Penjamin Pelaksana Emisi Efek akan mernberitahukan terjadinya peristiwa peristiwa sebagaimana disebutkan dalam butir (a) sampai dengan (f) diatas kepada emiten sebelum mengambil keputusan lebih lanjut. Tiap peristiwa yang dapat mengakibatkan pemutusan perjanjian perjaniian sehubungan dengan Penawaran Umum, oleh para pihak pada Perjanjian dianggap sebagai suatu persetujuan untuk memutuskan Perjanjian ini. Apabila terjadi pengakhiran sebagai dimaksud diatas, Emiten tetap berkewajiban membayar seluruh biaya biaya yang telah dikeluarkan sehubungan dengan Penawaran Umum. Pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek sesuai dengan ketentuan Pasal 20 angka 3 Perjanjian Penjaminan Emisi PT.X Tbk. No.6 ini berlaku tanpa diperlukan keputusan suatu badan peradilan, dan para pihak dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek ini wajib memberitahukan secara tertulis kepada BAPEPAM LK.94
Underwriter juga mensyaratkan bahwa perjanjian penjaminan akan mengikat apabila sebelum tanggal pernyataan pendaftaran, konsultan hukum dan akuntan masing masing telah memberikan pendapat hukum dan ”comfort letter”, yang dapat diterima oleh Underwriter mengenai Emiten. Dengan latar belakang mengenai faktor faktor dan kondisi
94
penentu tersebut, maka apabila faktor faktor tersebut tidak ada atau terpenuhi, maka perjanjian penjaminan emisi akan dilaksanakan. Salah satu faktor penting itu adalah keadaan ekonomi, politik dan sosial, yang akan menentukan sukses tidaknya Penawaran Umum Efek. Faktor faktor ini menjadi penting karena Underwriter lah yang pada akhirnya yang akan menanggung semua beban atas penjaminan emisi, dan untuk itu Underwriter meminta agar faktor faktor itu tidak ada atau dipenuhi dulu, sebelum perjanjian ini dapat dijalankan. Emiten juga sangat berkepentingan atas faktor faktor ini, karena hanya denga tidak adanya atau dipenuhinya faktor faktor tersebut, Penawaran Umum efek akan sukses di pasar dan membawa hasil seperti yang diharapkan. Karena pentingnya faktor faktor dan kondisi tersebut maka untuk melakukan pembentukan suatu sindikasi dalam penjaminan emisi, penjamin pelaksana emisi biasanya akan menunggu sampai saat saat terakhir sebelum pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif oleh Bapepam. Dengan menunggu sampai saat terakhir, maka Underwriter akan memperpendek waktu antara Underwriter mengikatkan diri ke dalam Perjanjian Emisi dengan faktor faktor yang tidak menentu.95
Dengan pedeknya waktu antara penandatanganan penjamianan emisi (secara mengikat) dengan waktu dilakukannya pemasaran efek, maka akan meperkecil juga resiko yang akan dihadapi oleh Underwriter di pasar. Pembentukan sindikasi ini diresmikan dengan penandatanganan perubahan atas perjanjian perjanjian emisi, yang di dalamnya antara lain, berisi pembagian atas besarnya jatah masing masing Underwriter atas Penawaran Umum yang akan dilakukan. Dengan melakukan pembagian beban penjaminan ini, maka masing masing Underwriter akan mengambil bagianya masing masing, dan menanggung akibat
95
tidak terjualnya bagian penjaminan emis yang menjadi bagaiannya. Waktu antara penandatanganan kedua perjanjian ini (perjanjian emisi pertama dan perubahannya) digunakan diantaranya untuk menghubungi para calon sindikasi dalam Penawaran Umum tersebut, atau yang biasa dikenal masa penawaran awal (book building). Para Underwriter ini (termasuk semua anggota sindikasi, yang masuk setelah terbentuknya sindikasi) akan menandatangani perubahan perjanjian penjaminan emisi.
