diatas, dapat dikenakan paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) bagi
orang perseorangan, dan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
bagi pihak yang bukan orang perseorangan, yang melanggar peraturan perundang-
undangan di bidang Pasar Modal. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengenaan sanksi
denda ini ditetapkan oleh Bapepam.
132132
Pasal 64 ayat (1 & 2) Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal
BAB IV
MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA
ANTARA UNDERWRITER DAN EMITEN
A. Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI)
Pendirian Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI) tidak terlepas dari keinginan pelaku pasar modal Indonesia untuk mempunyai sebuah lembaga penyelesaian sengketa di luar pengadilan khusus di bidang pasar modal yang ditangani oleh orang orang yang memahami pasar modal, dengan proses yang cepat dan murah, keputusan yang final, mengikat serta memenuhi rasa keadilan. Keterangan umum mengenai BAPMI, yaitu:133 1. Pendirian
Dukungan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), selanjutnya PT Bursa Efek Jakarta (BEJ), PT Bursa Efek Surabaya (BES), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) serta 17 asosiasi di lingkungan Pasar Modal Indonesia membuat kesepakatan bersama untuk mendirikan sebuah lembaga Arbitrase yang kemudian diberi nama BAPMI. Akta Pendirian BAPMI (Akta No. 15, dibuat oleh Notaris Fathiah Helmy SH) ditandatangani di Jakarta pada tanggal 9 Agustus 2002 disaksikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam suatu upacara di Departemen Keuangan
133
Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia, http://www.bapmi.org, diakses pada tanggal 18 Mei 2009
Republik Indonesia. Selanjutnya BAPMI memperoleh pengesahan sebagai badan hukum melalui Keputusan Menteri Kehakiman & HAM Republik Indonesia No.: C 2620 HT.01.03.TH 2002, tanggal 29 Agustus 2002. Pengesahan itu telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 18 Oktober 2002, Nomor: 84/2002, Tambahan Berita Negara Nomor: 5/PN/2002. Selama periode Agustus 2002 sampai dengan Januari 2003, BAPMI menerbitkan beberapa peraturan beracara, mengangkat sejumlah pakar di bidang pasar modal sebagai Arbiter/Mediator BAPMI, dan mengesahkan Dewan Kehormatan BAPMI. Sejak saat itu BAPMI resmi beroperasi secara penuh.134
2. Pengurus
Kegiatan operasional BAPMI sehari hari dikelola oleh Pengurus yang diangkat oleh Rapat Umum Anggota untuk masa jabatan 3 tahun. Pengurus BAPMI mempunyai kewenangan antara lain: mewakili dan bertindak untuk dan atas nama BAPMI; menetapkan peraturan beracara BAPMI; mengusulkan calon Dewan Kehormatan135 kepada Rapat Umum
134
Bacelius Ruru, “Penyelesaian Sengketa di Pasar Modal Melalui Mekanisme Penyelesaian di Luar Pengadilan”, http://www.bapmi.org, diakses pada tanggal 30 Juni 2009
135
Dewan Kehormatan BAPMI diangkat oleh Rapat Umum Anggota untuk masa jabatan 3 tahun. Dewan Kehormatan mempunyai tugas antara lain: memberikan pendapat mengenai penafsiran ketentuan peraturan dan Anggaran Dasar BAPMI atas permintaan Pengurus; merumuskan Etika Perilaku (Code of Conduct) Arbiter/Mediator BAPMI untuk disahkan oleh Rapat Umum Anggota; menyelenggarakan sidang atas pengaduan pelanggaran Etika Perilaku (Code of Conduct); dan menjatuhkan sanksi kepada Arbiter/Mediator yang terbukti melanggar Etika Perilaku (Code of
Conduct).
