tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal (PP No. 45 Tahun 1995).
Pasal 65 ini memberikan landasan hukum kepada Bapepam untuk menjatuhkan
sanksi denda kepada pihak-pihak yang dianggap bertanggung jawab dan terbukti
bersalah atas terjadinya transaksi yang mempunyai benturan kepentingan yang
melanggar peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
Jumlah sanksi denda untuk transaksi yang mengandung benturan kepentingan ditentukan dalam Pasal 64 PP No. 45 Tahun 1995. Sanksi denda sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 102 ayat (2) UUPM diatas, dapat dikenakan paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) bagi orang perseorangan, dan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) bagi pihak yang bukan orang perseorangan, yang melanggar peraturan perundang undangan di bidang Pasar Modal. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengenaan sanksi denda ini ditetapkan oleh Bapepam.112
112
Pasal 64 ayat (1 dan 2) Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal
Sanksi lain seperti pembekuan kegiatan usaha, pencabutan izin usaha dapat dijatuhkan kepada perusahaan efek yang merupakan perusahaan publik. Atau juga kepada orang orang profesional yang terjun dalam kegiatan di bidang pasar Modal. Sanksi pembatalan pendaftaran dijatuhkan kepada perseroan yang tengah melakukan penawaran umum. Dengan pemberian sanksi denda diharapkan pelaku yang terjun di dalam kegiatan pasar modal tidak akan mengulangi kesalahan.113
B. Manipulasi Harga Dalam Upaya Stablisasi Harga Oleh Underwriter
Selain memasarkan dan mendistribusikan efek dalam Penawaran Umum, salah satu kegiatan penting Underwriter dalam Penawaran Umum adalah melakukan stabilisasi. Kualitas Underwriter yang dipilih dan kemampuannya untuk mengambil peranan yang besar dalam Penawaran Umum efek perusahaan merupakan hal yang penting untuk mendukung nilai saham sesudah Penawaran Perdana. Dukungan after market dari Underwriter hendaknya dapat diberikan dalam jangka waktu tertentu setelah Penawaran Perdana. Namun demikian para spekulator juga sering mencari kesempatan pada masa masa seperti itu dan mereka biasanya menjual sahamnya dalam jangka pendek sesudah penawaran perdana. Apabila terlalu banyak orang yang menjual sahamnya dan membanjiri Pasar Modal, maka harga saham akan turun di bawah harga Penawaran Perdana. Jika ini terjadi Underwriter harus mempunyai sumber dana yang diperlukan untuk membelinya dan jika
113
perlu menyimpannya sampai harga saham kembali naik, hal inilah yang disebut stabilisasi harga saham.114
Sebagaimana dirumuskan dalam Peratura Bapepam No. XI.B.1, stabilisasi harga adalah tindakan selama masa Penawaran Umum yang dilakukan untuk menawarkan untuk membeli atau menjual efek dengan tujuan mempertahankan harga pasar efek bersangkutan di bursa efek. Selama berlangsungnya stabilisasi harga, Underwriter untuk mempertahankan harga pada tingkat tertentu melakukannya dengan memasok (menjual) efek dan membeli efek dari pasar atau lantai bursa. Stabilisasi juga dimaksudkan untuk menjamin kelancaran distribusi efek di pasar. Peran Underwriter bagi investor dalam suatu Penawaran Umum tidak hanya akan memudahkan mereka mendapatkan efek yang sedang ditawarkan, karena adanya jaringan yang luas dari Underwriter, serta para agen penjualan yang merupakan sindikasi dalam suatu penjaminan emisi. Tetapi juga dapat merupakan “jaminan” bahwa efek tersebut ketika dicatatkan, dan diperdagangkan di bursa efek akan merupakan investasi yang menguntungkan. Hal ini karena Underwriter pada waktu efek tersebut diperdagangkan di bursa efek, akan memainkan peranan yang sangat penting dalam rangka stabilisasi harga yang dilakukan oleh Underwriter. Oleh karena itu, sebagaimana disebut di atas, investor dalam membeli efek yang ditawarkan juga akan melihat siapa yang melakukan penjaminan emisi atas efek yang sedang ditawarkan tersebut. Underwriter yang berpengalaman dianggap sebagai jaminan bahwa harga saham akan naik dan investor akan memperoleh capital gain115
