• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sanksi administratif ini akan ditetapkan lebih lanjut dalam PP No 45 Tahun 1995 Sanksi denda sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 102 ayat (2) UUPM

diatas, dapat dikenakan paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) bagi

orang perseorangan, dan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

bagi pihak yang bukan orang perseorangan, yang melanggar peraturan perundang-

undangan di bidang Pasar Modal. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengenaan sanksi

denda ini ditetapkan oleh Bapepam.

132

                       132

Pasal 64 ayat (1 & 2) Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal

BAB IV 

 

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA  

ANTARA UNDERWRITER DAN EMITEN 

 

A. Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI) 

Pendirian Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI)  tidak terlepas dari  keinginan pelaku pasar modal Indonesia untuk mempunyai sebuah lembaga penyelesaian  sengketa di luar pengadilan khusus di bidang pasar modal yang ditangani oleh orang orang  yang memahami pasar modal, dengan proses yang cepat dan murah, keputusan yang final,  mengikat serta memenuhi rasa keadilan. Keterangan umum mengenai BAPMI, yaitu:133  1. Pendirian 

Dukungan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), selanjutnya PT Bursa Efek  Jakarta (BEJ), PT Bursa Efek Surabaya (BES), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan  PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) serta 17 asosiasi di lingkungan Pasar Modal  Indonesia membuat kesepakatan bersama   untuk mendirikan sebuah lembaga Arbitrase  yang kemudian diberi nama BAPMI. Akta Pendirian BAPMI (Akta No. 15, dibuat oleh Notaris  Fathiah Helmy SH) ditandatangani di Jakarta pada tanggal 9 Agustus 2002 disaksikan oleh  Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam suatu upacara di Departemen Keuangan 

      

133

Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia, http://www.bapmi.org, diakses pada tanggal 18 Mei 2009

Republik Indonesia. Selanjutnya BAPMI memperoleh pengesahan sebagai badan hukum  melalui Keputusan Menteri Kehakiman & HAM Republik Indonesia No.: C 2620 HT.01.03.TH  2002, tanggal 29 Agustus 2002. Pengesahan itu telah diumumkan dalam Berita Negara  Republik Indonesia tanggal 18 Oktober 2002, Nomor: 84/2002, Tambahan Berita Negara  Nomor: 5/PN/2002. Selama periode Agustus 2002 sampai dengan Januari 2003, BAPMI  menerbitkan beberapa peraturan beracara, mengangkat sejumlah pakar di bidang pasar  modal sebagai Arbiter/Mediator BAPMI, dan mengesahkan Dewan Kehormatan BAPMI.  Sejak saat itu BAPMI resmi beroperasi secara penuh.134 

 

2. Pengurus 

  Kegiatan operasional BAPMI sehari hari dikelola oleh Pengurus yang diangkat oleh  Rapat  Umum  Anggota  untuk  masa  jabatan  3  tahun.  Pengurus  BAPMI  mempunyai  kewenangan antara lain: mewakili dan bertindak untuk dan atas nama BAPMI; menetapkan  peraturan beracara BAPMI; mengusulkan calon Dewan Kehormatan135 kepada Rapat Umum 

      

134

Bacelius Ruru, “Penyelesaian Sengketa di Pasar Modal Melalui Mekanisme Penyelesaian di Luar Pengadilan”, http://www.bapmi.org, diakses pada tanggal 30 Juni 2009

135

Dewan Kehormatan BAPMI diangkat oleh Rapat Umum Anggota untuk masa jabatan 3 tahun. Dewan Kehormatan mempunyai tugas antara lain: memberikan pendapat mengenai penafsiran ketentuan peraturan dan Anggaran Dasar BAPMI atas permintaan Pengurus; merumuskan Etika Perilaku (Code of Conduct) Arbiter/Mediator BAPMI untuk disahkan oleh Rapat Umum Anggota; menyelenggarakan sidang atas pengaduan pelanggaran Etika Perilaku (Code of Conduct); dan menjatuhkan sanksi kepada Arbiter/Mediator yang terbukti melanggar Etika Perilaku (Code of

Conduct).

