PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN 1. UMUM
CALON PEMBELI OBLIGASI DALAM PENAWARAN UMUM INI ATAS BIAYANYA SENDIRI DIHARAPKAN UNTUK BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN PAJAKNYA MASING-MASING MENGENAI AKIBAT
XVI. KETERANGAN TENTANG OBLIGASI 1. UMUM
5. KETENTUAN-KETENTUAN YANG HARUS DIINDAHKAN OLEH PERSEROAN
Sebelum dilunasinya seluruh Pokok Obligasi dan Bunga Obligasi menurut ketentuan Perjanjian Perwaliamatan ini, Perseroan berjanji dan mengikat diri, bahwa Perseroan tidak akan melakukan hal-hal sebagai berikut tanpa ijin tertulis Wali Amanat dimana izin tersebut tidak akan ditolak tanpa alasan yang jelas oleh Wali Amanat. Apabila dalam 10 (sepuluh) Hari Kerja setelah permohonan ijin tersebut diterima oleh Wali Amanat tidak ada tanggapan dari Wali Amanat maka dianggap disetujui dan apabila Wali Amanat mensyaratkan tambahan dokumen maka jawanban Wali Amanat selambat-lambatnya 10 (sepuluh) Hari Kerja setelah kelengkapan dokumen diterima.
1. menjaminkan dan atau menggadaikan baik sebagian besar (melebihi 50% (limapuluh persen) dari jumlah kekayaan Perseroan) maupun seluruh harta kekayaan Perseroan dan mengijinkan atau memberikan persetujuan kepada Anak Perusahaan untuk menjaminkan dan atau menggadaikan baik sebagian besar maupun seluruh harta kekayaan Anak Perusahaan, baik yang telah ada maupun yang ada dikemudian hari, kecuali:
a. agunan atau jaminan tersebut telah diberikan sebelum ditandatanganinya Perjanjian Perwaliamanatan;
b. agunan atau jaminan yang diberikan untuk tujuan-tujuan berikut:
i. jaminan yang diperlukan untuk mengikuti tender atau deposito, untuk menjamin pembayaran pajak atau untuk pembayaran sewa, selama digunakan dalam usaha Perseroan sehari-hari; ii. agunan atau aktiva karena adanya pencadangan pajak yang terhutang;
iii. agunan atas pengeluaran “Letter of Credit” yang biasa digunakan dalam pembelian barang; iv. agunan untuk pendanaan aktiva dalam rangka kegiatan usaha Perseroan dengan tetap
memperhatikan Pasal 6.2 (i) Akta Perjanjian Perwaliamanatan baik atas aktiva yang telah ada maupun aktiva yang akan diperoleh sehubungan dengan pendanaan perolehan aktiva tersebut. 2. Memberikan dan atau mengijinkan Anak Perusahaan untuk memberikan jaminan kepada pihak lain
(penanggungan) atas kewajiban-kewajiban pihak lain tersebut.
3. Membuat hutang baru yang tidak dijamin dengan aktiva Perseroan diluar dari hutang dalam rangka kegiatan sehari-hari Perseroan (ex hutang dagang) secara langsung maupun tidak langsung untuk: a. pembayaran kembali pinjaman subordinasi, kecuali apabila pinjaman baru tersebut mempunyai
kedudukan subordinasi terhadap Obligasi; atau
b. tujuan lain kecuali apabila hutang tersebut mempunyai kedudukan pari passu dengan Obligasi, satu dan lain dengan tidak mengurangi ketentuan dalam Pasal 6.2 (i) Akta Perjanjian Perwaliamanatan. 4. Mengadakan dan atau mengijinkan Anak Perusahaannya melakukan penggabungan, konsolidasi dengan
perusahaan lain yang menyebabkan bubarnya Perseroan dan Anak Perusahaannya dan atau akuisisi yang secara material akan mempunyai akibat negatif terhadap kelangsungan usaha Perseroan dan atau Anak Perusahaan kecuali hal-hal tersebut dilakukan dengan ketentuan bahwa semua syarat dan kondisi Obligasi dalam Perjanjian Perwaliamanatan dan dokumen lain yang berkaitan tetap berlaku dan mengikat sepenuhnya kepada perusahaan penerus (surviving company). Dalam hal Perseroan bukan merupakan perusahaan penerus, seluruh kewajiban Obligasi, tersebut dialihkan secara sah kepada perusahaan penerus dan perusahaan penerus tersebut memiliki aktiva dan kemampuan yang memadai untuk memenuhi kewajiban-kewajiban Obligasi.
5. Mengadakan perubahan bidang usaha yang berbeda dari usaha inti Perseroan dan atau memberikan ijin atau persetujuan kepada Anak Perusahaan untuk mengadakan perubahan bidang usaha yang mengakibatkan perubahan terhadap usaha inti Anak Perusahaan dan atau Perseroan.
