BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
B. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pertama, kedua, dan ketiga ini dilakukan berdasarkan rumus korelasi Spearman karena dalam penelitian ini menggunakan jenis data ordinal, dengan rumus sebagai berikut (Siregar, 2013:380):
� = − ∑�−�
Keterangan:
� : nilai korelasi Spearman d : selisih antara X dan Y n : jumlah pasangan data
Nilai koefisien korelasi adalah bilangan yang menyatakan kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih atau juga dapat menentukan arah dari kedua variabel. Nilai koefisien korelasi tersebut berkisar (�)= (-1 ≤ 0 ≤ 1).
Berikut ini disajikan tabel tentang korelasi dan kekuatan hubungan menurut Siregar (2013:251) sebagai berikut:
Tabel 3.20
Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan No Nilai Korelasi Tingkat Hubungan
1 0,00 – 0,199 Sangat Lemah 2 0,20 – 0,399 Lemah 3 0,40 – 0,599 Cukup 4 0,60 – 0,799 Kuat 5 0,80 – 0,100 Sangat Kuat c. Penarikan Kesimpulan
1) Jika nilai Sig. (1-tailed) < α = 0,05, maka H ditolak dan H�
diterima. Artinya, ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan keterampilan berkomunikasi. Sebaliknya, jika nilai Sig. (1-tailed) > α = 0,05, maka H diterima dan H� ditolak.
Artinya tidak ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan keterampilan berkomunikasi.
2) Jika nilai Sig. (1-tailed) < α = 0,05, maka H ditolak dan H�
diterima. Artinya, ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan integritas pribadi. Sebaliknya, jika nilai Sig. (1-tailed) > α = 0,05, maka H diterima dan H� ditolak. Artinya tidak ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan integritas pribadi.
3) Jika nilai Sig. (1-tailed) < α = 0,05, maka H ditolak dan H�
diterima. Artinya, ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan minat belajar. Sebaliknya, jika nilai Sig. (1-tailed) > α = 0,05, maka H diterima dan H� ditolak. Artinya tidak ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan minat belajar.
98 BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. SMA Negeri 1 Depok 1. Profil Sekolah
Jenis : SMA
Status : Negeri
Nss : 301040214004
Npsn : 20401161
Nama Sekolah : SMA N 1 DEPOK Alamat : Babarsari Desa : Caturtunggal Kecamatan : Depok Telepon : (0274) 485794 Email : smansatudepoksleman@gmail.com Akreditasi : A Jumlah Rombel : 20 Jumlah Siswa : 576 2. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi :
Berprestasi tinggi, kreatif, dan berwawasan global.
b. Misi :
1) Melaksanankan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga standar kompetensi minimal terkuasai serta
mengoptimalkan penerapan program sekolah efektif yakni efektivitas dalam setiap kegiatan yang berorientasi pada semangat keunggulan.
2) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut peserta didik sehingga menjadi dasar terbentuknya kepribadian yang mantap serta arif dan bijaksana dalam berperilaku.
3) Mendorong dan membantu peserta didik untuk mengenal potensi dirinya sehingga dapat mengembangkannya secara optimal.
3. Data Guru dan Karyawan
Guru : 60 Orang
Yang terdiri atas 40 guru tetap dan 7 guru tidak tetap.
Karyawan/staff : 13 Orang
Yang terdiri atas 2 staff tata usaha PNS dan 11 staff tata usaha tidak tetap.
4. Kegiatan Ekstrakurikuler
Sepak bola, bola voli, futsal, tenis meja, bulutangkis, renang, billyard, bridge, fitnes, karate, silat, tae kwon do, gulat, tarung drajar, kempo, wushu, capoeira, tinju, merpati putih, band, paduan suara, orkestra, drumband/marchingband, akapela, angklung, nasyid, qosidah, karawitan, cheerleader, modern dance, tarian tradisional, teater, jurnalistik, majalah dinding, radio komunikasi, fotografi,
sinematografi, komputer, otomotif/bengkel, PMR, pramuka, KIR, pecinta alam, bahasa, paskibra, kerohanian, klub bikers, wirausaha, kopsis, dan video game.
5. Fasilitas Sekolah
Ruang kelas, perpustakaan, ruang laboratorium IPA, ruang musik, ruang komputer, lapangan olahraga dan aula, UKS dan UKGS, dan kantin sekolah.