Akhirnya masalah yang juga perlu dicatat dalam penjaminan emisi ini adalah persoalan tanggung jawab para Underwriter terhadap Emiten. Meskipun penjaminan emisi dengan kesanggupan penuh menyatakan bahwa penjaminan dilakukan oleh kelompok Underwriter, tetapi dalam perjanjian penjaminan emisi biasanya tanggung jawab untuk pembayaran dana hasil Penawaran Umum tetap menjadi tanggung jawab masing masing Underwriter. Dengan menentukan demikian dalam Perjanjian Emisi, maka dana yang belum dibayarkan oleh satu penjamin bukanlah menjadi tanggungan Underwriter lainnya yang telah memenuhi kewajiban. Oleh karena itu, tanggung jawab Underwriter terhadap Emiten tidaklah bersifat tanggung renteng.96 Dengan kata lain, dana yang belum dibayarkan oleh satu Underwriter yang belum membayar dana tersebut kepada Emiten, pembayaran atas bagian si Underwriter tersebut bukan merupakan tanggung jawab Underwriter lainnya dalam sindikasi penjaminan.97
96
Mengenai masalah tanggung renteng ini, lihat R. Subekti, Hukum Perjanjian, Cetakan Ke- 10, (Jakarta: PT. Intermasa, 1985), hal. 7
97
Berdasarkan pengamatan Hamud M. Balfas (kepala divisi pengawasan di BEJ) dalam praktek di Indonesia, dalam Penawaran Umum Perdana praktis semua penjaminan emisi dilakukan dengan sistem penjaminan full commitment.98
98 Ibid, hal. 269
BAB III
KATEGORI PENYIMPANGAN OLEH UNDERWRITER PADA PROSES PENAWARAN UMUM
PERDANA
A. Penjatahan Saham Oleh Lead Underwriter yang Berakibat Pada Benturan Kepentingan
Sebagaimana diatur oleh Bapepam dalam Peraturan No.IX.A.7, penjatahan pada dasarnya ada dua jenis yaitu penjatahan pasti dan penjatahan terpusat.99
Adapun yang menjadi syarat syarat penjatahan pasti adalah:100
1. Manajer penjatahan dapat menentukan besarnya persentase dan pihak pihak yang akan mendapatkan penjatahan pasti dalam Penawaran Umum;
2. Dalam hal terjadinya kelebihan permintaan dalam Penawaran Umum, Underwriter, agen penjual efek atau pihak pihak terafiliasi dengannya dilarang membeli atau memiliki efek untuk rekening mereka sendiri;
3. Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Underwriter, agen penjual efek atau pihak pihak terafiliasi dengannya dilarang menjual efek yang telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan kontrak penjaminan emisi efek, kecuali melalui bursa efek jika telah diungkapkan dalam prospetus bahwa efek tersebut akan dicatatkan di bursa.
99
Angka 8 dan 11 Peraturan Bapepam No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan Dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum
100
Syarat syarat penjatahan terpusat adalah:101
Jika jumlah efek yang dipesan melebihi jumlah efek yang ditawarkan melalui suatu Penawaran Umum, maka Manajer Penjatahan yang bersangkutan harus melaksanakan prosedur penjatahan sisa Efek sebagai berikut :
1. jika setelah mengecualikan pemesan efek terafiliasi terdapat sisa efek yang jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah yang dipesan, maka pemesan yang tidak dikecualikan (bukan pemesan terafiliasi) itu akan menerima seluruh jumlah efek yang dipesan; 2. jika setelah mengecualikan pemesan efek terafiliasi terdapat sisa efek yang jumlahnya
lebih kecil dari jumlah yang dipesan, maka penjatahan bagi pemesan yang tidak dikecualikan itu, harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :
a. Efek tersebut dialokasikan secara proporsional tanpa pecahan, jika tidak akan dicatatkan di Bursa; atau
b. Efek tersebut dialokasikan dengan memenuhi persyaratan persyaratan berikut ini, jika akan dicatatkan di Bursa :
1). Prioritas dapat diberikan kepada para pemesan yang menjadi pegawai Emiten, denga jumlah maksimal 10% dari jumlah Penawaran Umum;
2). Satuan perdagangan yang tersedia akan dibagikan dengan diundi;
3). Apabila terdapat efek yang tersisa, pengalokasian dibagikan secara proporsional.
