• Tidak ada hasil yang ditemukan

Melaksanakan Prosedur K-3

Dalam dokumen Buku Pedoman Aunergi Industri 2015 (Halaman 63-69)

Bagaimana Cara Menggunakan Buku Ini?

H. Subtim Sistem Pompa Ahli Sistem Pompa bertugas:

I. Subtim Penyusunan Laporan Penyusun Laporan bertugas:

2.2.5.1. Melaksanakan Prosedur K-3

2..22..55.. Persiapan dan Pengarahan K-3

Sebelum segenap anggota tim diberangkatkan ke lokasi atau industri/pabrik yang akan diaudit energinya, Manajer Tim wajib mengingatkan atau memberikan pengarahan di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau lazim dikenal dengan sebutan K-3. Pengertian K-3 berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) Nomor 50 Tahun 2012, Bab I, Pasal 1, butir 2 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Hal-hal yang perlu dilaksanakan oleh setiap personil atau anggota tim audit energi yang akan beraktivitas di industri atau pabrik dan lingkungannya, terkait dengan ketentuan K-3 setidaknya adalah: (1) melaksanakan prosedur K-3, (2) menangani situasi darurat, dan (3) menyesuaikan perilaku kerja.

2.2.5.1. Melaksanakan Prosedur K-3

Hal pertama yang wajib dilakukan oleh setiap anggota Tim adalah mengenakan perlengkapan K-3. Seberapa lengkap perlengkapan K-3 yang harus dikenakan sangat bergantung kepada ketentuan di industri atau pabrik yang bersangkutan. Sebagai contoh, di industri-industri penyulingan minyak bumi dan pemrosesan gas (bumi), ketentuan penggunaan perlengkapan K-3 sangat ketat. Semua bagian tubuh nyaris ditutup. Sedangkan di beberapa industri lainnya – yang memang tingkat bahayanya dikategorikan relatif lebih rendah – penggunaan perlengkapan K-3 tidak selengkap seperti di industri penyulingan minyak bumi dan gas. Ilustrasi jenis perlengkapan K-3 lengkap dapat dilihat pada Gambar 2-4. Sedangkan ilustrasi komponen perlengkapan K-3 lainnya dapat dilihat pada Gambar 2-5.

Hal berikutnya adalah setiap anggota Tim diharapkan mampu melakukan identifikasi lokasi-lokasi tempat beraktivitas yang memiliki potensi bahaya. Misalnya, di lokasi tersebut terdapat poros berputar yang tidak dilindungi. Lokasi ini berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja apabila poros tersebut sampai tersentuh. Oleh karena itu sikap waspada perlu dilakukan.

Contoh-contoh lainnya adalah lokasi atau ruangan bertemperatur tinggi atau memancarkan radiasi panas (misal: pipa-pipa atau dinding peralatan yang panas tanpa isolasi), jaringan kabel (khususnya kabel listrik) yang tidak ditata rapih, emisi gas beracun (misal: dari pembakaran tidak sempurna).

Dengan kemampuan mengidentifikasi lokasi-lokasi yang berpotensi bahaya maka upaya pencegahan dapat sedini mungkin dilakukan, antara lain dengan pemakaian perlengkapan K-3 dan sikap bekerja yang cermat dan hati-hati. Yang juga perlu dilakukan adalah membiasakan diri untuk mencatat dan mengevaluasi setiap kejadian yang dianggap mencurigakan.

42 Keterangan: 1. Sabuk keselamatan

2. Sarung tangan listrik 3. Pelindung hidung-mulut 4. Pelindung telinga

5. Helm

6. Kaca mata keselamatan 7. Pakaian keselamatn (coverall)

8. Sepatu keselamatan

Gambar 2-4. Ilustrasi perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3).

(Dicuplik dari berbagai sumber)

Dari Gambar 2-4 tampak bahwa perlengkapan K-3 terdiri atas: 1. Sabuk keselamatan (safety belt)

2. Sarung tangan listrik (safety gloves) 3. Pelindung hidung-mulut

4. Pelindung telinga (ear muffs)

5. Pelindung kepala (head gears atau helmets atau hard hats)

6. Pelindung mata dan wajah (sunglasses, welding masks)

7. Pelindung tubuh (safety jackets, workpants, atau coveralls)

43 Pelindung kepala (helmet)

(http://kolkata.all.biz/safety-helmet-g26603)

Pelindung telinga (http://malaysiasafetyproduct. blogspot.com/p/construction.html)