B. SMA Negeri 1 Mlati 1. Profil Sekolah
Jenis : SMA
Status : Negeri
Nss : 301040206085
Npsn : 20401130
Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 MLATI
Alamat : Cebongan Desa : Tlogoadi Kecamatan : Mlati Telepon : (0274) 865856 Email : smasatumlati@yahoo.co.id Akreditasi : A Tahun Berdiri : 1996 Luas Tanah : 7850
Luas Bangunan : 1909 Jml Rombel : 12 Jml Siswa : 384 2. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi :
Melangkah maju meningkatkan mutu berdasarkan akhlak mulia. Dengan peningkatan mutu dalam rata-rata nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah, kedisiplinan, kreativitas, karya ilmiah remaja dan penelitian, persaingan masuk perguruan tinggi yang berkualitas, olah raga prestasi dan kepedulian sosial.
b. Misi :
1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap peserta didik berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
2) Menumbuhkembangkan seluruh warga sekolah untuk selalu meningkatkan mutu secara intensif.
3) Mendorong dan membantu setiap peserta didik mengenali potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal. 4) Menumbuhkan rasa memiliki, mendukung, bangga, dan
tanggung jawab terhadap sekolah.
5) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
6) Mengoptimalkan kerjasama dengan orangtua, masyarakat, dan dunia usaha.
7) Melaksanakan bimbingan bahasa Inggris secara efektif sehingga setiap peserta didik dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris baik lisan maupun tertulis secara sederhana. 3. Data Guru dan Karyawan
Guru : 29 Orang
Yang terdiri atas 26 guru tetap, 2 guru tidak tetap, dan 1 guru PNS tambah jam.
Karyawan/staff : 10 Orang 4. Kegiatan Ekstrakurikuler
Tonti, karya ilmiah remaja, buletin, komputer, debat bahasa Inggris, pramuka, tari, basket, sepak bola, bola volley, dan musik. 5. Fasilitas Sekolah
Ruang kelas, laboratorium, ruang perkantoran, ruang ibadah, perpustakaan, ruang kegiatan siswa, ruang UKS, kamar mandi, kantin, kopsis, dapur, tempat parkir, dan lapangan.
C. SMA Negeri 1 Tempel 1. Profil Sekolah
Jenis : SMA
Status : Negeri
Npsn : 20401122
Nama Sekolah : SMA N 1 TEMPEL Alamat : Banjarharjo
Desa : Pondok Rejo
Kecamatan : Tempel Telepon : 08112956879 Email : smaone.tempel@yahoo.com Akreditasi : A Tahun Berdiri : 1999 Luas Tanah : 10362 Luas Bangunan : 2000 Jumlah Rombel : 12 Jumlah Siswa : 305 2. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi :
Berprestasi, menguasai teknologi tepat guna, berdasarkan iman dan taqwa.
b. Misi :
1) Mengembangkan dan meningkatkan mutu akademik berstandar nasional dengan menerapkan kurikulum lokal.
2) Meningkatkan kedisiplinan, ketertiban melalui penertiban tata tertib.
3) Meningkatkan ketaqwaan, budi pekerti luhur melalui kegiatan keagamaan.
4) Pengembangan bakat dan minat siswa melalui berbagai kegiatan kesiswaan, baik dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah maupun kegiatan ekstrakurikuler.
5) Menanamkan nilai keteladanan dan budi pekerti melalui kegiatan sosial kemasyarakatan yang sesuai dengan norma keagamaan dan budaya masyarakat.
3. Data Guru dan Karyawan
Guru : 22 orang
Yang terdiri dari 20 guru tetap dan 2 guru tidak tetap
Karyawan /staff : 8 orang 4. Kegiatan Ekstrakurikuler
Pramuka, pleton inti, basket, futsal, seni tari, taekwondo, karate, komputer, Bahasa Jerman, Karya Ilmiah, Remaja, English Club, dan seni musik.
5. Fasilitas Sekolah
Ruang kelas, laboratorium, ruang perkantoran, ruang ibadah, perpustakaan, ruang kegiatan siswa, ruang fasilitas lain-lain, dan lapangan.
D. SMA Negeri 2 Sleman 1. Profil Sekolah
Jenis : SMA
Status : Negeri
NPSN : 20401133
Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 TEMPEL
Alamat : Brayut Desa : Pandowoharjo Kecamatan : Sleman Telepon : (0274) 869774 Akreditasi : A Jml Rombel : 12 Jml Siswa : 384 2. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi :
Bertakwa, berprestasi, dan berbudaya.
b. Misi :
1) Mengamalkan ajaran agama sesuai dengan keyakinannya. 2) Mengembangkan sikap toleransi terhadap sesama.