Persyaratan untuk menjadi Dewan Kehormatan adalah: 1. berusia sekurang-kurangnya 35 tahun;

2.memiliki keahlian/pengetahuan/pengalaman di bidang yang terkait dengan pasar modal sekurang- kurangnya 15 tahun;

3.tidak berada dalam pelarangan/pembatasan untuk melakukan tindakan tertentu di bidang pasar modal;

Anggota;  mengangkat  dan  memberhentikan  Arbiter/Mediator  BAPMI;  memberikan  Pendapat  Mengikat  atas  permintaan  para  pihak  yang  bersengketa;  dan  menunjuk  Arbiter/Mediator atas permintaan para pihak yang bersengketa. 

 

3. Anggota 

  Anggota BAPMI bukanlah dalam pengertian "Pengguna BAPMI" karena siapapun  dapat memanfaatkan layanan jasa BAPMI sepanjang yang bersangkutan terlibat dalam  persengketaan perdata di bidang pasar modal di Indonesia meskipun yang bersangkutan  bukan Anggota BAPMI. Yang disebut sebagai Anggota BAPMI adalah pihak pihak yang ikut  menandatangani  Akta  Pendirian  BAPMI  atau  pihak pihak  lain  yang  disahkan  menjadi  Anggota oleh Rapat Umum Anggota BAPMI. 

  Anggota  berhak  melalui  Rapat  Umum  Anggota  untuk:  mengeluarkan  suara;  menetapkan besarnya iuran anggota; mengangkat serta memberhentikan Pengurus dan  Dewan Kehormatan; menerima/menolak anggota yang baru; mengesahkan serta mengubah  Anggaran  Dasar  dan  Anggaran  Rumah  Tangga; mengesahkan  Etika  Perilaku (Code  of  Conduct)  Arbiter/Mediator  BAPMI;  menerima/menolak  pertanggungjawaban  Pengurus;  menunjuk akuntan yang akan mengaudit laporan keuangan BAPMI; dan membubarkan  BAPMI. 

      

4.tidak pernah dihukum karena suatu tindak kejahatan berdasarkan putusan yang telah mendapat kekuatan hukum pasti;

5. mempunyai pemahaman terhadap ketentuan perundang-undangan di pasar modal;

6.mempunyai komitmen terhadap pengembangan BAPMI dan pasar modal Indonesia. Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia, http://www.bapmi.org, diakses pada tanggal 18 Mei 2009

4. Lingkup Jasa 

  BAPMI memberikan jasa penyelesaian sengketa apabila diminta oleh pihak pihak  yang bersengketa melalui mekanisme penyelesaian di luar pengadilan (out of court dispute  settlement). Namun tidak semua persengketaan dapat diselesaikan melalui BAPMI. Adapun  persengketaan yang bisa diselesaikan oleh BAPMI baik melalui Pendapat Mengikat, Mediasi  maupun Arbitrase harus memenuhi syarat sebagai berikut: 

a. Hanyalah persengketaan perdata yang timbul di antara para pihak sehubungan dengan  kegiatan di bidang pasar modal; 

b. Terdapat kesepakatan di antara para pihak yang bersengketa bahwa persengketaan  akan diselesaikan melalui BAPMI; 

c. Terdapat permohonan tertulis dari pihak pihak yang bersengketa kepada BAPMI; 

d. Persengketaan tersebut bukan merupakan perkara pidana dan administrasi, seperti  manipulasi pasar, insider trading, dan pembekuan/pencabutan izin usaha.  