Persyaratan untuk menjadi Dewan Kehormatan adalah: 1. berusia sekurang-kurangnya 35 tahun;
2.memiliki keahlian/pengetahuan/pengalaman di bidang yang terkait dengan pasar modal sekurang- kurangnya 15 tahun;
3.tidak berada dalam pelarangan/pembatasan untuk melakukan tindakan tertentu di bidang pasar modal;
Anggota; mengangkat dan memberhentikan Arbiter/Mediator BAPMI; memberikan Pendapat Mengikat atas permintaan para pihak yang bersengketa; dan menunjuk Arbiter/Mediator atas permintaan para pihak yang bersengketa.
3. Anggota
Anggota BAPMI bukanlah dalam pengertian "Pengguna BAPMI" karena siapapun dapat memanfaatkan layanan jasa BAPMI sepanjang yang bersangkutan terlibat dalam persengketaan perdata di bidang pasar modal di Indonesia meskipun yang bersangkutan bukan Anggota BAPMI. Yang disebut sebagai Anggota BAPMI adalah pihak pihak yang ikut menandatangani Akta Pendirian BAPMI atau pihak pihak lain yang disahkan menjadi Anggota oleh Rapat Umum Anggota BAPMI.
Anggota berhak melalui Rapat Umum Anggota untuk: mengeluarkan suara; menetapkan besarnya iuran anggota; mengangkat serta memberhentikan Pengurus dan Dewan Kehormatan; menerima/menolak anggota yang baru; mengesahkan serta mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga; mengesahkan Etika Perilaku (Code of Conduct) Arbiter/Mediator BAPMI; menerima/menolak pertanggungjawaban Pengurus; menunjuk akuntan yang akan mengaudit laporan keuangan BAPMI; dan membubarkan BAPMI.
4.tidak pernah dihukum karena suatu tindak kejahatan berdasarkan putusan yang telah mendapat kekuatan hukum pasti;
5. mempunyai pemahaman terhadap ketentuan perundang-undangan di pasar modal;
6.mempunyai komitmen terhadap pengembangan BAPMI dan pasar modal Indonesia. Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia, http://www.bapmi.org, diakses pada tanggal 18 Mei 2009
4. Lingkup Jasa
BAPMI memberikan jasa penyelesaian sengketa apabila diminta oleh pihak pihak yang bersengketa melalui mekanisme penyelesaian di luar pengadilan (out of court dispute settlement). Namun tidak semua persengketaan dapat diselesaikan melalui BAPMI. Adapun persengketaan yang bisa diselesaikan oleh BAPMI baik melalui Pendapat Mengikat, Mediasi maupun Arbitrase harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Hanyalah persengketaan perdata yang timbul di antara para pihak sehubungan dengan kegiatan di bidang pasar modal;
b. Terdapat kesepakatan di antara para pihak yang bersengketa bahwa persengketaan akan diselesaikan melalui BAPMI;
c. Terdapat permohonan tertulis dari pihak pihak yang bersengketa kepada BAPMI;
d. Persengketaan tersebut bukan merupakan perkara pidana dan administrasi, seperti manipulasi pasar, insider trading, dan pembekuan/pencabutan izin usaha.
Para pihak yang akan mengajukan sengketa kepada BAPMI harus menyampaikan permohonan tertulis dengan mencantumkan:136
1. kesepakatan sebagaimana dimaksud di atas; 2. nama dan alamat para pihak;
3. penjelasan mengenai masalah yang dipersengketakan;
136
Mas Abdurachim Husein, “Prosedur Penyelesaian Sengketa di BAPMI”,
http://www.bapmi.org, diakses tanggal 18 Mei 2009, lihat juga Pasal 4 ayat (2), Pasal 11 ayat (3), Pasal 22 ayat (3) Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01/BAPMI/07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI
4. perjanjian dan dokumen yang relevan;
5. usulan nama mediator (untuk mediasi) atau arbiter (untuk arbitrase);
6. khusus untuk arbitrase: tuntutan beserta rinciannya; dan daftar calon saksi/saksi ahli harus sudah diajukan pada saat pendaftaran perkara;
7. membayar biaya pendaftaran;
8. pernyataan bahwa pemohon akan tunduk pada pendapat mengikat BAPMI, atau kesepakatan damai yang akan dicapai dalam mediasi, atau putusan arbitrase.