Pelindung telinga (ear plug)

(http://www.kenessgh.com/c/se/ 1335/Head-Protection.html)

Kacamata keselamatan

(Hornets safety glasses)

(http://www.1staidsupplies.com/

products/hornets-safety-glasses-992)

Pelindung hidung-mulut (masks)

(http://www.ebay.com/itm/Safety-

Chemical-Gas-Respirator-Safety-Dust-Paint-Filter-Mask-/181068707230)

Pelindung mulut dan hidung (http://rajahmundry.all.biz/safety-nose-mask-g210547)

Pelindung hidung-mulut (masks)

(http://kolkata.all.biz/safety-mask-g26607)

Sarung-tangan kain (http://distributorsa

rungtangan.com/)

Sarung tangan listrik (http://www.cablejoints.co.uk/sub-product-details/cable-socks/ insulating-gloves-class-4)

Sarung tangan panas http://ranpro.com/en/industries/ extremeheat.html?page=shop. product_details&flypage=flypage. tpl&product_id=170&category_id=80 Pakaian keselamatan (http://www.pioneerprotectiv eproducts.com/product.php/227/ SAFETY+POLY-COTTON+COVERALL) Sepatu keselamatan (http://www.mr-shopping.net/shop/ Shoes/Mens/Boots/ 5071659121106828/timberland_pro_ men-s_8_titan_safety_toe_boots_ cappucino.html) Tali/sabuk Pengaman (http://www.indiamart.com/ phoenix-safety/safety-belts.html) Lampu senter (https://www.ikamart.com/elektronik/ elektronika-lainnya/157041/jual-senter -swat-lalin-kompas-98000w-2-cahaya-murah-grosir-eceran#ad-image-1)

44

2.2.5.2. Menangani Situasi Darurat

Pada saat sedang beraktivitas di industri atau pabrik, setiap anggota Tim juga diharapkan mampu menghadapi dan/atau menangani situasi darurat dengan mengikuti petunjuk atau prosedur dengan benar. Di area industri dengan mudah dapat dilihat dan dibaca petunjuk untuk menghadapi situasi darurat. Demikian pula sarana untuk menghadapi situasi darurat telah disediakan. Untuk itu kepada setiap anggota Tim diwajibkan untuk memperhatikan beberapa hal penting, sebagai berikut:

Tangga Darurat

Pada saat akan beraktivitas di lantai atas terlebih dahulu lakukan identifikasi lokasi tangga darurat. Dalam hal terjadi situasi darurat maka langkah yang ditempuh untuk menghindari situasi tersebut akan lebih cepat dan aman.

Lampu Bahaya

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah lampu bahaya. Kenali tanda yang diberikan oleh lampu bahaya.

Area Evakuasi/Berkumpul

Pada saat terjadi situasi darurat setiap anggota Tim segera bergegas meninggalkan lokasi tempat beraktivitas dan menuju tempat berkumpul yang lazim disebut dengan area evakuasi. Industri atau pabrik telah memberikan petunjuk jalan untuk menuju area evakuasi ini.

Tanda Keadaan Darurat Keselamatan Kerja

Perhatikan dan kenali dengan seksama tanda-tanda keadaan darurat keselamatan kerja yang banyak dipasang di banyak titik strategis di industri atau pabrik.

Perhatikan Peringatan Tanda Keselamatan Kerja

Selain tanda-tanda, hal yang sama pentingnya adalah mengenali peringatan-peringatan keselamatan kerja.

Contoh ilustrasi tanda dan peringatan K-3 dapat dilhat pada Gambar 2-6.

2.2.5.3. Menyesuaikan Perilaku Kerja

Setiap anggota Tim juga dituntut untuk mematuhi dan menjaga kebersihan lingkungan di lingkungan industri atau pabrik, khususnya di sekitar lokasi tempat beraktivitas. Sikap dan perilaku perlu dijaga dan disesuaikan dengan keseharian yang diterapkan di industri tempatnya beraktivitas.

Dalam melaksanakan aktivitas, pemakaian perlengkapan K-3 juga harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan pekerjaannya. Sebagai contoh, pada kondisi kerja yang berpotensi bahaya bagi kesehatan, misalnya bising, udara sekitar kotor, lantai berdebu, maka selama melakukan pekerjaan audit energi peralatan K-3

45

yang harus dikenakan adalah pelindung telinga (misal, ear plug), masker, sarung tangan, dan sepatu keselamatan.

