• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketel dengan Peredaran Paksa (Forced Circulation Steam Boiler)

Dalam dokumen Buku Pedoman Aunergi Industri 2015 (Halaman 156-160)

Pudjo Wahono Hadi Muhammad Akbar Hipi

B. Ketel dengan Peredaran Paksa (Forced Circulation Steam Boiler)

Merupakan boiler dengan aliran paksa yang diperoleh dari pompa sentrifugal yang digerakan oleh motor listrik. Contohnya sistem aliran paksa pada ketel-ketel bertekanan tinggi, misalnya La-Mont Boiler, Benson Boiler, Loeffer Boiler, dan Velcan Boiler.

135

4.1.2.6. Berdasarkan Tekanan Kerja

A. Tekanan kerja rendah : ≤ 5 atm

B. Tekanan kerja sedang : > 5 - 40 atm C. Tekanan kerja tinggi : > 40 - 80 atm D. Tekanan kerja sangat tinggi : > 80 atm

4.1.2.7. Berdasarkan Sumber Energi

A. Ketel uap dengan bahan bakar alami; B. Ketel uap dengan bahan bakar buatan; C. Ketel uap dengan dapur listrik;

D. Ketel uap dengan energi nuklir.

Penyerapan panas berbagai jenis pemakaian boiler.

Gambar 4-9. Besaran peneyerapan panas. (Sumber: Handbook Perry).

136

4

4..22..PPEERRSSIIAAPPAANNAAUUDDIITTEENNEERRGGII SSIISSTTEEMM BBOOIILLEERR

Untuk memulai persiapan audit energi pada sistem boiler sebaiknya terlebih dahulu telah diperoleh data awal informasi industri/pabrik yang akan diaudit energinya. Data awal yang dimaksudkan di sini dapat diperoleh dengan 2 cara, yaitu: a) mengirimkan sebuah kuesioner atau Lembar Isian Data Awal Informasi Industri (lihat Lampiran L 1-1) atau b) datang ke pabrik yang akan diaudit energinya untuk melakukan survei awal.

Apabila pilihan b) yang dilaksanakan maka pada saat survei awal tersebut Lembar Isian Data Awal Informasi Industri (Lampiran L 1-1) juga dibawa serta sebagai panduan sekaligus diisi. Pilihan b) lebih menguntungkan karena Tim Survei (Awal) dapat memperoleh informasi yang lebih lengkap bila dibandingkan dengan mengandalkan data yang diisi oleh pihak pabrik melalui kuesioner.

Data awal ini sangat diperlukan untuk melakukan persiapan audit energi pada sistem boiler. Hal ini dikarenakan melalui data awal akan diperoleh informasi penting dan pokok, meliputi:

Jumlah boiler;

Spesifikasi boiler: tahun pembuatan dan/atau tahun beroperasi, merek, tipe boiler, jenis bahan bakar, kapasitas, tekanan dan temperatur uap, serta heat rate; dan

Peralatan ukur yang terpasang di boiler serta kondisinya.

Berdasarkan data awal tersebut di atas maka persiapan untuk melakukan audit energi pada sistem boiler dapat dilakukan, meliputi:

1. Pembentukan tim dan pembagian tugas persiapan; 2. Persiapan administrasi dan teknis;

3. Persiapan dan pengarahan K-3; dan 4. Mobilisasi Personil dan Peralatan.

4

4..22..11..PPeemmbbeennttuukkaannTTiimmddaannPPeemmbbaaggiiaannTTuuggaass

4.2.1.1. Pembentukan Tim

Berdasarkan informasi dari data awal tersebut di atas maka dapat dipersiapkan jumlah dan keahlian personil yang akan melaksanakan audit energi, yaitu:

a) Ahli teknik mesin atau sistem termal (1 orang) selaku koordinator tim; b) Teknisi (jumlah dan keahlian disesuaikan), untuk pengukuran:

Laju alir: bahan bakar, air umpan, uap, udara pembakaran, kondensat, blowdown;

Tekanan dan temperatur uap;

Temperatur dan kelembaban udara sekitar; Temperatur permukaan boiler (radiasi); Kualitas kondensat;