101
Angka 11 Peraturan Bapepam No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan Dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum
Meskipun ada dua jenis penjatahan, tetapi tidak menghalangi penjamin emisi untuk menerapkan prosedur penjatahan lain utuk Penawaran Umum sepanjang:102
1. Prosedur dimaksud telah direkomendasikan oleh Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) dan disetujui oleh Bapepam.
2. Prosedur dimaksud diungkapkan sepenuhnya dalam prospektus. 3. Sesuai dengan peraturan.
Investor tertentu yang mendapat hak istimewa berupa penjatahan pasti (fix allotment), mereka memperoleh jumlah saham seperti yang diinginkan. Karyawan Emiten dan investor lembaga yang dianggap mewakili kepentingann publik (seperti reksa dana dan lembaga dana pensiun) misalnya berhak atas penjatahan pasti sepanjang permintaannya tidak melebihi 50% dari emisi. Sebagai kompensasi, investor yang memperoleh hak istimewa ini sering diikat untuk tidak menjual sahamnya sampai batas waktu tertentu, atau dengan kata lain dikenai masa lock up period. Setelah dikurangi penjatahan pasti, barulah sisa saham didistribusikan kepada investor lain. Caranya bisa dengan diundi atau dengan sistem polling secara proporsional. Misalnya masing masing permintaan akan dipenuhi 50%, dan sisanya akan diundi. Dalam distribusi ini mungkin ada hak khusus bagi investor kecil dengan permintaan sampai 10 lot akan mendapat prioritas, misalnya mendapat sebanyak yang mereka pesan.103
Masalah penjatahan dalam penjaminan emisi harus diungkap dalam prospektus termasuk metode penjatahan yang akan digunakan, kisaran persentase dan prakiraan pihak,
102
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Op Cit, hal. 57
103
atau kalangan tertentu yang akan mendapatkan penjatahan dalam suatu Penawaran Umum.104 Dengan pengungkapan ini akan dapat dilihat kepada siapa saja efek yang akan dikeluarkan Emiten tersebut akan didistribusikan. Kewajiban lain yang harus dilakukan penjamin emisi dalam penjatahan ini adalah adanya kewajiban bagi manajer penjatahan untuk menunjuk akuntan yang terdaftar di Bapepam untuk melaksanakan pemeriksaan khusus atas penjatahan yang dilakukan dalam Penawaran Umum. Dengan pemeriksaan yang dilakukan tersebut diharapkan penjatahan akan berjalan secara adil, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan dalam penjatahan yang dilakukan, baik karena kedekatannya dengan penjamin emisi atau Emiten, atau karena tugasnya sebagai salah satu pihak yang berperan dalam Penawaran Umum tersebut. Laporan hasil pemeriksaan akuntan tersebut harus telah disampaikan kepada Bapepam dalam jangka waktu 30 hari setelah tanggal penjatahan dilakukan. Laporan harus mencakup pemeriksaan atas kewajaran dari pelaksanaan penjatahan, termasuk tersedianya dana hasil Penawaran Umum tersebut.105
Sehubungan dengan masalah penjatahan ini, perlu juga diperhatikan mengenai pengaturan masalah prilaku (conduct) penjamin emisi. Salah satu masalah yang timbul dalam persoalan penjaminan emisi adalah perlakuan istimewa, yang diberikan oleh penjamin emisi kepada pihak tertentu atau pihak yang terafiliasi dengan penjamin emisi. Perlakuan istimewa yang diberikan ini, misalnya, memberikan jatah saham kepada pihak tertentu atau pemberian jatah efek kepada pihak terafiliasi, yang biasanya dilakukan ketika minat beli investor terhadap efek tersebut melimpah. Dalam Penawaran Umum di mana
104
Angka 13 dan 16 Peraturan Bapepam No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan Dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum
105