BAPMI menawarkan 3 jenis penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang dapat dipilih oleh para pihak yang bersengketa, yaitu:137
1. Pendapat Mengikat. 2. Mediasi.
3. Arbitrase.
Ad. 1. Pendapat Mengikat
"Pendapat mengikat" BAPMI adalah pendapat yang diberikan oleh BAPMI atas dasar permintaan para pihak mengenai penafsiran suatu ketentuan yang kurang jelas di dalam perjanjian agar di antara para pihak tidak terjadi lagi perbedaan penafsiran yang bisa membuka perselisihan lebih jauh. Sesuai dengan namanya, pendapat ini bersifat final dan mengikat kepada para pihak. Setiap tindakan yang bertentangan dengan Pendapat Mengikat dianggap sebagai pelanggaran perjanjian.
137
BAPMI, “Alternatif Penyelesaian Sengketa Melalui BAPMI”, www. wikipedia.org, diakses tanggal 30 juni 2009
Berbeda dengan Mediasi dan Arbitrase yang dilakukan oleh Mediator/Arbiter BAPMI, pemberian Pendapat Mengikat dilakukan sendiri oleh BAPMI sebagai institusi, yang dalam hal ini diwakili oleh Pengurus BAPMI secara kolektif. Oleh karena itu di dalam proses Pendapat Mengikat di BAPMI tidak mengenal penunjukan pihak ketiga yang dianggap netral dan ahli oleh para pihak, melainkan dengan sendirinya pihak ketiga yang dimaksud adalah Pengurus BAPMI.
Ada beberapa alasan mengapa para pihak memilih Pendapat Mengikat BAPMI untuk menyelesaikan beda pendapat yang dihadapinya:
a. Para pihak tidak ingin beda pendapat yang muncul berkembang menjadi persengketaan yang lebih serius lagi;
b. Para pihak masih ingin mempertahankan perjanjian;
c. Para pihak menginginkan penafsiran yang paling benar terhadap ketentuan yang kurang jelas dan penafsiran tersebut mengikat serta final;
d. Para pihak ingin mendapatkan jaminan bahwa orang yang diminta untuk memberikan Pendapat Mengikat benar benar memahami bidang pasar modal;
e. Para pihak ingin menyelesaikan beda pendapat dengan cara yang lebih mudah, lebih cepat dan efisien;
f. Para pihak ingin menyelesaikan beda pendapat melalui forum yang tertutup untuk umum.
Apabila permohonan sudah memenuhi persyaratan, Pengurus BAPMI akan menyampaikan pemberitahuan kepada para pihak dalam waktu selambat lambatnya 7 hari
kerja setelah pendaftaran bahwa permohonan dapat diterima dan akan diproses lebih lanjut. Setelah permohonan Pendapat Mengikat diterima oleh BAPMI, Pengurus BAPMI mulai melakukan pemeriksaan terhadap dokumen dan perjanjian yang telah disampaikan oleh para pihak. Peraturan dan Acara BAPMI mengatur bahwa pemeriksaan dalam proses Pendapat Mengikat berlangsung paling lama 30 hari kerja dan bersifat tertutup untuk umum.
BAPMI memberikan Pendapat Mengikat secara tertulis dan ditandatangani oleh Ketua BAPMI selambat lambatnya dalam waktu 30 hari kerja setelah dimulainya pemeriksaan.138 Pendapat Mengikat disampaikan kepada semua pihak yang mengalami beda pendapat melalui surat tercatat, tidak dalam suatu forum pertemuan. Pendapat Mengikat yang diberikan oleh BAPMI bersifat final dan mengikat para pihak yang memintanya, tidak dapat diajukan perlawanan atau bantahan. Pendapat Mengikat itu harus segera dilaksanakan dalam waktu 30 hari sejak diterbitkan. Setiap tindakan yang bertentangan dengan Pendapat Mengikat merupakan pelanggaran perjanjian.