114
Asril Sitompul (I), Op Cit, hal. 89
115
Dalam hal ini untuk memperoleh capital gain, maka kenaikan harga saat listing bisa terjadi karena saham dijual dengan diskon dan karena digerakkan oleh Emiten dan Underwriter nya. Sehingga saham dapat naik tajam pada saat listing dan selanjutnya terus menurun. Dalam hal ini manipulasi harga yang dilakukan Emiten dan Underwriter nya ini akan sangat merugikan investor yang ingin memegang saham tersebut untuk jangka panjang.116 Underwriter dapat juga melakukan manipulasi harga pada transaksi yang terjadi di gray market (transaksi semu). Transaksi ini terjadi karena investor beli, menawarkan capital gain kepada investor yang sudah mendapatkan alokasi dalam IPO. Namun investor harus jeli sebab ada kalanya gray market tersebut merupakan konspirasi yang dilakukan oleh penjamin emisi beserta sindikasinya untuk mengecoh investor agar membeli saat listing sehingga ada lonjakan harga saat pencatatan di pasar sekunder.117
Tindakan manipulasi harga ini merupakan usaha yang dilakukan melalui perantaraan anggota bursa, baik secara sendiri maupun bersama sama yang dapat memberikan gambaran bahwa transaksi efek atau harga efek yang terjadi adalah sesuai dengan kekuatan pasar. Manipulasi harga dapat dilakukan dengan melakukan serangkaian transaksi maupun mempergunakan informasi dengan maksud melakukan manipulasi.118
Pasal 91 UUPM menyatakan bahwa: ”Setiap pihak yang melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal dilarang melakukan tindakan, baik langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek di Bursa Efek”. Gambaran semu dan
116
Jaka E. Cahyono, Op Cit, hal. 51
117
Ibid, hal. 47
118
menyesatkan dalam transaksi dapat dilakukan oleh anggota bursa dengan cara melakukan transaksi efek tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan pemilikan atas efek tersebut, atau melakukan penawaran (jual atau beli) efek pada harga tertentu, di mana pembeli atau penjual ini juga telah bersekongkol dengan lawan (jual atau belinya) tersebut untuk melakukan penawaran jual atau penawaran beli pada harga yang kurang lebih sama.119 Tansaksi semu ini dapat dilakukan dengan atau tanpa ada barang sama sekali. Dengan demikian penjual dalam kasus ini tidak akan menyerahkan saham kepada pihak lain, dan pembeli juga tidak akan menerima saham.
Selanjutnya Pasal 92 UUPM juga melarang adanya manipulasi harga. Manipulasi harga ini dapat dilakukan apabila ada dua atau lebih transaksi efek, yang secara langsung atau tidak langsung dimaksudkan untuk menyebabkan harga efek tetap, naik atau turun dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli, menjual atau menahan efek.120 Tindakan manipulasi harga ini biasanya dilakukan dengan persetujuan bersama (persekongkolan) oleh beberapa anggota bursa (pialang efek). Anggota bursa ini akan membeli atau menjual efek pada harga yang telah mereka tentukan/rekayasa. Oleh karena itu sebenarnya harga yang terjadi sama sekali tidak mencerminkan kekuatan pasar yang berlaku. Bahkan dalam keadaan sebenarnya pasar atas efek tersebut sama sekali tidak ada atau tidak terjadi, kecuali transaksi yang dilakukan oleh para pihak yang bersekongkol
119
Penjelasan Pasal 91 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
120
Bunyi lengkap Pasal 92 UUPM adalah sebagai berikut: “Setiap Pihak, baik sendiri sendiri maupun bersama sama dengan Pihak lain, dilarang melakukan 2 (dua) transaksi Efek atau lebih, baik langsung maupun tidak langsung, sehingga menyebabkan harga Efek di Bursa Efek tetap, naik, atau turun dengan tujuan mempengaruhi Pihak lain untuk membeli, menjual, atau menahan Efek”.
