• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

C. Keterampilan Berkomunikasi

Secara luas komunikasi adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh orang lain. Menurut Johnson (Supratiknya, 1995:30), komunikasi mencakup pengertian yang lebih luas dari sekedar wawancara. Setiap bentuk

tingkah laku mengungkapkan pesan tertentu, sehingga juga merupakan sebentuk komunikasi. Secara sempit komunikasi diartikan sebagai pesan yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan maksud sadar untuk memengaruhi tingkah laku si penerima.

Menurut Effendy (Makmun, 2015:6), komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan.

Sedangkan menurut Evertt M. Rogers (Makmun, 2015:6) komunikasi merupakan suatu proses yang di dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan oleh sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah perilakunya. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Theodore Herbert (Makmun, 2015:6), yang mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, menurut Makmun (2015:7) maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, dan gagasan) dari satu

pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu, dll. Cara seperti itulah yang disebut sebagai komunikasi nonverbal.

2. Aspek Utama Komunikasi

Menurut John W. (2009:273) dalam melaksanakan pembelajaran dan pengajaran baik sebagai guru maupun sebagai siswa membutuhkan dan dibutuhkan keterampilan berkomunikasi yang baik sehingga pembelajaran dan pengajaran dapat mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Tiga aspek utama dari komunikasi adalah keterampilan berbicara, keterampilan mendengarkan, dan komunikasi non verbal.

a. Keterampilan Berbicara

Berbicara di depan kelas yang dilakukan oleh guru maupun dilakukan oleh siswa, hal yang harus diingat adalah untuk dengan jelas mengkomunikasikan informasi.

Menurut John. W (2009:273) ada beberapa strategi yang bagus untuk berbicara secara jelas meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Menggunakan tata bahasa yang benar

2) Memilih kosa kata yang bisa dimengerti dan sesuai untuk level yang diajak berbicara

3) Menerapkan strategi guna meningkatkan kemampuan lawan bicara untuk memahami apa yang anda katakan 4) Berbicara pada kecepatan yang sesuai

5) Benar dalam komunikasi anda dan menghindari sesuatu yang tidak jelas

6) Menggunakan perencanaan dan keterampilan berpikir logis yang baik sebagai fondasi berbicara secara jelas b. Keterampilan Mendengarkan

Mendengarkan adalah keterampilan yang penting untuk membuat dan memelihara hubungan. Mendengar secara aktif berarti memberikan perhatian penuh kepada pembicara, berfokus pada isi intelektual dan emosional dari pesan. Menurut John. W (2009:278) berikut adalah beberapa strategi yang bagus untuk mengembangkan keterampilan mendengarkan yang aktif: 1) Memperhatikan orang yang berbicara

2) Memparafrasakan

3) Mensintesis tema dan pola

c. Komunikasi Non Verbal

Menurut John. W (2009:279) komunikasi yang paling interpersonal adalah komunikasi non verbal. Selain apa yang orang katakan, orang tersebut juga dapat berkomunikasi dengan melipat tangan, melemparkan pandangan, menggerakan mulut, menyilangkan kaki, atau menyentuh tangan. Berikut ini adalah beberapa contoh perilaku umum yang menjadi jalan dalam komunikasi secara nonverbal antar-individu:

1) Mengangkat alis dengan perasaan tidak percaya

2) Mendekap lengan untuk mengasingkan atau melindungi diri

3) Mengangkat bahu ketika merasa tidak tertarik

4) Mengedipkan mata untuk menunjukkan kehangatan atau persetujuan

5) Mengetuk-ngetuk jemari ketika merasa tidak sabar 6) Memukul dahi ketika lupa akan sesuatu hal

3. Keterampilan Dasar Berkomunikasi

Agar mampu memulai, mengembangkan, dan memelihara komunikasi yang akrab, hangat, dan produktif dengan orang lain, perlu memiliki sejumlah keterampilan dasar berkomunikasi. Menurut Johnson (Supratiknya, 1995:10), beberapa keterampilan dasar berkomunikasi adalah sebagai berikut:

a. Harus mampu saling memahami satu sama lain. Secara rinci, kemampuan ini mencakup beberapa subkemampuan, yaitu sikap percaya, pembukaan diri, keinsafan diri, dan penerimaan diri. b. Harus mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kita

secara tepat dan jelas. Kemampuan ini juga harus disertai kemampuan menunjukkan sikap hangat dan rasa senang serta kemampuan mendengarkan dengan cara yang akan menunjukkan bahwa kita memahami lawan komunikasi kita. Dengan saling mengungkapkan pikiran-perasaan dan saling mendengarkan, kita memulai, mengembangkan, dan memelihara komunikasi dengan orang lain.