  Para pihak yang akan mengajukan sengketa kepada BAPMI harus menyampaikan  permohonan tertulis dengan mencantumkan:136 

1. kesepakatan sebagaimana dimaksud di atas;  2. nama dan alamat para pihak; 

3. penjelasan mengenai masalah yang dipersengketakan; 

         136 

Mas  Abdurachim  Husein,  “Prosedur  Penyelesaian  Sengketa  di  BAPMI”, 

http://www.bapmi.org, diakses tanggal 18 Mei 2009, lihat juga Pasal 4 ayat (2), Pasal 11 ayat (3),  Pasal 22 ayat (3) Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01/BAPMI/07.2005 tentang Peraturan dan Acara  BAPMI 

4. perjanjian dan dokumen yang relevan; 

5. usulan nama mediator (untuk mediasi) atau arbiter (untuk arbitrase); 

6. khusus untuk arbitrase: tuntutan beserta rinciannya; dan daftar calon saksi/saksi ahli  harus sudah diajukan pada saat pendaftaran perkara; 

7. membayar biaya pendaftaran; 

8. pernyataan  bahwa pemohon  akan  tunduk  pada  pendapat  mengikat BAPMI,  atau  kesepakatan damai yang akan dicapai dalam mediasi, atau putusan arbitrase. 

    BAPMI menawarkan 3 jenis penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang dapat  dipilih oleh para pihak yang bersengketa, yaitu:137 

1. Pendapat Mengikat.  2. Mediasi. 

3. Arbitrase. 

Ad. 1. Pendapat Mengikat 

  "Pendapat mengikat" BAPMI adalah pendapat yang diberikan oleh BAPMI atas dasar  permintaan para pihak mengenai penafsiran suatu ketentuan yang kurang jelas di dalam  perjanjian agar di antara para pihak tidak terjadi lagi perbedaan penafsiran yang bisa  membuka perselisihan lebih jauh. Sesuai dengan namanya, pendapat ini bersifat final dan  mengikat  kepada  para  pihak.  Setiap  tindakan  yang  bertentangan  dengan  Pendapat  Mengikat dianggap sebagai pelanggaran perjanjian. 

      

137

BAPMI, “Alternatif Penyelesaian Sengketa Melalui BAPMI”, www. wikipedia.org, diakses tanggal 30 juni 2009

  Berbeda  dengan  Mediasi  dan  Arbitrase  yang  dilakukan  oleh  Mediator/Arbiter  BAPMI, pemberian Pendapat Mengikat dilakukan sendiri oleh BAPMI sebagai institusi, yang  dalam hal ini diwakili oleh Pengurus BAPMI secara kolektif. Oleh karena itu di dalam proses  Pendapat Mengikat di BAPMI tidak mengenal penunjukan pihak ketiga yang dianggap netral  dan ahli oleh para pihak, melainkan dengan sendirinya pihak ketiga yang dimaksud adalah  Pengurus BAPMI. 

Ada beberapa  alasan mengapa para pihak memilih Pendapat Mengikat BAPMI untuk  menyelesaikan beda pendapat yang dihadapinya: 

a. Para pihak tidak ingin beda pendapat yang muncul berkembang menjadi persengketaan  yang lebih serius lagi; 

b. Para pihak masih ingin mempertahankan perjanjian; 

c. Para pihak menginginkan penafsiran yang paling benar terhadap ketentuan yang kurang  jelas dan penafsiran tersebut mengikat serta final; 

d. Para pihak ingin mendapatkan jaminan bahwa orang yang diminta untuk memberikan  Pendapat Mengikat benar benar memahami bidang pasar modal; 

e. Para pihak ingin menyelesaikan beda pendapat dengan cara yang lebih mudah, lebih  cepat dan efisien; 

f. Para pihak ingin menyelesaikan beda pendapat melalui forum yang tertutup untuk  umum. 

