• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengertian Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis atau dengan sebutan menulis merupakan suatu bentuk keterampilan berbahasa di samping tiga keterampilan yang lain, yaitu keterampilan mendengarkan (menyimak), keterampilan berbicara dan keterampilan membaca. Keempat keterampilan itu pada dasarnya merupakan satu kesatuan atau catur tunggal Tarigan dalam Mohammad Siddik.35

Menulis merupakan salah satu aspek dari keterampilan berbahasa.

Selanjutnya Tarigan menjelaskan dalam Mohammad Siddik “menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.”36

Mohammad Sidiq menjelaskan “Menulis berarti melahirkan atau mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui suatu lambang (tulisan). Tentu saja segala lambang (tulisan) yang dipakai haruslah merupakan hasil kesepakatan para pemakai bahasa yang satu dan lainnya saling memahami.

Apabila seseorang diminta untuk menulis maka berarti ia akan mengungkapkan pikiran dan/atau perasaannya ke dalam bentuk tulisan. Jadi menulis itu berarti melakukan hubungan dengan tulisan.”37 Dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan hasil dari sebuah pemikiran seseorang yang diungkapkan dengan bentuk tulisan yang sudah disepakati bersama sesuai dengan bahasa masing-masing.

2. Tujuan Menulis

Secara garis besar, penulis dengan tulisannya berupaya untuk memberikan atau menyampaikan segala bentuk dan macam informasi kepada pembaca.

Tentu saja penulis dengan karyanya itu berharap agar pembaca menerima semua yang diungkapkannya sebagai masukan yang berharga. Di sini ada semacam unsur memengaruhi dari penulis kepada pembaca. Bila tujuan

35 Mohammad Siddik, Dasar-Dasar Menulis dengan Penerapannya, (Malang: Tunggal Mandiri Publishing, 2016), h. 2.

36 Ibid., h.5.

37 Dalman, Op.Cit., h. 3-4.

penulis tercapai, maka dengan sendirinya pembaca telah merasa mendapatkan sesuatu dari penulis.38

Tujuan menulis tidak bisa dipisahkan dengan tujuan penulis. Penulis mengharapkan apa yang telah di pikiran lalu diungkapkannya melalui tulisan tersebut hasilnya dapat diterima dengan baik oleh pembaca.

3. Menulis Merupakan Komunikasi Tertulis

Dengan kegiatan menulis ini, sungguh memperluas jangkauan komunikasi antara penulis dengan pembaca yang bukan saja untuk satu masa dengan penulis, tetapi bisa berlanjut untuk lapisan pembaca yang akan datang.

Artinya, dengan tulisan yang disusun oleh penulis seorang penulis, maka ia akan bermanfaat bagi generasi sesudahnya. Melalui karya tulis tentu akan melestarikan segala khazanah ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang. Kita ambil contoh, betapa hebat dan beruntung nya Buya Hamka, sebagai ulama, budayawan, pujangga, dan sekaligus pengarang, sehingga kebesaran beliau akan terasa. Hamka banyak menulis buku yang berhubungan dengan agama, kehidupan, sastra dan budaya. Rupanya Hamka mempunyai keistimewaan khusus, beliau lancar dan menarik bila berbicara serta pandai pula mengarang.39

Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu: penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca.40

Supriadi mengatakan menulis merupakan suatu prses kreatif yang banyak melibatkan cara berfikir divergen (menyebar) daripada konvergen (memusat).

Menulis merupakan proses penyampaian informasi secara tertulis berupa hasil kreativitas penulisnyadengan menggunakan cara berpikir yang kreatif, tidak monoton dan tidak terpusat pada satu pemecahan masalah saja. Penulis dapat

38 Ibid, h. 3-4.

39 Ibid.

40 Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), h. 3.

menghasilkan berbagai bentuk dan warna tulisan secara kreatif sesuai dengan tujuan dan sasaran tulisannya.41

Menulis dalam prosesnya akan menggunakan kedua belahan tak. Menulis adalah sebuah proses mengait-ngaitkan antara kata, kalimat, paragraf maupun antara bab secara logis agar dapat dipahami. Proses ini mendorong seorang penulis harus berpikir secara sitematis dan lgis sekaligus kreatif.

4. Langkah-langkah Dasar Menulis

Terdapat beberapa langkah-langkah dasar menulis, di antaranya:

a. Penentuan tema dan judul

Gorys Keraf menjelaskan bahwa memberikan suatu batasan singkat tentang tema, yaitu suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan Poerwardarminta yang diolah kembali oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa disebutkan bahwa arti kata tema, antara lain adalah pokok pikiran atau dasar cerita (yang dipercakapkan, yang dipakai sebagai dasar mengarang).

b. Perumusan masalah dan pembatasan masalah

Perumusan masalah berarti suatu penjelasan tentang hal yang dikarang.