Apabila Pendapat Mengikat tidak dilaksanakan, maka:139
a. Tindakan tersebut dianggap sebagai pelanggaran perjanjian;
b. Pihak yang berkepentingan dapat menyampaikan pengaduan kepada pengurus dari asosiasi/organisasi dimana ia menjadi anggota;
138
Pasal 8 ayat (1) Keputusan BAPMI Nomor: Kep-01/BAPMI/07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI
139
Pasal 18 ayat (1) dan (2) Keputusan BAPMI Nomor: Kep-01/BAPMI/07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI
c. Asosiasi/organisasi dimana pihak yang berkepentingan menjadi anggota dapat menyampaikan pengaduan kepada Bapepam dan asosiasi/organisasi dimana pihak yang tidak bersedia melaksanakan akta perjanjian menjadi anggota.
BAPMI mengenakan biaya dan imbalan untuk setiap beda pendapat yang diselesaikan melalui Pendapat Mengikat BAPMI. Biaya dan imbalan Pendapat Mengikat menjadi tanggung jawab para pihak dengan pembagian beban yang disepakati di antara para pihak sendiri.140
Ad. 2. Mediasi
Mediasi BAPMI adalah cara penyelesaian masalah melalui perundingan di antara para pihak yang bersengketa dengan bantuan pihak ketiga yang netral dan independen yang disebut mediator yang bersifat fasilitator pertemuan guna membantu masing masing pihak memahami perspektif, posisi dan kepentingan pihak lain sehubungan dengan permasalahan yang tengah dihadapi dan bersama sama mencari solusi penyelesaiannya. Tujuan dari Mediasi adalah dicapainya perdamaian di antara para pihak yang bermasalah.
Ada beberapa alasan mengapa para pihak memilih Mediasi BAPMI untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya:
140
Mengenai biaya dan imbalan jasa, lihat Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01/BAPMI/07.2005 tentang Biaya dan Imbalan Penyelesaian Sengketa atau Beda Pendapat Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia.
a. Para pihak masih yakin akan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya berdasarkan kesepakatan win win solution di antara mereka;
b. Para pihak masih ingin mempertahankan hubungan di saat ini dan di masa mendatang;
c. Para pihak menginginkan solusi yang lebih mempertimbangkan kepentingan jangka panjang (interest based procedure/approach) dari pada benar salah menurut hukum (right based procedure/approach);
d. Para pihak ingin mendapatkan jaminan bahwa orang yang akan memfasilitasi perundingan (Mediator) benar benar memahami pasar modal dan mempunyai keahlian bermediasi;
e. Para pihak ingin menyelesaikan permasalahan dengan cara yang lebih mudah, lebih cepat dan efisien;
f. Para pihak ingin menyelesaikan permasalahan melalui forum yang tertutup untuk umum.
Sebelum proses Mediasi BAPMI, para pihak harus menyepakati terlebih dahulu jumlah Mediator, apakah 1 (satu) atau lebih, dalam hal ini tidak ada keharusan untuk berjumlah ganjil. Penunjukan Mediator harus merupakan kesepakatan para pihak, jika para pihak tidak mencapai kesepakatan maka Mediator akan ditunjuk oleh BAPMI. Pada dasarnya yang bisa ditunjuk oleh para pihak sebagai Mediator untuk Mediasi BAPMI adalah mereka yang tercantum di dalam daftar Arbiter/Mediator BAPMI. Apabila para pihak bermaksud menunjuk seseorang dari luar daftar tersebut, harus memenuhi persyaratan tertentu dan mendapatkan persetujuan dari Pengurus BAPMI. Dalam menjalankan tugasnya, Mediator
harus menjunjung tinggi kode etik, bersikap adil, netral dan mandiri serta bebas dari pengaruh dan tekanan pihak manapun, serta bebas dari benturan kepentingan dan afiliasi, baik dengan salah satu pihak maupun dengan permasalahan yang bersangkutan. Apabila hal hal tersebut di langgar, maka Mediator yang bersangkutan harus berhenti atau diberhentikan dari tugasnya.
