan,

3. Peningkatan Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan, melibatkan Dinas Kesehatan,Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan.

4. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, melibatkan Dinas Kesehatan, DinasPerumahan Kawasan Permukiman dan Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, DinasPendidikan dan Kebudayaan.

5. Kelembagaan Pangan dan Gizi, melibatkan Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan.

4.4 Standart dan Sasaran Kebijakan

Identifikasi indikator-indikator kinerja merupakan tahapan yang krusial dalam analisis implementasi kebijakan. Indikator-indikator kinerja ini menilai sejauh mana ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan telah direalisasikan. Ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan berguna dalam menguraikan tujuan-tujuan keputusan kebijakan secara menyeluruh.

4.4.1 Standart dan Sasaran Kebijakan terkait Program RAP-GD

Dalam pengimplementasian program Rencana Aksi Pangan dan Gizi Daerah Kabupaten Padang Lawas, bertolak ukur pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi.

Berdasarkan peraturan tersebut program Rencana Aksi Pangan dan Gizi Daerah diatur dalam peraturan tersebut untuk pemenuhanan ketahanan pangan dan gizi baik itu di Negara sampai dengan perseorangan serta status gizi dan ketersediaan pangan sudah dijamin oleh Negara.

Dapat dilihat dari situasi pangan dan gizi di Kabupaten Padang Lawas, peningkatan produksi pangan haruslah dikaitkan dengan program kecukupan pangan dan gizi bukan saja untuk memenuhi kecukupan nasional tetapi juga bagi

seluruhgolongan rawan pangan dan gizi. Permasalahan pangan didefinisikan sebagai suatu kondisiketidakmampuan untuk memperoleh pangan yang cukup dan sesuai untuk hidup sehatdan beraktivitas dengan baik untuk sementara waktu dalam jangka panjang.

Dalam Undang-Undang No 18 tahun 2012 menyatakan bahwa Negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi Pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional maupun daerah hingga perseorangan secara merata di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sepanjang waktu denganmemanfaatkan sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal.

Tujuan penyelenggaraan pangan menurut UU No. 18 tahun 2012 adalah:

1. Meningkatkan kemampuan memproduksi Pangan secara mandiri,

2. Menyediakan Pangan yang beraneka ragam dan memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan Gizi bagi konsumsi masyarakat,

3. Mewujudkan tingkat kecukupan Pangan, terutama Pangan Pokok dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat;

4. Mempermudah atau meningkatkan akses pangan bagi masyarakat, terutama masyarakat. rawan Pangan dan Gizi;

5. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas Pangan di pasar dalam negeri dan luar negeri;

6. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang Pangan yang aman, bermutu, dan bergizi bagi konsumsi masyarakat;

7. Meningkatkan kesejahteraan bagi Petani, Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Pelaku Usaha Pangan; dan

8. Melindungi dan mengembangkan kekayaan sumberdaya Pangan nasional.

4.4.1.1 Ketersediaan Bahan Pangan

Produksi tanaman pangan merupakan hal paling penting untuk diperhatikan karenamenyangkut bahan makanan pokok masyarakat yang akan mempengaruhi tingkatketahanan pangan rumah tangga. Pemantauan sangat penting untuk dilakukan mengingatglobal warming yang terjadi pada saat ini menyebabkan pergeseran masa tanam disamping curah hujan yang tinggi.

Pemantauan produksi tanaman pangan dilakukan padatanaman sumber karbohidrat dan protein yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, antaralain padi sawah, padi ladang, jagung, kedelai, ubi kayu, kacang tanah, kacang hijau dan ubi jalar.

Gambar 4.3 : Grafik Produksi Tanaman Pangan (Ton) Kabupaten Padang Lawas

Tahun 2013-2016

Produksi tanaman pangan di Kabupaten Padang Lawas tahun 2016 tidak lebih baikdari tahun 2013. Seperti terlihat pada grafik diatas terjadi penurunan pada beberapakomoditi dalam 4 tahun terakhir. Persentase penurunan produksi

tanaman pangan yangpaling tinggi selama 4 tahun terakhir adalah pada produksi Ubi Jalar yakni mencapai42,67% (402 ton), lalu Kacang Hijau sebesar 35,53 % (54 ton), Kacang Tanah sebesar 21,99% (53 ton), Padi Sawah sebesar 17,02 % (11.344 ton) dan Jagung sebesar 7,12 % (150 ton).Sedangkan komoditi yang mengalami persentase peningkatan produksi dalam 4 tahunterakhir yaitu Padi Ladang sebesar 68 % (1.827 ton) dan Ubi Kayu sebesar 44 % (1.356 ton).