3) Menumbuhkan semangat keunggulan, keteladanan, serta prestasi dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi. 4) Meningkatkan prestasi akademis lulusan untuk dapat
5) Memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh warga sekolah untuk mengembangkan potensi dirinya.
6) Membangun dan mengembangkan budaya belajar yang dinamis, berdisiplin, dan bertanggung jawab.
7) Menumbuhkan penghayatan terhadap nilai-nilai budaya bangsa dan ajaran agama yang dianut sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
3. Data Guru dan Karyawan Guru : 38 Orang
Yang terdiri atas 21 guru tetap, 8 guru nambah jam, dan 9 guru tidak tetap
Karyawan/staff : 9 Orang 4. Kegiatan Ekstrakurikuler
Karate, Al-Qur’an, band, palang merah remaja, bola voli, pleton
inti, basket, majalah dinding, dan kelompok ilmiah remaja. 5. Fasilitas Sekolah
Ruang kelas yang kondusif lengkap dengan LCD, lab. kimia, lab. fisika, lap. biologi, lab. komputer, ruang keterampilan, mushola, lapangan olah raga, perpustakaan, studio musik, dan kantin.
E. SMA Negeri 1 Ngaglik 1. Profil Sekolah
Jenis : SMA
Status : Negeri
NPSN : 20401129
Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 NGAGLIK
Alamat : Kayunan Desa : Donoharjo Kecamatan : Ngaglik Telepon : (0274) 4360378 Email : ngaglik_satu@yahoo.com Akreditasi : A Jml Rombel : 18 Jml Siswa : 576 2. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi :
Menjadi SMA sebagai komunitas beriman dan bertakwa, cerdas, berprestasi, berkecakapan hidup, serta berkarakter kebangsaan pancasila.
b. Misi :
1) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sarana-prasarana, proses pembelajaran, dan budaya organisasi secara
terus-menerus yang mampu meningkatkan/memantapkan kecerdasan warga komunitas SMA Negeri 1 Ngaglik.
2) Menyelenggarakan pendidikan karakter kebangsaan Pancasila bagi seluruh warga SMA.
3) Memberikan pendidikan soft skills.
4) Semakin memantapkan kurikulum sekolah yang mendukung keunggulan, sesuai dengan kebutuhan peserta didik, budaya dan kearifan lokal, maupun tuntutan lokal-regional-nasional-global.
5) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran dan bimbingan guna mengembangkan kreativitas, integritas, kejujuran, dan kemandirian peserta didik.
6) Meningkatkan keterampilan dan sikap-mental positif peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
7) Meningkatkan imtaq sesuai ajaran agama yang dianut dalam kehidupan sehari-hari dan di lingkungan masyarakat.
3. Data Guru dan Karyawan
Guru : 44 Orang
Karyawan/staff : 10 Orang 4. Kegiatan Ekstrakurikuler
Tonti, karya ilmiah remaja, buletin, komputer, debat bahasa Inggris, pramuka, tari, basket, sepak bola, bola volley, dan musik.
5. Fasilitas Sekolah
Ruang kelas, laboratorium, ruang perkantoran, ruang ibadah, perpustakaan, ruang kegiatan siswa, ruang UKS, kamar mandi, kantin, kopsis, dapur, tempat parkir, dan lapangan.
110 BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai dengan Februari 2016. Responden penelitian ini adalah siswa SMA kelas XII IPS di wilayah Kabupaten Sleman yang menerapkan kurikulum 2006 dan sudah mendapatkan materi akuntansi siklus perusahaan jasa, yaitu siswa SMA N 1 Depok, SMA N 1 Mlati, SMA N 1 Tempel, SMA N 2 Sleman, SMA N 1 Ngaglik. Jumlah responden keseluruhan adalah 339 siswa, namun terdapat beberapa responden yang tidak hadir saat penelitian, maka data yang diperoleh adalah 295 siswa (response rate = 87%). Namun demikian, jumlah responden ini sudah melebihi N sampel yang berjumlah 285 responden.