Hal itu biasa dilakukan dengan menjelaskan bentuk pengungkapan yang ada pada judul. Sedangkan, pembatasan masalah adalah hal yang mendasar bagi karangan karena dari situ pengarang dapat meyakinkan pembaca bahwa hal yang sudah dibatasi itulah yang akan dibicarakannya.

c. Penetapan Metode Penulisan dan Tujuan Penulisan

Metode penulisan merupakan cara yang ditempuh penulis dalam membuat suatu karangan. Pada dasarnya metode penulisan ada dua, yakni: 1) metode kepustakaan, dan 2) metode observasi. Metode kepustakaan dilakukan dengan cara mempelajari berbagai buku atau bahan bacaan yang dianggap relevan dengan masalah yang dikarang. Metode observasi dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk mengadakan pengamatan. Tujuan penulisan merupakan kehendak yang ingin dicapai sehubungan dengan pembuatan suatu karangan.

41 Ibid, h. 5.

d. Kerangka karangan

Gorys Keraf mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap. Kerangka karangan juga biasa disebut “outline”

e. Penataan karangan42

Penataan karangan merupakan upaya meninjau kembali hal yang telah penulis cantumkan dan yang penulis kembangkan dalam kerangka karangan.

E. Puisi

1. Pengertian Puisi

Secara etimologis puisi berasal dari bahasa Yunani yaitu poites, yang berarti pembangun, pembentuk dan pembuat. Sementara menurut bahasa Latin yaitu poeta, artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan dan menyair.

Shahnon Ahmad dalam Pradopo mengutarakan bahwa puisi adalah bentuk pemikiran manusia dengan unsur berupa emosi, imajinasi, ide, nada, irama, kesan, pancaindra, susunan kata, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.43

Puisi adalah bentuk kesusastraan yang paling tua. Karya-karya besar di dunia yang bersifat monumental ditulis dalam bentuk puisi. Puisi tidak hanya dipergunakan untuk penulisan karya-karya besar, namun ternyata puisi juga sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Dunia telah diperindah dengan adanya puisi.44

Somad menjelaskan dalam Sulkifli bahwa puisi merupakan media ekspresi penyair dalam menuangkan gagasan atau ide. Lebih dalam lagi, puisi menjadi ungkapan terdalam kegelisahan hati penyair dalam menyikapi suatu peristiwa.

Biasanya dalam sebuah karya, dalam hal ini puisi dapat mencerminkan rekaman peristiwa yang terjadi pada suatu masa tertentu.45

Sementara Kosasih dalam Sulkifli mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna. Keindahan

42 Mohammad Siddik, Op.Cit., h.7-23.

43Elvi Susanti, Keterampilan Berbicara, (Depok: PT. RajaGrafindo Persada), h.71.

44 Herman J. Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1987), h. 1.

45 Sulkifli dan Marwati, “Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri Satu Atap 3 Langgikima Kabupaten Konawe Utara”, Jurnal Bahasa Vol. 1, No. 1, Maret 2016, h. 4.

sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam puisi disebabkan oleh pemadatan segala unsur bahasa.46 Dalam kamus besar Bahasa Indonesia puisi diartikan sebagai ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait.47

Puisi adalah salah satu bentuk kesusastraan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa yakni dengan mengkosentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi terdiri atas dua unsur pokok yakni struktur fisik dan struktur batin. Kedua bagian itu terdiri atas unsur-unsur yang saling mengikat keterjalinan dan semua unsur itu membentuk totalitas makna yang utuh.48

Struktur batin puisi terdiri atas: tema, nada, perasaan, dan amanat;

sedangkan stuktur fisik puisi terdiri atas: diksi, pengimajian, kata kongkret, majas, versifikasi, dan tipografi puisi. Majas terdiri atas lambang dan kiasan, sedangkan versifikasi terdiri atas: rima, ritma, dan metrum.49

2. Jenis-Jenis Puisi

Puisi dibedakan ke dalam dua jenis, yakni puisi berdasarkan zaman dan berdasarkan sudut pandang penulis puisi.50

a) Berdasarkan Zaman a) Puisi Lama

Puisi lama dikenal pada masa Melayu lama, puisi-puisi dengan aturan atau kaidah penulisan yang kuat begitu nampak pada puisi lama.

b) Puisi Baru

Puisi baru adalah puisi yang sedikit mengabaikan aturan-aturan baku sebuah puisi, dengan kata lain bentuk puisi baru lebih bebas dalam perwajahannya.

b) Bedasarkan Sudut Pandang dan Orientasinya a) Puisi Lirik

Puisi lirik adalah puisi yang mengutamakan perasaan atau gambaran hati, pengalaman, perenungan, dan penghayatan yang bersifat individual dan subjektif seorang penyairnya.