Jika Mediasi mengalami kegagalan dan dilanjutkan oleh para pihak ke jalur Arbitrase atau Pengadilan, Mediator yang bersangkutan dilarang untuk melakukan tindakan sebagai berikut:141
a. Menjadi saksi dalam proses Arbitrase atau litigasi atas sengketa yang bersangkutan. b. Menjadi Arbiter atau Hakim atas sengketa yang bersangkutan.
Apabila permohonan sudah memenuhi persyaratan, Pengurus BAPMI akan menyampaikan pemberitahuan kepada para pihak dalam waktu selambat lambatnya 14 hari kerja setelah pendaftaran bahwa permohonan diterima dan akan diproses lebih lanjut. Setelah permohonan Mediasi diterima oleh BAPMI, proses yang pertama kali akan dilakukan adalah memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada para pihak untuk kembali melakukan perundingan langsung di antara mereka tanpa bantuan Mediator. Kesempatan ini diberikan kepada para pihak untuk tetap membuka kemungkinan terjadinya perdamaian sebelum permasalahan bergulir lebih jauh. Lamanya waktu yang diberikan oleh BAPMI kepada para pihak untuk melakukan perundingan sendiri adalah 14 hari kerja terhitung
141
Lihat Pasal 14 ayat (2) Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01/BAPMI/07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI
sejak pendaftaran permohonan Mediasi. Apabila perundingan berhasil, para pihak membuat akta perdamaian dan mencabut pendaftaran permohonan Mediasi. Namun apabila perundingan mengalami kegagalan, proses Mediasi dilanjutkan. Peraturan dan acara BAPMI mengatur bahwa proses Mediasi akan berlangsung selama 14 hari kerja dalam pertemuan (hearing) yang tertutup untuk umum. Pertemuan (hearing) dilaksanakan di tempat yang ditetapkan oleh BAPMI atau tempat lain yang disepakati oleh para pihak.142
Secara garis besar tahapan dalam proses Mediasi adalah sebagai berikut: 1. Penunjukan Mediator;
2. Pertemuan pendahuluan untuk menyepakati aturan main/prosedur Mediasi dan jadwal pertemuan serta target dari masing masing pertemuan;
3. Pertemuan (hearing) dalam rangka mengumpulkan informasi dan mengidentifkasi masalah;
4. Pertemuan (hearing) dalam rangka mengeksplorasi perspektif, posisi dan kepentingan para pihak;
5. Pertemuan (hearing) dalam rangka menginventarisir dan mengembangkan opsi opsi penyelesaian;
6. Pertemuan (hearing) dalam rangka mengevaluasi opsi opsi penyelesaian; 7. Pertemuan (hearing) dalam rangka membuat kesimpulan;
8. Pertemuan terakhir (final hearing) dalam rangka membuat kesepakatan perdamaian. Akhir dari Mediasi ada 2 kemungkinan, yaitu: berhasil atau gagal.
142
Pasal 12 ayat (1), (2) dan (3), Pasal 15 ayat (1) dan (2) Keputusan BAPMI Nomor: Kep- 01/BAPMI/07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI
a. Mediasi dikatakan berhasil apabila proses Mediasi berjalan dengan lancar dan berujung kepada ditandatanganinya akta perdamaian di antara para pihak.
b. Mediasi dikatakan gagal apabila perundingan mengalami jalan buntu (dead lock) dan para pihak tidak mau melanjutkannya. Apabila kegagalan ini terjadi, maka proses penyelesaian diserahkan kembali kepada masing masing pihak, apakah selanjutnya akan memilih jalur Arbitrase atau Pengadilan.