  Apabila  permohonan  sudah  memenuhi  persyaratan,  Pengurus  BAPMI  akan  menyampaikan pemberitahuan kepada para pihak dalam waktu selambat lambatnya 7 hari 

kerja setelah pendaftaran bahwa permohonan dapat diterima dan akan diproses lebih  lanjut. Setelah permohonan Pendapat Mengikat diterima oleh BAPMI, Pengurus BAPMI  mulai melakukan pemeriksaan terhadap dokumen dan perjanjian yang telah disampaikan  oleh para pihak. Peraturan dan Acara BAPMI mengatur bahwa pemeriksaan dalam proses  Pendapat Mengikat berlangsung paling lama 30 hari kerja dan bersifat tertutup untuk  umum. 

  BAPMI memberikan Pendapat Mengikat secara tertulis dan ditandatangani oleh  Ketua  BAPMI  selambat lambatnya  dalam  waktu  30  hari  kerja  setelah  dimulainya  pemeriksaan.138 Pendapat Mengikat disampaikan kepada semua pihak yang mengalami  beda pendapat melalui surat tercatat, tidak dalam suatu forum pertemuan. Pendapat  Mengikat  yang  diberikan  oleh  BAPMI  bersifat  final  dan  mengikat  para  pihak  yang  memintanya, tidak dapat diajukan perlawanan atau bantahan. Pendapat Mengikat itu harus  segera  dilaksanakan  dalam  waktu  30  hari  sejak  diterbitkan.  Setiap  tindakan  yang  bertentangan dengan Pendapat Mengikat merupakan pelanggaran perjanjian. 

Apabila Pendapat Mengikat tidak dilaksanakan, maka:139 

a. Tindakan tersebut dianggap sebagai pelanggaran perjanjian; 

b. Pihak yang berkepentingan dapat menyampaikan pengaduan kepada pengurus dari  asosiasi/organisasi dimana ia menjadi anggota; 

      

138

Pasal 8 ayat (1) Keputusan BAPMI Nomor: Kep-01/BAPMI/07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI

139

Pasal 18 ayat (1) dan (2) Keputusan BAPMI Nomor: Kep-01/BAPMI/07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI

c. Asosiasi/organisasi  dimana  pihak  yang  berkepentingan  menjadi  anggota  dapat  menyampaikan pengaduan kepada Bapepam dan asosiasi/organisasi dimana pihak yang  tidak bersedia melaksanakan akta perjanjian menjadi anggota. 

  BAPMI  mengenakan  biaya  dan  imbalan  untuk  setiap  beda  pendapat  yang  diselesaikan melalui Pendapat Mengikat BAPMI. Biaya dan imbalan Pendapat Mengikat  menjadi tanggung jawab para pihak dengan pembagian beban yang disepakati di antara  para pihak sendiri.140 

 

Ad. 2. Mediasi 

  Mediasi BAPMI adalah cara penyelesaian masalah melalui perundingan di antara  para pihak yang bersengketa dengan bantuan pihak ketiga yang netral dan independen yang  disebut mediator yang bersifat fasilitator pertemuan guna membantu masing masing pihak  memahami perspektif, posisi dan kepentingan pihak lain sehubungan dengan permasalahan  yang tengah dihadapi dan bersama sama mencari solusi penyelesaiannya. Tujuan dari  Mediasi adalah dicapainya perdamaian di antara para pihak yang bermasalah. 

  Ada  beberapa  alasan  mengapa  para  pihak  memilih  Mediasi  BAPMI  untuk  menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya: 

      

  140

Mengenai biaya dan imbalan jasa, lihat Keputusan BAPMI Nomor: Kep 01/BAPMI/07.2005  tentang Biaya dan Imbalan Penyelesaian Sengketa atau Beda Pendapat Badan Arbitrase Pasar Modal  Indonesia. 

a. Para pihak masih yakin akan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya  berdasarkan kesepakatan win win solution di antara mereka; 

b. Para  pihak  masih  ingin  mempertahankan  hubungan  di  saat  ini  dan  di  masa  mendatang; 

c. Para pihak menginginkan solusi yang lebih mempertimbangkan kepentingan jangka  panjang (interest based procedure/approach) dari pada benar salah menurut hukum  (right based procedure/approach); 

d. Para  pihak  ingin  mendapatkan  jaminan  bahwa  orang  yang  akan  memfasilitasi  perundingan  (Mediator)  benar benar  memahami  pasar  modal  dan  mempunyai  keahlian bermediasi; 

e. Para pihak ingin menyelesaikan permasalahan dengan cara yang lebih mudah, lebih  cepat dan efisien; 

f. Para pihak ingin menyelesaikan permasalahan melalui forum yang tertutup untuk  umum.  

  Sebelum proses Mediasi BAPMI, para pihak harus menyepakati terlebih dahulu  jumlah Mediator, apakah 1 (satu) atau lebih, dalam hal ini tidak ada keharusan untuk  berjumlah ganjil. Penunjukan Mediator harus merupakan kesepakatan para pihak, jika para  pihak tidak mencapai kesepakatan maka Mediator akan ditunjuk oleh BAPMI. Pada dasarnya  yang bisa ditunjuk oleh para pihak sebagai Mediator untuk Mediasi BAPMI adalah mereka  yang tercantum di dalam daftar Arbiter/Mediator BAPMI. Apabila para pihak bermaksud  menunjuk seseorang dari luar daftar tersebut, harus memenuhi persyaratan tertentu dan  mendapatkan persetujuan dari Pengurus BAPMI. Dalam menjalankan tugasnya, Mediator 

harus menjunjung tinggi kode etik, bersikap adil, netral dan mandiri serta bebas dari  pengaruh dan tekanan pihak manapun, serta bebas dari benturan kepentingan dan afiliasi,  baik dengan salah satu pihak maupun dengan permasalahan yang bersangkutan. Apabila  hal hal  tersebut  di  langgar,  maka  Mediator  yang  bersangkutan  harus  berhenti  atau  diberhentikan dari tugasnya. 

  Jika Mediasi mengalami kegagalan dan dilanjutkan oleh para pihak ke jalur Arbitrase  atau Pengadilan, Mediator yang bersangkutan dilarang untuk melakukan tindakan sebagai  berikut:141 

a. Menjadi saksi dalam proses Arbitrase atau litigasi atas sengketa yang bersangkutan.  b. Menjadi Arbiter atau Hakim atas sengketa yang bersangkutan. 

  Apabila  permohonan  sudah  memenuhi  persyaratan,  Pengurus  BAPMI  akan  menyampaikan pemberitahuan kepada para pihak dalam waktu selambat lambatnya 14 hari  kerja setelah pendaftaran bahwa permohonan diterima dan akan diproses lebih lanjut.  Setelah permohonan Mediasi diterima oleh BAPMI, proses yang pertama kali akan dilakukan  adalah  memberikan  kesempatan  terlebih  dahulu  kepada  para  pihak  untuk  kembali  melakukan perundingan langsung di antara mereka tanpa bantuan Mediator. Kesempatan  ini diberikan kepada para pihak untuk tetap membuka kemungkinan terjadinya perdamaian  sebelum permasalahan bergulir lebih jauh. Lamanya waktu yang diberikan oleh BAPMI  kepada para pihak untuk melakukan perundingan sendiri adalah 14 hari kerja terhitung 

      

  141 

Lihat  Pasal 14 ayat  (2) Keputusan  BAPMI  Nomor: Kep 01/BAPMI/07.2005  tentang  Peraturan dan Acara BAPMI 

sejak pendaftaran permohonan Mediasi. Apabila perundingan berhasil, para pihak membuat  akta  perdamaian  dan  mencabut  pendaftaran  permohonan  Mediasi.  Namun  apabila  perundingan mengalami kegagalan, proses Mediasi dilanjutkan. Peraturan dan acara BAPMI  mengatur bahwa proses Mediasi akan berlangsung selama 14 hari kerja dalam pertemuan  (hearing) yang tertutup untuk umum. Pertemuan (hearing) dilaksanakan di tempat yang  ditetapkan oleh BAPMI atau tempat lain yang disepakati oleh para pihak.142 

Secara garis besar tahapan dalam proses Mediasi adalah sebagai berikut:  1. Penunjukan Mediator; 

2. Pertemuan pendahuluan untuk menyepakati aturan main/prosedur Mediasi dan jadwal  pertemuan serta target dari masing masing pertemuan; 

3. Pertemuan  (hearing)  dalam  rangka  mengumpulkan  informasi  dan  mengidentifkasi  masalah; 

4. Pertemuan (hearing) dalam rangka mengeksplorasi perspektif, posisi dan kepentingan  para pihak; 

5. Pertemuan (hearing) dalam rangka menginventarisir dan mengembangkan opsi opsi  penyelesaian; 

6. Pertemuan (hearing) dalam rangka mengevaluasi opsi opsi penyelesaian;  7. Pertemuan (hearing) dalam rangka membuat kesimpulan; 

8. Pertemuan terakhir (final hearing) dalam rangka membuat kesepakatan perdamaian.   Akhir dari Mediasi ada 2 kemungkinan, yaitu: berhasil atau gagal. 

      

142

Pasal 12 ayat (1), (2) dan (3), Pasal 15 ayat (1) dan (2) Keputusan BAPMI Nomor: Kep- 01/BAPMI/07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI

a. Mediasi dikatakan berhasil apabila proses Mediasi berjalan dengan lancar dan berujung  kepada ditandatanganinya akta perdamaian di antara para pihak. 

b. Mediasi dikatakan gagal apabila perundingan mengalami jalan buntu (dead lock) dan  para pihak tidak mau melanjutkannya. Apabila kegagalan ini terjadi, maka proses  penyelesaian diserahkan kembali kepada masing masing pihak, apakah selanjutnya akan  memilih jalur Arbitrase atau Pengadilan. 

  Perdamaian yang dicapai oleh para pihak melalui proses Mediasi BAPMI akan  dituangkan ke dalam Akta Perdamaian yang berbentuk Berita Acara Penyelesaian Sengketa  dan ditandatangani oleh para pihak. Kesepakatan yang dicapai oleh para pihak dalam proses  Mediasi bersifat final dan mengikat. Akta Perdamaian harus didaftarkan kepada Pengadilan  Negeri  setempat  paling  lambat  30  hari  setelah  ditandatangani,  dan  harus  segera  dilaksanakan dalam jangka waktu 30 hari sejak didaftarkan. Apabila kesepakatan tidak  dilaksanakan dalam jangka waktu tersebut di atas, maka:143 

1. Tindakan tersebut dianggap sebagai pelanggaran perjanjian; 

2. Pihak yang berkepentingan dapat menyampaikan pengaduan kepada pengurus dari  asosiasi/organisasi dimana ia menjadi anggota; 

3. Asosiasi/organisasi  dimana  pihak  yang  berkepentingan  menjadi  anggota  dapat  menyampaikan  pengaduan  kepada  Badan  Pengawas  Pasar  Modal  dan  asosiasi/organisasi dimana pihak yang tidak bersedia melaksanakan akta perdamaian  menjadi anggota. 

      

143

Pasal 18 ayat (1) dan (2) Keputusan BAPMI Nomor: Kep-01/BAPMI/07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI

Kesepakatan Mediasi dapat dituangkan ke dalam bentuk: 

a. Salah satu pasal di dalam perjanjian yang dibuat oleh para pihak sebelum timbul  masalah (Klausula Mediasi); atau 

b. Perjanjian tersendiri yang dibuat para pihak setelah timbul masalah. 

  BAPMI  mengenakan  biaya  dan  imbalan  untuk  setiap  permasalahan  yang  diselesaikan melalui Mediasi BAPMI. Biaya dan imbalan Mediasi menjadi tanggung jawab  para pihak dengan pembagian beban yang disepakati di antara para pihak sendiri.144 

Ad. 3. Arbitrase 

  Arbitrase BAPMI adalah cara penyelesaian sengketa dengan cara menyerahkan  kewenangan kepada pihak ketiga yang netral dan independen yang disebut Arbiter, untuk  memeriksa dan mengadili perkara pada tingkat pertama dan terakhir. Keputusan yang  dijatuhkan oleh Arbiter tersebut bersifat final dan mengikat bagi para pihak145, dan tidak  dapat  diajukan  banding.  Berdasarkan  definisi  tersebut  maka  dapat  dikatakan  bahwa  Arbitrase BAPMI pada hakekatnya mirip dengan Pengadilan, dan Arbiter dalam proses  Arbitrase adalah layaknya Hakim pada proses Litigasi, yang membedakannya adalah: 

1. Arbitrase merupakan pilihan dan kesepakatan para pihak yang bersengketa; 

      

  144 

Mengenai  biaya  dan  imbalan  jasa,  lihat  Keputusan  BAPMI  Nomor:  Kep 01/BAPMI/07.2005 tentang Biaya dan Imbalan Penyelesaian Sengketa atau Beda Pendapat Badan  Arbitrase Pasar Modal Indonesia. 

145

Putusan Arbitrase bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat para pihak. Pasal 60 Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.

2. Proses Arbitrase baru dapat dilaksanakan setelah ada permohonan dari pihak yang  bersengketa kepada BAPMI; 

3. Para pihak berhak menentukan apakah Arbiter akan berjumlah satu (Arbiter Tunggal)  atau lebih (Majelis Arbitrase); 

4. Para pihak bebas menentukan tempat Arbitrase;  5. Para pihak berhak memilih Arbiter; 

6. Arbiter dipilih berdasarkan keahliannya; 

7. Proses persidangan dilangsungkan menurut peraturan BAPMI;  8. Persidangan Arbitrase berlangsung tertutup untuk umum;  9. Putusan Arbitrase tidak mengenal preseden atau yurisprudensi; 

10. Arbiter dapat mengambil keputusan atas dasar keadilan dan kepatutan (ex aequo et  bono), tidak semata mata atas dasar ketentuan hukum; dan 

11. Putusan Arbitrase tidak dapat diajukan banding. 

  Ada beberapa alasan mengapa para pihak yang bersengketa memilih Arbitrase  BAPMI untuk menyelesaikan sengketanya: 

a. Para pihak yang bersengketa sudah tidak dapat lagi melanjutkan perundingan; 

b. Para  pihak  yang  bersengketa  menghendaki  cara  penyelesaian  yang  lebih  mempertimbangkan benar salah menurut hukum (right based procedure/approach);  c. Para pihak yang bersengketa menginginkan putusan yang final dan mengikat, namun 

tidak ingin menempuh jalur litigasi karena akan memakan waktu yang lama dan biaya  yang besar; 

d. Para pihak yang bersengketa menghendaki cara yang lebih mudah, lebih cepat dan lebih  efisien; 

e. Para pihak yang bersengketa ingin mendapatkan jaminan bahwa orang yang akan  memberikan putusan atas sengketa (Arbiter) benar benar memahami pasar modal dan  mempunyai keahlian berarbitrase; 

f. Para pihak yang bersengketa ingin menyelesaikan sengketa melalui forum yang tertutup  untuk umum.  

  Pihak  yang  telah  terikat  dengan  Perjanjian  Arbitrase  dan  menghendaki  menyelesaikan sengketa melalui Arbitrase BAPMI harus mengajukan permohonan secara  tertulis kepada BAPMI. Pihak yang mengajukan permohonan disebut "Pemohon", atau  istilah dalam Pengadilan sama dengan "Penggugat". Sedangkan pihak lawannya disebut  "Termohon", atau dalam istilah Pengadilan sama dengan "Tergugat". 

  Apabila  permohonan  sudah  memenuhi  persyaratan,  Pengurus  BAPMI  akan  menyampaikan pemberitahuan kepada Pemohon dan Termohon dalam waktu selambat lambatnya  14  hari  kerja setelah  pendaftaran  bahwa  permohonan diterima  dan akan  diproses lebih lanjut.146 Para pihak berhak menunjuk Arbiter, dan Arbiter pun berhak untuk  menerima atau menolak penunjukan tersebut.147 Dalam proses Arbitrase BAPMI, para pihak  harus menyepakati  terlebih  dahulu  bentuk  Arbitrase, apakah akan  berbentuk Arbiter 

         146 

Lihat  Pasal 25 ayat  (2) Keputusan  BAPMI  Nomor: Kep 01/BAPMI/07.2005  tentang  Peraturan dan Acara BAPMI 

  147 

Lihat  Pasal 25 ayat  (3) Keputusan  BAPMI  Nomor: Kep 01/BAPMI/07.2005  tentang  Peraturan dan Acara BAPMI 

Tunggal atau berbentuk Majelis (berjumlah 3 atau lebih, dan harus berjumlah ganjil).  Penunjukan Arbiter dilakukan dengan cara sebagai berikut:148 

a. Arbiter Tunggal: 

Penunjukan seseorang sebagai Arbiter Tunggal harus merupakan persetujuan Pemohon dan  Termohon.  Apabila  Pemohon  dan  Termohon  tidak  mencapai  kata  sepakat,  maka  penunjukan Arbiter Tunggal ditetapkan oleh BAPMI. 

b. Majelis Arbitrase: 

Pemohon dan Termohon menunjuk Arbiternya  masing masing,  dan selanjutnya kedua  Arbiter tersebut memilih Arbiter ketiga sebagai Ketua Majelis. Apabila kedua Arbiter tidak  mencapai kata sepakat, penunjukan Ketua Majelis ditetapkan oleh BAPMI. Dalam keadaan  dimana hanya salah satu pihak saja yang menunjuk Arbiter sedangkan pihak lain tidak  melakukannya,  maka  Arbiter  tersebut  secara  otomatis  menjadi  Arbiter  Tunggal  dan  berwenang untuk memeriksa dan memutuskan persengketaan yang bersangkutan. 

  Pada dasarnya yang bisa ditunjuk oleh Pemohon dan Termohon sebagai Arbiter di  dalam Arbitrase BAPMI adalah mereka yang tercantum di dalam daftar Arbiter BAPMI.  Apabila Pemohon dan/atau Termohon bermaksud menunjuk seseorang dari luar daftar  tersebut,  harus  memenuhi  persyaratan  tertentu  dan  mendapatkan  persetujuan  dari  Pengurus BAPMI.149 Dalam menjalankan tugasnya, Arbiter harus menjunjung tinggi kode 

      

  148  Lihat  Pasal 26 ayat  (1) Keputusan  BAPMI  Nomor: Kep 01/BAPMI/07.2005  tentang 

Peraturan dan Acara BAPMI  149

Pasal 24 ayat (1) dan (2) Keputusan BAPMI Nomor: Kep-01/BAPMI/07.2005 tentang Peraturan dan Acara BAPMI

etik, bersikap adil, netral dan mandiri, bebas dari pengaruh dan tekanan pihak manapun,  serta bebas dari benturan kepentingan dan afiliasi150, baik dengan salah satu pihak yang  bersengketa maupun dengan persengketaan yang bersangkutan. Apabila hal hal tersebut di  langgar maka Arbiter yang bersangkutan harus berhenti atau diberhentikan dari tugasnya. 

  Setelah Arbiter ditunjuk, Arbiter akan menyampaikan panggilan sidang kepada  Pemohon dan Termohon dengan ketentuan sebagai berikut: 

1. Apabila Pemohon tidak  hadir pada sidang pertama tanpa alasan yang sah, maka