1. Deskripsi Responden Penelitian a. Asal Sekolah
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Asal Sekolah No Asal Sekolah F Frekuensi Relatif
1 SMA N 1 Depok 75 25,4% 2 SMA N 1 Mlati 58 19,7% 3 SMA N 1 Tempel 42 14,3% 4 SMA N 2 Sleman 55 18,6% 5 SMA N 1 Ngaglik 65 22,0% Jumlah 295 100%
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang menjadi responden dalam penelitian adalah 295 siswa. Rinciannya sebagai berikut: 75 siswa (25,4%) dari SMA N 1 Depok, 58 siswa (19,7%) dari SMA N 1 Mlati, 42 siswa (14,3%) dari SMA N 1 Tempel, 55 siswa (18,6%) dari SMA N 2 Sleman, dan 65 siswa (22%) dari SMA N 1 Ngaglik.
b. Status Sekolah
Tabel 5.2
Status Sekolah Asal Siswa
No Asal Sekolah Status R Frekuensi Relatif 1 SMA N 1 Depok Negeri
295 100%
2 SMA N 1 Mlati Negeri 3 SMA N 1 Tempel Negeri 4 SMA N 2 Sleman Negeri 5 SMA N 1 Ngaglik Negeri
Jumlah 295 100%
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang menjadi responden penelitian ini adalah 295 siswa, dan seluruh responden (100%) berasal dari SMA Negeri.
c. Jenis Kelamin
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin F Frekuensi Relatif
1 Laki-laki 137 46,4%
2 Perempuan 158 53,6%
Jumlah 295 100%
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa jumlah responden penelitian ini sebanyak 295 dengan rincian 137 siswa (46,4%) berjenis
kelamin laki-laki dan 158 siswa (53,6%) berjenis kelamin perempuan. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan.
2. Deskripsi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan peneliti berjumlah 4 variabel, yaitu tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual, keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa. Variabel-variabel tersebut akan dideskripsikan berdasarkan PAP tipe II.
a. Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual
Jumlah pernyataan kuesioner yang dinyatakan valid sebanyak 33 butir dari 33 butir pernyataan (seluruhnya valid). Jadi jumlah butir pernyataan kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian sebanyak 33, jumlah skor maksimum yang dicapai adalah 33x5= 165, sedangkan untuk skor minimum adalah 33x1= 33. Berikut tabel interpretasi atas data yang diperoleh:
Tabel 5.4
Interpretasi Penilaian Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual No. Interval Skor F FR (%) Kategori 1 140-165 17 5,8% Sangat Tinggi 2 120-139 109 36,9% Tinggi 3 107-119 85 28,8% Cukup 4 94-106 61 20,7% Rendah 5 33-93 23 7,8% Sangat Rendah Jumlah 295 100%
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa 17 siswa (5,8%) memiliki persepsi tentang tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dengan kategori sangat tinggi, 109 siswa (36,9%) memiliki persepsi tentang tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dengan kategori tinggi, 85 siswa (28,8%) memiliki persepsi tentang tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dengan kategori cukup, 61 siswa (20,7%) memiliki persepsi tentang tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dengan kategori rendah, dan 23 siswa (7,8%) memiliki persepsi tentang tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dengan kategori sangat rendah. Dalam variabel ini diperoleh hasil perhitungan dengan skor terendah 73, dari skor tertinggi 159 sehingga didapat hasil perhitungan rata-rata (mean) adalah 115,498, nilai tengah (median) adalah 115, dan nilai modus adalah 125. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memiliki persepsi tentang tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dengan ketegori tinggi.
b. Keterampilan Berkomunikasi
Jumlah pernyataan kuesioner yang dinyatakan valid sebanyak 30 butir dari 35 butir pernyataan. Jadi jumlah butir pernyataan kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian sebanyak 30, jumlah skor maksimum yang dicapai adalah 30x5= 150, sedangkan
untuk skor minimum adalah 30x1= 30. Berkut tabel interpretasi atas data yang diperoleh:
Tabel 5.5
Interpretasi Penilaian Keterampilan Berkomunikasi No. Interval Skor F FR (%) Kategori 1 127-150 46 15,6% Sangat Tinggi 2 109-126 139 47,1% Tinggi 3 97-108 80 27,1% Cukup 4 85-96 27 9,2% Rendah 5 30-84 3 1,0% Sangat Rendah Jumlah 295 100%
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa 46 siswa (15,6%) memiliki keterampilan berkomunikasi dengan kategori sangat tinggi, 139 siswa (47,1%) memiliki keterampialn berkomunikasi dengan kategori tinggi, 80 siswa (27,1%) memiliki keterampilan berkomunikasi dengan kategori cukup, 27 siswa (9,2%) memiliki keterampilan berkomunikasi dengan kategori rendah, dan 3 siswa (1,0%) memiliki keterampilan berkomunikasi dengan kategori sangat rendah. Dalam variabel ini diperoleh hasil perhitungan dengan skor terendah 72, dari skor tertinggi 146 sehingga didapat hasil perhitungan rata-rata (mean) adalah 112,922, nilai tengah (median) adalah 112, dan nilai modus adalah 104. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memiliki keterampilan berkomunikasi dengan kategori tinggi.