Ketersediaan pangan dapat dipenuhi dari 3 sumber, yaitu : 1. Produksi dalam negeri

2. Pemasokan pangan

3. Pengelolaan cadangan pangan

Penyediaan pangan yang sesuai dengan kebutuhan gizi penduduk, baik jumlahmaupun mutunya merupakan harapan setiap upaya pemenuhan kebutuhan pangan.Tujuan pertama penyelenggaraan pangan adalah penyediaan pangan bagi masyarakat.Berikut adalah ketersediaan pangan di Kabupaten Padang Lawas tahun 2015 – 2016.

Tabel 4.1: Ketersediaan Energi dan Protein Penduduk Padang Lawas Tahun 2013-2017

Ketersediaan pangan merupakan aspek penting dalam mewujudkan ketahanan pangan. Penyediaan pangan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

pangan bagimasyarakat, rumah tangga, dan perseorangan secara berkelanjutan.

Untuk memenuhikebutuhan pangan masyarakat dan meningkatkan kuantitas serta kualitas konsumsipangan, diperlukan target pencapaian angka ketersediaan pangan per kapita per tahunsesuai dengan angka kecukupan gizinya. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) VIIITahun 2004 merekomendasikan kriteria ketersediaan energi ditetapkan minimal 2200kkal/kapita/hari untuk energi dan minimal 57 gram/kapita/hari untuk protein.

Ketersediaan energi total Kabupaten Padang Lawas tahun 2015 sebesar 1840 kkal/kap/hr terjadi penurunan pada tahun 2016 yakni 1464 kkal/kap/hr.

Sedangkan ketersediaan protein tahun 2015 sebesar 43.25 gr/kap/hr kemudian terjadi penurunan ditahun berikutnya yakni 35,06 gr/kap/hr. Capaian ketersediaan energi dan protein ini masih dibawah dari angka yang ditetapkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) VIIITahun 2004.

Sesuai dengan pedoman umum diversifikasi pangan yang dijadikan sebagai dasarpenyusunan Pola Pangan Harapan (PPH) Nasional maka kelompok pangan yang dibutuhkanmasyarakat terdiri dari:

1) Padi-padian 2) Umbi-umbian 3) Pangan hewani 4) Kacang-kacangan 5) Sayur dan buah 6) Biji berminyak 7) Lemak dan minyak 8) Gula serta

9) Kebutuhan lainnya seperti mineral

Tabel 4.2: Ketersediaan Bahan Pangan Strategis Kab Padang Lawas Tahun 2015-2016 (Ton)

Beberapa komoditas bahan pangan strategis mengalami penurunan yaitu padakomoditas Beras, Jagung, Kacang tanah dan Ubi jalar sedangkan komoditas lainnyamengalami peningkatan yaitu pada komoditi Kedelai, Ubi kayu, Daging, Telur dan Ikan.Komoditas yang paling tinggi persentase penurunannnya yaitu beras sebesar 68,56 % diikuti Jagung sebesar 35, 27 %. Sedangkan peningkatan ketersediaan bahan pangan yangpaling tinggi terdapat pada komoditas Kedelai sebesar 160, 22 % diikuti komoditas ikan23,98 %.

4.4.2 Tujuan Kebijakan

Dapat melihat perkembangan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang akan berdampak pada kualitas dan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan amanditunjukkan dengan tingkat skor pola pangan harapan (PPH). PPH atau desirable dietarypattern diperkenalkan pertama kali oleh FAO-RAPA dalam pertemuan konsultasi FAORAPA di Bangkok pada tahun 1989. PPH disarankan untuk digunakan bagi setiap negaradikawasan Asia Pasifik yang dalam

penerapannya perlu diadaptasi sesuai pola konsumsipangan dan kebutuhan gizi setempat.

PPH berguna (1) sebagai alat atau instrumen perencanaan konsumsi pangan,ketersediaan pangan dan produksi pangan; (2) sebagai instrumen evaluasi tingkatpencapaian konsumsi pangan, penyediaan pangan dan produksi pangan, baik penyediaandan konsumsi pangan; (3) dapat pula digunakan sebagai basis pengukuran diversifikasi danketahanan pangan; (4) sebagai pedoman dalam merumuskan kebijakan pangan dan gizi.