Perdamaian yang dicapai oleh para pihak melalui proses Mediasi BAPMI akan dituangkan ke dalam Akta Perdamaian yang berbentuk Berita Acara Penyelesaian Sengketa dan ditandatangani oleh para pihak. Kesepakatan yang dicapai oleh para pihak dalam proses Mediasi bersifat final dan mengikat. Akta Perdamaian harus didaftarkan kepada Pengadilan Negeri setempat paling lambat 30 hari setelah ditandatangani, dan harus segera dilaksanakan dalam jangka waktu 30 hari sejak didaftarkan. Apabila kesepakatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu tersebut di atas, maka:143
1. Tindakan tersebut dianggap sebagai pelanggaran perjanjian;
2. Pihak yang berkepentingan dapat menyampaikan pengaduan kepada pengurus dari asosiasi/organisasi dimana ia menjadi anggota;
3. Asosiasi/organisasi dimana pihak yang berkepentingan menjadi anggota dapat menyampaikan pengaduan kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan asosiasi/organisasi dimana pihak yang tidak bersedia melaksanakan akta perdamaian menjadi anggota.
143
Pasal 18 ayat (1) dan (2) Keputusan BAPMI Nomor: Kep-01/BAPMI/07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI
Kesepakatan Mediasi dapat dituangkan ke dalam bentuk:
a. Salah satu pasal di dalam perjanjian yang dibuat oleh para pihak sebelum timbul masalah (Klausula Mediasi); atau
b. Perjanjian tersendiri yang dibuat para pihak setelah timbul masalah.
BAPMI mengenakan biaya dan imbalan untuk setiap permasalahan yang diselesaikan melalui Mediasi BAPMI. Biaya dan imbalan Mediasi menjadi tanggung jawab para pihak dengan pembagian beban yang disepakati di antara para pihak sendiri.144
Ad. 3. Arbitrase
Arbitrase BAPMI adalah cara penyelesaian sengketa dengan cara menyerahkan kewenangan kepada pihak ketiga yang netral dan independen yang disebut Arbiter, untuk memeriksa dan mengadili perkara pada tingkat pertama dan terakhir. Keputusan yang dijatuhkan oleh Arbiter tersebut bersifat final dan mengikat bagi para pihak145, dan tidak dapat diajukan banding. Berdasarkan definisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa Arbitrase BAPMI pada hakekatnya mirip dengan Pengadilan, dan Arbiter dalam proses Arbitrase adalah layaknya Hakim pada proses Litigasi, yang membedakannya adalah:
1. Arbitrase merupakan pilihan dan kesepakatan para pihak yang bersengketa;
144
Mengenai biaya dan imbalan jasa, lihat Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01/BAPMI/07.2005 tentang Biaya dan Imbalan Penyelesaian Sengketa atau Beda Pendapat Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia.
145
Putusan Arbitrase bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat para pihak. Pasal 60 Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
2. Proses Arbitrase baru dapat dilaksanakan setelah ada permohonan dari pihak yang bersengketa kepada BAPMI;
3. Para pihak berhak menentukan apakah Arbiter akan berjumlah satu (Arbiter Tunggal) atau lebih (Majelis Arbitrase);
4. Para pihak bebas menentukan tempat Arbitrase; 5. Para pihak berhak memilih Arbiter;
6. Arbiter dipilih berdasarkan keahliannya;
7. Proses persidangan dilangsungkan menurut peraturan BAPMI; 8. Persidangan Arbitrase berlangsung tertutup untuk umum; 9. Putusan Arbitrase tidak mengenal preseden atau yurisprudensi;
10. Arbiter dapat mengambil keputusan atas dasar keadilan dan kepatutan (ex aequo et bono), tidak semata mata atas dasar ketentuan hukum; dan
11. Putusan Arbitrase tidak dapat diajukan banding.
Ada beberapa alasan mengapa para pihak yang bersengketa memilih Arbitrase BAPMI untuk menyelesaikan sengketanya:
a. Para pihak yang bersengketa sudah tidak dapat lagi melanjutkan perundingan;
b. Para pihak yang bersengketa menghendaki cara penyelesaian yang lebih mempertimbangkan benar salah menurut hukum (right based procedure/approach); c. Para pihak yang bersengketa menginginkan putusan yang final dan mengikat, namun
tidak ingin menempuh jalur litigasi karena akan memakan waktu yang lama dan biaya yang besar;
d. Para pihak yang bersengketa menghendaki cara yang lebih mudah, lebih cepat dan lebih efisien;
e. Para pihak yang bersengketa ingin mendapatkan jaminan bahwa orang yang akan memberikan putusan atas sengketa (Arbiter) benar benar memahami pasar modal dan mempunyai keahlian berarbitrase;
f. Para pihak yang bersengketa ingin menyelesaikan sengketa melalui forum yang tertutup untuk umum.