6. Menjual, memindahkan, memberikan opsi, waran, atau hak untuk membeli atau mendapatkan saham Anak Perusahaan yang menyebabkan Perseroan kehilangan hak pengendalian atas Anak Perusahaan tersebut kecuali jika dilaksanakan atas dasar harga pasar yang wajar atau pelepasan hak sehubungan dengan penawaran umum saham Anak Perusahaan.
7. Melakukan penjualan atau pengalihan aktiva yang nilainya melebihi 25% (dua puluh lima persen) dari seluruh jumlah aktiva Perseroan baik dalam satu transaksi atau rangkaian transaksi dalam satu tahun buku berdasarkan laporan keuangan terakhir yang telah diaudit dengan memperhitungkan pengurangan dan penambahan jumlah aktiva selama tahun buku yang telah berjalan sebagaimana telah dibuktikan oleh
8. Memberikan atau mengijinkan Anak Perusahaan memberikan pinjaman kepada atau melakukan investasi pada pihak lain, kecuali dilakukan sehubungan dengan kegiatan usahanya sehari-hari atau sehubungan dengan pembangunan fasilitas usaha Perseroan dan atau Anak Perusahaan yang bersangkutan.
9. Mengeluarkan obligasi atau instrumen hutang lain yang sejenis yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dari Obligasi.
Selama belum dilunasinya seluruh Pokok Obligasi dan Bunga Obligasi, Perseroan berkewajiban untuk;
1. Memenuhi semua ketentuan dalam Perjanjian Perwalimanatan dan Perjanjian lainnya sehubungan dengan emisi Obligasi ini.
2. Menyetorkan sejumlah uang yang diperlukan untuk pelunasan Pokok Obligasi dan atau pembayaran Bunga Obligasi yang jatuh tempo yang harus sudah tersedua (in good funds) paling lambat 1 (satu) Hari Kerja sebelum Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi dan atau Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi yang harus telah Efektif dalam rekening KSEI yang ada di Bank Pembayaran berdasarkan Perjanjian Agen Pembayaran. Jumlah uang tersebut disetorkan kepada Agen Pembayaran dan salinan bukti transfer harus diteruskan kepada Wali Amanat pada hari yang sama. Setelah Agen Pembayaran menerima sejumlah uang untuk pembayaran Pokok Obligasi dan/atau Bunga Obligasi, maka Agen Pembayaran wajib memberikan konfirmasi tertulis atas penerimaan dana tersebut kepada Perseroan dengan tembusan kepada Wali Amanat;
3. Apabila Perseroan lalai menyetorkan jumlah dana tersebut di atas maka atas kelalaian tersebut Perseroan wajib membayaran denda atas jumlah dana yang wajib dibayar, persentase denda adalah sebesar tingkat bunga Obligasi yang berlaku saat itu.
a. Jumlah denda tersebut dihitung harian dengan ketentuan bahwa satu bulan adalah 30 (tigapuluh) hari dan 1 (satu) tahun adalah 360 (tigaratus enampuluh) hari sampai dengan pelunasan efektif jumlah denda tersebut di atas.
b. Denda yang dibayar oleh Perseroan yang merupakan hak Pemegang Obligasi akan dibayarkan kepada Pemegang Obligasi secara proporsional berdasarkan besarnya Obligasi yang dimilikinya. 4. Memelihara sistem pembukuan dan pencatatan akuntansi berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang
secara umum diterapkan di Indonesia dan memelihara buku-buku serta catatan-catatan lain yang cukup untuk menggambarkan dengan tepat keadaan keuangan Perseroan dan hasil operasinya;
5. Memberikan kepada Wali Amanat keterangan dan penjelasan yang diminta secara wajar oleh Wali Amanat mengenai hal-hal penting yang berkenaan dengan laporan berkala Perseroan kepada Wali Amanat;
6. Tidak mengurangi modal dasar dan modal disetor Perseroan. 7. Menyampaikan kepada Wali Amanat laporan yang disyaratkan yaitu:
a. Laporan keuangan konsolidasi tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di BAPEPAM selambatnya 90 (sembilanpuluh) Hari Kalender setelah tanggal tahun buku perusahaan berakhir.
b. Laporan Keuangan konsolidasi tengah tahunan selambatnya sebagai berikut:
i. 30 (tiga puluh) Hari Kalender setelah tanggal tengah tahunan buku perusahaan berakhir, jika tidak disertai laporan akuntan, atau;
ii. 60 (enam puluh) Hari Kalender setelah tanggal tengah tahunan buku perusahaan berakhir, jika disertai laporan akuntan dalam rangka penelaahan terbatas atau;
iii. 90 (sembilan puluh) Hari Kalender setelah tanggal tengah tahunan buku perusahaan berakhir, jika disertai laporan akuntan yang memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan
9. Memenuhi kewajiban keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi tahunan Perseroan dan Anak Perusahaan terakhir yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik yang terdaftar di BAPEPAM yaitu sebagai berikut;
a. memelihara perbandingan antara kewajiban keuangan dengan modal tidak lebih dari (2,5):(1) (dua koma lima banding satu); kewajiban keuangan berarti semua kewajiban Perseroan yang menimbulkan kewajiban pembayaran bunga dan bagi hasil antara lain: hutang bank, sewa guna usaha, hutang efek konversi, hutang efek dan instrumen pinjaman lainnya dengan mengecualikan hutang usaha, hutang deviden dan hutang pajak.