c. Integritas Pribadi
Jumlah pernyataan kuesioner yang dinyatakan valid sebanyak 20 butir dari 26 butir pernyataan. Jadi jumlah butir pernyataan kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian sebanyak 20, jumlah skor maksimum yang dicapai adalah 20x5= 100, sedangkan untuk skor minimum adalah 20x1= 20. Berkut tabel interpretasi atas data yang diperoleh:
Tabel 5.6
Interpretasi Penilaian Integritas Pribadi No. Interval Skor F FR (%) Kategori 1 85-100 7 2,4% Sangat Tinggi 2 73-84 67 22,7% Tinggi 3 65-72 113 38,3% Cukup 4 57-64 82 27,8% Rendah 5 20-56 26 8,8% Sangat Rendah Jumlah 295 100%
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa 7 siswa (2,4%) memiliki integritas pribadi dengan kategori sangat tinggi, 67 siswa (22,7%) memiliki integritas pribadi dengan kategori tinggi, 113 siswa (38,3%) memiliki integritas pribadi dengan kategori cukup, 82 siswa (27,8%) memiliki integritas pribadi dengan kategori rendah, dan 26 siswa (8,8%) memiliki integritas pribadi dengan kategori sangat rendah. Dalam variabel ini diperoleh hasil perhitungan dengan skor terendah 45, dari skor tertinggi 91 sehingga didapat hasil perhitungan rata-rata (mean) adalah 67,5085, nilai tengah (median) adalah 67, dan nilai modus adalah 64. Dengan demikian
maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memiliki integritas pribadi dengan kategori cukup.
d. Minat Belajar
Jumlah pernyataan kuesioner yang dinyatakan valid sebanyak 20 butir dari 20 butir pernyataan (seluruhnya valid). Jadi jumlah butir pernyataan kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian sebanyak 20, jumlah skor maksimum yang dicapai adalah 20x5= 100, sedangkan untuk skor minimum adalah 20x1= 20. Berkut tabel interpretasi atas data yang diperoleh:
Tabel 5.7
Interpretasi Penilaian Minat Belajar
No. Interval Skor F FR (%) Kategori
1 85-100 17 5,8% Sangat Tinggi 2 73-84 68 23,0% Tinggi 3 65-72 88 29,8% Cukup 4 57-64 73 24,8% Rendah 5 20-56 49 16,6% Sangat Rendah Jumlah 295 100%
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa 17 siswa (5,8%) memiliki minat belajar dengan kategori sangat tinggi, 68 siswa (23,0%) memiliki minat belajar dengan kategori tinggi, 88 siswa (29,8%) memiliki minat belajar dengan kategori cukup, 73 siswa (24,8%) memiliki minat belajar dengan kategori rendah, dan 49 siswa (16,6%) memiliki minat belajar dengan kategori sangat rendah. Dalam variabel ini diperoleh hasil perhitungan dengan skor terendah 37, dari skor tertinggi 99 sehingga didapat hasil perhitungan rata-rata (mean) adalah 66,92542, nilai tengah
(median) adalah 67, dan nilai modus adalah 70. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memiliki minat belajar dengan kategori cukup.
B. Pengujian Hipotesis
Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi Spearman karena dalam penelitian ini menggunakan jenis data ordinal, yang diolah dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 For Windows.
1. Pengujian Hipotesis 1
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H� : Tidak ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan keterampilan berkomunikasi.
H� : Ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan keterampilan berkomunikasi.
Hasil uji korelasi antara hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dan keterampilan berkomunikasi adalah sebagai berikut:
Tabel 5.8
Hasil Uji Korelasi Antara Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual dan Keterampilan Berkomunikasi
Correlations
Kontekstual Komunikasi Spearman's rho Kontekstual Correlation Coefficient 1.000 .578**
Sig. (1-tailed) . .000
N 295 295
Komunikasi Correlation Coefficient .578** 1.000 Sig. (1-tailed) .000 .