PPH sebagai instrumen dan indikator penting dalam perencanaan pangan dan gizidi suatu wilayah diperlukan informasi tentang pola konsumsi energi dan konsumsi pangananjuran dengan mempertimbangkan:

1) Pola konsumsi pangan penduduk saat ini;

2) Kebutuhan gizi yang dicerminkan oleh pola kebutuhan energi (asumsi:

dengan makananekaragam pangan, kebutuhan akan zat gizi lain akan terpenuhi);

3) Mutu gizi makananyang dicerminkan oleh kombinasi makanan yang mengandung protein hewani, sayur dan buah;

4) Pertimbangan masalah gizi dan penyakit yang berhubungan dengan gizi;

5) Kecenderungan permintaan (daya beli);

6) Kemampuan penyediaan dalam konteksekonomi dan wilayah.

Badan Urusan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian dan sektor terkait sertapakar pangan dan gizi pada tanggal 31 Oktober 2000 menyepakati

penyempurnaankomposisi PPH untuk target perencanaan konsumsi penduduk pada tingkat nasional ditahun 2020 seperti disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.3: Standart Ideal PPH Nasional Tahun 2020

Masing-masing daerah (kabupaten/kota) mengadaptasi pola ini, disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan masing-masing daerah dalam rangka mendukungpencapaian tujuan dan target pembangunan pangan nasional.

Patut dipahami pula bahwaPPH merupakan komposisi atau pola pangan dalam bentuk persentase konsumsi energiyang dianjurkan (harapan) untuk hidup sehat, tanpa memandang apakah pangan tersebutberasal dari produksi lokal (dalam negeri) atau didatangkan dari negara/daerah lain(impor).

Untuk konsumsi ikan (kg/kapita/tahun) di Kabupaten Padang Lawas terus mengalami peningkatan dari tahun 2013 sampai tahun 2016. Pada tahun 2013 konsumsi ikan sebesar 30,05 kg/kapita/tahun meningkat menjadi 38,4 kg/kapita/tahun seperti yangtertera pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.4 : Grafik Perkembangan Konsumsi Ikan (kg/kapita/tahun) Tahun 2013-2016

4.5 Sumber Daya Pendukung Program Rencana Aksi Pangan dan Gizi Daerah

Untuk mendukung keberhasilan suatu program yang diimplementasikan, maka dibutuhkan sumber daya yang mendukung untuk mendorong pelaksanaan program tersebut agar dapat mencapai target yang sudah ditetapkan.Tahap-tahap tertentu dari keseluruhan proses implementasi menuntut adanya sumber saya manusia yang berkualitas untuk mendukung pelaksanaan program dari kebijakan yang telah ditetapkan. Tetapi ketika kompetensi dan kapabilitas dari sumber-sumber daya itu nihil, maka kebijakan publik sangat sulit untuk diterapkan.

Dalam pengimplementasian program Rencana Aksi Pangan dan Gizi Daerah Kab. Padang Lawas. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan beberapa informan terkait dukungan beberapa dinas ataupun SKPD-SKPD terhadap program Rencana Aksi Pangan dan Gizi Daerah Kab. Padang Lawas.

Misalnya wawancara dengan informanBapak Saifullah, selaku Kassubag

Perencanaan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Padang Lawas:

“Secara Sumber Daya mungkin beberapa dinas mengakui kurangnya yang berkompeten dibidangnya serta kurangnya tenaga Ahli yang bergerak di bidangnya masing-masing.” (Saifullah, wawancara, 11 September 2019).

Sama seperti informan sebelumnya, Hasrul Sanif Siregar, S.H, selaku Kasubag Program Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Padang Lawas juga mengatakan hal yang serupa yaitu:

“Secara umum dapat dikatakan beberapa dinas masih kurangnya sumber daya atau tidak terserapnya beberapa orang yang berkompeten di bidangnya masing-masing sebagai Tenaga Suka Rela yang akan berdampak pada program itu sendiri.” (Hasrul Sanif Siregar, wawancara, 8 November 2019).

Dari hasil wawancara dua informan diatas, dapat diketahui bahwa sumber

Dari hasil wawancara dua informan diatas, dapat diketahui bahwa sumber

Dokumen terkait