• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

1. Interaksi antara ukuran perusahaan dengan audit delay

Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa faktor ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Hasil penelitian Subekti (2005) terhadap 72 sampel yang diteliti, menyatakan bahwa ukuran perusahaan dengan indikator total assets

berpengaruh signifikan terhadap variabel audit delay. Aryati dan Maria (2005) dalam penelitiannya terhadap 50 perusahaan go public yang

terdaftar di BEJ, menyatakan bahwa ukuran perusahaan yang diukur dengan total assets memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay.

Rachmawati (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Terkait dengan ketepatwaktuan laporan keuangan tahunan, ukuran perusahaan juga merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan.

Berdasarkan analisis dan temuan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut:

H1: ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay.

2. Interaksi antara reputasi auditor dengan audit delay

Kualitas auditan berpengaruh terhadap kredibilitas laporan keuangan ketika perusahaan go public. Oleh karena itu, underwritter yang memiliki reputasi tinggi, menginginkan emiten yang dijaminnya, memakai auditor yang mempunyai reputasi tinggi pula. Auditor yang memiliki reputasi tinggi, akan menggunakan auditor yang memiliki reputasi, keduanya akan mengurangi underpricing.

Subekti (2005) menunjukkan bahwa kantor akuntan publik internasional atau yang lebih dikenal di Indonesia sebagai the big four

membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menyelesaikan audit, karena KAP tersebut dianggap dapat melaksanakan audit secara lebih efisien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya.

Menurut Utami (2006) bahwa reputasi auditor berpengaruh secara simultan terhadap audit delay. Di samping itu KAP besar memperoleh insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibanding KAP lainnya. Waktu audit yang lebih cepat juga merupakan cara KAP besar untuk mempertahankan reputasinya. Selain itu, KAP besar memiliki jumlah auditor yang banyak dan mereka sering mendapatkan pelatihan.

H2: Reputasi auditor berpengaruh terhadap audit delay.

3. Interaksi antara opini audit dengan audit delay

Pada umumnya opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) merupakan opini yang tidak diharapkan oleh semua manajemen. Semakin tidak baik opini yang diterima oleh perusahaan maka semakin lama laporan keuangan auditan dipublikasikan. Laporan keuangan yang disampaikan tidak tepat waktu mencerminkan ketidakpatuhan perusahaan terhadap peraturan yang ada.

Menurut Subekti (2005) dalam penelitiannya mengenai faktor -faktor yang mempengaruhi audit delay di Indonesia, menyimpulkan bahwa opini audit secara signifikan memiliki pengaruh terhadap proses audit delay. Utami (2006) berpendapat bahwa opini audit memiliki pengaruh secara simultan terhadap audit delay.

Subekti (2005) berpendapat bahwa audit delay yang lebih panjang dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion. Hal ini dikarenakan proses pemberian pendapat selain unqualified opinion tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis dan perluasan lingkup audit, sedangkan perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion

merupakan suatu berita yang baik bagi perusahaan. Perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion akan melaporkan laporan keuangan tepat waktu. Opini audit yang baik (unqualified opinion) harus mengemukakan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit sesuai dengan ketentuan standar akuntansi keuangan dan tidak ada penyimpangan material yang dapat mempengaruhi pengambilan suatu keputusan.

H3: Opini audit berpengaruh terhadap audit delay.

4. Interaksi antara profitabilitas dengan audit delay

Untuk menilai tingkat profitabilitas perusahaan dilihat dari EBIT (laba bersih sesudah pajak). Perusahaan yang mengumumkan rugi atau tingkat profitabilitas yang rendah, maka akan membawa reaksi negatif terhadap pasar dan turunnya penilaian atas kinerja perusahaannya. Sedangkan, perusahaan yang mengumumkan laba yang tinggi akan berdampak positif terhadap penilaian pihak lain atas kinerja perusahaannya. Sedangkan, perusahaan yang mengumumkan laba yang tinggi akan berdampak positif terhadap penilaian pihak lain atas kinerja perusahaannya.

Rachmawati (2008) dalam penelitiannya mengungkapkan pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap audit delay. Kartika (2009) pun mengungkapkan penelitiannya bahwa profitabilitas memiliki pengaruh terhadap audit delay.

Ada beberapa alasan yang mendorong terjadinya kemunduran laporan publikasi yaitu pelaporan laba atau rugi sebagai indikator good news atau bad news atas kinerja menejerial perusahaan dalam setahun. Serta berkaitan dengan akibat yang ditimbulkan pasar terhadap pengumuman tersebut.

H4: Profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay.

5. Interaksi antara solvabilitas dengan audit delay

Alasan yang dapat mendukung hubungan antara debt to assets ratio

adalah pertama, bahwa total debt to total assets ratio mengindikasikan kesehatan dari perusahaan. Proporsi total debt to total assets ratio yang tinggi akan meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor akan meningkatkan perhatian bahwa ada kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya. Kedua, mengaudit utang memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan mengaudit modal. Biasanya mengaudit utang lebih melibatkan banyak staf dan lebih rumit dibandingkan mengaudit modal. Dalam hal ini perusahaan akan mengurangi resiko dengan mengundurkan publikasi laporan keuangannya dan mengulur waktu dalam laporan auditnya. Ini memberikan tanda ke pasar bahwa perusahaan dalam tingkat resiko yang tinggi.

Dalam beberapa penelitian solvabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Supranoto (1990:198) mengemukakan bahwa solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo. Analisis solvabilitas difokuskan terutama pada reaksi dalam neraca yang menunjukan kemampuan untuk melunasi utang lancar dan utang tidak lancar. Sedangkan menurut Prayogi (2009) dalam penelitiannya mengungkapkan solvabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay.

H5: Solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay.

6. Interaksi antara ukuran perusahaan, reputasi auditor, opini audit, profitabilitas, dan sovabilitas terhadap audit delay

Menurut Aryati dan Maria (2005) dalam penelitiannya terhadap 50 perusahaan go public yang terdaftar di BEJ, menyatakan bahwa ukuran perusahaan yang diukur dengan total assets memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Subekti (2005) menunjukkan bahwa kantor akuntan publik internasional atau yang lebih dikenal di Indonesia sebagai the big four membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menyelesaikan audit, karena KAP tersebut dianggap dapat melaksanakan audit secara lebih efisien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya.

Utami (2006) berpendapat bahwa opini audit memiliki pengaruh secara simultan terhadap audit delay. Rachmawati (2008) dalam penelitiannya mengungkapkan pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap audit delay. Utami (2006) dalam penelitiannya mengemukakan solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay.

Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut:

H6: ukuran perusahaan, reputasi auditor, opini audit, profitabilitas, dan solvabilitas berpengaruh secara signifikan dan simultan terhadap audit delay.