Terkait dengan perilaku kerja, setiap anggota Tim diharapkan melaksanakan ketentuan K-3 dengan benar. Jangan pernah meremehkan pemakaian perlengkapan K-3, khususnya pada saat sedang melakukan aktivitas kerja.

Gambar 2-6. Berbagai contoh tanda dan peringatan K-3. (Dikutip dari berbagai sumber).

Contoh salah atau meremehkan dalam pemakaian perelengkapan K-3, misalnya mengenakan sarung tangan listrik hanya sebelah yaitu hanya pada tangan kanan saja pada saat sedang bekerja di panel-panel listrik. Perilaku seperti ini berpotensi mengundang bahaya. Apabila yang bersangkutan tiba-tiba pusing atau bersin,

46

misalnya, maka terbuka kemungkinan tangan kiri, yang tidak dilindungi secara tidak sadar menyentuh kabel atau logam bemuatan listrik. Lain halnya bila kedua tangannya dilindungi, maka sekalipun tanpa sengaja tangan kiri menyentuh kabel atau logam bermuatan listrik maka yang bersangkutan akan selamat dari sengatan arus listrik.

Contoh lainnya, misalkan seorang anggota Tim sedang beraktivitas di area bertegangan listrik. Saat sedang memasang alat ukur di panel listrik, yang bersangkutan berjongkok dengan bertumpu pada lutut. Hal ini tidak benar dan sangat berbahaya karena celana bukan isolator. Dengan demikian tubuh sangat berisiko teraliri arus listrik. Yang benar adalah tubuh bertumpu pada sepatu karet. Sebagaimana diketahui bahwa karet tergolong isolator.

2

2..22..66.. Mobilisasi Personil dan Peralatan

Manajer Tim berkoordinasi dengan Personil di industri yang akan diaudit mengenai tanggal dan jam keberangkatan Tim menuju industri yang akan diaudit.

Setelah mendapat konfirmasi dari Personil di industri yang akan diaudit serta kelengkapan administasi telah dipenuhi maka Manajer segera memberangkatkan Tim beserta kelengkapan peralatannya menuju industri yang akan diaudit dengan menggunakan sarana transportasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan lokasinya.

2

2..33..TTAAHHAAPPPPEENNGGUUMMPPUULLAANNDDAATTAA PPRRIIMMEERRDDAANNSSEEKKUUNNDDEERR

Tahap pengumpulan data primer dan sekunder dapat dipandang sebagai tahap terpenting dari rangkaian tahapan audit energi. Pada tahap ini pengalaman atau

“jam terbang” para auditor energi sangat menentukan. Semakin tinggi “jam terbang”-nya maka kualitas di samping kuantitas data yang dihasilkan akan semakin baik. Di samping itu, semakin tinggi “jam terbang” seorang auditor energi maka kemampuannya dalam “mengendus” adanya potensi penghematan energi semakin

tinggi pula. Hal ini akan sangat bermanfaat pada saat dituangkan dalam laporan, khususnya pada subbab analisis.

Tahap pengumpulan data primer dan sekunder sering pula disebut dengan tahap pengukuran. Hal ini dikarenakan pada tahap ini dilakukan pengukuran untuk mendapatkan data primer. Misalnya, untuk mendapatkan data laju alir air umpan boiler (dalam satuan ton air per jam atau meter kubik air per jam) maka auditor perlu melakukan pengukuran secara langsung.

Pengukuran dilaksanakan tanpa mengganggu operasional boiler. Artinya, selama dilakukan pengukuran laju alir air umpan boiler, maka boiler tetap beroperasi sebagaimana mestinya. Aliran air umpan ke boiler juga tidak terganggu. Dengan demikian kualitas dan kuantitas uap (steam) yang dihasilkan boiler juga tidak berkurang.

Auditor dapat memasang alat ukur aliran (flowmeter) air jenis ultrasonik dengan

cara “menempelkan” flowmeter tersebut pada bagian luar pipa air umpan boiler. Selanjutnya auditor mencatat hasil pengukuran tersebut. Data yang diperoleh dapat

47

dibandingkan dengan data hasil pengukuran industri/pabrik yang tertera di ruang kontrol boiler. Apabila kedua alat ukur – milik industri dan auditor – dalam keadaan baik dan telah dikalibrasi maka kedua data hasil pengukuran tersebut akan sama atau mendekati sama.

Dalam dokumen Buku Pedoman Aunergi Industri 2015 (Halaman 63-69)

Dokumen terkait