tersebut. Untuk menaikkan dan membuat pasar terlihat aktif, pelaku manipulasi biasanya melakukan dalam waktu yang cukup panjang dan perlahan lahan untuk menghindari perbuatan tersebut dicurigai. Pelaku akan menaikkan harga secara perlahan dan membuat pasar atas efek tersebut terlihat aktif. Investor yang tidak menyadari hal ini biasanya akan masuk ke pasar setelah harga naik cukup tinggi. Pada saat yang bersamaan para pelaku juga mulai melepaskan efek efek yang dimilikinya, yang mungkin sulit dijual karena tidak ada aktifitas pasarnya selama ini.121
Selain larangan untuk melakukan manipulasi pasar dengan cara cara menggunakan transaksi secara langsung, sebagaimana diatur dalam Pasal 91 dan 92 UUPM, UUPM juga dengan tegas melarang dilakukannya tindakan melakukan manipulasi pasar yang dilakukan melalui cara cara membuat pernyataan atau memberikan keterangan tidak benar atau menyesatkan, sebagaimana diatur dalam Pasal 93. Larangan ini dibuat untuk mencegah pihak pihak tertentu menyebarkan berita berita atau desas desus (rumors) yang dapat mempengaruhi harga efek/saham di bursa efek. Larangan ini diadakan karena sifat dari Pasar Modal itu sendiri, yang memang sangat peka terhadap adanya informasi baik yang sifatnya positif maupun negatif. Meskipun pada dasarnya manipulasi harga dilarang, tetapi dalam situasi tertentu pengecualian atas tindakan ini dapat dilakukan, misalnya dalam rangka stabilisasi harga. Tindakan stabilisasi harga ini pada dasarnya merupakan tindakan “manipulasi harga” yang dilegalisasikan. Karena merupakan “manipulasi” atas harga yang “dilegalisir” oleh UUPM, maka stabilisasi merupakan tindakan yang dikecualikan sebagai
121
tindakan yang melanggar hukum oleh UUPM.122 Kegiatan ini dilakukan oleh Emiten karena kemungkinan harga pada pasar perdana pada saat listing akan melonjak terlalu tinggi, atau turun pada tingkat yang terlalu rendah.123
Stabilisasi ini dilakuakan pada hari hari pertama suatu efek pertama kali diperdagangkan di bursa (setelah saham hasil Penawaran Umum tercatat di bursa). Peraturan Bapepam menentukan syarat syarat dilakukannya stabilisasi harga, yaitu:124 1. Harga stabilisasi tidak dapat berbeda dari harga resmi Penawaran Umum
2. Jika stabilisasi dipilih maka stabilisasi tersebut harus terus berjalan selama masa penawaran dan tidak dapat diperpanjang melampaui masa tersebut.
3. Rencana atau maksud untuk mengadakan stabilisasi harus diungkapkan dalam prospektus.
4. Penjamin Emisi Efek atau Perantara Pedagang Efek yang menjual kepada atau membeli untuk kepentingan setiap pihak, efek yang sedang berada dalam masa stabilisasi, harus memastikan bahwa pihak tersebut telah menerima, atau telah mendapat kesempatan membaca pernyataan tertulis bahwa pembelian pebelian dalam rangka stabilisasi akan, sedang atau telah dilakukan.
5. Penjamin Pelaksana Emis Efek harus terlebih dahulu memberi tahu Bapepam, semua agen penjualan efek dan masyarakat pemodal mengenai kapan stabilisasi dimulai serta tanggal dan waktu berakhirnya masa stabilisasi dan Penawaran Umum.
122
Lihat Pasal 94 UUPM yang berbunyi: “Bapepam dapat menetapkan tindakan tertentu yang dapat dilakukan oleh Perusahaan Efek yang bukan merupakan tindakan yang dilarang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 dan Pasal 92”. Lihat juga Penjelasan Pasal 94 UUPM yang berbunyi: “Yang dimaksud dengan “tindakan tertentu” dalam pasal ini, antara lain menyangkut :
a.stabilisasi harga efek dalam rangka Penawaran Umum sepanjang hal tersebut dicantumkan dalam prospektus; dan
b.penjualan dan pembelian efek oleh Perusahaan Efek selaku pembentuk pasar untuk rekeningnya sendiri”
123
Hamud M.Balfas, Op Cit, hal. 286, 476-477
124
Peraturan Bapepam No. XI.B.1 tentang Stabilisasi Harga Untuk Mempermudah Penawaran Umum
Tindakan manipulasi harga yang dilakukan penjamin emisi dalam upaya stabilisasi ini dapat diterima sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Bapepam No.XI.B1 dan UUPM.