137

4.2.1.2. Pembagian Tugas

Koordinator bertugas:

a). Mengkoordinasikan kegiatan secara keseluruhan sejak awal hingga selesai; b). Menyusun dan/atau menjalankan jadwal kegiatan;

c). Menugaskan teknisi untuk mempersiapkan alat-alat ukur, pendukung, dan pelindung keselamatan (safety) yang akan digunakan pada pengukuran sistem boiler. Alat-alat ukur yang akan digunakan adalah alat-alat ukur yang sudah dikalibrasi;

d). Mempersiapkan Lembar Isian Sistem Boiler (lihat Lampiran 1-4) dan diserahkan kepada teknisi;

e). Memberikan pengarahan kepada anggota tim berkaitan dengan: Lokasi titik-titik ukur sistem boiler di industri yang akan diaudit; Penempatan alat-alat ukur dan pendukung;

Cara pengisian Lembar Isian Sistem Boiler (Lampiran 1-4); serta Penggunaan peralatan keselamatan (safety) selama berada di industri. f). Memimpin kegiatan pengumpulan data primer dan sekunder atau pengukuran

di pabrik;

g). Melakukan analisis data yang dihasilkan dan menyusun/menulis laporan; h). Apabila audit energi pada sistem boiler ini merupakan bagian dari audit energi

rinci di industri/pabrik, maka Koordinator bertugas mendampingi Manajer Tim dan ikut serta pada presentasi hasil akhir audit energi kepada pihak pemilik atau pengelola industri;

i). Apabila audit energi pada sistem boiler ini merupakan audit energi “tunggal”

atau hanya audit pada sistem boiler saja, maka Koordinator bertugas melakukan presentasi hasil akhir audit energi kepada pihak pemilik atau pengelola industri.

Teknisi bertugas:

a). Mempersiapkan alat-alat ukur, pendukung, dan pelindung keselamatan (safety) yang akan digunakan pada pengukuran sistem boiler. Alat-alat ukur yang akan digunakan adalah alat-alat ukur yang sudah dikalibrasi;

b). Memasang dan mengoperasikan alat-alat ukur dan pendukung pada saat pengukuran;

c). Melakukan pengumpulan data primer dan sekunder atau pengukuran di pabrik berdasarkan Lembar Isian Sistem Boiler (Lampiran L 1-4);

d). Mengembalikan alat-alat ukur, pendukung, dan pelindung keselamatan (safety) yang telah digunakan pada pengukuran sistem boiler.

138

4

4..22..22..PPeerrssiiaappaannAAddmmiinniissttrraassiiddaannTTeekknniiss

4.2.2.1. Persiapan Administrasi

Persiapan administrasi dilakukan oleh Koordinator atau Lead Auditor untuk beberapa hal seperti diuraikan pada butir 4.2.1. Selain itu Koordinator juga berkoordinasi dengan pihak industri menyangkut tanggal kedatangan Tim di lokasi/industri.

Di mping itu juga biaya sewa peralatan, bahan habis terpakai, biaya perjalanan, akomodasi, dan segala yang berhubungan kegiatan, juga perlu dipersiapkan untuk memudahkan dan mendukung selama berada di lokasi.

4.2.2.2. Persiapan Teknis

Pengertian persiapan teknis di sini adalah persiapan menyangkut peralatan yang akan digunakan di lapangan, khususnya pada saat pengambilan data primer melalui pengukuran.

Peralatan audit energi pada sistem boiler terdiri atas peralatan-peralatan ukur, pendukung, dan pelindung keselamatan (safety). Alat-alat ukur yang akan digunakan adalah alat-alat ukur yang sudah dikalibrasi sehingga akan menjamin ketepatan atau keakuratan nilai yang diperolehnya.

Persiapannya meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Membuat daftar peralatan yang akan dibawa dan digunakan di lapangan atau pada saat pengukuran. Daftar tersebut memuat informasi:

a.1. Klasifikasi peralatan: (1) alat ukur, (2) alat bantu atau pendukung, dan (3) alat pelindung keselamatan.

a.2. Pada masing-masing klasifikasi tersebut di atas dituliskan nama, merek, dan jumlah alat.

b. Memeriksa dengan cermat setiap peralatan yang akan dibawa dan digunakan. Pemeriksaan lebih dikhususkan pada kondisi peralatan. Khusus peralatan ukur, alat harus dalam kondisi baik, berfungsi atau dapat dioperasikan, dan sudah dikalibrasi.

c. Mengemas peralatan dengan hati-hati, aman, dan benar untuk menghindari kerusakan pada saat perjalanan menuju lokasi atau lapangan.

Dalam dokumen Buku Pedoman Aunergi Industri 2015 (Halaman 156-160)

Dokumen terkait