Pihak yang telah terikat dengan Perjanjian Arbitrase dan menghendaki menyelesaikan sengketa melalui Arbitrase BAPMI harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada BAPMI. Pihak yang mengajukan permohonan disebut "Pemohon", atau istilah dalam Pengadilan sama dengan "Penggugat". Sedangkan pihak lawannya disebut "Termohon", atau dalam istilah Pengadilan sama dengan "Tergugat".
Apabila permohonan sudah memenuhi persyaratan, Pengurus BAPMI akan menyampaikan pemberitahuan kepada Pemohon dan Termohon dalam waktu selambat lambatnya 14 hari kerja setelah pendaftaran bahwa permohonan diterima dan akan diproses lebih lanjut.146 Para pihak berhak menunjuk Arbiter, dan Arbiter pun berhak untuk menerima atau menolak penunjukan tersebut.147 Dalam proses Arbitrase BAPMI, para pihak harus menyepakati terlebih dahulu bentuk Arbitrase, apakah akan berbentuk Arbiter
146
Lihat Pasal 25 ayat (2) Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01/BAPMI/07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI
147
Lihat Pasal 25 ayat (3) Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01/BAPMI/07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI
Tunggal atau berbentuk Majelis (berjumlah 3 atau lebih, dan harus berjumlah ganjil). Penunjukan Arbiter dilakukan dengan cara sebagai berikut:148
a. Arbiter Tunggal:
Penunjukan seseorang sebagai Arbiter Tunggal harus merupakan persetujuan Pemohon dan Termohon. Apabila Pemohon dan Termohon tidak mencapai kata sepakat, maka penunjukan Arbiter Tunggal ditetapkan oleh BAPMI.
b. Majelis Arbitrase:
Pemohon dan Termohon menunjuk Arbiternya masing masing, dan selanjutnya kedua Arbiter tersebut memilih Arbiter ketiga sebagai Ketua Majelis. Apabila kedua Arbiter tidak mencapai kata sepakat, penunjukan Ketua Majelis ditetapkan oleh BAPMI. Dalam keadaan dimana hanya salah satu pihak saja yang menunjuk Arbiter sedangkan pihak lain tidak melakukannya, maka Arbiter tersebut secara otomatis menjadi Arbiter Tunggal dan berwenang untuk memeriksa dan memutuskan persengketaan yang bersangkutan.
Pada dasarnya yang bisa ditunjuk oleh Pemohon dan Termohon sebagai Arbiter di dalam Arbitrase BAPMI adalah mereka yang tercantum di dalam daftar Arbiter BAPMI. Apabila Pemohon dan/atau Termohon bermaksud menunjuk seseorang dari luar daftar tersebut, harus memenuhi persyaratan tertentu dan mendapatkan persetujuan dari Pengurus BAPMI.149 Dalam menjalankan tugasnya, Arbiter harus menjunjung tinggi kode
148 Lihat Pasal 26 ayat (1) Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01/BAPMI/07.2005 tentang
Peraturan dan Acara BAPMI 149
Pasal 24 ayat (1) dan (2) Keputusan BAPMI Nomor: Kep-01/BAPMI/07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI
etik, bersikap adil, netral dan mandiri, bebas dari pengaruh dan tekanan pihak manapun, serta bebas dari benturan kepentingan dan afiliasi150, baik dengan salah satu pihak yang bersengketa maupun dengan persengketaan yang bersangkutan. Apabila hal hal tersebut di langgar maka Arbiter yang bersangkutan harus berhenti atau diberhentikan dari tugasnya.
Setelah Arbiter ditunjuk, Arbiter akan menyampaikan panggilan sidang kepada Pemohon dan Termohon dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Apabila Pemohon tidak hadir pada sidang pertama tanpa alasan yang sah, maka