Angka 14 Peraturan Bapepam No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan Dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum
permintaan beli atas efek tersebut melebihi jumlah efek yang tersedia, dalam banyak hal akan menyebabkan harga efek naik ketika efek tersebut diperdagangkan. Ole karena itu perlakuan istimewa yang diberikan kepada satu pihak, atau mereka yang terafiliasi akan memberikan keuntungan kepada pihak tersebut. Karena keadaan seperti itu, dalam angka 12 Peraturan Bapepam No. IX.A.7 telah dengan tegas mengatakan bahwa penjatahan terhadap pihak terafiliasi dilakukan belakangan, yaitu hanya apabila masih terdapat sisa terhadap efek yang ditawarkan.106
Undang Undang Pasar Modal dalam Pasal 35 bahkan dengan lebih tegas menyatakan bahwa perusahaan efek dilarang membeli atau memiliki efek untuk rekening perusahaan efek itu sendiri atau untuk rekening pihak terafiliasi jika terdapat kelebihan permintaan beli dalam penawarran umum, atau dalam hal perusahaan efek tersebut bertindak sebagai Underwriter atau agen penjualan, kecuali pesanan pihak yang tidak terafiliasi telah terpenuhi seluruhnya.107 Sehubungan dengan larangan tersebut, Peraturan Bapepam No. IX.A.7 selanjutnya menegaskan bahwa hanya kalau terdapat sisa efek setelah dijatahkan kepada pemesan yang tidak terafiliasi, maka penjamin emisi dapat membagikanya kepada para pemesan yang terafiliasi dengan penjamin emisi.108
Pelanggaran atas larangan, seperti yang ditentukan dalam peraturan Bapepam ini, dapat berpotensi menyebabkan terjadinya benturan kepentingan (conflict of interest)
106
Hamud M. Balfas, Op Cit, hal. 281
107
Pasal 35e dan Penjelasannya Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
108
Angka 12 Peraturan Bapepam No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum. Lihat juga Angka 4c dan 11 Peraturan Bapepam No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum
antara penjamin emisi tersebut dengan nasabah terafiliasinya, sebagaimana yang akan dilihat dalam kasus “Friends of Frank Account”.109
Kejadian yang berpotensi menyebabkan benturan kepentingan ini terjadi ketika Credit Suisse First Boston (CSFB) sebagai perusahaan efek, yang bertindak sebagai penjamin emisi, memberikan porsi atas saham saham yang sangat mungkin akan memberikan keuntungan (hot IPO shares), yang dijamin oleh penjamin emisi tersebut, kepada nasabah nasabah besarnya dengan harapan nasabah nasabah tersebut memberikan pekerjaan pekerjaan investment banking kepada CSFB. Caranya dimulai ketika pegawai pegawai CSFB yang bekerja untuk Frank Quatrone (pejabat salah satu perusahaan sekuritas besar dan sangat bergengsi di dunia, yaitu CSFB, yang banyak menangani Penawaran Umum perusahaan perusahaan yang bergerak dalam industri komputer dan internet), membuka rekening efek untuk para eksekutif perusahaan yang telah memakai jasa divisi CSFB yang dipimpin oleh Quatrone untuk melakukan Penawaran Umum atas perusahaannya, atau yang memberikan pekerjaan bagi divisi Quatrone. Rekening rekening yang dibukakan untuk para eksekutif ini akan dikelola dengan cara yang sama oleh CSFB, yaitu akan mendapatkan jatah saham saham “hot IPO shares” tersebut, yang penjaminan emisinya dilakukan oleh CSFB. Saham saham “hot IPO” tersebut biasanya akan dijual beberapa minggu setelah saham tersebut diberikan kepada para eksekutif tersebut (tentunya setelah harga saham naik). CSFB sendiri menyatakan bahwa apa yang dilakukannya dengan rekening itu dijuluki “friends of frank”, dan dianggap sebagai sesuatu yang umum di dalam industri sekuritas, dan penjatahan yang dilakukannya sesuai dengan kebijakan CSFB dan norma norma yang