b) Puisi Simbolik

Semua teks sastra pada dasarnya memang bersifat simbolis. Tapi, dalam definisi ini kaitannyadalam seni baca puisi, puisi simbolik lebih dimaksudkan sebagai bentuk puisi yang bersifat abstrak. Jenis puisi ini banyak mengandung kata, baris kalimat, dan bait yang sukar dipahami arti dan maknanya.

c) Puisi Naratif

Puisi naratif adalah puisi yang berbentuk tuturan, cerita, atau kisah yang disampaikan penyairnya.

d) Puisi Dramatik

Puisi jenis ini seolah menampilkan sebuah naskah di dalamnya. Puisi ini ditulis dengan teknik tertentu untuk mencapai keindahan audio dan visual saat puisi ini disampaikan.

c) Berdasarkan Isi dan Tema Puisi a) Puisi Pamflet

Puisi jenis ini sering disamakan dengan puisi sosial, namun makna sosial dianggap memiliki konotasi yang terlalu luas, dan pada dasarnya setiap puisi memang mengandung unsur sosial. Puisi ini berisikan kritik-kritik terhadap sebuah otoritas dan mampu mewakili suara rakyat pada tujuan puisi ini.

b) Puisi Feminis

Puisi ini cenderung membahas atau menyuarakan masalah kesetaraan gender, penindasan, dan ketidakadilan sistem budaya terhadap kaum perempuan.

c) Puisi Religius

Puisi ini memiliki kecenderungan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan gaib di luar alam semesta, sehingga dikategorikan sebagai puisi religius. Puisi ini menekankan eksistensi Tuhan dalam kehidupan manusia.

d) Puisi Humor

Puisi yang diciptakan untuk menghibur hati penyair maupun pembaca dan pendengar puisi tersebut. puisi ini berisi gurauan mendalam pada setiap unsurnya.51

3. Menulis Puisi

Menulis puisi sebagai sebuah proses kreatif, tetap harus memperhatikan pembentuk puisi. Hal tersebut juga dikuatkan oleh Waluyo dalam Yuli Nurrahmawati yang menyebutkan bahwa seseorang yang hendak menulis puisi harus memperhatikan ciri-ciri kebahasaan puisi. Adapun ciri-ciri kebahasaan puisi adalah sebagai berikut.52

a. Pemadatan makna

Puisi bukan merupakan deretan kata-kata yang membentuk kalimat dan alinea, tetapi membentuk larik dan bait yang sama sekali berbeda hakikatnya dengan kalimat, karena larik memiliki makna yang lebih luas dari kalimat.

b. Pemilihan kata

Faktor yang dipertimbangkan dalam memilih kata adalah (1) makna kias (bukan makna sebenarnya); (2) lambang (penggantian suatu hal atau benda dengan hal atau benda lain); (3) persamaan bunyi atau rima.

c. Kata konkret, dalam arti atau sudut pandang pembaca.

d. Pengimajinasian

Kata atau susunan kata yang dapat memperjelas atau memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair.

e. Irama

Berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Irama dapat juga berarti pegantian keras-lembut, tinggi-rendah, atau panjang-pendek kata secara berulang-ulang dengan tujuan menciptakan gelombang yang memperindah puisi.

f. Tata wajah, tata wajah membentuk gambar yang mewakili maksud tertentu.

51 Elvi Susanti, Ibidt, h. 77.

52 Yuli Nurrahmawati, “Keefektifan Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Model Experiential Learning Berbantuan Video Bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Sentolo, Kulon Progo”, (Skripsi Universitas Negreri Yogyakarta, 2013), h.13.

Selain memahami ciri-ciri kebahasaan puisi, sebelum seseorang menulis seharusnya mengetahui karakteristik yang membedakan puisi dengan karangan yang lain sebagai berikut menurut Kosasih dalam Yuli Nurahmawati:

a) Puisi itu padat makna

b) Puisi banyak menggunakan kata-kata konotasi c) Puisi mengutamakan keindahan kata-kata d) Puisi disajikan dalam bentuk monolog

e) Puisi dibentuk dalam bait-bait atau baris-baris yang tidak selesai, bukan dalam bentuk paragraf

Sedangkan menurut Warsanto dalam Yuli Nurahmawati, langkah-langkah menulis puisi adalah sebagai berikut.

a) Menentukan tema yang disenangi, baik mengenai alam, keindahan, kehidupan sosial, ketuhanan, dan lain-lain

b) Menentukan urutan gagasan pokok

c) Mengamati atau mengobservasi objek yang akan ditulis d) Menentukan pilihan kata yang tepat

e) Menulis majas yang sesuai dengan konteks f) Mengembangkan ide gagasan pokok tersebut g) Menulis puisi secara keseluruhan.53

Dokumen terkait