• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterbukaan Informasi

Dalam dokumen Media Lokal Kontestasi Tren Dinamika dan (Halaman 71-75)

Perjalanan demokrasi Indonesia menghadapi tantangan yang kompleks. Idealnya demokrasi seharusnya tumbuh secara alamiah sesuai dengan potensi budaya, politik, dan masyarakat. Namun, perjalanan demokrasi di Indonesia mengalami fase naik turun. Salah satu yang menjadi indikator adalah posisi dan kekuatan publik sebagai benteng pertahanan dan kualitas demokrasi. Jika menilik perjalanan demokrasi Indonesia harus diakui ada percepatan sehingga proses konsolidasi dan maturasi

demokrasi ada yang yang timpang dan tidak matang hingga pada beberapa proses menimbulkan paradogs. Seharusnya proses pematangan demokrasi diikuti dengan kesadaran kolektif warga dalam memerjuangkan virtue publik berkelanjutan.

Kekuatan dan posisi publik menjadi benteng demokrasi karena ia menjadi pengawal utama cita-cita demokrasi. Agen ini relatif steril dari kepentingan bisnis dan kekuasaan dan menjadi pengawal sejati perjalanan demokrasi demi kebaikan publik. Posisi agen ini seharusnya tidak bisa diintervensi oleh kekuatan pasar dan negara dan senantiasa mampu memperkuat diri menjadi penyeimbang bagi kekuatan politik agen lain. Posisi publik di tengah kontestasi politik tidak boleh berada dalam kuasa hegemonik dan harus sejajar dengan aktor politik yang lain sehingga publik memiliki soliditas bagi pengawal perjalanan demokrasi. Kenyataannya, selama ini posisi dan kekuatan konsolidasi publik sering naik turun tergantung soliditas publik. Pada saat awal reformasi kita melihat posisi publik yang kuat, tetapi terus melemah seiring dengan mobilisasi tokoh-tokoh sipil naik menjadi kekuatan negara (penguasa, pen).

Harus diakui relasi publik dan negara serta pasar selama ini agak timpang. Publik senantisas dalam posisi yang terus melemah seiring dengan pertumbuhan kapitalisme dan liberalisasi ekonomi negara. Peran publik semakin termarginalisasi oleh kekutan pasar dan negara. Situasi ini memang terjadi hampir di berbagai negara yang tengah mengalami transisi demokrasi. Alih-alih akan menuju demokrasi justru melahirkan liberalisasi yang mengancam kekuatan dan kedaulatan publik.

Patut disimak pula bahwa hampir sebagian besar negara maju juga memiliki pengalaman dalam menghadapi liberalisasi. Mereka mampu menghadang liberalisasi melalui tata kelola

pemerintahan yang bersih dan mendorong penguatan civil society. Penguatan civil society melalui intrumen keterbukaan informasi mampu mendesakkan agenda-agenda publik menjadi isu utama proses demokrasi akan bisa dikendalikan dan tetap berada direlnya dengan baik. Cita-cita untuk memiliki tata pemerintahan yang baik untuk masa depan yang lebih baik bisa dijalankan dengan jalan memperkuat peran publik. Agar publik mampu menjadi pengawas yang baik maka berbagi informasi dan adanya akses yang cukup terhadap informasi publik itu harus dibuka. Selama ini justru ketertutupan informasi itu yang membuat malapraktik dan dominasi kelompok tertentu atas urusan publik. Disitu letak asal muasal dari munculnya korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Keterbukaan informasi memang tidak berprinsip membuka segalanya tetapi tetap berada dalam menjaga kepentingan publik. Dengan demikian pengelolaan informasi publik juga didesain sesuai perkembangan dan kebutuhan publik, informasi dapat dikategorikan dalam beberapa kategori agar dapat didayagunakan secara efesien dan bermanfaat. Infomasi publik adalah informasi yang terkait dengan kemaslahatan publik. Publik memiliki hak untuk tahu karena menyangkut hajat hidupnya, menyangkut masa depannya, menyangkut nasib atas perkembangan masa depannya. Dengan demikian ini menjadi hak dasar dan harus dijamin oleh negara. Jika hak ini sudah dijamin, maka publik harus terus disadarkan dan didorong untuk memiliki kesadaran untuk menggunakan secara bertanggungjawab. Bertanggungjawab harus menjadi perhatian karena masih banyak pihak tidak mampu bertanggungjawab atas informasi yang didapatnya sehingga sering terjadi distorsi.

