• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

5.3. Struktur Perekonomian dan Potensi Ekonomi

6.1.4. Keterkaitan Antar Sektor Ekonomi

6.1.4.2. Keterkaitan ke Depan

Keterkaitan ke depan menunjukkan bahwa peran suatu sektor ekonomi dalam menyediakan output yang digunakan sebagai input oleh sektor lain akibat peningkatan satu satuan permintaan akhir sektor tersebut (Rachman, 1993). Tabel

15 menyajikan sepuluh sektor dengan nilai keterkaitan langsung ke depan terbesar di Provinsi Aceh pada tahun 2009.

Tabel 15. Lima Sektor Ekonomi yang Memiliki Nilai keterkaitan Langsung ke Depan di Provinsi Aceh Tahun 2009

No Nama Sektor Keterkaitan Dengan Sektor Nilai

Keterkaitan Total Sektor

1 Perdagangan 1). Bangunan

2). Jasa perbengkelan 3). Industri barang lain

4). Industri makanan, minuman dan tembakau

5). Industri obat-obatan dari jamu

0.13587 0.13149 0.12636 0.10450 0.08823 2.02938

2 Industri pupuk urea dan kimia dasar

1). Industri pupuk urea dan kimia dasar 2). Pala

3). Industri obat-obatan dari jamu 4). Industri barang lain

5). Kopi 0.21260 0.16751 0.14808 0.10561 0.09923 1.67079

3 Pertambangan gas 1). Pengilangan minyak dan gas 2). Listrik

3). Industri pupuk urea dan kimia dasar 4). Industri semen 5). Pertambangan gas 0.51357 0.46321 0.33816 0.07195 0.04778 1.47080

4 Angkutan jalan raya 1). Industri barang lain 2). Bangunan 3). Jasa perbengkelan

4). Industri obat-obatan dari jamu 5). Industri penggergajian kayu dan

bangunan dari kayu

0.07672 0.06586 0.06480 0.05493 0.05014 1.29303

5 Industri makanan, minuman dan tembakau

1). Perhotelan 2). Ternak dan hasilnya 3). Peternakan lainnya 4). Perikanan darat 5). Restoran 0.19755 0.18284 0.17147 0.16928 0.12806 1.27244

Sumber: Tabel IO Updating Provinsi Aceh Tahun 2009 (Diolah)

Nilai pada Tabel 15 menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi diatas memiliki nilai keterkaitan langsung ke depan relatif besar dibandingkan dengan sektor ekonomi lain yang ada di Provinsi Aceh. Dari hasil penghitungan analisis keterkaitan langsung ke depan diperoleh sektor perdagangan sebagai sektor dengan nilai keterkaitan langsung ke depan dengan seluruh sektor ekonomi terbesar yaitu Rp 2.02938. Hal ini berarti apabila sektor perdagangan mengalami peningkatan output sebesar satu rupiah akan memberikan efek yang paling besar terhadap peningkatan output sektor-sektor lainnya yaitu sebesar Rp 2.02938. Pasca tsunami 2004, sektor perdagangan di Provinsi Aceh menunjukkan laju

pertumbuhan yang relatif besar. Kondisi ini disebabkan oleh pemulihan yang berlangsung di sub perdagangan besar dan eceran, sehingga sektor ini mampu memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi di Provinsi Aceh.

Dengan adanya kenaikan output di sektor perdagangan maka akan meningkatkan distribusi output sektor perdagangan, sehingga membuat sektor lain memiliki input produksi yang lebih banyak. Kondisi seperti ini akan membuat sektor lainnya meningkatkan pula proses produksinya yang pada gilirannya juga akan mendistribusikan output yang lebih banyak lagi. Apabila dicermati menurut sektor perekonomian, terlihat bahwa sektor perdagangan mempunyai keterkaitan langsung ke depan terbesar dengan sektor bangunan (sektor 36) dengan nilai keterkaitan sebesar Rp 0.13587. Artinya peningkatan output pada sektor perdagangan sebesar Rp 0.13587 akan meningkatkan output sektor bangunan sebesar Rp 0.13587. Interpretasi ini sama halnya untuk keterkaitan ke depan sektor perdagangan dengan sektor jasa perbengkelan (53), sektor industri barang lain yang belum tercakup (sektor 33), sektor industri makanan, minuman dan tembakau (sektor 21) dan industri obat-obatan dari jamu (sektor 29). Kondisi ini menunjukkan bahwa semua barang dan jasa yang menjadi output sektor perdagangan dapat dimanfaatkan sebagai input antara oleh semua sektor perekonomian di Provinsi Aceh.

Selain sektor perdagangan, sektor industri pupuk urea dan kimia dasar memiliki nilai keterkaitan langsung ke depan yang relatif besar dengan seluruh sektor ekonomi lain secara total sebesar Rp 1.67079. Hal ini mempunyai arti bahwa apabila adanya peningkatan permintaan akhir pada sektor pupuk urea dan

kimia dasar sebesar Rp 1.67079 maka output di sektor lain juga akan meningkat sebesar Rp 1.67079. Provinsi Aceh memiliki dua industri pupuk terbesar yaitu PT. Pupuk Iskandar Muda dan PT. Asean Aceh Fertilizer yang terdapat di kota Lhokseumawe. Kedua industri tersebut mampu menghasilkan pupuk urea dan kimia dasar yang dibutuhkan oleh sektor lain. Sektor yang memiliki keterkaitan langsung ke depan terbesar dengan sektor industri pupuk urea dan kimia dasar adalah sektor pala, sektor kopi, sektor industri jamu dan sektor industri lainnya dalam melakukan proses produksinya memerlukan input dari sektor industri pupuk urea dan kimia. Interpretasi ini sama halnya untuk sektor yang memiliki nilai keterkaitan langsung ke depan terbesar dengan sektor ekonomi lain. Untuk melihat peringkat terbesar keterkaitan langsung ke depan sektor-sektor lainnya dapat dilihat pada Lampiran 11.