b. memelihara perbandingan antara laba sebelum bunga, pajak dan penyusutan/amortisasi dengan beban bunga yang disesuaikan (termasuk bunga yang dikapitalisasikan) tidak kurang dari (2): (1) (dua banding satu).
c. Memelihara agar setiap saat nilai buku bersih dari aktiva tetap ditambah aktiva lancar dikurangi hutang-hutang berjaminan ditambah kewajiban lancar tidak kurang dari jumlah Terhutang.
10. Memelihara harta kekayaannya agar tetap dalam keadaan baik dengan persyaratan dan ketentuan ketentuan sebagaimana dilakukan pada umumnya mengenai harta milik dan usaha serupa.
11. Memberitahukan secara tertulis kepada Wali Amanat dalam hal Perseroan melaksanakan penjualan atau pengalihan aktiva dengan memperhatikan pasal 6 ayat 1 huruf g Akta Perjanjian Perwaliamanatan. 12. Memberi ijin kepada Wali Amanat atau pihak yang ditunjuk oleh Wali Amanat untuk selama jam kerja
Perseroan memasuki gedung-gedung dan halaman halaman yang dimiliki atau dikuasai Perseroan dan untuk melakukan pemeriksaan atas buku-buku, ijin-ijin dan catatan keuangan Perseroan sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
13. Menerbitkan dan menyerahkan Sertipikat Jumbo Obligasi kepada KSEI, untuk kepentingan Pemegang Obligasi sebagai bukti pencatatan dalam Daftar Pemegang Obligasi.
14. Mendapatkan pemeringkatan peringkat Obligasi dari PEFINDO setiap tahun sekali.
6. KELALAIAN
Kelalaian atau cidera janji yang dimaksud adalah salah satu atau lebih dari kejadian atau hal tersebut di bawah ini: 1. Perseroan lalai membayar kepada Pemegang Obligasi Pokok Obligasi pada Tanggal Pelunasan Pokok
Obligasi dan atau Bunga Obligasi pada Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi; atau
2. Perseroan lalai melaksanakan atau tidak mentaati dan/atau melanggar salah satu atau lebih ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan yang berdasarkan pertimbangan Wali Amanat secara material dapat berakibat negatif terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan; atau
3. Perseroan dinyatakan bubar, bubar karena sebab lain, (termasuk penggabungan yang mengakibatkan Perseroan menjadi bubar demi hukum) atau dinyatakan dalam keadaan pailit yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap atau diberikan penundaan pembayaran hutang oleh badan peradilan yang berwenang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap; atau
4. pengadilan atau instansi pemerintah yang berwenang telah menyita atau mengambil alih dengan cara apapun juga semua atau sebagian besar harta kekayaan Perseroan atau telah mengambil tindakan yang menghalangi Perseroan untuk menjalankan sebagian besar atau seluruh usahanya sehingga mempengaruhi secara material kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajibannya dalam Perjanjian Perwaliamanatan; atau
5. sebagian besar hak, ijin dan persetujuan lainnya dari Pemerintah Republik Indonesia yang dimiliki Perseroan dan/atau Anak Perusahaan dibatalkan atau dinyatakan tidak sah, atau Perseroan dan/atau Anak Perusahaan tidak mendapat ijin atau persetujuan yang disyaratkan oleh ketentuan hukum yang berlaku, yang secara material berakibat negatif terhadap kelangsungan usaha Perseroan dan mempengaruhi secara material terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan; atau
6. keterangan dan jaminan-jaminan Perseroan tentang keadaan atau status korporasi atau keuangan Perseroan dan/atau pengelolaan Perseroan secara material tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak benar adanya, termasuk pernyataan dan jaminan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 akta ini; atau;
7. Perseroan dan/atau Anak Perusahaan dinyatakan lalai sehubungan dengan perjanjian hutang antara Perseroan dan/atau Anak Perusahaan oleh salah satu krediturnya (cross default) yang berupa pinjaman (debt), baik yang-telah ada sekarang maupun yang akan ada di kemudian hari yang berakibat jumlah yang terhutang oleh Perseroan dan/atau Anak Perusahaan berdasarkan perjanjian hutang-tersebut seluruhnya menjadi dapat segera ditagih oleh kreditur yang bersangkutan sebelum waktunya untuk membayar kembali (akselerasi pembayaran kembali); atau
8. Perseroan atau Anak Perusahaan berdasarkan perintah pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap diharuskan membayar sejumlah dana kepada pihak ketiga yang apabila dibayarkan akan mempengaruhi secara material terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan.