• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketentuan Pemberian Pinjaman Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi a.Syarat-Syarat Pemberian Pinjaman

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum Perum Pegadaian

2. Jasa Lelang

4.1.9 Ketentuan Pemberian Pinjaman Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi a.Syarat-Syarat Pemberian Pinjaman

Uang pinjaman rahn (marhun bih) dapat diperoleh oleh pemohon dengan syarat-syarat sebagai berikut:

- Menyerahkan foto copy KTP rahn atau kartu pengenal lain (SIM,Papor) yang berlaku dengan menunjukkan aslinya.

- Menyerahkan marhun (barang jaaminan) yang memenuhi persyaratan.

- Membuat surat kuasa diatas materai dari pemilik barang, untuk barang bukan milik rahin. Surat kuasa harus dilampiri foto copy KTP pemilik barang dan menunjukkan aslinya.

- Mengisi formulir Permintaan Pinjaman (FPP GPS-01) dan menandatanganinya

- Menandatangi akad rahn dan ijaroh dalam Surat Bukti Rahn (SBR GS-02).

- Membayar biaya administrasi.

- Khusus untuk kelengkapan marhun kenderaan bermotor diatur dalam SE tersendiri sebagaimana yang berlaku pada Perum Pegadaian.

b. Penetapan uang Pinjaman (Marhun Bih)

Besarnya uang pinjaman (marhun-bih) ditetapkan berdasarkan prosentase tertentu terhadap taksiran, prosentase tersebut ditetapkan berdasarkan Surat Edaran (SE) terseniri. Untuk penetapan uang taksiran harap berpedoman dalam Buku Pedoman Menaksir (BPM) dan SE yang berlaku pada Perum Pegadaian.

Tabel 4.1

Prosentase Nilai Taksiran

Golongan Nilai Taksiran

Emas, Elektronik, Kenderaan

A 95%

B 92%

C 92%

D 93%

Sumber : Brosur Pegadaian Syariah Setia Budi c. Pembagian Golongan Marhun bih

Pembagian Golongan Marhun Bih ditetapkan sebagai berikut: a. UP (Marhun bih) Golongan A

b. UP (Marhun bih ) Golongan B c. UP (Marhun bih ) Golongan C d. UP (Marhun bih ) Golongan D e. UP (Marhun bih ) Golongan E f. UP (Marhun bih ) Golongan F g. UP (Marhun bih ) Golongan G h. UP (Marhun bih ) Golongan H

Besarnya plafon UP (Marhun bih) masing-masing golongan ditetapkan dalam SE tersendiri.

Tabel 4.2

Pembagian Golongan Marhun Bih

Golongan Marhun Bih

A Rp. 50.000 - Rp.500.000 B Rp. 510.000 – Rp. 5000.000 C Rp. 5100.000 –Rp. 20.000.000

D Rp.20.100.000

Sumber: Brosur Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi, Medan.

d. Biaya Administrasi

a. Rahin dibebani biaya administrasi yang besarnya menurut golongan marhun bih.

b. Biaya administrasi merupakan biaya yang dibayar pada saat akad dan ditetapkan berdasarkan SE tersendiri.

c. Biaya administrasi merupakan biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memproses marhun bih.

Tabel 4.3

Tarif Biaya Administrasi

Golongan Marhun Bih Administrasi A Rp.50.000 – Rp. 500.000 Rp. 2000 B Rp.5100.000 – Rp.5000.000 Rp. 8000 - Rp.25.000 C Rp. 5100.000- Rp.20.000.000 Rp.40.000 D Rp.20.100.000 Rp. 60.000-Rp.100.000 Sumber : Brosur Pegadaian Syariah Setia Budi

e. Kewenangan Penetapan Besarnya Pinjaman

(Marhun bih)

Direksi mendelegasikan kewenangan penetapan besarnya pinjaman yang diberikan ke rahin kepada Kuasa Pemutus Marhun Bih (KPM). KPM adalah pejabat perusahaan yang ditunjuk secara resmi oleh pejabat berwenang (Direksi atau Pinwil) untuk menjalankan tugas menetapkan

besarnya pinjaman dari perhitungan nilai taksiran barang yang diagunkan. Pegawai Perusahaan yang dapat diserahi tugas menjadi KPM adalah pejabat/pegawai cabang yang telah dinyatakan mempunyai keahlian menaksir sesuai dengan jenjang diklat dan pengalamannya. Mekanisme penetapan pejabat/pegawai cabang untuk bertindak sebagai KPM dan batas-batas kewenangan yang diberikan kepadanya telah diatur dalam SE tersendiri yang berlaku juga untuk operasional Gadai Syariah. f. Batas maksimum Pemberian Pinjaman (BMPP)

BMPP adalah batas maksimum pinjaman yang diberikan untuk setiap SBR dan atau jumlah maksimum pinjaman yang bisa diberikan kepada seorang rahin. Besarnya BMPP ini tidak termasuk jumlah pinjaman yang telah dilunasi. Jumlah BMPP untuk satu orang rahin ata per SBR yang ditetapkan dengan SE dari Perum Pegadaian, yang berlaku juga dalam operasional gadai syariah ini. Pinwil bertanggung jawab terhadap pelampauan BMPP, sedang Manaajer Cabang/KPM bertanggung jawab terhadap kebenaran nilai taksiran dan prosedurnya. g. Pembuatan Perjanjian untuk Perikatan Pinjaman

Sebagai landasan untuk keabsahan dan kesepakatan dalam bertransaksi pinjam meminjam antara rahin dan murtahin, maka dibuatlah akad/perjanjian pinjam meminjam (akad rahn) dan akad/perjanjian penyimpanan marhun (akad ijaroj). Kedua akad tersebut berikut data-data mengenai pinjaman dan ketentuan lainnya yang disepakati, dituangkan dalam Surat Bukti Rahn (SBR GS – 02).

h. Barang-barang yang Diterima sebagai Jaminan Barang-barang yang dapat diterima sebagai barang jaminan di Cabang Pegadaian Syariah perlu disesuaikan dengan target dan kondisi daerah masing-masing. Mengacu pada fatwa DSN No.25/DSN-MUI/III/2002, tanggal 26 Juni 2002, maka semua barang-barang yang dapat diterima di CPP dapat diterima oleh CPS sebagai agunan pinjaman. Khusus untuk penerimaan agunan emas, DSN telah mengeluarkan fatwa No. 26/DSN-MUI/III/2002, Tanggal 28 Maret 2002. Sehubungan dengan itu jenis barang-barang yang dapat diterima sebagai jaminan rahn adalah sebagai berikut:

a. Barang Perhiasan (logam dan permata), seperti : Emas, Berlian b. Kenderaan, seperti: Mobil dan Sepeda Motor dengan batasan

menurut SE tentang prosedur penerimaan kenderaan yang masih berlaku pada Perum Pegadaian.

c. Barang Elektronik, seperti: Televisi, VCD, Radio Tape, Mesin cuci, Kulkas, dll.

d. Barang-barang yang nilai ijarohnya diatas biaya investasi gudang dan biaya operasional pengelolaan barang.

i. Barang-Barang yang Tidak Boleh Diterima sebagai Jaminan

a. Barang-barang milik Pemerintah yang memerlukan izin khusus dalam penggunaannya, seperti :

- Senjata api, senjata tajam - Pakaian dinas

- Perlengkapan TNI,POLRI dan pemerintah b. Barang-barang yang mudah busuk, seperti:

- Makanan dan minuman - Obat-obatan

c. Barang yang berbahaya dan mudah terbakar, seperti : - Korek api

- Mercon

- Bensin dan minyak tanah - Tabung berisi gas

d. Barang yang dilarang peredarannya, seperti:

Ganja, opium, candu, heroin, senjata api dan sejenisnya e. Barang yang tidak tetap harganya dan sukar ditetapkan

taksirannya, seperti: - Lukisan

- Buku

- Barang Purbakala - Barang Historis

f. Barang yang cara memperolehnya bertentangan atau dilarang oleh syariat Islam:

- Barang yang diperolah dari hasil tindak kejahatan - Barang yang diperoleh dari hasil tindak kecurangan

- Barang-barang hasil perjudian (maisi/gharar) dan barang-barang yang diperoleh dengan cara riba serta dengan cara suap-menyuap

g. Barang-barang lainnya yang pengelolaannya sulit: - Barang yang disewabelikan

- Barang yang diperoleh melalui hutang dan belum lunas

- Barang-barang yang bermasalah (barang curian, penggelapan, penipuan,dll)

- Pakaian jadi

- Bahan yang pemakainnya sangat terbatas dan tidak umum misalnya alat-alat kedokteran, alat perlengkapan wartel, alat perlengkapan pesta/pengantin, mesin pabrik, mesin giling padi dan mesin-mesin lainnya.

- Ternak/Binatang - Semua jenis tanaman

- Barang-barang yang kurang berharga yang nilai ijarohnya dibawah investasi gudang dan biaya operasional pengelolaan barang