regulasi yang menyangkut publik akan lebih berkualitas. Alasan yang bisa diajukan karena regulasi telah mendapat masukan, aspirasi, pendapat dan dukungan publik. Publik akan turut berkontribusi atas kebijaakn dan regulasi tersebut sehingga secara moral memiliki tanggungjawab untuk melaksnakan dan mendukung regulasi tersebut. Dalam jangka panjang hal ini akan membuat relasi masyarakat dan negara menjadi positif dan saling mendukung.

Dalam konteks pelayanan publik, keterbukaan informasi juga akan membuat keluhan, keberatan publik justru menjadi berkurang. Publik telah mendapatkan saluran atas berbagai pertanyaan yang selama ini muncul dalam benaknya dan tersedia jawaban melalui berbagai media informasi publik. Keterbukaan benar-benar merupakan investasi masa depan.

Sejarah juga membuktikan bahwa bangsa yang maju selalu bisa adaptif, cepat, dan bisa memanfaatkan peluang dalam perubahan. Semua itu direspons melalui keterbukaan informasi. Terbukti negara yang responsif terhadap informasi memiliki keuggulan untuk memeroleh keuntungan. Apalagi saat ini aset

yang penting bagi negara telah berubah dari yang sifatnya fisik menjadi non fisik. Kreativitas dan inovasi menjadi kunci dalam mengelola asset non fisik yang sifatnya intagible tersebut. Negara yang responsif terhadap informasi seperti USA, Kanada, Jepang, Finlandia, Perancis, Jerman, Inggris, dan Australia terbukti telah memeroleh keuntungan lebih cepat atas perubahan yang ada dimasyarakat. Kini negara tersebut juga kian membuka diri dengan melakukan kerja sama untuk merancang skema upaya responsif bersama masyarakat (media massa dan LSM) dengan prinsip kolaboratif, dan saling percaya guna mendorong kesetaraan dan keadilan dalam bidang informasi (akses). Masyarakat maju

semakin menuntut adanya kesetaraan, saling berbagi (shared meaning) kepemilikan informasi berbanding sejajar dengan tingkat ekonomi, budaya, dan penguasaan teknologi.

Masyarakat harus terus didorong agar selalu butuh informasi. Tahapan inilah yang sering disebut sebagai learning society, masyarakat yang tiada henti belajar. Belajar dan menjadikan informasi menjadi aset dan pengembangan industri kreatif di masyarakat. Informasi untuk masa depan yang lebih baik dan melalui keterbukaan informasi untuk memeroleh jaminan akan akses dan partisipasi publik.

Dalam keterbukaan informasi publik, semua pihak khususnya badan publik harus menyiapkan diri dan terus beradaptasi dengan perubahan. Sebagai konsekuensi hak publik untuk memperoleh Informasi yang dikuasai oleh badan publik. Kewajiban badan publik untuk menyediakan dan mengumumkan Informasi Publik (secara cepat, tepat waktu, biaya ringan/proporsional, dan cara sederhana). Jaminan bagi publik untuk mengajukan keberatan dan gugatan apabila mendapat hambatan dalam memperoleh Informasi Publik. Kewajiban Badan Publik untuk membenahi sistem dokumentasi dan pelayanan Informasi Publik. Pengecualian Informasi Publik bersifat ketat dan terbatas.

Dalam dokumen Media Lokal Kontestasi Tren Dinamika dan (Halaman 71-75)