Sementara itu selain keterkaitan langsung ke depan, untuk melihat gambaran perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah maka keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan sangat penting untuk dianalisis. Analisis keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan menunjukkan pengaruh langsung dan tidak langsung dari kenaikan permintaan akhir terhadap satu unit output sektor i di suatu wilayah terhadap peningkatan output seluruh sektor

perekonomian baik di wilayah tersebut maupun di wilayah lainnya. Peningkatan output yang terjadi lebih disebabkan oleh peningkatan distribusi output sektor i,

sehingga meningkatkan input produksi sektor lainnya.

Tabel 16 menyajikan lima sektor dengan nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan terbesar. Sektor pertambangan gas merupakan sektor dengan nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan terbesar dengan

nilai keterkaitan sebesar Rp 4.99485. Artinya apabila terjadi peningkatan pemintaan akhir maka sektor pertambangan gas akan memberikan pengaruh paling besar pada peningkatan output seluruh sektor perekonomian termasuk sektor pertambangan gas itu sendiri secara total jika dibandingkan dengan pengaruh yang ditimbulkan oleh sektor lainnya sebesar Rp 4.99485. Dengan kata lain apabila terjadi peningkatan output sektor pertambangan gas akan menyebabkan terjadinya peningkatan pada sektor-sektor perekonomian yang ada. Peningkatan ini disebabkan karena semakin banyaknya output sektor pertambangan gas yang didistribusikan, sehingga meningkatkan input produksi sektor-sektor perekonomian yang ada dan menyebabkan peningkatan output pada sektor-sektor perekonomian tersebut. Untuk intepretasi misalnya di Provinsi Aceh sektor pertambangan gas memiliki nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan secara keseluruhan sebesar Rp 4.99485 dengan sektor ekonomi yang lain. Sektor ekonomi yang memiliki keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan dengan sektor pertambangan gas adalah sektor itu sendiri, sektor listrik, sektor pengilangan minyak dan gas, sektor industri pupuk urea dan kimia dasar dan sektor air minum. Artinya sektor pertambangan dalam melakukan aktivitasnya mampu menghasilkan output yang dialokasikan untuk sektor itu sendiri dan untuk sektor ekonomi lain. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa perkembangan ekonomi di Provinsi Aceh sangat dipengaruhi oleh perkembangan sektor pertambangan gas, mengingat di Aceh memiliki dua perusahaan besar pertambangan gas yaitu PT. Arun dan PT. Exxon Mobil Oil. Interpretasi ini sama dengan interpretasi untuk sektor ekonomi lain yang memiliki nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan seperti yang terdapat dalam Tabel 16.

Untuk melihat peringkat nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan sektor ekonomi disajikan pada Lampiran 11. Secara lengkap keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan untuk sepuluh sektor terbesar dapat di lihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Lima Sektor Ekonomi yang Memiliki Nilai keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Depan di Provinsi Aceh Tahun 2009

No Nama Sektor Keterkaitan Dengan Sektor Nilai

Keterkaitan Total Sektor 1 Pertambangan gas 1). Pertambangan gas

2). Listrik

3). Pengilangan minyak dan gas 4). Industri pupuk urea dan kimia dasar 5). Air minum 1.05018 0.64795 0.54817 0.47409 0.29151 4.99485 2 Perdagangan 1). Perdagangan 2). Bangunan

3). Industri makanan, minuman dan tembakau

4). Industri barang lain 5). Jasa perbengkelan 1.04191 0.15111 0.15030 0.14585 0.14426 3.87949

3 Industri pupuk urea dan kimia dasar

1). Industri pupuk urea dan kimia dasar 2). Pala

3). Industri obat-obatan dari jamu 4). Kopi

5). Industri barang lain

1.27472 0.21984 0.19832 0.14350 0.13744 3.42661

4 Ternak dan hasilnya 1). Ternak dan hasilnya

2). Industri makanan, minuman dan tembakau 3). Perhotelan 4). Peternakan lainnya 5). Perikanan darat 1.16591 0.89630 0.18887 0.15795 0.15460 3.19687

5 Pengilangan minyak dan gas 1). Pengilangan minyak dan gas 2). Angkutan udara

3). Angkutan laut dan sungai 4). Angkutan jalan raya 5). Listrik 1.01589 0.31729 0.21569 0.14408 0.13752 2.91083

Sumber: Tabel IO Updating Provinsi Aceh Tahun 2009 (Diolah)

Berdasarkan Tabel 15 dan Tabel 16, menunjukkan sektor pertanian memiliki nilai keterkaitan langsung ke depan yang relatif kecil dibandingkan sektor ekonomi lain. Dari keseluruhan sektor ekonomi, sektor ternak dan hasilnya memiliki nilai keterkaitan langsung ke depan yang relatif tinggi yaitu sebesar Rp 0.77781 dan berada pada peringkat ke-9 terbesar dibandingkan dengan sektor pertanian lainnya. Dilihat dari keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan,

sektor ternak dan hasilnya memiliki nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan sebesar Rp 3.19687 dan berada pada peringkat ke-4 (Lampiran 11). Apabila dibandingkan dengan nilai keterkaitan langsung ke depan, sektor ini memiliki nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan yang relatif lebih tinggi. Nilai tersebut mengandung arti bahwa setiap terjadi peningkatan sektor ternak dan hasilnya sebesar satu rupiah maka akan menaikkan output dari sektor ternak dan hasilnya yang dialokasikan secara langsung dan tidak langsung pada sektor lain secara total sebesar Rp 3.19687. .

Dokumen terkait