109
berlaku di industri sekuritas. Tetapi ternyata dari penyelidikan yang dilakukan oleh National Association of Securities Dealer (NASD), Frank Quatrone dan wakilnya paling sedikit 2 (dua) kali berkesempatan memeriksa nama nama pemegang rekening. Berdasarkan kenyataan itu diketahui bahwa nampaknya Frank Quatrone atau wakilnya memang mengetahui praktek pembukaan rekening dengan cara cara seperti itu. Sehingga disimpulkan bahwa pembukaan rekening efek tersebut memang dimaksudkan untuk memberikan preferensi kepada beberapa orang tertentu. Selain itu NASD juga diberi tahu bahwa CSFB menghalangi beberapa eksekutif lain untuk mendapatkan jatah apabila perusahaannya tidak memberikan pekerjaan kepada CSFB, atau ketika Quatrone memperkirakan bahwa tidak akan ada pekerjaan lagi yang dapat diharapkan dari perusahaan eksekutif tersebut. Bahkan juga dikatakan bahwa divisi Quatrone tidak ingin mempunyai hubungan hanya dengan rekening rekening efek para eksekutif itu saja. Dari cara kerja pembukaan rekening tersebut dapat dilihat bahwa ada semacam usaha menganakemaskan orang orang yang membuka rekening tersebut yaitu, mereka yang mempunyai hubungan bisnis dengan perusahaan efek merupakan orang yang mendapat prioritas, sehingga akhirnya mendapatkan jatah saham.
Cara lain yang dilakukan oleh CSFB dalam melakukan alokasi saham pada waktu Penawaran Umum adalah dengan mengenakan komisi yang sangat besar terhadap nasabah. Cara ini dilakukan karena saham saham yang dialokasikan oleh CSFB kepada kliennya adalah saham saham “dotcom”, yang memang banyak diminati karena biasanya memberikan keuntungan yang tinggi setelah saham saham tersebut diperdagangkan pada hari pertama di bursa. Kenaikan harga saham tersebut umumnya mencapai 200 hingga 300 persen atau lebih di hari pertama perdagangan saham. Karena kenaikan harga yang tinggi tersebut, CSFB
meminta kliennya untuk membayar komisi yang jauh melebihi komisi yang biasanya dikenakan pada nasabah. Sama seperti yang dilakukan dalam “Friends of Frank Account” di atas, praktek ini juga dimaksudkan untuk mendapatkan pekerjaan investment banking dari nasabah tersebut. Sedangkan komisi yang besar tersebut dimaksudkan untuk membagi keuntungan yang akan didapat nasabah dari kenaikan harga saham di pasar sekunder. Akibat dari cara cara penjatahan saham yang dilakukanya tersebut, CSFB diwajibkan membayar denda sebesar 100 juta dollar Amerika Serikat kepada otoritas bursa di Amerika Serikat (SEC dan NASDR, Inc.). Pengenaan denda tersebut terdiri dari 30 juta dollar yang dibayarkan sebagai denda yang dibagi secara merata antara SEC dan NASDR, Inc., dan 70 juta dollar untuk pengembalian keuntungan yang tidak sah (disgorgement of allegedly ill gotten gains).
Oleh karena itu, sebagaimana telah diuraikan di atas, maka untuk memastikan bahwa penjatahan dilakukan sesuai aturan yang berlaku, Bapepam mewajibkan dilakukannya pemeriksaan (audit) oleh akuntan, yang akan melakukan pemeriksaan khusus mengenai proses penjatahan yang dilakukan.110 Serta untuk menghindari agar tidak ada pihak pihak yang dirugikan maka penjatahan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan Peraturan No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan dalam Rangka Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum dan ketentuan peraturan perundangan lain yang berlaku, serta dengan memperhatikan hal hal sebagai berikut:111
1.
Penjatahan dilakukan sedemikian rupa untuk mencapai suatu pengikutsertaan
110
Ibid, hal. 282
111