N 295 295
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Berdasarkan tabel 5.8 tampak bahwa nilai Sig. (1-tailed) adalah 0,000 < α 0,01, maka dapat disimpulkan bahwa H� diterima dan H�
ditolak. Artinya ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan keterampilan berkomunikasi. Nilai Correlation Coefficient (Spearman’s rho) adalah (+) 0,578, nilai tersebut menunjukkan adanya korelasi positif (+) artinya semakin tinggi keterlaksanaan pembelajaran kontekstual maka semakin tinggi pula keterampilan berkomunikasi yang dimiliki siswa dan sebaliknya semakin rendah keterlaksanaan pembelajaran kontekstual maka semakin rendah pula keterampilan berkomunikasi yang dimiliki siswa. Angka 0,578 menunjukkan keeratan korelasi antara kedua variabel tersebut termasuk dalam kategori cukup karena berada di antara 0,40-0,599.
Dengan demikian maka kesimpulan yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran
kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan keterampilan berkomunikasi dengan kategori cukup dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian ini karena hubungannya signifikan.
2. Pengujian Hipotesis 2
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H� : Tidak ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan integritas pribadi.
H� : Ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan integritas pribadi.
Hasil uji korelasi antara hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dan integritas pribadi adalah sebagai berikut:
Tabel 5.9
Hasil Uji Korelasi Antara Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual dan Integritas Pribadi
Correlations
Kontekstual Integritas Spearman's rho Kontekstual Correlation Coefficient 1.000 .272**
Sig. (1-tailed) . .000
N 295 295
Integritas Correlation Coefficient .272** 1.000 Sig. (1-tailed) .000 .
N 295 295
Berdasarkan tabel 5.9 tampak bahwa nilai Sig. (1-tailed) adalah 0,000 < α 0,01, maka dapat disimpulkan bahwa H� diterima dan H�
ditolak. Artinya ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan integritas pribadi. Nilai Correlation Coefficient (Spearman’s rho) adalah (+) 0,272, nilai tersebut menunjukkan adanya korelasi positif (+) artinya semakin tinggi keterlaksanaan pembelajaran kontekstual maka semakin tinggi pula integritas pribadi yang dimiliki siswa dan sebaliknya semakin rendah keterlaksanaan pembelajaran kontekstual maka semakin rendah pula integritas pribadi yang dimiliki siswa. Angka 0,272 menunjukkan keeratan korelasi antara kedua variabel tersebut termasuk dalam kategori lemah karena berada di antara 0,20-0,399.
Dengan demikian maka kesimpulan yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan integritas pribadi dengan kategori lemah dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian ini karena hubungannya signifikan.
3. Pengujian Hipotesis 3
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H� : Tidak ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan minat belajar.
H� : Ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan minat belajar.
Hasil uji korelasi antara hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dan minat belajar adalah sebagai berikut:
Tabel 5.10
Hasil Uji Korelasi Antara Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual dan Minat Belajar
Correlations
Kontekstual Minat Spearman's rho Kontekstual Correlation Coefficient 1.000 .647**
Sig. (1-tailed) . .000
N 295 295
Minat Correlation Coefficient .647** 1.000 Sig. (1-tailed) .000 .
N 295 295
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Berdasarkan tabel 5.10 tampak bahwa nilai Sig. (1-tailed) adalah 0,000 < α 0,01, maka dapat disimpulkan bahwa H� diterima dan H�
ditolak. Artinya ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan minat belajar. Nilai Correlation Coefficient
(Spearman’s rho) adalah (+) 0,647, nilai tersebut menunjukkan adanya korelasi positif (+) artinya semakin tinggi keterlaksanaan pembelajaran kontekstual maka semakin tinggi pula minat belajar yang dimiliki siswa dan sebaliknya semakin rendah keterlaksanaan pembelajaran kontekstual maka semakin rendah pula minat belajar yang dimiliki siswa. Angka 0,647 menunjukkan keeratan korelasi
antara kedua variabel tersebut termasuk dalam kategori kuat karena berada di antara 0,60-0,799.
Dengan demikian maka kesimpulan yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dan minat belajar dengan kategori kuat dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian ini karena hubungannya signifikan.