c. Harus mampu saling menerima dan saling memberi dukungan atau saling menolong. Kita harus mampu menanggapi keluhan orang lain dengan cara-cara yang bersifat menolong, yaitu menunjukkan sikap memahami dan bersedia menolong sambil memberikan bombongan dan contoh seperlunya, agar orang tersebut mampu menemukan pemecahan-pemecahan yang konstruktif terhadap masalahnya.

d. Harus mampu memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah antar pribadi lain yang mungkin muncul dalam komunikasi kita dengan orang lain, melalui cara-cara konstruktif. Artinya, dengan cara-cara yang semakin mendekatkan kita dengan lawan komunikasi kita dan menjadikan komunikasi kita itu semakin

tumbuh dan berkembang. Kemampuan ini sangat penting untuk mengembangkan dan menjaga kelangsungan komunikasi seseorang.

4. Jenis Komunikasi

Komunikasi dapat digolongkan kedalam dua jenis (Suwardi, 2010:46), yaitu:

a. Komunikai Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa. Bahasa merupakan alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Bahasa sebagai socially shared hanya dapat dipahami bila ada kesepakatan di antara anggota-anggota kelompok sosial untuk menggunakannya. Setiap suku bangsa memiliki bahasanya sendiri. Oleh karena itu, setiap kelompok yang memberi makna yang berlainan pada satu kata.

b. Komunikasi Nonverbal

Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata atau non bahasa. Komunikasi ini menggunakan gerak tubuh atau bahasa tubuh, misalnya: senyuman, sorotan mata, kerutan kening, dan sebagainya, menggunakan lambang, gambar, isyarat, dan sebagainya.

5. Bentuk-bentuk Komunikasi

Menurut Effendy (Makmun, 2015:12), bentuk-bentuk komunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas atau komunikasi dari guru ke peserta didik dan dari peserta didik ke guru secara timbal balik. b. Komunikasi Horisontal

Komunikasi horisontal adalah komunikasi secara mendatar, misalnya komunikasi antara peserta didik dengan peserta didik dan komunikasi ini sering kali berlangsung tidak formal yang berlainan dengan komunikasi vertikal yang terjadi secara formal.

c. Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan komunikasi silang yaitu seseorang dengan orang lain yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam kedudukan dan bagian. 6. Komponen Komunikasi

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell (Makmun, 2015:16) komponen-komponen komunikasi meliputi:

a. Pengirim atau komunikator adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.

b. Pesan adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.

c. Saluran adalah media di mana pesan disampaikan kepada komunikan. Dalam komunikasi antar pribadi saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada atau suara.

d. Penerima atau komunikate adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.

e. Umpan balik adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.

f. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan.

7. Komunikasi Efektif

Komunikasi terjadi apabila kita memiliki makna yang sama dengan pihak kedua. Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila tercipta saling pengertian satu sama lain. Hal ini akan terjadi apabila pesan dapat dimengerti, sumber dapat dipercaya, tanggapan penerima pesan sesuai dengan pesan yang disampaikan. Menurut Suwardi (2010:50) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh penerima pesan, antara lain sebagai berikut:

a. Sumber pesan jelas, bukan gunjingan, desas-desus, atau rumor. Dalam menyampaikan pesan menggunakan sumber yang jelas, seperti menurut saya, aku, dan sebagainya.

b. Isi pesan jelas, tidak ambigu, dan tidak mengandung makna ganda, agar tidak terjadi kesalahpahaman.

c. Mengulangi pesan akan lebih baik. Hal ini untuk memperjelas isi pesan.

d. Pesan verbal selaras dengan pesan nonverbal, artinya pesan non verbal mendukung pesan verbal. Kalau mengucapkan kata terima kasih sebaiknya dibarengi dengan raut wajah gembira dan senyum.

e. Tumbuhkan kepercayaan, karena kepercayaan dan kejujuran menentukan efektivitas komunikasi. Sebaliknya, hilangnya kepercayaan pada orang lain akan menghambat terjadinya komunikasi yang akrab.

D. Integritas Pribadi (Kejujuran)

Dokumen terkait