Sehubungan dengan stabilisasi harga ini dikenal juga istilah ”greenshoe option”, yaitu istilah yang digunakan dalam praktek penjaminan emisi yang dimaksudkan untuk memudahkan penjamin emisi dalam melakukan proses stabilisasi. The term "greenshoe" came from the Green Shoe Manufacturing Company (now called Stride Rite Corporation), founded in 1919. It was the first company to implement the greenshoe clause into their underwriting agreement.125 Istilah greenshoe berasal dari Green Shoe Manufacturing Company yang didirikan pada tahun 1991, ini adalah perusahaan pertama yang mengimplementasikan ketentuan greenshoe dalam perjanjian penjaminan emisinya.
Dengan greensoe ini penjamin emisi diberikan hak (opsi) untuk membeli sejumlah saham tambahan diatas jumlah yang ditetapkan dalam Perjanjian Penjaminan Emisi. Opsi ini harus dilakukan dalam jangka waktu 30 hari sejak pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif. Jadi harus disiapkan juga tambahan saham yang disediakan untuk dapat memenuhi demand yang tidak terpenuhi dan mencegah kenaikan mendadak harga saham.126 Jumlah tambahan saham ini biasanya tidak lebih dari 15% (lima belas persen). Dengan pemberian green soe ini, maka apabila Penawaran Umum Emiten dilakukan sebanyak 1000.000.000
125
Ana Gonzalez Ribeiro, “Greenshoe Option: An IPO’s Best Friend”, http://www.investopedia.com, diakses pada tanggal 12 Maret 2009.
126
(satu milyar) saham, maka tambahannya paling banyak adalah 150.000.000 (seratus lima puluh juta) lembar.127
Penyimpangan dalam bentuk manipulasi harga dalam upaya stabilisasi harga oleh underwriter yang bertentangan dengan peraturan Bapepam No. XI.B.I tentang Stabilisasi Harga Untuk Mempermudah Penawaran Umum, dan pasal 91, 92, 93 UUPM dapat dikenakan sanksi pidana berupa pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah).128
C. Penyimpangan Bentuk Penjaminan Emisi Oleh Underwriter dan Emiten
Kebutuhan akan penjamin emisi selain karena adanya kesulitan dalam melakukan pemasaran, distribusi dan penjualan efek, juga disebabkan karena berdasarkan ketentuan yang ada dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, saham yang telah dikeluarkan oleh perseroan harus diambil semua oleh pemodal. Dengan situasi seperti ini pulalah maka sebenarnya hanya dikenal satu jenis penjaminan efek, yaitu penjaminan secara penuh atau full commitment dimana Underwriter akan mengambil sisa dari saham
127
Hamud M.Balfas, Op Cit, hal. 287
128Lihat Pasal 104 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar modal, yang
berbunyi: Setiap Pihak yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90, Pasal 91, Pasal 92, Pasal 93, Pasal 95, Pasal 96, Pasal 97 ayat (1), dan Pasal 98 diancam dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).
saham yang tidak terjual tersebut. Tetapi ini bukan berarti juga bahwa semua pejaminan emisi di Indonesia telah dilakukan secara penuh, karena dibelakang janji penjaminan secara penuh ini dapat saja terjadi kesepakatan lain antara Emiten dengan Underwriter mengenai bentuk dari penjaminan secara penuh ini.129
Secara garis besar ada 2 (dua) jenis penjaminann emisi, yaitu full commitment dan best efforts, dan yang paling umum dilakukan di Indonesia adalah penjaminan emisi dengan full commitment. Tetapi ini bukan berarti bahwa tidak akan ada kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan penjaminan emisi yang dilakukan. Penyimpangan ini terjadi misalnya, apabila perjanjian emisi yang diinformasikan dalam prospektus dikatakan dilakukan secara full commitment, tetapi kenyataannya hanya dilakukan dengan best effort. Penyimpangan dalam bentuk penjaminan yang biasanya disembunyikan ini tentunya secara langsung atau tidak langsung akan sangat merugikan investor. Penyimpangan tersebut dilakukan karena Underwriter sendiri sebenarnya meragukan mutu Emiten, yang efeknya dipasarkan oleh Underwriter. Underwriter yang melakukan penjaminan secara full commitment tetapi ternyata ada perjanjian lainnya yang memungkinkan Underwriter berhutang kepada Emiten, apabila tidak semua efek yang dijaminnya terjual di pasar perdana. Tindakan seperti ini tentunya akan memberikan gambaran yang menyesatkan bagi investor, karena bagi kebanyakan investor, full commitment berarti saham yang dipasarkan oleh Underwriter ”cukup baik”. Dengan adanya perjanjian lain yang memungkinkan Underwriter berhutang tersebut, sebenarnya merupakan indikasi bahwa efek yang dipasarkan tidak begitu diterima di pasar dan Underwriter mengetahui hal ini. Bahkan
129
mungkin Underwriter secara full commitment, yang dibuat dengan adanya perjanjian lain tersebut, tidak lain adalah sebuah perjanjian emisi dengan syarat best effort saja sebenarnya.130
Oleh karena itu, pada salah satu pasal dalam perjanjian penjaminan emisi efek dimuat ketentuan mengenai:131
1. Tidak pernah membuat dan/atau menandatangani perjanjian perjanjian sehubungan dengan emisi saham Emiten, baik yang dibuat di bawah tangan maupun secara notaril, sebelum Perjanjian Penjaminan Emisi Efek ditandatangani yang isinya bertentangan dengan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek;
2. Setelah akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek ditandatangani, Emiten dan Underwriter membuat lagi perjanjian perjanjian yang isinya bertentangan dengan Perjanjian penjaminan Emisi Efek. Maka perjanjian perjanjian tersebut dinyatakan batal demi hukum.
Penyimpangan bentuk penjaminan emisi yang dilakukan oleh underwriter dan emiten tersebut dapat memberikan gambaran yang menyesatkan bagi investor mengenai bentuk perjanjian yang di muat dalam prospektus. Berdasarkan Pasal 78 ayat (1) UUPM menyatakan bahwa: ” Setiap Prospektus dilarang memuat keterangan yang tidak benar tentang Fakta Material atau tidak memuat keterangan yang benar tentang Fakta Material yang diperlukan agar prospektus tidak memberikan gambaran yang menyesatkan”.
130
Ibid, hal. 270
131
Ketentuan ini kemudian diperkuat oleh penjelasan Pasal 77 ayat (1) tersebut yang menyatakan bahwa:
”Prospektus merupakan salah satu dokumen pokok dalam rangka Penawaran Umum. Oleh karena itu, informasi yang terkandung di dalamnya harus memuat hal hal yang benar benar menggambarkan keadaan Emiten yang bersangkutan sehingga keterangan atau informasi dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk menetapkan keputusan investasinya. Apabila informasi yang disajikan tidak benar tentang fakta yang material, atau tidak mengungkapkan informasi yang benar tentang fakta yang material, hal tersebut dapat mengakibatkan pemodal mengambil keputusan investasi yang tidak tepat”.
Akibat hukum dari pelanggaran atas ketentuan pasal di atas adalah sanksi administratif dan denda yang dikenakan oleh Bapepam terhadap pihak pihak yang melakukan pelanggaran. Pasal 102 ayat (1) UUPM menyatakan bahwa: ”Bapepam mengenakan sanksi administratif atas pelanggaran Undang undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya yang dilakukan oleh setiap Pihak yang memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran dari Bapepam”.
Berdasarkan Pasal 102 ayat (2) UUPM, sanksi administratif tersebut dapat berupa: a. peringatan tertulis;
b. denda yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu; c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha; e. pencabutan izin usaha;
f. pembatalan persetujuan; dan g. pembatalan pendaftaran.